Kisah Jovanka, seorang mahasiswi cantik yang bekerja sebagai seorang pengasuh empat anak laki-laki yang usianya bukan lagi anak-anak.
Empat anak laki-laki korban broken home membuat mereka terbiasa hidup mandiri meski tergolong orang berada. Meski awalnya beberapa dari mereka tidak sepenuhnya menerima kehadiran Jovanka, gadis itu membuat semuanya perlahan berubah.
Kehidupan Jovanka berubah sejak menjadi maid dan hidup serumah bersama empat laki-laki tampan. Perselisihan, pertengkaran, asmara, kisah manis dan kekeluargaan terjalin erat tanpa disadari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa wanita itu?
Jojo menyipit. Ini bukan pertama kalinya Leon mengungkapkan perasaan cintanya. Laki-laki itu sudah berkali-kali mengatakan cinta pada Jojo. Padahal, ia baru saja putus hubungan dengan seorang junior di kampusnya. Bisa-bisanya hatinya berubah secepat itu, membuat Jojo ragu dan tidak bisa mempercayainya.
"Maaf, Leon. Aku nggak bisa!" jawab Jojo dengan tegas.
"Kenapa?" tanya Leon.
"Kau baru satu bulan putus dengan mantan pacarmu, dan sudah lebih dari lima kali mengatakan cinta padaku. Apa semudah itu perasaanmu berpindah haluan?" tanya Jojo.
"Aku mencintaimu sejak aku masih berpacaran dengan gadis itu," jawab Leon tanpa rasa bersalah.
"Hah! kau mengkhianati pacarmu."
"Jojo, please!"
"Nggak, Leon! berhenti menggangguku!" seru Jojo. Ia berbalik dan berniat pergi meninggalkan Leon, namun laki-laki itu dengan cepat memegang lengannya.
"Kenapa kau keras kepala sekali menolakku. Apa yang kurang dariku, Jojo. Aku tampan, kaya, mobilku keren. Semua wanita tergila-gila padaku. Lalu, ada apa denganmu?" tanya Leon. "Apa jangan-jangan kamu memang nggak suka laki-laki?" lanjutnya.
Jojo melotot, menginjak kaki Leon dengan sepatunya hingga membuat laki-laki itu meringis kesakitan.
"Jaga mulutmu!" seru Jojo.
"Lalu apa masalahnya? apa yang membuatmu menolakku?" tanya Leon.
"Aku punya pacar. Dia lebih tampan dan lebih segala-galanya darimu!" jawab Jojo tegas. Entah ide dari mana ia mengatakan hal itu, namun ia berharap jawaban itu bisa membuat Leon puas dan melepaskannya.
Tidak disangka, Leon malah tertawa terbahak-bahak. Ia jelas tahu jika Jojo adalah gadis jomblo yang paling kuat di kampus ini. Sejak pertama kali mengenal Jojo, gadis itu sangat enggan menjalin hubungan dengan laki-laki manapun. Bahkan banyak orang curiga jika Jojo menyukai sesama jenis.
"Yang benar saja. Aku tahu segalanya tentangmu. Siapa yang akan percaya jika kau punya pacar," ucap Leon.
"Bagaimana jika aku bisa membuktikannya?" tanya Jojo dengan tatapan mata sengit.
"Oke, fine! jika kau bisa membuktikannya, aku akan berhenti mengejarmu. Tapi jika tidak, kau akan menerima cintaku. Bagaimana?" Leon sedikit membungkuk dan mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Jojo.
Jojo beringsut mundur. Ia berlari meninggalkan Leon yang masih berdiri dengan senyum mengembang.
"Ah, gila. Bagaimana bisa aku mengatakan jika aku punya pacar!" batin Jojo. Ia menyesal karena tidak berpikir panjang.
Setelah keluar dari gerbang kampus, Jojo memesan ojek online. Ia harus pulang ke rumah dengan segera. Ia masih mengkhawatirkan kondisi kesehatan Kalingga.
Sesampainya di rumah, Jojo dikejutkan dengan keberadaan Kai. Bocah laki-laki itu sudah asik berada di ruang tengah dengan stik game di tangan. Rupanya ia sudah pulang lebih awal dan bermain game.
Saat akan mendekati Kak, Kalingga datang dari arah dapur.
"Hei, Jojo. Kau sudah pulang?" tanya Kalingga.
"Ah, iya, Kak. Bagaimana keadaanmu?" tanya Jojo. Ia melihat Kalingga berjalan ke arahnya sambil membawa roti panggang.
"Aku sehat," jawab Kalingga singkat.
"Dan Kai, kau pulang lebih awal?" tanya Jojo. Ia mengalihkan pandangan pada Kai dengan bola mata melotot lebar. Kai tersenyum dan menampakkan seluruh barisan giginya.
