"Apa kau ingat? Saat SMA dan kuliah dulu, kau terus membuliku. Jadi sekarang, rasakan balas dendamku, wahai istriku!" Ucap Angkasa pada Leora.
'Angkasa, kau tidak tahu saja, kalau dendammu mengarah pada orang yang salah. Sayang sekali kau tidak akan percaya kalau aku menjelaskannya.' Gumam Leora memandangi Angkasa sambil menahan isakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15. Selidiki identitas Liona.
Part ini bisa membuat orang darah tinggi. Mohon tahan emosi dan jangan berhenti di tengah jalan😁😁😁🤭
Selamat membaca....
Keheningan di dalam mobil terus terjadi sampai mereka akan tiba di rumah.
"Aku ingin mengatakan sesuatu." Ucap Leora sembari mengepalkan tangannya berharap pria itu akan memberinya kesempatan.
"Hm?" Jawab Angkasa.
"Aku,, aku ingin bilang kalau sebenarnya, aku bukan Liona tapi Leora." Ucap Leora sembari mengamati ekspresi pria disampingnya.
Pria itu tidak menampakan ekspresi apapun selain wajah datar yang fokus mengemudi.
"Adikku memaksaku untuk bertukar identitas seperti ini karena ia merasa iri pada karirku. Aku tidak marah karena kau sudah memperlakukanku dengan buruk, hanya saja, aku mau supaya kau menghentikan balas dendammu pada adikku." Lagi kata Leora dengan tatapan masih mengamati pria yang terus berwajah datar.
"Kalau kau tidak percaya, kau bisa menyelidikinya." Lagi kata Leora.
"Aku percaya." Jawab Angkasa.
"Kau,, jadi kau sudah tahu?" Tanya Leora merasa amat terkejut karena pria itu ternyata sudah tahu.
Tapi angkasa tidak menjawab dengan kata-kata pria itu malah membelokkan setirnya dengan tiba-tiba hingga mobil mereka menepi.
Cit!!!!!
Bruk!
Leora yang tidak fokus langsung terbentur di dashboard mobil.
"Akkh!!" Rintih Leora memegangi kepalanya yang terasa amat sakit.
"Sakit?" Tanya Angkasa memandang penuh kebencian pada Leora.
Leora menatap menatap pria itu dan langsung gugup di tempatnya. "Maafkan aku!" Katanya.
"Maaf? Kau pikir meminta maaf semudah itu? Kau sudah berani menfitnah kakakmu yang baik itu, aku tahu kau perempuan yang licik, tapi aku bukan pria culun yang dulu kau kenal. Aku sekarang tidak mudah dibodohi, apalagi oleh perempuan sepertimu!" Teriak Angkasa.
"Maaf, tapi apa yang kau katakan itu memang benar. Aku adalah Leora, bukan Liona!" Ucap Leora menambah kemarahan Angkasa lalu pria itu mendekati Leora dan menjepit dagu Leora dengan tangan kanannya.
"Menagislah! Itu sangat menghibur." Ucap Angkasa menikmati wajah kesakitan Leora yang sudah dihiasi dengan air mata bening.
"Kumohon! Mmh!! Hah, hah, hah,,," Leora menangis di buat Angkasa.
"Bagus sekali,, itu terlihat sangat indah!" Kata Angkasa menambah kekuatan cengkramannya.
"Mmh,, mmh,, mmh!!!" Leora berusaha menarik tangan Angkasa supaya menjauh darinya, tapi tangan pria itu terlalu kuat. Ia hanya bisa mengulurkan tangannya untuk mencari benda-benda yang bisa menolongnya dan tanpa sengaja ia membuka pintu mobil.
Angkasa langsung menarik tangannya saat pintu mobil itu terbuka karena beberapa orang terlihat berjalan di trotoar dekat mereka.
Sementara Leora memanfaatkan kesempatan itu dan kabur dari mobil Angkasa.
Ia terus berlari menjauhi mobil itu, "Dasar pria berengsek!! Aku tak akan pernah memanafkanmu!" Ucap Leora terus berlari dan dikejar oleh mobil Angkasa.
Terdengar suara klakson dari belakangnya, tapi ia tak mendengar dan terus berlari. Karena saat itu Leona tak bisa berpikir dengan jernih, yang ada pada pikirannya hanya melangkahkan kakinya supaya menjauh dari mobil angkasa.
Barulah ketika ia tiba di pertigaan dan menyadari bahwa ia berlari pada arah yang salah.
Leora langsung putar balik membuat Angkasa begitu marah, karena mobilnya tidak bisa lagi mengikuti Leora.
"Perempuan itu! Dia berniat kabur dariku?!" Ucap Angkasa keluar dari mobil dan mengejar Leora.
Leora melihat Angkasa berlari cepat ke arahnya, ia langsung menambah kecepatan berlarinya.
"Aku,, aku harus menyebrang!" Pikir Leora saat melihat mereka dekat dengan kantor polisi.
Ia berusaha melihat jalanan, memperhatikan jika ia punya kesempatan untuk menyebrang.
