NovelToon NovelToon
Derita Setelah Kepergian Ibu

Derita Setelah Kepergian Ibu

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Wanita Karir / CEO / Mafia / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:941
Nilai: 5
Nama Author: Aretha_Linsey

Amel Fira Azzahra gadis kecil yang memiliki wajah sangat cantik, mempunyai lesuk pipi, yang di penuhi dengan kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Namun sayang kebahagian itu tidak berlangsung lama. Setelah meninggalnya Ibu tercinta, Amel tidak lagi mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Bapaknya selalu bekerja di luar kota. Sedangkan Amel di titipkan ke pada Kakak dari Bapaknya Amel. Tidak hanya itu, setelah dewasa pun Amel tetap menderita. Amel di khianati oleh tunangannya dan di tinggal begitu saja. Akankah Amel bisa mendapatkan kebahagiaan?
Yukk ikuti terus ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aretha_Linsey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18 Kejujuran Agus Dan Marahnya Fatur

Amel berdiri membeku di tengah bengkel yang kacau. Aroma oli, debu, dan kekecewaan terasa pekat di udara. Retakan pada fairing motornya bukan hanya kerusakan fisik; itu adalah retakan pada kepercayaan. la menatap Rizal, yang tampak canggung membersihkan puing puing kaca lampu sein.

"Rizal, apa yang terjadi semalam?" tanya Amel, suaranya tercekat.

"Kenapa motor begini? Kenapa Agus terluka?

Rizal menggaruk kepalanya yang tidak gatal. la merasa bersalah karena melihat penderitaan Agus, namun juga tahu ia harus melindungi rahasia sahabatnya.

"Dia... dia terlalu keras bekerja, Mel. Mungkin dia kelelahan. Ada motor tua yang ngadat, dia frustrasi. Mungkin dia terpeleset dan melukai tangannya sendiri."

Amel menggeleng.

"Jangan bohong, Zal. Agus tidak pernah seperti ini. Sefrustrasi apa pun dia, dia tidak akan menyakiti tangannya sendiri, apalagi merusak motorku. Ini semua terjadi setelah aku pergi dinner."

Rizal terdiam, matanya menatap sepatu bututnya. Keheningan Rizal lebih keras daripada jawaban apa pun.

Amel berialan mendekati Agus, yang tidur dengan posisi meringkuk di sudut, tangannya yang terbalut perban diletakkan di atas motor. Wajah Agus tampak pucat, seperti baru saja melewati pertarungan yang berat Amel berjongkok di sampingnya dan mengguncang bahu Agus pelan.

"Gus, bangun. Aku butuh penjelasan," pinta Amel, suaranya kini bercampur kekhawatiran dan tuntutan.

Agus mengerang pelan, lalu membuka matanya. Pupil matanya melebar saat melihat Amel. la segera bangkit, mencoba menyembunyikan tangannya yang terluka dan kepanikan di matanya.

"Amel? Kamu sudah di sini? Ada apa dengan motormu? Aku akan segera perbaiki ".

"Cukup, Gus!" potong Amel tegas. la meraih tangan Agus yang terluka.

"Jawab aku. Kenapa kamu melakukan ini? Kenapa kamu merusak motorku? Dan kenapa kamu melukai dirimu sendiri? Ini semua karena aku pergi

dinner dengan Fatur, kan?"

Agus menarik tangannya, amarahnya yang tersisa beradu dengan rasa malu.

"Bukan urusanmu, Mel. Itu murni kecelakaan kerja. Aku bilang, aku frustrasi!"

"Frustrasi karena apa? Karena aku menerima hadiahnya? Karena aku berani melangkah ke dunia lain?"

Amel menekan, ia tahu ia sudah berada di dekat inti masalah.

"Aku tidak memintamu menjadi posesif seperti Udin, Gus. Aku hanya ingin kamu jujur!"

Tuntutan Amel yang menusuk tepat ke harga dirinya membuat pertahanan Agus runtuh. la menatap puing puing di sekelilingnya, ke motor Amel yang retak, dan akhirnya, ke wajah Amel yang begitu dekat, begitu nyata.

"Ya!" teriak Agus, suaranya pecah, emosi yang selama bertahun tahun ia bendung akhirnya meledak.

