NovelToon NovelToon
ISTRIKU BADAS

ISTRIKU BADAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Paksaan Terbalik / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Action
Popularitas:29.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Istri penurut diabaikan, berubah badas bikin cemburu.

Rayno, pria yang terkenal dingin menikahi gadis yang tak pernah ia cintai. Vexia.

Di balik sikap dinginnya, tersembunyi sumpah lama yang tak pernah ia langgar. Ia hanya akan mencintai gadis yang pernah menyelamatkan hidupnya.

Namun ketika seorang wanita bernama Bilqis mengaku sebagai gadis itu, hati Rayno justru menolak mencintainya.

Sementara Vexia perlahan sadar, cinta yang ia pertahankan mungkin hanyalah luka yang tertunda.

Ia, istri yang dulu lembut dan penurut, kini berubah menjadi wanita Badas. Berani, tajam, dan tak lagi menunduk pada siapa pun.

Entah mengapa, perubahan itu justru membuat Rayno tak bisa berpaling darinya.

Dan saat kebenaran yang mengguncang terungkap, akankah pernikahan mereka tetap bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Berdekatan

Sebuah sedan putih mengilap berhenti di area parkir karyawan Mandala Group.

Dari balik kemudi, Vega turun dengan langkah percaya diri.

Rambutnya disasak rapi, heels-nya berkilat saat menapaki lantai parkir yang bersih. Bahkan di antara deretan mobil karyawan lain, gayanya tetap memancarkan kelas tersendiri.

“Mandala Group,” ucapnya pelan sambil menatap logo perusahaan di gedung utama. “Semoga keberuntungan berpihak padaku.”

Senyum optimis terbit di bibirnya sebelum ia melangkah mantap menuju pintu masuk.

Beberapa pegawai yang baru datang sempat melirik, sebagian berbisik kecil.

“Karyawan baru, ya?”

“Bagian mana dia, kira-kira?”

“Cantik, mobil mewah. Bisa-bisa jadi primadona nih.”

Sementara itu, di area parkir motor yang terletak tak jauh dari sana, sebuah motor matic berwarna krem muda berhenti perlahan.

Pengendaranya melepas helm, mengibaskan sedikit rambut yang terlepas dari kuncir rendahnya.

Vexia.

Ia menaruh helm di spion motor, melepas jaket motor dan melipatnya rapi sebelum menarik napas panjang.

Tatapannya naik ke arah gedung kaca Mandala Group yang menjulang megah di depannya.

“Mulai hari ini, aku bagian dari Mandala Group,” gumamnya pelan.

“Dan akan kubuktikan… yang belajar otodidak tak kalah dari yang berpendidikan tinggi. Karena pengalaman adalah guru terbaik.”

Bibirnya membentuk senyum kecil yang penuh semangat sebelum ia melangkah masuk.

Saat menuju lobi, Vega sempat menoleh sekilas. Dan tanpa sengaja, pandangan mereka bersirobok.

Tatapan yang seharusnya biasa saja, namun entah kenapa membuat alis Vega berkerut samar.

Wajah itu…

Seperti pernah dilihatnya di suatu tempat.

Vexia pun merasakan hal yang sama.

Ada sesuatu di balik tatapan elegan wanita berjas abu-abu itu. Sesuatu yang terasa anehnya akrab, namun terlalu jauh untuk diingat.

Vega melangkah lebih dulu, disambut oleh resepsionis di meja depan.

“Selamat pagi. Ada yang bisa kami bantu?”

Ia tersenyum profesional. “Saya karyawan baru di staf administrasi. Vega Surya Putri.”

Resepsionis memeriksa daftar nama.

“Oh, silakan langsung ke ruang HRD di lantai enam.”

Vega mengangguk dan berjalan menuju lift.

Beberapa detik setelahnya, Vexia tiba di meja yang sama.

“Selamat pagi. Saya Vexia, karyawan baru yang diterima di bagian administrasi.”

Resepsionis itu kembali memeriksa daftar, lalu tersenyum.

