NovelToon NovelToon
Ipar Yang Jahat

Ipar Yang Jahat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ismi Sasmi

Aluna seorang gadis manis yang terpaksa harus menerima perjodohan dengan pria pilihan keluarganya.Umurnya yang sudah memasuki 25 tahun dan masih lajang membuat keluarganya menjodohkannya.
Bukan harta bukan rupa yang membuat keluarganya menjodohkannya dengan Firman. Karena nyatanya Firman B aja dari segala sisi.
Menikah dengan pria tak dikenal dan HARUS tinggal seatap dengan ipar yang kelewat bar-bar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Sasmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 BERTEMU LAGI

"Mbak, kenapa dari tadi melamun Mulu ? Ada yang dipikirkan ?" selidik Fika.

"Siapa yang melamun sih ?" sanggahku.

"Tadi aku panggil-panggil GK denger."

"Emang ada apa ?"

"Cuma mau bilang, bahan kue udah hampir habis". Jelas Fika.

"Oh. Kamu catat aja dulu apa yang habis. Nanti Mbak langsung beli."

Fika pun mengangguk dan bergegas ke belakang. Setelah selesai mencatat di kertas, dia pun memberikan list belanjaan padaku. Tak ingin membuang waktu, aku bergegas berangkat.

Aku pun membeli di toko langganan ku. Selain harganya murah, juga sering dikasih diskon jika pembelian dalam jumlah banyak. Itulah yang membuat "Toko Bahan Kue H. MANSYUR" memiliki banyak pelanggan setia.

"Saya perhatikan akhir-akhir ini Mbak Luna sering belanja. berarti ada peningkatan ya, Mbak". Sapa Pak Haji ramah.

"Alhamdulillah, Pak Haji". Jawabku sopan.

"Istri saya suka sekali dengan bolu pandan bikinan Mbak Luna. Katanya kuenya enak dan lembut, manisnya juga pas dilidah. Nanti saya beli lagi". beber Pak Haji.

"Alhamdulillah kalau sesuai dengan selera Bu Haji. Di tunggu orderan selanjutnya Pak Haji ".

"Oh pasti Mbak. Lusa nanti kami mau menjenguk si bungsu di pondok pesantren. Makanya istri saya menyuruh beli bolu vanila sama donat 1 kotak buat dibawa nanti. Bisa gak Mbak ?"

"Bisa Pak Haji. Nanti saya antar kemari". Jawabku bersemangat.

"Terimakasih ya Mbak".

"Sama-sama Pak Haji. Oiya. Berapa total belanjaan saya, Pak ?"

Setelah melakukan pembayaran aku pun segera kembali ke ruko. tak lupa aku membeli jus, karena cuaca lumayan panas.

Begitu sampai di halaman, bergegas Ika dan Fika membantu membawakan belanjaan ke belakang.

"Nih tadi Mbak beliin jus. Minum dulu biar seger." ucapku sambil mengasurkan jus pada mereka.

"Wahh...Mbak tau aja kita butuh yang segar-segar. Mbak emang bos terbaik di dunia." Seloroh Ika.

Aku hanya menggeleng kepala sambil tersenyum.

"Waktu Mbak pergi tadi, ada yang beli gak ?" tanyaku sambil menyedot jus anggur kesukaanku. Rasa seger mengalir di tenggorokan yang kering kerontang.

"Ada Mbak. Tadi ada yang pesan juga buat besok." beber Fika.

"Pesan apa ?" tanyaku.

"Bolu pandan dan vanila Mbak. Masing-masing 1" jelas Fika.

"Udah kamu catat di buku ?" tanyaku.

"Sudah Mbak, atas nama Billy."

"Billy ?" batinku.

Ah pasti bukan dia. Lagian nama Billy banyak, bukan cuma dia aja. Kenapa sih aku tiba-tiba kepikiran dia ? Ku gelengkan kepala dan mengetuk-ngetukan keningku untuk menormalkan kerja otakku yang mendadak konslet.

"Mbak kenapa sih ? Sakit ?" Tanya Fika khawatir.

"Gak kok. Cuma pusing dikit aja". Ujarku beralibi.

***

"Fik, yang pesan kue atas nama Billy tadi orangnya kayak gimana sih ?" tanyaku di sela kegiatanku memotong wortel.

Hari ini ibu sedang kurang sehat, makanya malam ini kami berdua berinisiatif membuatkan sayur sup untuk ibu. Biasanya ketika sakit, beliau suka masakan berkuah kaldu.

"Orangnya tinggi, ganteng, masih muda lagi, kayaknya seumuran Mbak deh". Jelas Fika yang tengah mencuci ayam.

Aku termangu mendengar jawaban Fika.

"Emang kenapa, Mbak ?" tanya Fika penasaran.

"Gak papa, Mbak cuma nanya."

Fika pun ber oh ria.

Selesai memasak, aku pun mengetuk pintu kamar ibu. Terdengar seruan dari dalam menyuruhku masuk. Aku pun masuk dan duduk di tepi ranjang.

"Gimana keadaan ibu sekarang ?" tanyaku sambil memijit kaki ibu.

"Alhamdulillah udah enakan, Luna. Paling besok juga bisa ke sawah." jawab ibu dengan senyum di paksakan.

"Gak usah ke sawah dulu kalau belum sehat, Bu. Lebih baik ibu istirahat di rumah." cegahku.

