NovelToon NovelToon
Musuh Satu Atap

Musuh Satu Atap

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Beni Candra Winata terpaksa menikah dengan seorang gadis, bernama Viola Karin. Mereka dijodohkan sejak lama, padahal keduanya saling bermusuhan sejak SMP.

Bagaimana kisah mereka?
Mari kita simak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melelahkan

Sesuai rencana Rani dan Desy, malam ini Viola berdandan cantik menggunakan gaun malam menyambut kedatangan sang suami pulang dari kantor. Terdengar suara ketukan pintu, membuat Viola bergegas membukakan pintu.

"Papa, Mama!" kaget Viola, ternyata yang datang bukan Beni, melainkan mertuanya.

Viola segera berlari ke lantai atas kamarnya, untuk mengganti pakaian yang lebih sopan. Ia merasa sangat malu.

"Ma, pantas saja Beni tidak mau tinggal di rumah kita," ucap Papa Winata tersenyum.

"Iya, Pa. Ternyata istrinya sangat menarik," kata Mama Sintia, beliau merasa bahagia.

Kedua orang tua Beni justru senang melihat menantunya menggunakan gaun malam, mereka yakin anaknya bahagia dan sebentar lagi pasti akan mempunyai cucu.

"Pa, Ma, maafkan Viola." Viola kini sudah menggunakan pakaian yang tertutup.

"Gak papa, Sayang. Sebentar lagi kita pasti punya cucu," ujar Mama Sintia.

Tak lama kemudian Beni datang, wajahnya terlihat sangat lelah. Mengetahui ada orang tuanya, Beni langsung mendudukkan diri di sebelah Viola. Ia mengingatkan istrinya, agar bersikap lembut dan mesra.

"Ben, apa yang kamu kerjakan di kantor? Istrimu dari tadi sudah menunggu," ujar Papa Winata menatap putranya.

"Ada proyek besar yang harus selesai bulan ini, Pa." Beni kali ini berbicara jujur.

"Pasti perusahaanmu sendiri." Papa Winata merasa Beni lebih mengutamakan perusahaan sendiri. Padahal sebentar lagi perusahaan miliknya akan diberikan ke Beni.

Mama Sintia mendekati putranya, beliau memberikan nasehat agar Beni tidak terlalu fokus bekerja. Akan tetapi, beliau meminta istrinya juga diperhatikan. Tujuan Mama Sintia memberikan nasehat untuk mendapatkan seorang cucu.

Usia orang tua yang sudah tidak muda lagi, selalu digunakan Mama Sintia membujuk Beni agar segera memberikan cucu. Dengan kehadiran seorang anak, sebuah pernikahan akan langgeng dan bahagia.

"Pa, Ma, lebih baik kalian pulang saja! Aku capek mau istirahat." Beni mengendorkan dasinya.

"Sayang, tidak baik mengusir orang tua. Lagipula Papa dan Mama datang untuk melihat keadaan kita," ucap Viola menggenggam erat tangan Beni.

Mama Sintia kemudian memberikan oleh-oleh untuk Viola dan Beni, lalu berpamitan pulang. Beliau juga merasa tidak enak, berada di rumah anaknya terlalu lama.

Ketika hendak masuk ke dalam mobil, Mama Sintia kembali ke depan pintu di mana Beni dan Viola berdiri.

"Vio, jangan lupa ganti pakaian seperti tadi," bisik Mama Sintia.

"Iya, Ma," jawab Viola, seketika wajahnya memerah menahan rasa malu.

Setelah mobil Papa Winata melaju keluar dari lingkungan rumah, Beni dan Viola masuk ke dalam. Mereka langsung menuju ke kamar, tanpa saling berbicara.

Beni merasa sangat lelah, ia langsung mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Viola, merasa ragu hendak menjalankan aksinya lagi.

"Beni lama sekali mandinya," gumam Viola dalam hati, matanya tertuju ke arah pintu kamar mandi.

Viola kembali turun ke lantai bawah, ia menyiapkan makan malam untuk suaminya. Wajahnya tersenyum, menatap berbagai menu masakan buatannya tertata rapi di atas meja makan. Ia sangat yakin Beni menyukai semua hidangan yang dibuatnya.

Melihat Beni berjalan menuju ke ruang makan, Viola menarikan kursi. Ia begitu tulus melakukan semua, demi tujuannya tercapai.

"Viola, apa yang kamu masak?" Beni menatap salah satu menu makanan yang terbuat dari sayuran.

"Oh, itu daun pepaya. Cobain aja, rasanya pasti enak." Viola mengambilkan sendok.

"Daun pepaya?" Beni tidak yakin daun pepaya bisa dimakan.

"Ben, kamu tahu tidak. Aku bersusah payah mendapatkan semua bahan masakan, seharusnya kamu mau makan semua. Itung-itung menghargai kerja kerasku." Viola sedikit memaksa Beni.

Beni takut perutnya menjadi sakit, apalagi melihat ada makanan yang dilumuri dengan sambal berwarna merah. Tentu saja membuatnya ragu, ia menurunkan niatnya untuk makan. Tiba-tiba selera makanya hilang seketika.

"Ben, nanti kalau kamu tidak makan bisa sakit. Aku suapin ya," ucap Viola menyodorkan sesendok nasi ke mulut suaminya.