“Ya, kamu juga dijadwalkan di lantai enam. Kebetulan, satu sesi dengan Nona Vega tadi.”

Nama itu membuat Vexia menoleh cepat.

“Vega?” gumamnya pelan, seolah menyentuh kenangan lama.

Dan di saat yang hampir bersamaan, Vega yang baru hendak menekan tombol lift menoleh, mendengar nama itu disebut.

Langkahnya terhenti.

Pandangan mereka bertaut lagi. Kali ini lebih lama.

Sunyi.

Sekilas wajah-wajah masa kecil melintas di kepala masing-masing. Halaman rumah, suara ayah yang memanggil, dan tangisan samar di balik pintu.

“Vexia?” suara Vega pelan, nyaris tak percaya.

“Vega…” Vexia terpaku.

Hening sejenak.

Hanya suara lift yang berdenting pelan di belakang mereka.

Masa lalu yang selama ini terkubur rapi, kini berdiri tepat di depan mata.

Saat pintu lift tertutup, keheningan sempat menguasai ruang sempit itu.

Hanya suara mesin lift yang bergerak perlahan ke atas.

Vega membuka suara tanpa menoleh.

“Lama tak bertemu. Kau kerja di sini juga, ya? Bukannya kemarin dilamar CEO perusahaan ini, Rayno Amartya Mandala?”

Nada sinisnya terdengar tajam.

“Jangan-jangan dia menolak perjodohan karena malu, jodohnya cuma lulusan SMA dari desa yang tak punya apa-apa.”

Vexia menoleh perlahan. Tawa pendek lolos dari bibirnya.

“Kenapa? Iri karena kau tak pernah dilamar siapa pun? Atau kau sempat melambung tinggi karena mengira kaulah yang dilamar, lalu jatuh ke dasar tebing begitu tahu yang dimaksud adalah aku?”

Vega mendengus sinis.

“Kau sendiri akhirnya tak jadi dilamar, 'kan? Mana ada keluarga terpandang yang mau menikah dengan orang desa lulusan SMA yang tak punya apa-apa.”

Vexia menatap lurus ke depan, senyum tipis terlukis di bibirnya.

“Memangnya ada yang senang melamar anak seorang pelakor sepertimu?”

“Kau… kau!” Vega hampir kehilangan nada suaranya.

TING!

Pintu lift terbuka. Keduanya melangkah keluar tanpa saling menatap. Tapi hawa di antara mereka jelas terbakar, meninggalkan jejak panas yang sulit padam.

Lantai enam terasa dingin dan rapi, dengan aroma kopi serta denting keyboard yang berirama di balik dinding kaca.

Seorang pria berjas abu-abu, Pak Dika, Wakil Kepala HRD, menatap dua berkas di hadapannya.

Di sampingnya, seorang wanita paruh baya dengan clipboard di tangan, Ibu Ratri, Kepala Divisi Administrasi, berdiri memerhatikan dua calon bawahannya.

“Baik,” ucap Pak Dika singkat.

“Selamat datang di Mandala Group.”

Vega tersenyum percaya diri.

Sementara Vexia duduk tegak, tenang, dengan tangan terlipat di pangkuan.

Pak Dika membuka berkas pertama.

“Vega Surya Putri. Lulusan S2 Manajemen dari universitas ternama. Nilai impresif. Pengalaman magang juga bagus.”

Nada suaranya terdengar puas.

“Perusahaan butuh talenta seperti kamu. Kamu ditempatkan di divisi administrasi umum.”

Vega menunduk tipis. “Terima kasih, Pak.”

Berkas berikutnya dibuka.

“Vexia Aurelia Gumilang…” ia berhenti sejenak, kening berkerut. “Lulusan SMA?”

Suasana langsung sedikit menegang.

Bu Ratri menatap cepat antara Pak Dika dan Vexia, seolah memastikan ia tidak salah dengar.

