Bagaimana jadinya jika seorang penulis malah masuk ke dalam novel buatannya sendiri?
Kenalin, aku Lunar. Penulis apes yang terbangun di dunia fiksi ciptaanku.
Masalahnya... aku bukan jadi protagonis, melainkan Sharon Lux-tokoh antagonis yang dijadwalkan untuk dieksekusi BESOK!
Ogah mati konyol di tangan karakternya
sendiri, aku nekat mengubah takdir: Menghindari Pangeran yang ingin memenggalku, menyelamatkan kakak malaikat yang seharusnya kubunuh, dan entah bagaimana... membuat Sang Eksekutor kejam menjadi pelayan pribadiku.
Namun, ada satu bencana fatal yang kulupakan
Novel ini belum pernah kutamatkan!
Kini aku buta akan masa depan. Di tengah misteri Keluarga Midnight dan kebangkitan Ras Mata Merah yang bergerak di luar kendali penulisnya, aku harus bertahan hidup.
Pokoknya Sharon Lux harus selamat.
Alasannya sederhana: AKU GAK MAU MATI DALAM KEADAAN LAJANG!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.A Wibowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Sharon menghela napas panjang, mengusap wajahnya setelah akhirnya mengatakan,
“Aku ikut. Kalau mereka benar-benar mengundangku tanpa persetujuanku, lebih baik aku yang langsung ke sana dan menanyakannya.”
Suasana ruang rapat kembali tenang… walaupun tensinya masih terasa menggantung. Rapat hampir saja berakhir dengan keputusan Sharon akan mendatangi pertemuan sendiri.
Sebelum akhirnya Gilbert yang dari tadi berdiri di belakang, tiba-tiba maju satu langkah. “Dengan segala hormat, Yang Mulia Duke… saya keberatan.” Nada suaranya datar, tapi jelas tidak setuju.
Sharon melirik tajam. Ucapan Gilbert mendadak membuat situasi semakin runyam. “Hei, jangan mulai lagi
“Aku serius.” Gilbert menatap Duke langsung. “Mengirim nona Sharon seorang diri ke keluarga Midnight… terlalu berisiko. Mereka bukan keluarga bangsawan biasa. Saya meminta izin untuk melarang nona Sharon pergi.”
Sharon berdiri tegak, memelototinya. “Kau bilang apa?! Aku baru saja setuju untuk pergi!”
“Itu masalahnya,” jawab Gilbert tanpa ragu. “selain bahaya, saya punya tambahan. Membiarkan dia pergi sendiri bersama Arthur, ini jelas mencurigakan, keduanya kemungkinan bersekongkol. Maksudku kalian berdua adalah teman masa kecil dan kalau dugaan serta asumsiku benar kalian pernah berencana membunuh nona Althea, bukan?”
“Itu hanya tuduhan palsu tempo hari. Kamu masih mau memulai introgasi mini-mu?”
Sharon ingin melempar sepatu ke wajahnya. Walau ucapan gilbert ada benarnya.
Berkat perkataan gilbert Duke menjadi sedikit ragu. Ia sempat mendapatkan kabar dari Gilbert bahwa ada kemungkinan Arthur dan Sharon pernah merencanakan pembunuhan ke Althea dan keduanya memiliki hubungan yang sedikit rumit.
Membawa dia sendiri itu tidak bisa dibiarkan. Pertama memang bahaya, kedua ia curiga bahwa Sharon bisa saja melakukan sesuatu lagi.
Duke memegang kening, sedikit berpikir.
Sementara dua orang itu masih berdebat.
“Aku tidak peduli dengan perkataanmu, gil. Aku akan pergi!”
“…Tetap saja berbahaya. Saya menolak!”
“Dan aku tetap pergi,” potong Sharon sambil menyilangkan tangan.
Duke mengangkat alis. “Kalau begitu… Gilbert, kau boleh ikut sebagai penjaga pribadi Sharon. Dia masih dalam fase pengawasan, kamu boleh melakukan tugasmu sampai selesai.”
Sharon merasa dunianya runtuh perlahan, ia baru saja merasa senang bahwa akhirnya dia bisa terlepas dari overprotektif babysitter yang dikirim ayahnya sekarang dia malah aka menguntit sepanjang perjalan.
“Yosh, kalau begitu saya tidak keberatan. Aku tidak bisa membiarkan nona bertindak mencurigakan.”
“Eh!” Sharon mengeluh. “ayah kenapa dia harus ikut? Aku tidak akan melakukan hal jahat!”
“Keputusan sudah tetap, Sharon. Duduklah.” Duke lux menegaskan.
“Gik,” kesal Sharon.
