Laura Carter adalah seorang nona muda yang memiliki kehidupan sempurna, hingga suatu hari ia di diagnosa mengidap kanker stadium akhir. Usianya hanya bisa bertahan selama enam bulan.
Bukannya merasa terpuruk Laura memutuskan untuk menikmati sisa waktu yang dia punya bersama sang kekasih, Dokter Shinee.
Namun siapa sangka pria yang selama ini jadi belahan jiwanya adalah suami wanita lain. "Dasar badjingan," umpat Laura.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MDB Bab 14 - Terserah
"Aku tahu kesalahanku sangat fatal, aku menjalin hubungan denganmu di saat pernikahanku belum berakhir," ucap Shinee, di saat kedua wanita itu masih diam, dia manfaatkan untuk bicara sebanyak mungkin. Setidaknya Shinee ingin Laura tahu bahwa perasaannya tidak pernah main-main.
Saat bersama dengan Vella, Shinee memang sangat menginginkan adanya anak diantara mereka berdua. Shinee pikir keberadaan anak adalah segalanya dan mampu mempertahankan rumah tangga mereka.
Tapi sekarang akhirnya Shinee menyadari bahwa sebenarnya yang benar-benar dia inginkan bukanlah anak, tapi seseorang yang bisa menghabiskan hidup bersamanya, bukan yang hidup di dunia masing-masing seperti saat dia bersama dengan Vella.
"Kamu pasti berpikir bahwa aku hanya mempermainkan mu saja, tidak seperti itu Lau," timpal Shinee, dia jelaskan pula melalui sorot matanya yang begitu tulus.
Namun Laura masih saja menatapnya penuh kebencian. Sebab waktu yang telah berlalu tak mampu diulang lagi, nyatanya memang benar Shinee bersamanya saat masih memiliki istri.
Dan kini meskipun Shinee telah berpisah bukan berarti Laura memaafkan semua kebohongan tersebut.
"Kamu boleh membenci ku, tapi aku tidak akan pernah pergi kemana-mana. Aku akan membuatmu sembuh," ucap Shinee tak main-main.
Celine yang awalnya begitu benci perlahan luruh saat mendengar kata-kata terakhir Shinee, bahwa pria itu akan membuat Laura sembuh. Kini Celine pun tak tahu harus bicara apalagi, sebab tujuannya pun hanya satu yaitu mengupayakan segala cara agar sang sahabat bisa sembuh. Mematahkan vonis bahwa umur Laura hanya tinggal beberapa bulan lagi.
Celine melirik sang sahabat, dilihatnya Laura yang seolah tak tersentuh dengan ucapan Shinee. Masih saja terus menatap pria itu dengan sorot mata dingin. 'Ya ampun, apa yang harus aku lakukan sekarang?' batin Celine.
Dan Shinee tak ingin membuat pembelaan diri yang terlalu jauh, karena apapun alasannya dia memang tetap salah.
"Sekarang tunjukkan dimana kamar kalian berdua?" tanya Shinee sekali lagi dan terpaksa Celine lah yang menjawab dengan menggunakan jari telunjuknya. Menunjuk ke arah salah satu pintu kamar di apartemen ini.
Shinee menuju ke sana tanpa banyak bicara lagi.
"Mau apa masuk ke kamar kami? Jangan bilang kamu juga mau tidur di sana?!" tanya Celine yang suaranya selalu terdengar tinggi. Dia pikir Shinee hanya ingin tahu agar bisa memilih kamar yang lain, namun siapa sangka pria itu malah menuju ke sana.
"Heh pria badjingan, jaga batasanmu ya!" bentak Laura pula.
Tapi Shinee tatap masuk ke dalam kamar itu, sedikitpun dia tak terganggu dengan semua umpatan Laura dan Celine. Dia akan menerimanya dengan senang hati.
Tiba di sana Shinee memperhatikan kamar tersebut, mengatur suhu ruangan agar tak terlalu dingin ataupun hangat untuk Laura. Setelahnya dia membuka koper dan megambil beberapa obat. "Ini obat mual dan ini obat nyeri, kamu harus segera meminumnya saat gejala mulai muncul. Aku sudah bekerjasama dengan dokter Richard untuk menangani penyakit mu," ucap Shinee tanpa menatap ke arah Laura ataupun Celine. Dia sibuk menyiapkan obat-obatan itu di atas meja nakas agar Laura bisa dengan mudah menjangkaunya.
Tubuh Shinee sebenarnya lelah sekali, tapi kini tidak dia rasakan. Bahkan sepanjang perjalanan menuju kemari Shinee terus mencari dan membaca makalah kasus serupa dengan Laura, mencari kemungkinan sembuh untuk sang kekasih.
"Mulai sekarang kamu juga tidak bisa makan sembarangan, akulah yang akan memasak untuk mu," ucap Shinee lagi.
Laura dan Celine tak mampu berkata apa-apa, ingin marah dan memaki lagi tapi pria itu terlihat begitu tulus.
"Sekarang masih jam 11, kita bertemu di meja makan tepat jam 12," ucap Shinee yang kini menatap lurus ke arah Laura, setelahnya dia keluar dari kamar tersebut dan memilih kamar lain untuk beristirahat.
"Ya Tuhan Lau, bagaimana sekarang? Apa rencana kita?" tanya Celine bingung.
"Terserah apa yang dilakukan oleh pria itu, aku tidak peduli. Yang penting Daddy jangan sampai tahu penyakit ku."
jgn bilang anaknya jack sama anne ?
kan kluwrga wu
kemarin tamat bgitu saja kan
❤❤❤❤
Semudah itu kau nfajak nikah Laura...
emang Laura pasti setuju...? 😔😔🤔🤔🤔🤔