Sementara itu, Vega melirik ke arah Vexia dengan senyum samar. Senyum yang jelas mengandung nada merendahkan.

Namun Vexia tetap tenang tanpa mengucap sepatah kata pun.

Pak Dika menghela napas pelan sebelum melanjutkan dengan nada datar,

“Baik. Kamu juga akan ditempatkan di bagian administrasi umum. Tolong belajar banyak dari para senior.”

Namun di ujung kalimatnya, ada tekanan halus, semacam pesan tak tertulis bahwa gadis ini sebaiknya tak banyak menimbulkan masalah.

Vexia menunduk sopan.

“Terima kasih, Pak. Saya akan berusaha sebaik mungkin.”

Pak Dika menutup map, lalu menatap Bu Ratri.

“Bu Ratri, tolong bimbing mereka berdua dengan baik.”

Ia berdiri, mendekat sedikit, lalu menurunkan suaranya.

“Yang lulusan SMA itu…” pandangannya sekilas mengarah ke arah Vexia.

“Perlakukan dengan baik. Ada permintaan langsung dari Pak Arman.”

Tanpa banyak penjelasan, ia berlalu menuju ruang rapat.

Vexia dan Vega saling berpandangan sekilas, pura-pura biasa saja, tapi rasa penasaran jelas tergambar di mata keduanya.

Bu Ratri terpaku.

Nama Pak Arman, Kepala HRD yang terkenal dingin dan nyaris tak pernah ikut campur urusan staf baru, membuat pikirannya berputar cepat.

Permintaan khusus? Perlakukan dengan baik?

Ia menatap Vexia lagi, dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Gadis muda, polos, tidak tampak punya koneksi apa pun. Tapi entah kenapa… rasanya ada sesuatu yang berbeda dari dirinya.

“Baiklah,” katanya akhirnya. “Ikuti saya. Saya tunjukkan meja kerja kalian.”

Sesampainya di divisi administrasi, Bu Ratri berhenti di ambang pintu.

Langit-langit tinggi, aroma kopi segar, dan suara printer yang berirama memenuhi ruangan.

“Perhatian,” panggilnya. Seketika para staf menghentikan pekerjaan, menoleh ke arahnya. “Perkenalkan, ini Vega, dan ini Vexia.”

Dengan gerak profesional, ia menepuk pundak kedua gadis itu saat memperkenalkan. “Mulai hari ini mereka akan menjadi bagian dari divisi kita. Mohon bantu-membantu, ya.”

“Baik, Bu,” jawab serempak.

Bu Ratri menatap Vega dan Vexia sekali lagi, kemudian melangkah masuk. “Mari, saya tunjukkan meja kalian.”

Mereka berjalan melewati deretan meja. Mata-mata di ruangan itu otomatis melirik. Vega rapi, berkelas, berjalan seperti tahu persis tempatnya di dunia.

Vexia sederhana, blouse putih dan celana panjang, rapi namun tanpa pencitraan. Keduanya cantik, tapi berbeda cara memikat orang.

“Wah, jernih-jernih, nih,” gumam salah seorang staf pria, diikuti tawa kecil yang lainnya.

Di tengah ruangan, dua meja kosong berdampingan menunggu penghuninya.

“Vega, kamu di sebelah kiri. Vexia, di kanan,” ujar Bu Ratri. “Kalian satu tim, tolong saling bantu.”

“Siap, Bu,” jawab Vega, rileks, senyumannya tipis dan terukur. Senyum yang bisa menahan badai.

Vexia mengangguk sopan. “Baik, Bu.”