Gilbert menunduk dengan tersenyum menang. “Terima kasih, Yang Mulia.”
Sharon membuang muka sambil menggumam, “Pengawas satu ini… selalu mau menang sendiri.”
Namun sebelum pembicaraan selesai, Althea tiba-tiba berdiri dari kursinya.
“Ayah,” katanya dengan nada tegas namun lembut. “Aku juga ingin ikut.”
Mendadak saja ruangan menjadi terkejut. Semua melotot akan perkataan althea. Gilbert mungkin bisa dimaklumi karena dia adalah pengawas Sharon, tapi siapa sangka Althea juga akan ingin ikut.
Sharon refleks menoleh. “kak Althea? Untuk apa kamu ikut? Ini bisa bahaya!”
Althea dengan lembut menatap Sharon penuh senyuman. “Kamu adikku. Dan aku tidak suka membiarkanmu pergi ke tempat asing bersama keluarga yang—” Althea menggigit bibirnya, menahan kata-kata. “—well… keluarga penuh misteri seperti Midnight.”
Duke terdiam. Sharon juga.
Duke Lux terutama, ia sedikit pusing. Karena rencana yang seharusnya diikuti oleh Sharon seseorang malah akan menambah personil.
Sampai 3 orang! Jika Althea ikut pasti—duke menggelengkan kepala, tidak mau pikirannya benar. Ia berharap semoga saja pikirannya salah. Jangan sampai muncul personil ke empat.
Gilbert tampak ingin protes, tapi bahkan dia tahu tidak ada yang bisa menghentikan Althea jika gadis itu sudah bicara seperti itu.
Dan benar saja, suara lain bergema dari sisi ruangan.
“Kalau Althea ikut, tentu aku juga ikut.”
Sudah berakhir! Duggan Duke bisa dipastikan benar.
Leon Ardiant, pria itu berdiri dari tempat duduknya, melipat tangan, wajahnya serius namun jelas mengkhawatirkan. “Mana mungkin aku membiarkan tunanganku pergi jauh bersama kalian bertiga tanpa pengawalan memadai?”
“Leon?” Althea membulatkan mata. Lantas tersenyum.
Sharon mendengus pelan. Menyindir sang kakak. “Dasar pasangan romantis….”
Althea memerah malu. “Bukan begitu, Sharon…”
“Bagaimana Duke? Apa saya diizinkan?” Tanya Leon. “Saya setuju dengan pendapat gilbert. Sharon dan Arthur pasti pernah merencanakan pembunuhan ke Althea.
kalau menurut laporan Gilbert, bukankah kemungkinan penyerang pada malam hari kemarin berkaitan dengan Arthur? Ia hendak menyerang Althea kalau saja tidak dihentikan Sharon. Siapa yang tahu apa yang akan mereka berdua lakukan bila bertemu. Akan mencurigakan bila Sharon sendiri.”
Duke menghela napas panjang, kepalanya semakin pusing. seperti sudah menyerah menghadapi keempat anak muda ini.
“Baiklah,” katanya akhirnya. “Tapi ada satu syarat.”
Semua menoleh.“Yang ikut dalam pertemuan formal di kediaman Midnight hanya Sharon dan Gilbert. Althea dan Leon hanya mengantar sampai wilayah perbatasan saja. Setelah itu kalian berdua pulang. Mengerti?”
Sharon setuju. Gilbert mengangguk.
Sayangnya…
Althea dan Leon langsung mengangguk sangat cepat—terlalu cepat—dengan senyum yang mencurigakan.
“Baik, Ayah.”
“Tentu, Tuan Duke.”
Sharon memicingkan mata. Paham dengan karakter mereka. Kedua protagonis utama tidak mungkin membiarkan hal bahaya lepas di tangan mereka sendiri.
“…Mereka jelas tidak akan patuh.”
Gilbert menutup wajahnya, sudah tahu betul apa yang akan terjadi nanti.
Begitu rapat dibubarkan, Sharon keluar dari ruangan sambil menepuk dadanya.
“Huft… perjalanan ke keluarga Midnight. Ini pasti bakal panjang.”
Gilbert berjalan di belakangnya.
“Jangan khawatir. Aku akan memastikan kamu tidak membuat masalah.”
Untuk pertama kalinya sejak pagi, Gilbert tersenyum kecil.
Dan begitulah.
Keputusan sudah dibuat.
Perjalanan ke Midnight resmi dimulai.
malah meme gw😭
Sharon sebagai antagonis palsu tuh bukan jahat—dia korban. Dan kita bisa lihat perubahan dia dari bab awal sampai sekarang.
pokonya mantap banget
rekomendasi banget bagi yang suka cerita reinkarnasi
dan villain
semangat thor