 "Ya, aku cemburu! Aku tidak tahan melihatnya Aku tidak tahan melihatmu dijemput mobil mewah, memakai gaun yang harganya melebihi semua tabunganku!"

Rizal terkesiap di sudut, ia mundur perlahan, memberi ruang bagi drama yang tak terhindarkan ini.

Agus melangkah maju, mendekat ke Amel hingga hanya berjarak beberapa inci. Mata Agus merah, bukan hanya karena kurang tidur, tapi karena air mata yang tertahan.

"Aku tahu dari Bima. Aku mendengar ceritanya, ” lanjut Agus, suaranya kini bergetar, lebih pelan namun lebih menyakitkan.

"Aku sadar diri, Mel!! Aku hanya seorang mekanik yang bau oli Udin menyukaimu, Fatur punya masa depan untukmu. Dan aku?" Agus menyentuh dadanya sendiri.

"Aku hanya orang bodoh yang mencintaimu dalam diam, selama bertahun tahun! Sejak kamu masih di

SMP, sejak kamu mulai balapan. Aku hanya bisa mencintaimu sebagai sahabat, sebagai orang yang ada di bengkel. Aku selalu di sana, tapi tidak

pernah berani memintamu untuk menoleh."

Pengakuan itu menusuk Amel. la tahu Agus selalu ada, menjadi pelabuhan paling tenang di antara badai Udin dan kilauan Fatur. Tapi ia tidak pernah

membayangkan kedalaman perasaannya.

"Aku tahu aku tidak pantas. Aku tahu aku tidak bisa memberimu apa apa selain motor yang kubetulkan. Malam itu, saat aku lihat kamu menerima hadiah Fatur, aku merasa... gagal. Aku merasa kamu akan melupakan bau bensin dan keringat, dan melupakan aku. Aku merasa kamu pantas mendapatkan dunia itu, dan aku tidak bisa membawanya padamu! Aku marah pada diriku sendir, Mel! Aku marah karena aku hanya sahabat!?" Agus terdiam, napasnya tersengal. la telah mengeluarkan semua rasa sakitnya. la membuang muka, tidak sanggup melihat reaksi Amel.

Amel terkejut. Sangat terkejut. la selalu mencintai Agus, tapi sebagai sahabat terbaik seorang saudara yang setia. la tidak pernah memberinya

ruang untuk menjadi yang lain. Namun, saat mendengar pengakuan tulus dan menyakitkan itu, Amel menyadari sesuatu.

Fatur memberinya glamor, Udin memberinya drama, tetapi Agus memberinya kestabilan dan penerimaan yang ia butuhkan setelah Derita

Kehilangan Ibunya. Agus mencintainya bukan karena uang, bukan karena obsesi, melainkan karena Lady Rose yang sebenarnya, gadis yang berani, tapi rapuh.

Amel menyentuh wajah Agus, memaksanya menatapnya.

"A... aku tidak pernah melupakanmu, Gus, " bisik Amel, air matanya mulai mengalir.

"Aku selalu menyayangimu. Aku menyayangi semua yang kamu lakukan untukku. Kamu yang membuatku kuat. Kamu yang membuatku

berani."

"Tapi aku hanya sahabat, Mel, ” ujar Agus pahit.

"Tidak, Gus. Kamu lebih dari itu. Kenapa kamu tidak pernah jujur"?

"Bagaimana aku bisa jujur? Kau di kejar Udin dan sekarang Fatur! Aku tahu tempatku ".

"Tempatmu..... Di sini. "

Amel meraih dan memeluk Agus erat. Pelukan itu bukan pelukan persahabatan, melainkan pelukan yang penuh penyesalan, pengakuan, dan kebutuhan yang mendalam. Amel membiarkan dirinya merasakan hangatnya tubuh Agus, bau bensin dan oli yang kini terasa seperti aroma rumah yang sesungguhnya.

"Aku juga menyayangimu, Gus. Aku sayang kamu .... Aku hanya takut mengakuinya" ujar Amel suaranya teredam di bahu Agus

Agus merasakan Amel membalas pelukannya dan semua penderitanya leyap dalam sekejap. Ia tidak peduli lagi dengan Fatur, Udin atau kemiskinan. Yang ada hanyalah Amel, di pelukannya.