Ibu pun mengangguk tak ingin berdebat.

" Bu, sayur supnya udah matang. Mau di bawain kesini gak ?" tawarku.

"Gak usah. Ibu makan di dapur aja."

"Ya udah, aku siapin dulu ya !" ucapku sembari bangkit dari duduk.

"Nanti aja, Luna !" cegah ibu.

"Kenapa, Bu ?" tanyaku dengan kening mengeryit.

"Ibu nunggu bapak pulang dari mesjid aja. Biar kita makan sama-sama"

***

Tepat jam 10 pagi, seseorang memarkirkan motornya di halaman ruko. Dia pun membuka helm yang menutupi wajahnya.

Tak lupa merapihkan rambut dengan menyisirnya menggunakan tangan. Setelah memastikan penampilannya, dia pun turun dari motor dan menuju kesini.

"Dia lagi.." gumamku.

Ada keterkejutan di wajahnya ketika melihatku duduk di kursi kasir. Tapi tak lama raut terkejut itu berubah dengan senyum manis.

"Aluna ? Ngapain kamu disini ?" tanyanya.

Sebelum aku menjawab, Fika sudah lebih dulu menyela.

"Mbak, ini lho orangnya yang kemaren pesan roti." jelas Fika sambil menyusun roti di etalase.

"Mbak, rotinya 1 dong. Masih panas kan ? Kebetulan saya belum makan". Ucapnya sembari mengambil roti isian coklat dari nampan yang Fika bawa.

Dengan santainya dia duduk di kursi yang tersedia.

"Ada kopi gak ?" tanyanya sambil mengunyah.

Dikiranya ini warung kopi apa ??

"Maaf Mas gak ada. Kalau air putih ada. Mau ?" tawar Fika.

"Bolehlah. Dari pada nanti seret." jawabnya enteng.

Fika pun bergegas ke belakang untuk mengambilkan air minum, meninggalkan kami berdua. Dia memandangiku lekat, membuat aku jadi risih.

"Apa lihat-lihat ?" semprotku.

"Gak boleh galak-galak sama pembeli. Ntar aku laporin bosmu lho !" ancamnya.

"Laporin gundulmu !" batinku kesal.

Tak ingin melihatnya berlama-lama, segera ku kemas pesanannya dan memberikannya pada Billy.

"Nih !" ucapku sambil menyodorkan kantong plastik berisi bolu pesanannya.

"Taruh aja dulu disana, tanggung lagi makan". Ucapnya sambil menunjuk ke arah meja kasir.

Aku pun kembali duduk dan mengabaikan keberadaannya. Dia pun kembali asyik memakan roti di tangannya. Total ada 3 buah roti yang dia makan. Doyan apa lapar sih ???

Setelah selesai dengan acara makannya, dia pun menghampiriku di meja kasir. Aku pun mentotal semua belanjaan dan menyebutkan nominal yang harus dia bayar.

"Gak ada diskon, Luna ?" ocehnya.

Nih cowok ternyata suka diskonan juga.

"Gak ada. Nanti kalau aku yang inisiatif kasih diskon, ntar gajiku di potong sama bos. Kalau mau dikasih bonus aja."

"Boleh tuh." ucapnya dengan girang.

Aku pun memberikannya 2 buah donat.

"Kok cuma 2 ?" protesnya.

"Kalau mau 1 box, beli dong !" sungutku.

Nih orang emang gak tau terima kasih. Di kasih hati minta jantung. Kenapa gak minta empedu sekalian.

Dia pun terkekeh melihat wajah cemberut ku. Sambil menyerahkan beberapa lembar uang untuk bayar.

"Becanda, Luna. Gitu aja dianggap serius." kekehnya.

Aku pun menerima uang darinya dan menyerahkan kembaliannya.

"Gak usah, Luna. Buat kamu aja." kekehnya menolak uang yang ku sodorkan.

"Gak bisa gitu dong. Nih ambil kembaliannya" ucapku berikeras menyerahkan kembalian.

Tapi dia tetap menolak dan berlalu pergi. Aku pun terpaksa menerimanya dan mengucapkan terima kasih.

"Mbak, seru banget ngobrolnya. Mbak kenal sama Mas itu ?" tanya Fika mengagetkanku.

Aku pun mengusap dada karena terkejut.

"Duhh Fik, kamu ngagetin Mbak aja." sungutku.

"Yee...lagian Mbak sampai gak berkedip gitu natap kepergian si Mas ganteng. Mbak kenal ?" ulangnya.

"Gak kenal kok" sanggahku.

Bisa berabe jika Fika tahu dia adalah mantan pacarku saat SMA. pasti dia dan Ika kompak meledekku.

"Tapi kok dari tadi ngobrol seru ?" selidiknya tak puas.

"Cuma ngobrol antara penjual dan pembeli aja". Ucapku berkelit.

Dia pun mengangguk dengan raut tak yakin dengan ucapanku.

1
kalea rizuky
q ksih bunga lagi nih biar nulisnya rajin
kalea rizuky
lanjut donk thor bagus lo ceritamu
kalea rizuky
gimana nasib mantan laknat thor
kalea rizuky
firman ttep. goblok biar aja dia jd duda karatan
kalea rizuky
up yg banyak thor q ksih bunga
Lala lala
pernah baca alur yg sama
Fan Compás Chivi Ans
Suka sama gaya penulisnya.
Yajaira Gaona
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Kakashi Hatake
Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!