Nur Azizah gadis biasa yang telah dijual oleh tantenya sendiri untuk menebus rumah yang akan disita. Nur tidak menyangka, nasibnya akan tragis. Saat orang yang membeli tubuhnya berusaha menodai gadis itu, dengan susah payah Nur berusaha kabur dan lari jauh.
Dalam aksi pelariannya, Nur justru dipertemukan dengan seorang pria kaya raya. Seorang pria tajir yang katanya tidak menyukai wanita.
Begitu banyak yang mengatakan bahwa Arya menyukai pria, apa benar begitu?
Rama & Irna
Masih seputar pria-pria menyimpang yang menuju jalan lurus. Kisah Rama, si pria dingin psiko dan keras. Bagaimana kisah Irna hidup di sisi pria yang mulanya menyukai pria?
Jangan lupa baca novel Sept yang lain, sudah Tamat.
Rahim Bayaran
Istri Gelap Presdir
Dea I Love You
Menikahi Majikan
Instagram Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Pemaksaan
Suamiku Pria Tajir #15
Oleh Sept
Rate 18+
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, Arya terlihat gelisah. Sejak tadi ia menatap jam rolexxx yang melingkar di pergelangan tangan.
"Nur ... aku mau keluar. Kamu di sini saja. Jangan ke mana-mana!"
Arya meraih kunci mobil di atas meja. Pria itu memutuskan untuk menemui Rama di rumah pribadinya. Ancaman Rama bukan main-main, ia tahu betul Rama itu seperti apa. Possessive dan sedikit berani.
***
Kediaman Rama, pria itu duduk dengan wajah di dingin. Sebelah tangannya memainkan gelas wine yang isinya hampir habis.
"Berani sekali kamu menikah?" mendadak sorot mata itu menyalak marah. Meremas gelas cantik itu hingga pecah.
Pyarrrrr
Serpihan gelas berserakan di atas lantai. Mendengar suara keributan, bibi penjaga rumah langsung mendekat.
"Biarkan! Jangan sentuh!" sentak Rama pada asisten rumah tangganya.
Seketika, Bibi pun mundur. Tidak mau tuan besarnya menyemburkan api, wanita itu langsung masuk ke dalam lagi. Membiarkan pecahan gelas tercacar seperti apa adanya.
Sesaat kemudian, terdengar deru mobil yang berhenti di halaman rumahnya. Yakin itu adalah Arya, bibir Rama langsung mengembang.
"Kau telat lima detik!" sindir Rama. Tangannya pun sudah siap memegang ponsel, sepertinya ia memang ingin menghancurkan Arya.
"Katakan! Apa maumu?"
"Mauku? Hahaha!" Rama tertawa seram.
Arya memejamkan mata, menahan kesal. Mengapa bisa berhubungan dengan pria di depannya itu. Ia merutuki masa lalunya.
"Ikut denganku!" titah Rama kemudian. Pria berbadan tegap nan tampan itu berjalan melewati Arya.
Mereka yang melihat paras Rama yang tampan dan body atletis, pasti tidak mengira. Bahwa Rama menyukai pria. Apalagi Arya, ia terobsesi pada pewaris KCF Group tersebut.
"Aku tidak mau basa-basi, berikan semua foto yang kamu miliki, hancurkan semua malam ini." Kali ini Arya bicara tegas dan sedikit mengancam.
"Cih! Kenapa? Apa kau takut istri barumu tahu?"
"Jangan seperti perempuan! Aku tidak suka omong kosong dan bertele-tele!"
Rama makin marah, Arya yang dulu lembut kini terlihat garang. Ia tidak suka, ia suka Arya yang selalu bisa membuat hatinya tenang.
"Apa wanita itu cantik? Mengapa kau sangat berubah?"
"Aku tidak punya waktu untuk membahasnya, sekarang mana foto-foto itu!"
"Benar-benar berubah ... duduklah! Akan aku ambilkan!"
Ketika berbalik, Rama tersenyum licik. Ia sudah memiliki sesuatu untuk Arya. Beberapa saat kemudian, seseorang datang, bibi masuk membawa dua gelas minuman.
"Silahkan, Tuan."
Arya hanya mengedipkan mata. Setelah memberikan minum, Bibi pergi ke dalam lagi.
BUKKK
Rama datang, pria itu langsung melempar banyak foto di atas meja.
"Ini belum semuanya, aku sengaja mencetaknya untuk kenang-kenangan," ucap Rama sembari mengamati dua gelas yang masih utuh.
Sedangkan Arya, ia mengambil semua foto itu. Melemparnya ke arah perapian di dekat sana, menyalakan korek dan membakar semuanya.
"Jangan bodoh! Aku bilang itu belum semuanya!" pancing Rama, ia sepertinya menunggu dan mempermainkan emosi Arya.
"Apa maumu sesungguhnya?" Dengan kuat, Arya menarik kerah kemeja Rama.
"Mauku? ... aku mau kau tetap di sisihku!"
