Di temukan oleh seseorang di pinggir jalan dengan keadaan sangat kurus dan lemas Senia di bawa pulang dan di rawat dan dibesarkan dengan kasih sayang dan perhatian .
Ketika suatu hari kedua orang tuanya secara paksa membawanya pulang ke rumah dengan berbagai macam alasan membuat Senia merasa bingung antara bertahan bersama keluarga baru atau kembali bersama kedua orang tuanya .
Kejadian demi kejadian kembali teringat dipikirannya dan menyadarkannya akan perbuatan kedua orang tuanya di masa lalu tapi ia mempunyai rencana sendiri .
Ikuti terus kisahnya sampai selesai .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 BERTEMU DI ACARA WISUDA
Perjalanan padat karena banyaknya kendaraan mengalami kemacetan membuat cuaca sangat panas , deru mesin bersahutan dan asap mengepung area membuat sekitar nampak buram .
Tak pernah terpikirkan setiap orang untuk mencari solusi, bagaimana cara keluar dari situasi seperti ini . Yang ada hanya keluh kesah dan meratapi setiap harinya , namun tindakannya tidak ada . Entah apa yang akan terjadi kedepannya .
“Kenapa harus melewati jalan ini sih , lewat yang lain kan bisa ," kata Adit mengeluh pada kedua orang tuanya .
Mereka hendak pergi ke acara wisuda Imran . Padahal ada jalan alternatif lain agar bisa sampai di universitas tempat Imran belajar . Bian lebih memilih jalan raya karena lebih cepat daripada muter kelamaan siapa sangka justru terjebak kemacetan .
"Maaf , sebentar lagi juga jalan ," kata Bian menenangkan anaknya .
Tidak hanya Adit yang kesal ,istrinya dan juga Aluna pun sama kesalnya . Aluna menggerutu tidak jelas dengan suara lirih agar tidak di dengar suaminya .
"Kamu kenapa , Aluna . ngomong saja tidak usah ngedumel ," Bian melirik istrinya sambil menahan tawa .
"Tertawa saja terus biar makan angin sekalian ," Aluna sangat kesal
"Nah kan apa aku bilang macetnya gak bakalan lama ," kata Bian merasa senang melihat mobil di depan sudah jalan dan tidak macet lagi .
Semua melengos sambil memutar bola matanya . "Akhirnya sampai juga ," kata Aluna lalu turun diikuti mereka bertiga .
"Permisi ibu dari orang tua siapa ?“ tanya salah satu dosen yang hendak melewati mereka .
"Kami dari keluarga Imran Mahandi ," jawab Aluna dengan sopan .
“Silahkan masuk ," dosen perempuan tersebut mempersilahkan masuk ke sebuah ruangan khusus untuk para wisuda lalu pergi lagi .
Mereka berempat masuk ke dalam ruangan , dan di dalam sudah ada para undangan khusus keluarga . Namun Adit mendapat teguran dari salah satu dosen .
“Maaf yang boleh masuk hanya dua orang saja dan ini khusus para orang tua ," kata Dosen laki-laki dengan ramah dan sopan .
"Loh kami ini keluarganya juga loh ,Pak . Saya kakak kandungnya masa gak boleh masuk tadí ája di suruh masuk ,“ sewot Adit tídak terima.
"Maaf ini adalah aturan di universitas bukan saya pribadi jadi tolong hormati keputusan kami ," sahut dosen tersebut .
"Baiklah kalau begitu . Ma , Pa , kami tunggu diluar ," Adit dan istrinya pamit kepada kedua orang tuanya keluar .
Acara wisuda hampir dua jam dan berjalan lancar semua mahasiswa menerima toga dan ijazah . Di barisan pertama dari tempat duduk tamu undangan Senia berdiri , Imran melihat kakaknya datang langsung menghampiri dan memeluknya .
Keduanya meneteskan airmata haru , Sedangkan dari arah belakang nampak pasangan suami istri terkejut melihat pemandangan di depan dari jarak cukup jauh . Mereka mengira Imran berpelukan dengan kekasihnya bersikap sedikit malu dan heran
“Pa , siapa perempuan itu kok mama merasa mengenalnya ," kata Aluna melihat mereka berdua berpelukan namun posisi mereka membelakangi Aluna dan Bian .
"Kita susul mereka ," Bian menarik tangan istrinya mendekati mereka .
Imran dan Senia tidak menyadari kalau kedua orang tua mereka ada di belakang sedang melihat adegan pelukan .
“Selamat ya dek , atas kelulusan mu semoga kedepannya menjadi orang yang sukses ," ucap Senia hatinya merasa bangga melihat adiknya lulus dengan nilai terbaik .
