NovelToon NovelToon
Unwritten Apologies

Unwritten Apologies

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Model / Diam-Diam Cinta / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:93k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Ini adalah kisah cinta pria berkebangsaan Korea dan gadis berdarah Indonesia.

Waktu SMA, Ha joon tidak setampan sekarang. Pria itu gemuk dan selalu memakai kacamata tebal kemana-mana. Ha joon sangat menyukai Rubi, gadis populer di sekolahnya.

Namun suatu hari Ha joon mendengar Rubi menghina dan mengolok-oloknya di depan teman-teman kelas mereka. Rasa suka Ha joon berubah menjadi benci. Ia pun memutuskan pindah ke kampung halamannya di Seoul.

Beberapa tahun kemudian, Rubi dan Ha joon bertemu lagi di sebuah pesta pernikahan. Ha joon sempat kaget melihat Rubi yang berada di Korea, namun rasa dendamnya sangat besar hingga ia berulang kali menyakiti perasaan Ruby.

Tapi, akankah Ha joon terus membenci Ruby? Mulutnya berkata iya, namun tiap kali gadis itu tidak ada didepan matanya, ia selalu memikirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku membencinya, Jin young

Ruby melangkah cepat menyusuri lorong apartemennya yang sunyi. Sudah hampir jam dua belas malam, tetapi dia tidak peduli. Angin dingin berembus menyelusup celah-celah jaketnya, tapi ia juga tak peduli. Pikirannya penuh dengan Ha Joon.

Pria itu mungkin membencinya, tapi jika benar dia menyebut-nyebut namanya saat mabuk, ada sesuatu yang belum selesai di antara mereka. Dan entah kenapa, Ruby merasa seperti ditarik kembali ke masa lalu, seperti ada tali tak kasat mata yang tak pernah benar-benar putus.

Taksi membawanya menuju alamat yang dikirim Oh Jin Young. Sebuah bar kecil di gang sempit dekat distrik Gangnam, tempat yang cukup tersembunyi untuk seseorang yang ingin mabuk tanpa dikenali banyak orang.

Selama perjalanan, Ruby memandang ke luar jendela, lampu-lampu kota Seoul berpendar dalam gerimis ringan. Hatinya kacau. Sebagian dari dirinya berkata ini adalah keputusan bodoh, datang hanya karena seorang pria menyebut namanya dalam keadaan mabuk. Tapi bagian lainnya, yang lebih jujur dalam hatinya berkata dia harus datang.

Begitu sampai, Ruby membayar taksi dan berdiri sejenak di depan bar itu. Suara musik pelan mengalun dari dalam. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu mendorong pintu dan masuk. Aroma alkohol menyengat, udara hangat di dalam membuat pipinya yang dingin memerah.

Pandangan matanya segera tertuju pada sosok yang duduk limbung di sudut bar, kepala bersandar di meja, beberapa botol soju kosong berserakan di dekatnya. Ha Joon. Rambutnya sedikit berantakan, dasinya longgar, wajahnya merah padam, dan mata yang biasanya tajam kini terlihat sembab dan kosong.

Oh Jin Young segera menghampiri Ruby. Pria itu tampak lega.

"Terima kasih sudah datang," katanya pelan.

"Dia sudah minum lebih dari delapan botol, aku berusaha mencoba menghentikannya, tapi dia keras kepala."

Ruby mengangguk, lalu melangkah pelan ke arah Ha Joon. Langkahnya ragu-ragu, tapi hatinya memanggil lebih keras. Saat ia sudah cukup dekat, ia berlutut agar sejajar dengan wajah pria itu.

"Ha Joon…" panggilnya pelan.

Ha Joon tak langsung merespons. Tapi pelan-pelan, matanya membuka. Ia menatap Ruby dengan pandangan kabur, lalu tersenyum miring.

"Hah… kau lagi. Kenapa kau ada di mana-mana?" gumamnya. Suaranya berat, sengau karena alkohol.

"Apa kau datang … untuk menertawakanku lagi? Mau menghinaku laki-laki tidak berguna seperti yang kau lakukan dulu?"

