Kisah Cinta antara seorang duda beranak satu dengan gadis cantik yang ternyata adalah adik dari asistennya sendiri.
Semuanya berawal ketika Ghea bertemu dengan bocah tampan bernama Gathan. Dilanjutkan dengan pertemuan Ghea dengan Gavin, yang ternyata adalah ayah dari Gathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BatagorAci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 14
Hari yang ditunggu pun tiba, lusa yang dinanti-nanti oleh Ghea maupun sang bunda telah tiba. Gavin nanti malam akan mengunjungi kediaman kekasihnya dengan sang putra siapa lagi kalo bukan Gathan. Bahkan saking antusiasnya Gathan terus merengek agar Gavin cepat-cepat pulang dan pergi ke rumah Ghea bersamanya.
"Daddy ayo pulang, nanti mommyh nungguin kita, dad." Ucap Gathan dengan maksud tertentu. Gavin menyunggingkan senyumannya mendengar perkataan putranya.
"Ini masih siang boy, kan ngundangnya nanti malem. Sabar ya anak daddy." Balas Gavin sambil menepuk pelan puncak kepala sang putra.
"Tapi lama, dad." Guman Gathan lemas. Apakah bocah tampan itu kuat untuk tidak bertemu dengan Ghea sampai nanti malam? Pastinya kuat, mengingat beberapa hari kemaren juga Gathan kuat tidak bertemu dengan Ghea karna Ghea sibuk nugas kampus.
"Gathan kalo ngantuk bobok diruang daddy aja, ntar kalo pulang daddy bangunin. Oke." Ucap Gavin pada Gathan.
"Iya, dad." bocah imut dan tampan itu melangkah gontai menuju ruang pribadi Gavin.
Ditempat lain lebih tepatnya kediaman keluarga Ghea. Disana Bunda Citra tengah sibuk berperang dengan peralatan dapur, lagi-lagi Ghea pun menjadi sasaran karna tidak mau membantu.
"Ghea kamu buruan bantuin potongan sayurannya , jangan main hp terus sayang!" Seru Bunda Citra memerintah putrinya yang malah asik makan keripik kentang di sofa sambil main hp.
"Bunda kan acaranya ntar malem, kok udah sibuk sih? Ghea lagi makan keripik loh." Jawab Ghea sambil bermalas-malasan diatas sofa.
"Adek buruan bantuin bundaaa, astaga kompor nya kebakaran!!!" Teriak bunda heboh dari arah dapur. Ghea yang mendengar teriakan sang bunda menyebut 'kebakaran' langsung melepas toples keripik kentang nya dan juga ponselnya. Ghea langsung berlari tunggang langgang menuju dapur.
Bahkan tanpa melihat kondisi sebenarnya, Ghea langsung mengambil air dari kamar mandi dan menaruhnya didalam bak, niatnya untuk memadamkan kompor yang kebakaran itu. Ghea sosok pemberani Sekali!
"Bunda awas biar adek siram." Teriak Ghea dari kejauhan.
"Eh eh kamu mau ngapain? mau siram apa? itu air dalam ember buat apa?" tanya bunda.
"Bunda asepnya makin gede!" Pekik Ghea. Bunda Citra menggeser sedikit tubuhnya agar tidak menghalangi kompor yang digunakan untuk masak.
"Ya banyak asap lah, orang bunda manggang daging." Celetuk bunda sambil menunjuk potongan daging sapi diatas teplon pemanggang.
"Tadi katanya kompor nya kebakaran, udah padam?" tanya Ghea bingung.
"Nggak ada yang kebakaran. Udah kamu balikin lagi tuh air ketempat asalnya, habis itu kamu bantuin bunda potong-potong sayur. Jangan main hp lagi!" Ucap bunda Citra.
"Bunda ngerjain Ghea ya? ih sebel banget sih, bunda NGESELIN!" gerutu Ghea sambil mencebikkan bibirnya karna bunda nya telah mengerjainya. Dengan malas Ghea mengembalikan ember berisi air itu ke kamar mandi bawah.
"Mana yang mau dibantuin potong bund?" tanya Ghea yang sudah berdiri tepat disamping sang bunda.
"Gini dong, anak gadis itu mainnya di dapur bukan di sofa." Ucap bunda Citra, lagi-lagi Ghea yang merasa tersindir hanya mendengus saja. Mana berani Ghea mengumpat bundanya sendiri, apalagi kalo sampe ketahuan bisa diomeli habis dia. Dan Ghea juga tak mau dicap sebagai anak durhaka karna berani mengumpat orang tuanya diam-diam.