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
abimasta
dani asisten terkepo,tapi seru ya jadi ikut balapan dani
Dew666
☀️☀️☀️
love_me🧡
tau tu lu Dan lu itu asisten atau mata", beneran ngikutin sampai segitunya hati" tar ketahuan malah berabe
Endang Sulistiyowati
Dani, jangankan kamu penasaran sama ending, aku jg penasaran tau. makanya nungguin up tiap hari...
Rayno, Xia nya pergi ke club. saking kedap suara ruangannya ya, org buka pintu ga kedengeran.
Nana Colen
🤣🤣🤣🤣🤣puas banget ma ekpresi dani ngakak abis thor bacanya...
Hanima
👍👍
septiana
lanjut kak semangat 💪🥰
Anitha Ramto
baca bab ini sambil nyegir gara² Asisten yang Penasaran akut jadi ikutan Gila,kebut²an🤣🤣🤣

jangan ganggu Xia Rayno,,kamu makan saja sendiri masih bersyukur Xia mau nyiapin makan malam,,mungkin Xia lagi istirahat katena lelah....

awas saja jika si Vega berhasil menjebak Vexia
Upi Raswan
xia dah berangkat..lagi seneng2 sama temen2 barunya. tapi aku kok deg2an yaa...jangan sampai sesuatu terjadi padanya ya thor...
partini
ve lagi sibuk ga usah deh ganggu,,wwah wahhh keren tapi masih di bawah aylin sih kalau bawa motor
asih
xia pergi balapan ray cari hiburan biar tak stress 😬 punya suami model kamu itu harus di lawan jadi lemah lembut gemulai tak di respon giliran badas di rindukan
Marsiyah Minardi
Ayolah Othor ,plis jangan sampai si uler keket Vega bertindak duluan merugikan Vexia ya
Abaikan dulu Rayno yang sok jaim gengsi tinggi egonya melangit
Dek Sri
lanjut
Puji Hastuti
Kasian LO Ray 😄😄😄
love_me🧡
Vega datang hanya bikin kisruh saja, bisa" dia main licik masukin sesuatu ke minuman xia & akhirnya malam yg tidak di inginkan akan terjadi
love_me🧡
ini kan yg kamu mau rayno, tak perlu perhatian & dilayani tp justru itu yg membuatmu sakit
love_me🧡
makanya Dan kalau masih amatir jangan coba" nguntit, yg kau kuntit itu ratu jalanan nah kamu 🤔😄😄
anonim
Dani ini asisten pribadi kesannya jadi tidak sopan - merambah ranah pribadi Bos-nya.
Kepo banget sampai mengecek rekaman lain. Bukan urusan Dani - apa yang terjadi diantara Rayno dan Vexia.

Rayno sekarang silahkan menikmati sikap Vexia yang dingin, tak begitu peduli dengan keberadaanmu.

Istri yang dulu begitu ia abaikan - sekarang mengabaikan Rayno.

Vexia masak di dapur - Rayno tertegun - matanya tak berkedip terpaku melihat tampilan istrinya yang sedang memasak.

Rasain - memang enak makan sendiri.
Vexia sudah makan - pemberitahuan lewat kertas - tak mau bicara sama Rayno.

Hari ini gajian pertama Vexia.
Salah satu staf menanyakan janjinya Vexia yang mau traktir makan setelah gajian.

Vexia bilang tak akan ingkar janji.

Vega semakin sirik ajah.
Vega punya rencana jahat apa ini kepada Vexia.

Yang benar motor sport hitam berkilat atau motor sport merah nih Author 😄.
Cicih Sophiana
dulu kamu yg di cuekin Vexia... sekarang Rayno yg kamu cuekin.. rasain kamu Rayno emang enak di cuekin istri... gak di anggap suami
anonim
Kaget kan Rayno mendengar apa yang dikatakan bu Ratri tentang Vexia istri yang tak dianggap tapi bikin hati Rayno tak karuan sekarang.

Dani jadi kepo - menyelidiki Bos-nya yang belakangan ini, sebelum jam kantor berakhir sudah pergi.

Dani mengekor mengikuti mobil Rayno - sayangnya dia tak tahu siapa yang di kejar Rayno. Tak tahu siapa pemilik motor sport.

Rayno, rasakan - Vexia bersikap dingin sekarang.

Dani kaget juga kagum tak percaya - setelah mengecek CCTV kantor ternyata yang membawa motor sport - Vexia.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!