NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Sang Dewi Semesta

Reinkarnasi Sang Dewi Semesta

Status: tamat
Genre:Pembaca Pikiran / Selingkuh / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Setelah meninggal karena tenggelam saat menolong anak kecil, Nadra Elianora, gadis modern yang ceria dan blak-blakan, terbangun di dunia kuno dalam tubuh Li Yuanxin seorang gadis malang yang dibuang oleh tunangannya karena sang pria berselingkuh dengan adik tirinya.

Tersesat di hutan, Nadra membangun gubuk, hidup mandiri, dan menggunakan ilmu pengobatan yang ia kuasai. Saat menolong seekor makhluk terluka, ia tak tahu bahwa itu adalah Qiu Long, naga putih ilahi. Dari pertemuan konyol dan penuh adu mulut itu, tumbuh hubungan ajaib yang berujung pada kontrak suci antara manusia dan hewan ilahi.

Tanpa disadari, kekuatan dalam diri Nadra mulai bangkit kekuatan milik Sang Dewi Semesta, makhluk tertinggi yang jiwanya dulu dipecah ke berbagai zaman untuk menjaga keseimbangan dunia.

Kini, dengan kepintaran, kelucuan, dan keberaniannya, tak hanya menuntut balas atas pengkhianatan masa lalu, tapi juga menapaki takdir luar biasa yang menunggu: menyelamatkan dunia dan mengembalikan cahaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 — Bayangan yang Tumbuh di Api

Kabut tebal menyelimuti kota Feng pagi itu. Warga masih membicarakan langit merah yang membara semalam api yang katanya turun dari langit lalu padam tanpa membakar satu pun rumah. Orang-orang menyebutnya sebagai Api Langit, tapi sebagian mulai percaya itu adalah tanda bangkitnya roh penjaga kuno.

Di dalam klinik kecilnya, Li Yuanxin sedang menggulung lengan jubahnya, menata ulang meja obat yang gosong di tepinya akibat percikan semalam. Ren dan Ruan sibuk menyapu puing-puing ringan di luar, sementara Feng Yan duduk di atas timbangan obat, menatap sekumpulan orang di luar jendela dengan paruh terangkat tinggi.

“Mereka terus memandang ke sini,” gumam Feng Yan dengan nada malas. “Aku tidak suka diperhatikan tanpa alasan. Harusnya aku sulut alis mereka biar berhenti menatap.”

“Jangan,” jawab Yuanxin sambil tersenyum samar. “Kita sedang membangun reputasi, bukan membakar pelanggan.”

Burung kecil itu mendengus. “Reputasi tidak mengenyangkan. Tapi kalau kau mau, aku bisa masak mereka jadi ayam bakar.”

Ren yang mendengar itu langsung menahan tawa. “Burung bakar masak ayam bakar, lucu juga.”

“Diam kau, manusia kecil!” seru Feng Yan dengan paruhnya terangkat. Tapi Yuanxin hanya menatapnya sambil menggeleng, matanya lembut. Dalam kekacauan kecil seperti ini, hatinya sedikit tenang.

Namun ketenangan itu hanya bertahan sekejap. Dari balik tirai pintu, dua sosok berjubah putih masuk dengan langkah tegas. Mereka membawa lambang kekaisaran di dada — prajurit istana. Ren dan Ruan buru-buru menunduk, sementara Feng Yan segera menyelinap ke rak obat, menutupi dirinya dengan kantong jamu.

“Tabib Yu Xin?” tanya salah satu prajurit dengan nada hormat namun kaku.

“Benar,” jawab Yuanxin, suaranya tenang. “Ada urusan apa dari istana pagi-pagi begini?”

“Putra Mahkota Feng Liansheng memanggil Anda untuk datang ke Istana Timur. Ada hal penting yang ingin dibicarakan.”

Ren menatap Yuanxin khawatir. “Nona, hati-hati. Istana bukan tempat aman bagi orang yang pernah berurusan dengan keluarga Feng.”

Yuanxin tersenyum kecil, matanya berkilat. “Justru karena tidak aman, aku harus datang. Kalau takdir menjemput, biarlah aku berjalan menemuinya dengan kepala tegak.”

Ia mengganti jubah putihnya dengan jubah biru muda, rambutnya disanggul sederhana, hanya dihiasi satu tusuk giok. Ia lalu melangkah keluar dengan langkah anggun tapi ringan, seolah setiap langkahnya mengalun bersama angin.

Istana Timur berdiri megah di tengah taman lotus yang luas. Dindingnya putih keperakan, memantulkan sinar matahari seperti kaca suci. Di tengah aula, Feng Liansheng duduk di kursi perunggu, mengenakan jubah hitam dengan motif naga keemasan. Tatapannya dingin seperti permukaan danau di musim dingin.

