Tiga Roh Penjaga datang dengan membawa sejumlah misteri. Dari medali, koin, lonceng misterius, sampai lukisan dirinya dengan mata ungu menyala, semuanya memiliki rahasia yang mengungkap kejadian masa lalu dan masa depan. Yang lebih penting, panggilan dari Kaisar Naga yang mengharuskan Chen Li menjalankan misi yang berkaitan dengan pengorbanan nyawa, sekaligus memperkenalkan peluang rumit tentang kondisi Mata Dewanya.
Dengan ditemani dua murid, mampukah Chen Li memecahkan misteri tersebut, sekaligus menyelesaikan misi dari Kaisar Naga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 22 ~ Penggerak di Balik Bayangan
Cahaya senja menyapu pelataran Pagoda Pelindung, melukis langit dengan warna jingga dan keunguan. Kemenangan Chen Li atas Jiao Shen telah meninggalkan kesan mendalam bagi tiap mata yang menyaksikan pertandingan keduanya, termasuk Su Yue.
"Saudara Chen, aku akan menunggumu." Gadis itu melambaikan tangan sembari tersenyum.
Chen Li hanya mengangguk kecil, setelahnya mengikuti langkah Sesepuh Hong yang mantap meninggalkan pelataran. Mereka melewati koridor-koridor megah yang dihiasi ukiran kuno, lalu menuruni tangga batu yang berkelok menuju jantung Pagoda. Udara di sini terasa lebih dingin, penuh aroma kertas tua dan dupa. Sesepuh Hong akhirnya berhenti di depan sebuah pintu kayu tua yang tampak sederhana, namun memancarkan aura proteksi yang kuat.
Dia membuka segel energi dengan beberapa gerakan tangan. Dengan bunyi gemeretak lembut, pintu itu terbuka.
Ruangan di dalamnya sederhana, hanya dipenuhi rak buku tinggi, sebuah meja kayu tua, dan beberapa bantal duduk. Chen Li bisa merasakan ruangan ini terisolasi sepenuhnya dari dunia luar.
"Silakan duduk," ucap Sesepuh Hong sambil mengambil tempat di balik meja.
Chen Li duduk dengan tenang. "Sesepuh, terima kasih atas kesempatan ini." Dia setengah membungkuk penuh hormat, sebelum mulai kembali bersuara. "Sesepuh, apa yang ingin kusampaikan ini tidak terlalu jauh dengan sesuatu yang dialami klan Naga akhir-akhir ini. Sesepuh pasti telah mengetahui kondisi istana Naga Langit?"
Sesepuh Hong hanya mengangguk pelan, dia sudah menebak akan maksud kedatangan Chen Li.
"Lanjutkan!"
Chen Li tersenyum simpul, dia kemudian melanjutkan perkataannya, ''Sesepuh pasti sudah mengetahui akan kepergian Naga Tua beberapa saat lalu? Dan belum lama ini, Naga Guru juga tiba-tiba menghilang. Hampir seluruh anggota klan Naga tidak mengetahui pasti akan maksud dan tujuan mereka. Namun, jika keduanya telah bertindak sampai sejauh ini, aku yakin tanpa penjelasan pun Sesepuh pasti paham apa maksudnya... "
Sesuai dugaan Chen Li, Sesepuh Hong sempat menaikkan sebelah alisnya kala mendengar Naga Guru juga tiba-tiba saja meninggalkan istana. Dia mengetahui betul, Naga Guru yang merupakan sesepuh Naga itu tidak pernah meninggalkan Perpusatakan klan Naga kecuali untuk hal² yang benar-benar mendesak dan mengancam klan Naga.
"Apa yang kau pahami tentang masalah ini?" Sesepuh Hong berwajah serius, intonasinya memberikan isyarat untuk langsung masuk ke intinya.
Chen Li mulai bercerita, namun dengan sangat selektif. Dari kecurigaannya tentang sebuah konspirasi besar yang tidak diketahuinya asal, pun juga tentang kebangkitan Klan Bayangan.
"Berdasarkan penelusuranku," ujar Chen Li, memilih kata-kata dengan hati-hati, "Klan Bayangan menunjukkan tanda-tanda kebangkitan yang tidak wajar. Catatan kuno menyebutkan mereka seharusnya sudah mengalami kemunduran drastis pasca Perang Besar 300 tahun silam."