"Dia bilang ada rapat guru. Jadi, semua murid dipulangkan lebih awal," sela Kalingga.
"Oh, begitu rupanya." Jojo mengangguk. Ia menyipit sambil memandang Kai.
"Buatkan aku sereal, Jo. Aku lapar!" pinta Kai.
"Ah, pandai sekali dia bersandiwara," batin Jojo. Ia menggeleng samar lalu meninggalkan Kalingga dan Kai di ruang tengah.
Setelah mandi dan berganti pakaian, Jojo membuat sereal kesukaan Kai seperti biasa. Ia lalu membawanya ke ruang tengah. Jojo sedikit membanting mangkuk berisi sereal di meja di hadapan Kai. Membuat bocah laki-laki itu berjengit kaget.
"Hei, pelan-pelan!" seru Kai. Jojo memperhatikan sekitarnya, memastikan jika Kalingga sedang tidak ada di sekitar mereka.
"Jelaskan padaku, tukang sandiwara!" ucap Jojo.
"Ah, iya. Aku hampir lupa." Kai nyengir kuda.
"Apa membolos adalah hobimu? apa ini bukan pertama kalinya?" tanya Jojo.
"Jojo! aku ini siswa teladan, aku anak pintar. Mana mungkin aku hobi membolos," ujar Kai membela diri.
"Lalu?" Jojo menyipit, menunggu bocah itu menjelaskan.
"Aku ... sedang diskors," jawab Kai sedikit berbisik.
"Hah, diskors!" seru Jojo lantang. Kai melotot, membungkam mulut Jojo dengan telapak tangannya.
"Jangan berteriak. Jika kakak tahu, tamatlah riwayatku," keluh Kai. Bocah laki-laki itu menjelaskan pada Jojo bagaimana ia bisa mendapatkan skorsing selama tiga hari dari sekolah.
Beberapa waktu lalu, Kai terlibat perkelahian dengan siswa dari sekolah lain. Bocah itu menjelaskan jika ia hanya membela salah seorang temannya yang dipukuli oleh sekelompok pelajar dari salah satu sekolah SMA swasta yang tidak jauh dari sekolahnya.
Kai tidak bermaksud mencari masalah atau memulai perkelahian. Ia hanya membela temannya, lalu ia pun ikut di keroyok oleh kumpulan pelajar tersebut. Beruntung, Kai sedikit banyak pandai dalam hal bela diri, jadi ia bisa menghajar beberapa pelajar yang mulai menyerangnya.
Hal itu rupanya dilaporkan oleh pihak sekolah lawannya. Kai terbukti melakukan tindak kekerasan. Bocah itu tidak bisa membela diri, karena beberapa pelajar lawan memang babak belur karena sudah ia hajar. Sementara teman yang ia bela, juga tidak dipercaya oleh pihak sekolah meski bersaksi dengan jujur. Akhirnya, mereka berdua mendapatkan hukuman yang sama.
"Tolong bantu aku, hanya kamu yang bisa menolongku, Jo. Please!" pinta Kai. Ia menyerahkan selembar kertas yang di lipat kecil ke tangan Jojo. Bocah laki-laki itu menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"Apa ini?" tanya Jojo. Belum sempat ia membaca isi kertas, terdengar suara bel berbunyi dari ruang tamu.
Jojo segera memasukkan kertas pemberian Kai ke dalam saku. Ia bergegas menuju pintu dan melihat siapa tamu yang datang.
"Selamat siang. Dengan siapa?" tanya Jojo. Seorang wanita tinggi bertubuh ramping dengan gaun ketat dan seksi berdiri di depan pintu.
"Di mana Kalingga?" tanya wanita itu. Tanpa menjawab pertanyaan Jojo, ia melenggang masuk ke dalam rumah, seolah sudah terbiasa datang ke rumah ini.
"Hei, Nona. Siapa kamu? dan ada urusan apa mencari kak Kalingga?" tanya Jojo. Ia menahan wanita itu sebelum masuk lebih jauh.
Wanita berambut panjang yang di gerai lurus sepinggang itu menyipit. Memperhatikan Jojo dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Apa kau pembantu?" tanya wanita itu. Dari cara bicaranya, ia seperti seorang wanita berkelas dan sombong.
Meski begitu kenyataannya, Jojo merasa sedikit tersinggung dengan pertanyaan wanita itu.
"Saya pengasuh di rumah ini," jawab Jojo.
"Pengasuh? apa ada anak-anak di sini?" tanyanya.
Kai mendengar suara yang cukup ia kenali dari ruang tengah. Ia meletakkan sereal di tangannya dan menyusul Jojo ke ruang tamu. Ia pun terkejut dengan kehadiran wanita di depan Jojo.
🖤🖤🖤
terimakasih akak... 🙏🙏☺️