Begitu Yuanxin masuk, aroma lembut herbal dari tubuhnya segera memenuhi udara. Ia berlutut dengan tenang. “Hamba Li Yuanxin, memenuhi panggilan Yang Mulia.”

“Bangun,” suara Liansheng dalam dan berat. “Aku tidak suka orang sujud tanpa alasan.”

Yuanxin berdiri, menatapnya tanpa gentar. Untuk sesaat, waktu seolah berhenti mata perak milik Liansheng dan mata keemasan Yuanxin saling bertaut, memantulkan bayangan masa lalu yang bahkan belum mereka sadari sepenuhnya.

“Aku mendengar tentang kejadian semalam,” kata Liansheng kemudian, jari-jarinya mengetuk meja batu. “Api Phoenix di langit. Kau tahu berapa banyak orang melihatnya?”

“Aku tidak bermaksud menimbulkan kehebohan,” jawab Yuanxin datar. “Aku hanya mempertahankan hidupku.”

“Dari siapa?” tanya Feng Liansheng

“Dari orang-orang yang menganggap aku ancaman.”

Liansheng menatapnya lama, lalu berdiri perlahan. “Kau tahu, sejak malam itu… banyak roh tua terbangun. Bahkan Dewan Langit mulai gelisah. Apa kau sadar kau telah membangunkan sesuatu yang seharusnya tidur?”

Yuanxin tidak bergeming. “Kalau yang tidur adalah kebenaran, maka biarlah ia bangun. Dunia sudah terlalu lama dijaga oleh kebohongan.”

Senyum tipis muncul di bibir Liansheng. “Berani sekali kau bicara begitu di depanku.”

“Berani karena benar,” jawabnya cepat.

Liansheng melangkah mendekat, jarak mereka kini hanya sejengkal. Tatapan keduanya seperti dua matahari yang siap meledak. “Kau tahu siapa aku?”

“Putra Mahkota Feng,” jawab Yuanxin pelan. “Dan seseorang yang menyimpan pecahan roh kuno. Roh Pengawal Agung, penjaga Sang Dewi Semesta.”

Tatapan Liansheng menajam. “Siapa yang memberitahumu itu?”

“Tak perlu ada yang memberitahu,” kata Yuanxin tenang. “Aku bisa melihatnya di matamu. Jiwa yang terikat sumpah kuno tidak bisa disembunyikan dariku.”

Untuk sesaat, keheningan menebal di antara mereka. Angin berdesir lembut, membawa aroma bunga lotus dari luar. Akhirnya, Liansheng tertawa kecil suara yang dalam dan tak terduga.

“Kau memang berbahaya,” katanya akhirnya. “Tapi aku tidak ingin kau menjadi musuhku, Li Yuanxin.”

“Kalau begitu,” sahut Yuanxin lembut, “jangan berdiri di antara aku dan keadilanku.”

Mata mereka kembali bertemu kali ini bukan sebagai tabib dan putra mahkota, tapi dua jiwa kuno yang mulai mengenali gema masa lalu.

----

Malamnya, di ruang dimensi, Feng Yan tampak tidak senang. Ia mengipasi sayapnya cepat-cepat, membuat air kolam bergoyang.

“Aku tidak suka manusia itu!” serunya kesal. “Dia melihatmu seperti naga lapar melihat mutiara. Tatapan dingin tapi terlalu dalam!”

Qiu Long menyeringai dari kolam. “Phoenix kecil, kau terlalu sensitif. Tapi aku mengakui, aura pria itu mengganggu. Aku merasakannya di udara energi pelindung kuno yang mulai bangkit.”

Yuanxin duduk bersila, menatap bola cahaya di telapak tangannya. “Feng Liansheng… kalau benar dia Pengawal Agung, maka cepat atau lambat, dia akan ingat siapa aku.”

“Dan kalau dia ingat, apa yang akan kau lakukan?” tanya Feng Yan curiga.

Yuanxin tersenyum samar. “Aku akan melihat apakah dia masih berpihak pada cahaya… atau telah menjadi bayangan di bawahnya.”

Sementara itu, di istana Feng, Liansheng berdiri di depan jendela menatap langit. Di belakangnya, seorang penasehat tua berlutut.

“Yang Mulia, roh penjaga timur bergerak. Phoenix dan naga putih telah menampakkan diri. Dunia mulai berguncang lagi.”

Liansheng mengepalkan tangan di balik jubahnya. “Aku tahu. Semesta mulai menyeimbangkan dirinya. Tapi kali ini… aku tidak akan membiarkan tragedi yang sama terulang.”