Sesepuh Hong mengangguk pelan, kabar itu tidak terlalu mengagetkannya. Dia sudah lama mengetahui kabar ini namun, tidak memberikan perhatian lebih sebab menganggap klan itu bukanlah ancaman. Klan bayangan sudah mengalami kemunduran pesat. Andaikan mereka mengalami kebangkitan, butuh waktu sangat lama untuk mengembalikannya ke posisi puncak.
"Yang membuatku curiga adalah kemunculan jejak-jejak mereka yang menunjukkan tingkat kekuatan dan pengaruh yang seharusnya tidak mungkin mereka capai sendiri. Seolah ada... tangan tak terlihat yang mendukung kebangkitan mereka."
Chen Li mengeluarkan potongan kain sutra gelap dari balik jubahnya. "Ini bukti fisik yang kudapatkan. Ada energi asing yang melekat dalam kain ini, dan memiliki karakteristik persis dengan klan Bayangan namun lebih dalam dan lebih tua."
Sesepuh Hong mengambil potongan kain itu. Tangannya yang keriput mengusap permukaannya, matanya terpejam. Beberapa saat kemudian, dia membuka mata kembali. "Energinya memang tidak biasa. Ada jejak Klan Bayangan, tapi seperti diselimuti oleh jejak yang lebih besar." Dia meletakkan kain itu kembali di atas meja. "Kecurigaanmu beralasan. Klan Bayangan mungkin hanyalah ujung tombak, ada yang mengendalikan mereka."
Dia berdiri dan mengambil sebuah gulungan naskah tua dari rak buku. "Dalam catatan rahasia kami, ada penyebutan tentang Sang Penggerak di Balik Bayangan, sebuah kekuatan yang bekerja dalam bayang-bayang, memanipulasi berbagai kelompok untuk tujuannya sendiri."
"Jika benar demikian, maka ancamannya jauh lebih besar dari yang kita duga." Chen Li merasa seolah dadanya terasa sesak.
Sesepuh Hong memandangnya lama, hembusan nafasnya terasa kasar. Dia sudah menduga alam Langit sedang tidak baik. kedatangan Chen Li memperjelas semuanya.
"Aku mengerti," Sesepuh Hong meletakkan naskah tua. Masalah Penggerak di Balik Bayangan dan Klan Bayangan itu dia kesampingkan. Wajahnya serius menatap Chen Li.
"Chen Li, satu bulan lagi, Buah Awan Langit akan muncul untuk pertama kalinya setelah seratus ribu tahun. Aku ingin kau mendapatkan buah itu!"
Meksi permintaan itu agak aneh dan terlampau jauh melenceng dari pembahasan, namun Chen Li sebenarnya mengerti maksud lain dari permintaan itu. Buah Awan Langit terlalu berharga untuk diabaikan oleh banyak kelompok. Besar kemungkinan Chen Li akan menemukan banyak informasi berharga terkait konspirasi terselubung di tempat itu.
"Baik sesepuh. Aku mengerti!"
"Buah Awan Langit akan muncul di Ruang Inti Langit. Tempat itu lebih berbahaya dari semua tempat yang ada di alam Langit. Tidak hanya orang-orangnya yang datang menginginkan Buah Awan Langit yang harus kamu waspadai, namun kondisi geologisnya juga sangat ekstrem. Aku akan mengirim Su Yue dan Jiao Shen untuk menemanimu."
Sesepuh Hong kemduian memberikan Chen Li sebuah jimat batu giok kecil. "Ini Jimat Penyelaras Jiwa. Gunakan jika kau menghadapi situasi yang berbahaya, aku akan muncul dan membantumu!"
"Terima kasih, Sesepuh," ucap Chen Li menerima jimat itu, Chen Li menerimanya.
Sementara itu, di bagian lain Pagoda, seorang pelayan senior memasuki ruang penyimpanan. Dengan gerakan cepat, dia menulis pesan singkat pada sebuah cermin kecil, "Sang Sesepuh dan tamu dari Alam Tengah membicarakan Klan Bayangan dan 'Sang Penggerak'."
Pesan itu menghilang tanpa jejak.