"Jangan gila!"
Brukk
Arya mendorong Rama sampai membentur lemari di belakang pria tersebut.
"Hahaha!"
Rama terkekeh, pria itu kemudian mendekati Arya.
"Aku akan diam, dunia pun tidak akan tahu. Tetaplah menikah, tapi tetap juga di sisihku!" Rama menyeringai penuh kemenangan. Ketika melihat Arya yang prustasi dan mengambil salah satu gelas.
Arya yang kepalanya mau pecah, memilih minum untuk mendinginkan isi dalam kepalanya. Permintaan Rama sangat gila, meski ia tidak tertarik pada wanita, saat ini ia juga tidak tertarik pada pria. Arya sudah hilang selera pada dua-duanya.
"Terima saja tawaran dariku!" ucap Rama kemudian.
"Sebarkan saja! Aku sudah tak peduli!" Arya langsung bangkit. Dari pada menjalin hubungan tak sehat dengan Rama, lebih baik ia hancur sekalian.
"Hey, urusan kita belum selesai!" teriak Rama. Ia nampak marah saat Arya meninggalkan ruangan.
"Sial!" umpatnya menahan kesal.
PRANGGG
Rama yang sedang marah karena rencananya gagal, melempar apa saja yang ada di dekatnya.
Bibi terdiam di depan pintu, mau masuk tapi takut. Ia merasa kemarahan tuan besarnya itu sangat tidak wajar. Suka merusak barang mewah dan tidak terkontrol. Benar-benar sangat menakutkan kerja di rumah itu. Kalau bukan karena gajinya yang besar, rasanya Bibi mau mengundurkan diri saja.
***
Arya mengemudi dengan kecepatan tinggi, otaknya terasa panas, mengingat ulah Rama. Entah berapa kendaraan yang ia balap, saat ini pria itu sedang emosional.
Setelah mengendara puluhan kilo, akhirnya ia sampai di hotel. Begitu sampai dan masuk ke dalam kamar, ia menatap Nur yang kala itu sedang tidur. Gadis itu tidur sambil memeluk guling, terlihat nyenyak.
Arya yang sedang capek pikiran, memilih merebahkan tubuh di atas sofa. Tanpa ganti pakaian, ia langsung tiduran. Tangannya juga sibuk memijit pelipis, rasanya pusing.
Beberapa saat kemudian.
Arya melirik AC di dalam kamar, udara yang biasanya sejuk mengapa terasa gerah. Arya lantas bangkit dan berdiri. Pria itu memilih ke balkon saja, mencari hawa segar.
Aneh, rasa panas malah kian terasa. Ada yang tidak beres dalam tubuhnya. Arya merasa seolah terbakar, lama-lama jiwanya pun ikut bergejolak.
"Sial!"
Arya mengumpat, ini pasti ulah Rama. Pasti pria itu mencoba menjebak dirinya lagi. Arya yang sudah kegerahan, mengusap wajahnya dengan kasar. Setelah itu memutuskan ke kamar mandi.
Ia membasuh muka, berharap dapat kembali ke kesadaran utuh. Berkali-kali ia mebasuh mukanya, hingga bajunya sedikit basah.
Sedangkan Nur, gadis itu mulai mengerjap. Suara percikan air dan kran, mengusik tidurnya.
"Apa Mas Arya sudah pulang?" tanya Nur dalam hati.
Masih setengah mengantuk, Nur turun dari ranjang. Ia mau memeriksanya.
"Sudah pulang, Mas? Mau Nur bikinkan sesuatu?"
Pintu kamar masih terbuka lebar, saat Nur datang sambil bersuara, Arya langsung menatapnya dengan tatapan yang berbeda.
Terlihat jakun pria itu naik turun, dan Nur memperhatikan hal itu.
"Ada apa dengannya?" batin Nur. Kakinya mundur karena merasa takut.
"Dia sama! Dia sama seperti pria yang lainnya," gumam Nur sambil lari menuju pintu depan.
Klek Klek Klek
Nur panik mau keluar. Tapi, pintunya tidak bisa terbuka. Berkali-kali memutar handle pintu tapi tak mau terbuka juga.
Tap tap tap
Derap langkah Arya terdengar mencekam di telinga gadis itu.
"Jangan mendekat!"
Mata Arya sudah sangat merah, pria itu sepertinya sudah bener-bener terpengaruh obat dari Rama. Jiwanya sudah bergejolak, berkobar dan butuh seseorang untuk menolongnya. Ia akan tersiksa, bila tidak disalurkan.
"Lepaskan!" Nur semakin panik saat Arya menarik lengannya.
"Jangan Mas, jangan!" Nur mulai menangis, ia sangat takut dengan apa yang akan dilakukan Arya.
Tidak peduli, sekeras apapun gadis itu memohon. Arya malah membopong tubuh kecil itu ke atas ranjang. Bersambung.
Instagram : Sept_September2020
Fb : Sept September
Terima kasih untuk Komen, vote dan likenya ya ...