"Aku tidak lapar!" Beni menyingkirkan tangan Viola.

"Ayolah, Ben! Cicipi masakanku sedikit saja," rengek Viola.

"Rumah sakit penuh! Aku tidak mau sakit!" ketus Beni, lalu meninggalkan meja makan.

Viola berusaha mengikuti suaminya, pergi ke ruangan lain sambil membawa satu piring nasi. Bak seperti seorang ibu akan menyuapi anak kecil yang susah makan.

Melihat Beni memainkan ponselnya, Viola menjadi geram sendiri. Ia merebut ponsel suaminya, lalu memasukkan ke dalam kantong celananya.

"Aku tidak akan memberikan ponselmu, kalau tidak makan dulu!" Viola berkata tegas.

Beni merebut piring berisi nasi yang dibawa Viola, ia berusaha memakannya walaupun tidak nafsu makan demi ponselnya dikembalikan.

Dering ponsel Beni membuat Viola terganggu, setelah dikeluarkan dari dalam saku ternyata panggilan dari Lidia. Raut wajah Viola seketika berubah, ia menatap ke arah suaminya dulu lalu menjawab panggilan itu.

Viola mengatakan kalau Lidia wanita yang tidak punya rasa malu, menghubungi suami orang di waktu malam hari. Dari seberang telepon Lidia terdengar memaki Viola, sehingga terjadilah perdebatan sengit.

Besok Viola dan Lidia mengatur janji untuk bertemu di taman dekat kantor Beni, mereka akan merebutkan Beni.

"Ben, besok aku ikut ke kantor," kata Viola setelah mematikan panggilan telepon Lidia.

"Aku tidak suka melihat wanita berebut laki-laki di tempat umum. Kita sudah menikah, jadi jangan khawatir. Lidia hanya menggertak saja, abaikan ucapannya," jelas Beni, sangat paham akan sikap Lidia.

Apa yang sudah menjadi miliknya, Viola tidak akan melepaskan begitu saja. Walaupun dirinya dan Beni menikah secara paksa, ia akan terus berjuang untuk mempertahankan pernikahannya.

Hidup hanya sekali, Viola berharap mendapatkan kebahagiaan. Setelah menikah dengan Beni, ia baru sadar kalau harta, benda tidak selamanya abadi.

Viola melemparkan ponsel Beni ke atas sofa, ia sama sekali tidak berminat mengetahui apa yang ada di dalam ponsel.

"Ben, aku mau tidur. Tolong bereskan meja makan sendiri," kata Viola, seketika moodnya menjadi berantakan.

Melihat istrinya seperti sedang cemburu, Beni tersenyum sambil menatap punggung istrinya yang berjalan menuju ke kamarnya. Hatinya sedikit terketuk, dan tidak menyangka Viola berani melawan Lidia demi dirinya.

Beni menghubungi Dika, ia meminta asisten pribadinya untuk mengawasi Viola besok. Ia tidak ingin terjadi apa-apa dengan istrinya. Walaupun sikapnya ketus, Beni berusaha melindungi Viola.

Lidia bukan wanita sembarangan, ia bisa berbuat licik demi ambisinya tercapai. Dari dulu Beni selalu menjadi incarannya, tetapi selalu gagal.

Sebelum tidur, Beni melakukan apa yang diperintahkan istrinya. Ia membereskan meja makan sendiri, lalu mencuci piring kotor.

"Pekerjaan wanita memang melelahkan," gerutu Beni.

Setelah selesai, Beni menuju ke kamarnya. Ternyata Viola sudah terlelap tidur. Wanita yang sudah menjadi istrinya itu, menggunakan gaun malam membuatnya menelan ludah.

1
MukaCegil😚🔪
up terus yaaa Thor
pєkαᴰᴼᴺᴳ: InsyaAllah kk😍
total 1 replies
partini
semoga di jabah mati beneran
pєkαᴰᴼᴺᴳ: siap kk 🤗
total 3 replies
MukaCegil😚🔪
kutunggu up mu yaaaa Thor loveyou...hehhehee
pєkαᴰᴼᴺᴳ: makasih kk😍
ditunggu ya, baru review
total 1 replies
🆃🅸🅺⸙ᵍᵏ📴
Penasaran sama kisah Ben dan Vio..
ᄂ⃟ᙚRisa Virgo Always Beau
Viola sama Beni menikah karena perjodohan dari kedua orang tua masing-masing
pєkαᴰᴼᴺᴳ: terpaksa kk🤭
total 1 replies
🍁𝓪𝓹❣️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
lama² juga bakal tumbuh benih² cinta di hati kalian berdua🙈🙈🙈🙈
musuh jadi cinta😍😍😍🥳🥳🥳🥳
pєkαᴰᴼᴺᴳ: Sepertinya butuh perjuangan🤭
total 1 replies
🍌 ᷢ ͩ❤️⃟Wᵃf⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀ᶫᶦᵃ
mampir kaka, ceritanya lumayan seru. moga endingnya memuaskan. tapi aneh juga ya, padahal dah punya pacar. tapi kenapa gk nikah sama pacarnya aja, mau di bawa kemana rumah tangganya nanti. kalau cowoknya kayak gitu
pєkαᴰᴼᴺᴳ: mudah2an mereka cerai ya😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!