Ruby menatap sebentar ke

Oh Jin yong, pria itu pasti bingung dan bertanya-tanya dalam hati.

Ruby menelan ludah.

"Aku datang karena aku khawatir."

Ha Joon tertawa kecil. Tertawa sinis.

"Khawatir? Setelah semua yang kau lakukan dulu? Setelah menghinaku habis-habisan?"

Ruby semakin tidak enak pada Oh jin young. Ia tahu, ini bukan saatnya membela diri. Ia pun duduk di kursi di samping Ha joon, lalu meraih botol soju dari tangan pria itu dan menjauhkannya.

"Kau sudah minum terlalu banyak, Ha Joon."

Dengan kasar Ha Joon menghempaskan tangan gadis itu darinya, menatap Ruby tajam.

"Jangan panggil namaku, dan jangan sentuh aku. Aku tidak sudi di sentuh oleh wanita mengerikan sepertimu!"

"Joon-ah!" Akhirnya Oh Jin young bersuara. Seperti Ruby yang tidak enak padanya, pria itu juga merasa tidak enak pada Ruby.

Tadi Jin young pikir, karena Ha Joon terus-menerus menyebut nama gadis itu, gadis itu akan menjadi obat dan membuat pria itu berhenti minum. Namun setelah gadis itu muncul di depan Ha Joon, pria itu justru marah. Ternyata keduanya memang punya cerita masa lalu, dan itu cukup rumit.

Lihat saja betapa marahnya Ha Joon saat melihat Ruby. Jin young makin penasaran. Tapi sekarang bukan waktunya memikirkan hal itu. Ia mendekati Ha Joon.

"Aku yang memanggil nona Ruby ke sini. Tolong jangan terlalu kasar padanya." kata Jin young.

Ha Joon menatapnya, lalu menatap Ruby lagi, kemudian kembali meraih botol berisi alkohol di depannya. Jin young menghela nafas,

"Joon-ah, jangan minum lagi. Ayo ku antar pulang." lelaki itu mencoba menghentikan Ha Joon minum, tetapi lagi-lagi ia tidak peduli.

Ruby yang masih diam dengan perasaan sesak akibat kalimat menohok Ha Joon tadi, kembali mendekat dan mencoba merebut alkohol di tangan Ha Joon, tetapi Ha Joon lagi-lagi menghempas tangannya, namun kali ini, entah mendapat keberanian dari mana, Ruby berteriak padanya.

"KAU MAU MATI? KALAU MAU MATI MINUM SAJA! LAGIPULA AKU JUGA TIDAK PERNAH PEDULI DENGAN HIDUPMU, BUKANKAH KAU MEMBENCIKU? KEBETULAN, AKU JUGA MEMBENCIMU, KALAU KAU INGIN MATI KONYOL, MINUM SAJA SEPUASMU!"

Seru Ruby kuat, sontak semua orang yang berada di bar menatap ke arah mereka. Oh Jin Young sampai di buat tercengang.

Ruby masih menatap Ha Joon dengan emosi naik turun.

"Kalau kau ingin balas dendam dengan membuatku menyesali semua perbuatanku di masa lalu, setidaknya hiduplah dengan baik. Laki-laki yang suka mabuk-mabukan, hanyalah lelaki yang tidak berguna."

Setelah mengatakan kalimat itu, Ruby berbalik pergi meninggalkan mereka. Oh Jin-young ingin menahannya tetapi langkah Ruby terlalu cepat. Bahkan dalam sepersekian detik, gadis itu sudah menghilang dari sana.

Saat ia menoleh ke Ha Joon, botol yang berada di tangan pria itu telah terlepas. Entah Jin young salah lihat atau tidak, saat ini ia melihat Ha Joon seperti sudah sadar dari mabuknya.

Oh Jin Young terus memandangi Ha Joon. Pria di hadapannya itu terlihat diam membeku. Tidak lagi mengoceh, tidak lagi tertawa sinis atau meracau. Tangannya masih menggantung di udara, tempat botol soju tadi berada, tapi kini kosong. Matanya menatap lurus ke pintu bar yang telah tertutup kembali setelah ditinggalkan Ruby.