Deg
Jantung Aluna dan Bian seperti akan lepas mendengar perempuan itu menyebut nama Imran dengan sebuah Dek . Keduanya saling pandang lalu membalikkan tubuh perempuan di depan Imran .
Pandangan mereka beradu dan terdiam sesaat , Imran dan Senia saling pandang dan mengangguk seolah memberi kode bahwa mereka harus bersikap biasa saja .
“Senia , kamu benar Senia anakku ," ucap Aluna tak percaya melihat perempuan berbadan tinggi hampir sama dengannya dan berparas cantik layaknya model bintang iklan .
Bian menatapnya tak berkedip seperti terhipnotis melihat kecantikan Senia .
"Benar ini Senia ," keduanya meneteskan airmata haru lalu memeluk Senia bersamaan .
Banyak yang memperhatikan interaksi antara ibu dan anak di dalam ruangan tersebut ikut merasakan haru .
“Kemana saja kamu selama ini dan tinggal dimana ?" tanya Aluna melihat Senia dari atas sampai bawah . Ia masih kurang percaya bisa melihat Senia kembali .
Seorang anak yang ia siksa semasa remaja dan ditelantarkan , kini menjadi sosok perempuan dewasa dan mandiri juga cantik membuat hati keduanya merasa kagum .
“Ayo kita keluar di sana ada kakakmu dan istrinya menunggu kita ," ajak Aluna dengan antusias .
Mereka pun keluar dari ruangan tersebut menemui Adit dan istrinya . Imran melihat sepasang suami istri sedang duduk di sebuah taman samping gedung memanggil mereka .
Adit dan istrinya menoleh ke sumber suara dan mendekati mereka . Adit melihat seorang perempuan berdiri di samping ibunya merasa familiar mengingatkan dirinya pada seseorang .
"Adit kamu pasti lupa sama adikmu , dia Senia yang dulu kita kira meninggal ,"kata Aluna mengingatkan Adit pada Senia .
Senia tidak terkejut melihat Adit justru ia tersenyum dengan sopan padanya .
"Apa kabar kakakku Adit ?" sapa Senia lalu melihat ke samping ada perempuan cantik sedikit manja menggandeng tangan Adit dengan mesra .
"Kamu istrinya kak Adit ya , kenalkan aku Senia adik nomor dua ," Senia memperkenalkan dirinya kepada istri Adit .
"Salam kenal kembali Senia senang bisa mengenalmu . Oh iya namaku Ranka ,sepertinya aku pernah melihatmu tapi dimana ya rasanya tidak asing deh ," sapa Ranka istri Adit .
"Oh iya aku belum memberitahu kalian kalau aku bekerja sebagai pemandu wisata , dan karena hari ini adalah kelulusan Imran aku sengaja meluangkan waktu untuk menghadiri adikku yang menjadi wisuda ," kata Senia dengan anggun .
Semua yang mendengar merasa terkejut , Meraka tidak menyangka kalau Senia bisa mewujudkan cita-citanya . Sedangkan Imran yang sudah tahu tersenyum bahagia .
"Waw kamu hebat berarti kamu sudah keliling dunia dong ," sahut Adit .
"Belum , masih sekitar negeri sendiri ," sambung Senia .
"Sudah , sudah . Ceritanya nanti lagi sekarang kita makan-makan dulu yuk berangkat ," ajak Aluna menghentikan pembicaraan mereka .
Akhirnya mereka semua pergi ke sebuah restauran untuk makan bersama . Di restauran mereka memesan berbagai makanan dan minuman .
Ketika menikmati makanan sesorang datang menghampiri .
"Senia , kamu di sini . Apakah mereka juga keluargamu ?“ tanya Angga yang baru selesai makan dan akan pergi melihat Senia sedang menikmati hidangan bersama keluarga .
Senia tersenyum melihat Angga berdiri disampingnya . "Iya , mereka adalah keluargaku . Oh iya semua , kenalkan dia adalah Angga temanku ," Senia memperkenalkan Angga kepada keluarganya .
Angga menjabat tangan kedua orang tua Senia dan saudaranya dengan sopan , kemudian Angga berpamitan karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan .
Aluna melirik Senia setelah melihat interaksi antara Senia dan Angga begitu akrab .
"Sudah lama kalian saling mengenal ?" tanya Aluna ingin tahu seberapa dekat antara Senia dan Angga .
semasa hidup aja bian tak pernah kasih uang jajan sm mu tak pernah sayang pada mu 🤭🤣🤣🤣