Setelah merasa yakin ia tiba-tiba berbelok ke tengah jalan. Tapi seorang pengendara motor yang membalap, tak dapat ia hindari hingga ia tertabrak dengan keras.
Brak!!!!!!!
Leora merasa sangat damai saat tubuhnya melayang di udara hingga ia jatuh ke tanah dan kesadarannya memudar.
Darah yang segar mengalir di atas aspal, namun tidak berhenti disitu, motor yang tiba-tiba terjatuh di tengah jalan membuat beberapa pengendara mobil tidak bisa menguasai mobil mereka.
Terjadi kecelakaan beruntun hingga akhirnya mobil yang berguling dan berhenti di dekat Leora tiba-tiba saja meledak.
"Kecelakaan!"
"Astaga,, ada kecelakaan!"
"Ayo cepat tolong mereka!"
Suara-suara orang yang lalu-lalang di samping Angkasa tak mampu menarik perhatian pria itu.
Ia hanya terpaku di tempatnya melihat sesosok gadis yang sudah hilang dari tatapannya.
Beberapa mobil terbakar hingga ia tidak tahu di mana letak Leora, Apakah perempuan itu berada di tempat yang aman atau sudah berada di dalam kobaran api.
Sepuluh menit ia terpaku di tempatnya, lalu akhirnya ia bergerak menerobos para medis dan polisi yang sedang mengamankan lokasi.
"Cepat! Korban mengalami serangan jantung!"
"Di sini cepat!"
"Cepat kemari! 1 orang disini masih hidup!"
Teriakan-teriakan orang tak dihiraukan oleh Angkasa. Ia hanya berdiri di tempatnya, ia sudah tidak tahu lagi yang mana tubuh Leora.
"Tuan, apakah sala satu korban adalah keluarga Tuan?" Tanya Seorang tenaga medis yang melihat angkasa berdiri dengan linglung.
"Ya,, perempuan" jawab Angkasa dengan suara pelan.
"Kami sudah membawa 2 orang perempuan ke rumah sakit. Silakan Tuan langsung ke rumah sakit dan menunggu kabar di sana." Kata tenaga medis itu sebelum meninggalkan Angkasa.
Angkasa berjalan dengan linglung dan kembali ke mobilnya. Ia duduk di bangku kemudi sambil mengingat kejadian yang baru saja ia lihat.
"Perempuan itu, kenapa dia mati terlalu mudah?" Ucapnya sambil menatap kosong ke jalanan.
Tok.. tok... Tok...
Tiba-tiba Anggara datang mengetuk pintu mobil Angkasa.
Angkasa langsung keluar dan menyuruh Anggara mengemudikan mobilnya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Anggara yang terburu-buru datang saat menerima pesan dari pengawal Angkasa.
"Perempuan itu, dia dibawa ke rumah sakit. Mungkin saja sudah meninggal. Dia meninggal terlalu mudah!" Ucap Angkasa.
"Kau ini,, kau sudah menyiksanya terlalu kejam! Bagaimana bisa kau bilang itu terlalu mudah?" Ucap Anggara menggelengkan kepalanya.
"Terakhir kali aku berbicara dengannya dia bilang dia bukanlah Liona, tapi Leora." Ucap Angkasa kembali mengingat ucapan Leora.
"Leora? Jadi,, dia bilang sepeti itu?!" Tanya Anggara terkejut.
"Ya," jawab Angkasa masih dalam keadaan linglung.
Dia tidak tahu apakah dia merasa bersalah atau hanya merasa kehilangan sebuah objek pembalasan dendamnya. Tapi yang jelas dirinya seolah tak mau bersukacita atas kecelakaan Leora.
"Aku jadi ingat ucapan Tuan Alfian. Dia bilang Leora berubah aneh, perempuan itu tidak mengenalinya lagi saat pertemuan di Paris. Mungkinkah itu ada hubungannya dengan yang dikatakan oleh istrimu?" Tanya Anggara.
"Selidiki itu." Ucap Angkasa yang masih dalam tatapan kosong.
"Aku akan menyelidikinya nanti." Jawab Anggara sambil melihat pria disampingnya.
'Astaga,, Angkasa sudah bertindak terlalu kejam pada perempuan itu. Kalau sampai dia benar-benar Leora, mungkinkah pria ini akan mencoba bunuh diri lagi?' Gumam Angkasa yang merasa sangat takut.
Apakah sudah jam 21 WIB saat kalian selesai membaca part ini?
Semoga gak terlambat diluluskan oleh editor ya...
keras berbagai macam gaya
kau bahagia dengan angkasa bapak mu menghancurkan leluargamu
bapaknya sendiri memasukkan baby sugar di dalam rumahnya.
dan saking pintarnya istrinya percaya aja kalau Luna jalang itu adalah anak angkat Bambang tua bangke.
kurasa hanya Leora yang waras
dan ibunya terlalu polos mau aja di begoin sama suaminya
bagaimana dengan istrinya
anggara yg mnderita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
tpi kli like ttp ku tekan.
semngat n sukses selalu
krya2 nya bnr2 bagus.sampe berniat ttus baca tiap judul2 nya