“Apakah Yang Mulia percaya gadis itu benar-benar—”

“Ya,” potong Liansheng datar. “Dia bukan manusia biasa. Dan jika dugaanku benar… dia adalah pecahan utama roh Sang Dewi Semesta.”

Sang penasehat menunduk dalam-dalam. “Kalau begitu, takdir sudah memilih. Tapi ingat, Yang Mulia, Dewan Langit mungkin tidak akan tinggal diam.”

Liansheng menatap jauh, ke arah barat tempat api Phoenix pernah membara. “Biarkan mereka datang,” katanya dingin. “Jika dunia harus terbakar, maka biar aku yang berdiri di tengah apinya.”

---

Keesokan harinya, klinik Yuanxin ramai. Orang-orang datang bukan hanya untuk berobat, tapi juga ingin melihat “tabib ajaib yang menyalakan langit.” Di tengah keramaian itu, muncul sosok berjubah biru tua, lelaki berwajah lembut namun matanya tajam, membawa gulungan surat.

“Tabib Yu Xin?” suaranya dalam. “Saya dari Akademi Langit Biru. Kami ingin menawarkan kerja sama.”

“Kerja sama?” tanya Yuanxin, menatap surat itu dengan alis terangkat.

“Akademi ingin meneliti fenomena semalam. Kami percaya Anda memiliki hubungan dengan makhluk kuno.”

Feng Yan, yang bersembunyi di bawah meja, mendesis pelan. “Makhluk kuno apanya? Aku masih muda!”

Yuanxin menahan senyum. Ia menatap lelaki itu dan berkata lembut, “Aku tidak menolak kerja sama. Tapi aku punya syarat.”

“Apa itu?”

“Akademimu harus membuka pintunya untuk rakyat kecil. Aku tidak ingin ilmu hanya dimonopoli kaum bangsawan.”

Lelaki itu tertegun, lalu perlahan tersenyum. “Tabib Yu Xin, Anda benar-benar berbeda.”

“Saya memang tidak sama,” jawab Yuanxin. “Saya datang bukan untuk menyalakan perang, tapi untuk menyalakan cahaya. Tapi jika perang datang lebih dulu, maka biarlah cahaya itu menjadi apinya.”

Di luar, angin berhembus lembut, meniup papan bertuliskan Lotus Emas. Dan entah dari mana, suara naga bergema pelan di langit, bersahut dengan jeritan Phoenix yang membelah awan.

Pertanda bahwa dunia kuno telah terbangun sepenuhnya.

Dan di tengah semua itu, Li Yuanxin sang tabib yang ceria, keras kepala, dan penuh rahasia tersenyum kecil sambil menatap langit.

“Baiklah,” katanya pelan, “permainan sesungguhnya baru saja dimulai.”

Bersambung

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Lauren Florin Lesusien
dua orang keras kepala jika bersatu sangat lucu dunia tidak akan pernah sepi 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Lauren Florin Lesusien
waduh lucu ketawa sampai kepalaku dipukul centang nasi sama emak🤣🤣🤣🤣
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
/Facepalm//Facepalm/
Tiara Bella
wow....mantap....
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
cahaya pasti menang melawan kegelapan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
tanpa mereka sadari, sebenarnya sang dewi semesta dan sang penjaga agung sama² keras kepala 🤣
beybi T.Halim
sekarang semua akan terlalu serius..,💪
Tiara Bella
wow mantap.....
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
lebih baik lagi kalau yuanxin dan pangeran mahkota satu tim melawan kegelapan, pasti menarik 😍
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
sang putra mahkota bisa jadi takdir nya yuanxin
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
ketenangan yuanxin adalah badai besar yang akan menghancurkan keserakahan dan kelicikan ke 2 parasit itu
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
wahhh, apakah Liansheng akan jadi jodohnya Yuanxin?/Shy/
Wulan Sari: semoga saja berjodoh
total 1 replies
Phebe ZM
Aku suka dengan karya2mu Thor selalu menarik utk dibaca
inda Permatasari: terima kasih kak 🙏
total 1 replies
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
apa yang kalian tabur itu pula yang kalian tuai.
saatnya sekarang tinggal menunggu balasan yang setimpal.
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
suka banget kata² ini
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
semoga jodoh nya yuanxin nanti orang yang lebih kuat dan berkuasa, agar lebih gampang membungkam para parasit
beybi T.Halim
mulai panas..,lanjut💪👍👍
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
good job yuanxin, balas mereka dengan cara yang syantik dan jadikan dirimu sultan yang sesungguhnya.
sultan itu bebas melakukan apapun bukan /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!