Agus menarik kepalanya sedikit, menatap mata Amel, meminta izin tanpa kata. Amel mengangguk pelan, air mata masih membasahi pipinya.

Agus tidak membuang waktu. la menundukkan kepalanya, dan mencium bibir Amel. Ciuman itu dimulai dengan rasa ragu, tetapi segera berubah menjadi hasrat yang meledak. Agus melumat bibir Amel, menyampaikan semua cinta, cemburu, dan kesakitan yang ia pendam selama bertahun tahun. Amel membalas ciuman itu dengan intensitas yang mengejutkan, memeluk leher Agus erat, membiarkan dirinya terbawa oleh arus emosi yang tulus dan jujur ini.

Ciuman itu adalah pengakuan final: di tengah konflik dunia, Amel memilih tempat yang terasa paling aman dan jujur.

Di sudut bengkel, Rizal, yang menutup mata dengan tangannya, menghela napas.

"AKhirnya, " gumamnya, meskipun hatinya terasa nyeri melihat sahabatnya menderita, ia bahagia melihat kejujuran itu.

Namun, drama itu belum berakhir.

Diluar bengkel, sebuah mobil sport mewah melaju pelan. Fatur, yang baru saja selesai rapat bisnis, memutuskan untuk mampir ke bengkel. la ingin menjemput jawaban Amel tentang ajakan dinner berikutnya, sambil berencana memberinya hadiah kecil lainnya, mungkin sebuah helm balap baru yang mahal.

Fatur melangkah ke pintu bengkel. la tidak melihat Rizal. la hanya melihat Amel.

Ciuman itu. Pelukan erat di tengah tumpukan oli dan ban bekas. Fatur melihat Amel, yang beberapa jam lalu ia cium bau parfum mahal di mobilnya, kini dicium oleh Agus, pemuda kotor dengan tangan terluka.Tubuh Fatur kaku. Mata yang penuh kekaguman itu kini dipenuhi dengan api cemburu yang menghanguskan. Ini bukan lagi tentang uang atau persaingan yang sopan. Ini adalah penghinaan. Amel, Lady Rose-nya, memilih bengkel, oli, dan pria yang tidak bisa memberinya apa-apa.

Fatur berbalik. Wajahnya merah padam. Rasa arogan yang selalu ia kenakan kini berganti dengan rasa sakit dikhianati.

"Aku memberinya dunia, aku memberinya kehormatan dan dia memilih...ini? ". Batin Fatur

Cemburu itu menghantam Fatur dengan kekuatan yang sama brutalnya dengan ledakan emosi Agus semalam. Fatur menyalakan mobilnya, meninggalkan bengkel itu dengan kecepatan tinggi, menciptakan deru yang memekakkan telinga, namun tak seorang pun di dalam bengkel

mendengarnya

Agus dan Amel melepaskan ciuman itu, napas mereka terengah. Mereka tersenyum satu sama lain, senyum pertama yang jujur dan tanpa rahasia.

"Sekarang kamu harus perbaiki motorku, " bisik Amel, suaranya serak.

"Tentu saja, "jawab Agus.

"Aku akan perbaiki motormu. Dan aku akan perbaiki hatiku juga."

Amel memeluknya lagi, tetapi kali ini, Amel merasakan getaran halus di udara. Firasat. Amel tidak tahu bahwa ciuman yang baru saja menyatukan hatinya dengan Agus, telah memicu api cemburu yang jauh lebih berbahaya dari pesaing terkuatnya.

Halo Guys gimana kalian makin penasaran gak kira kira Amel ini jatuh kepelukan siapa?

Jangan lupa like dan komennya ya guys, biar aku semakin semangat nulisnya.

Yukk tebak Amel bakalan jadi sama siapa nii?

Kalau Likenya Tembus 20/10 Like Hari Ini Aku Up 2 Bab Ya

1
Wiwit
lanjut
Aretha_Linsey: besok up lagi ya kak
total 1 replies
Kei Kurono
Aaaahhh! Begitu seru sampe gak berasa waktu berlalu!
Aretha_Linsey: mkasih kak di tunggu next ceritanya ya kak
total 1 replies
000 1
Aku suka gaya penulisanmu, jangan berhenti menulis ya thor!
Aretha_Linsey: Terimakasih kasih kak. siap makasih suportnya. mohon kritik dan sarannya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!