"Bunda ku yang cantiknya subhanallah, mana sayurnya biar Ghea potong." Pinta Ghea dengan nada lembut dan sopan.
"Itu udah bunda pisahin dikeranjang, kamu tinggal kupasin kulitnya jangan tebel-tebel, habis itu kamu potong kayak dadu kentang sama wortelnya. Terus kamu goreng bentar, abis itu baru kamu tumis lagi pake bumbu yang udah bunda buatin, jangan lupa jeroan ayamnya kamu masukin dek." Jelas Bunda panjang lebar agar Ghea paham.
"What the hell?" batin Ghea melongo.
Bolehkan Ghea berteriak sekeras mungkin?
Ini bukan sekedar bantu doang, tapi masak juga iya! pikirnya.
"Ayo buruan dikerjain dek, ini udah sore loh. Jangan buang-buang waktu, nggak baik." Ucap Bunda Citra.
"Iya bund iya." Guman Ghea. Dengan mengumpulkan semangatnya Ghea pun memulai acara masak-masak bersama ibunya dengan biasa aja. Walau masih belum bisa membuat bumbu masakan yang lebih enak dari bundanya, setidaknya Ghea masih ada keahlian dibidang lainnya, misal potong sayur, kupas sayur, masak sayur, dll. Itu bukan hal yang buruk untuk dibanggakan.
Waktu sudah menjelang petang. Senja sudah bersiap mengucapkan salam perpisahan, dan akan bertemu lagi diesok hari nanti.
Masakan yang Bunda Citra dan Ghea buat akhirnya telah selesai dimasak. Kini telah berjajar rapi beberapa hidangan makanan yang nampak lezat di meja makan rumah Ghea.
"Kok abang sama ayah kamu belum pulang ya, dek?" Tanya bunda Citra. Setelah selesai masak-masak kini waktunya untuk membersihkan kekacauan dibagian dapur, Ghea pun ikut serta membersihkan dapur bersama Bundanya.
"Mungkin macet, atau kerjaannya numpuk kali." Balas Ghea dengan tangan yang masih sibuk mengelap meja.
"Mungkin-
"Assalamuaikum."
"Waalaikumsalam." Ghea dan Bunda menoleh ke arah sumber suara.
Ternyata Satya dan ayah Juan baru pulang dari kantor, dan berjalan beriringan masuk kedalam rumah.
"Lagi apa nih bund?" tanya Satya.
"Lagi masak Tya, nanti kan mantan boss kamu makan malem disini. Kan udah janji kemaren sama Ghea." Jawab bunda yang berjalan menghampiri ayah Juan. Wanita paruh baya itu menghampiri suaminya dan menyalami ayah Juan. Kemudian beralih mengambil tas kerja ayah Juan.
Sungguh pemandangan itu sangat romantis, dan hal itu tak luput dari pandangan Satya maupun Ghea.
"Ayah mau ngopi atau ngeteh dulu? biar bunda siapin air anget dulu buat ayah mandi." Tawar bunda Citra pada Ayah Juan.
"Ayah langsung mandi aja bund." Balas Ayah Juan.
"Oh ya udah, ayah duluan ke kamar. Ntar bunda nyusul. Ini masih beresin dapur dikit, ayah tungguin ya dikamar." Balas Bunda.
"Barengan aja bund, bunda sekalian mandiin ayah. Bunda belum bersih-bersih kan?" Ucap Ayah sambil menaik turunkan alisnya menggoda sang istri.
Bunda langsung mengangguk sambil tersipu malu.
Sedangkan Satya dan Ghea, jangan ditanya lagi kedua anak manusia itu langsung memalingkan wajah mereka ke sembarangan arah. Mereka juga malah ikutan salting, melihat adegan uwuuww antara kedua orang tuanya itu.
Tak habis pikir, bisa-bisanya ayah mereka yang bisa dibilang tak muda lagi malah minta untuk dimandikan oleh bunda?
"Ayah jangan gitu ah, bunda malu nih diliat sama anak-anak." Guman Bunda malu-malu.
"Hehe mereka juga pasti ngerti kok bun, ayo temenin ayah mandi. Gerah banget nih ayah, ntar jangan lupa pijit plus-plus ya hehe." Ucap Ayah dengan frontal, tanpa disaring membuat bunda Citra spontan memukul pelan lengan sang suami.
"AYAH BURUAN MANDI!!!" Teriak Satya dan Ghea bersamaan.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya teman-teman.
Vote, like, komen, dan langsung klik favorit buat karya saya ini. Dukungan kalian pasti jadi penyemangat author.
Makasih....