"Joon-ah?" panggil Jin Young pelan.

Ha Joon tak menjawab. Tubuhnya tetap diam, tapi rahangnya mengeras. Jemarinya mengepal, dan napasnya mulai teratur, perlahan kembali dari mabuk. Beberapa detik kemudian, ia menyapu wajahnya kasar dengan satu tangan, lalu menggeram pelan.

"Kenapa dia harus datang?" gumamnya lirih. Tapi suara itu lebih ditujukan untuk dirinya sendiri, bukan untuk di jawab siapa pun.

Jin Young duduk di kursi di sebelahnya, mencoba menenangkan suasana.

"Karena kau terus menyebut namanya. Jadi aku menelponnya."

Ha Joon menoleh, menatap sahabatnya dengan tatapan campur aduk: marah, frustasi, tapi juga penuh luka.

"Aku membencinya, Jin Young. Dia adalah wanita yang menghancurkanku."

Jin Young menatapnya kaget. Tetapi dalam pandangannya, Ha Joon tidak sepenuhnya membenci gadis yang berprofesi sebagai model itu.

"Kalau kau membencinya, kenapa kau membiarkan botol itu jatuh setelah dia pergi?"

Ha Joon terdiam. Pertanyaan itu terlalu jujur.

"Karena aku ... tidak tahan dengar dia bicara seperti itu," gumamnya akhirnya.

"Aku ingin dia marah. Aku ingin dia pergi. Tapi ketika dia benar-benar pergi, rasanya seperti ..." Ia menghentikan kalimatnya, menggertakkan gigi.

"Seperti ditinggalkan lagi."

Keheningan mengisi bar beberapa saat. Musik pelan kembali terasa, bercampur dengan suara tawa pelan dari sudut ruangan lain. Tapi bagi Ha Joon, dunia terasa sunyi.

1
Deasy Dahlan
mudahan ini awal yang baik...yang dapat membuat hubungan mereka lebih dekat lagi.....pelan tapi pasti
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
walaupun benci TPI perhatian ya
Nur Lela
kereeeen
anonim
selangkah lebih baik permusuhan Ha Joon dan Ruby masih ada getar-getar rasa di hati mereka berdua
Santi Nuryanti
lnjt thorr
Rosna Marleni
senengnya dapet perhatian ya Ruby...
Rita
alhamdulillah ada kemajuan
Rita
😂😂🤦‍♀️😅
*Septi*
karena ada rasa tak biasa 😁
Srie Handayantie
asyikkk mulaii perhatiann , sama2 salting dan gugup. ayolahh cinta lama bersemi kembali segerakan lah🤭😅😅
Aras Diana
lanjut thor
Yuliana Purnomo
lanjuuuuttt
@arieyy
yahhhhh itulah cinta😩
Dian Rahmawati
ha joon perhatian nih
🔵🎀🆃🅸🅰🆁🅰❀∂я 👥️
wah yg dapat perhatian ..dag dig dug dong rasanya... jadi ikut dag dig dug 🤣🤣
mang tri
Marah tp masih perhatian ya joon_ ☺️😍
Heni Mulyani
lanjut
dyah EkaPratiwi
sebenarnya cinta ha joon lebih besar dari benci nya
yuning
semoga Joon ah , segera meleleh ya Ruby
Dwi Winarni Wina
Cie-cie perhatian kecil dr hajoon membuat hati ruby menghangat, hajoon sangat perhatian skl sampai mengobati luka memar dikaki ruby...

Detak jantung ruby sangat kencang skl berdebar deg-degan dkt sm hajoon jarak dekat skl, tanpa disadari sorot mata hajoon dan ruby penuh cinta dan kerinduan, krn ketutup dendam dimasalalu jd salahpaham....

Hajoon berusaha membentengi dirinya ke ruby penuh dendam dan kebencian....
Ruby demi kebaikan bersama sebaiknya berkata jujur kehajoon biar gak salahpaham terus....

lanjut thor....
semangat selalu.....
sehat selalu.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!