NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Dibalik Skrip

Kisah Cinta Dibalik Skrip

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anak Balita

Awalnya pura-pura, lama-lama jadi cinta. Aku, Renata Priyanka, menghadapi kenyataan hidup yang tidak terduga setelah calon suamiku memutuskan hubungan satu minggu sebelum pernikahan.

Untuk memperbaiki nama baik keluarga, kakek mengatur pernikahanku dengan keluarga Allegra, yaitu Gelio Allegra yang merupakan pria yang terkenal "gila". Aku harus beradaptasi dengan kehidupan baru dan konflik batin yang menghantui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Papa dan Mama Pulang

29 Maret 2025, di Bandara Hedric Elison.

DEG! DEG! DEG!

Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Pertemuanku dengan papa dan mama membuat hatiku gelisah. Papa adalah orang yang lebih tegas dari siapapun, walau kakek masih memegang kendali keluarga utama, tapi yang paling tegas di keluarga Priyanka adalah papa.

Jika papa sampai mengetahui kesalahanku, apa yang akan terjadi kepadaku. Kurasa kakek tidak akan menolong ku. Aku gugup dan terus memijat-mijat jari-jari tanganku yang sedikit gemetar. Pakaian mahal sama sekali tidak membuatku terlihat percaya diri pada situasi yang seperti itu.

"Kau takut?" tanya Regan membelakangi ku.

"Untuk apa aku takut? Papa dan mama sudah pulang, tentu saja aku sangat merasa senang," jawabku.

"Pffttt, benar. Raut wajah gembira tampak terukir jelas di wajahmu," Regan tertawa mengejek.

Tak lama setelahnya, Berlin datang bersama dua orang yang tak lain adalah papa dan mama. Penampilan mencolok mereka, membuat sebagian mata menyoroti mereka. Di usianya yang sudah mencapai lebih dari setengah abad, penampilan papa dan mama masih sangat bugar dan awet muda.

"Oh astaga anak-anakku~ Kalian semua datang untuk menjemput kami? Mama sangat bahagia~!" mama datang memeluk Regan, lalu memelukku, terakhir dia mencubit pipi Rain dengan gemas. Rain adalah anak kesayangan nya.

"Mama, kami merindukanmu," kataku, didukung oleh anggukan dari Rain yang setuju dengan ucapan ku. Mama mengelus kepala putra keduanya itu dengan penuh ketulusan cinta seorang ibu.

" Regina, bagaimana dengan persiapan pernikahanmu?" tanya Papa.

"Semuanya telah siap papa, aku sudah bukan anak kecil lagi, jadi jangan khawatirkan pernikahanku!" sahutku dengan ekspresi sebahagia mungkin.

"Papa senang mendengarnya, selamat atas pernikahanmu,"

"Terimakasih papa, sepertinya papa lelah. Sebaiknya papa beristirahat saja setelah sampai di rumah, masalah ini biar aku yang mengurusnya, kakak kakak juga membantuku," aku memeluk lengan papa yang kekar.

Kamipun pulang dengan aku yang duduk di mobil yang sama dengan kedua orang tuaku. Sedangkan Regan dan Rain di mobil yang sama pergi ke kantor.

...----------------...

Saat masih dalam perjalanan menuju rumah, aku tersentak begitu melihat sosok pria yang sangat mirip dengan Edward. Punggungnya yang sedikit membungkuk, persis terlihat seperti pria itu. Aku langsung menyuruh paman Berlin menghentikan mobil.

"Paman! Bisakah paman menghentikan mobil sebentar saja?" pintaku.

Berlin terlihat kebingungan, karena di jalan itu tidak ada sebuah toko atau tempat umum yang bisa ku jadikan alasan untuk turun. Tapi Berlin tetap menghentikan mobil di pinggir, dia berpikir aku sedang kebelet.

Begitu berhenti, aku langsung berlari menghampiri pria yang berjalan sambil melihat ponselnya. "Tidak salah lagi, dia pasti Edward!" pikirku.

"Ada apa dengannya?" tanya mama yang duduk di kursi belakang.

"Entahlah Nyonya," sahut Berlin.

Sedangkan papa tetap diam sambil memejamkan matanya, sepertinya dia sedang mencoba menahan kantuk dengan tetap berpose elegan.

GREP!

Aku meraih tangan pria itu. Aku ingin menamparnya keras-keras saat dia mulai menoleh, tapi yang mengejutkan adalah, dia bukanlah Edward.

"Pardon?" tanya pria itu kebingungan.

"Ah maaf, sepertinya saya salah orang," dengan cepat aku melepaskan cengkraman ku. Pria itu tampak tidak begitu perduli, dia hanya mengangguk lalu kembali ke aktivitas nya seperti biasa.

Aku kembali ke mobil dengan perasaan kecewa. Bayang-bayang sosok Edward kembali terlihat di mata dan kepalaku. Aku tidak tahu, apakah ini adalah perasaan cinta atau kebencian.

"Oh anda kembali," sapa Berlin.

"Lanjutkan, aku ingin pulang secepatnya," kataku. Aku hampir lupa jika ada papa dan mama yang masih berada disana.

Tidak ada yang berkomentar, kami kembali melanjutkan perjalanan dan akhirnya kami sampai di rumah dengan selamat.

...----------------...

30 Maret 2025, pagi hari.

Suasana rumah sangat sepi. Aku yang bangun kesiangan tidak melihat papa dan mama di rumah, padahal mereka baru pulang kemarin. Kemana mereka pergi? Aku bertanya ke beberapa pelayan di rumah, mereka mengatakan jika papa dan mama pergi ke kantor perusahaan.

DRRTT! DRRTT!

Ponselku bergetar di dalam saku, Regan menghubungi ku melalui pesan chat.

"Gelio Allegra akan datang ke rumah saat jam makan siang, persiapkan dirimu! Berdandan lah secantik mungkin! Dan jangan lupakan sandiwara mu, jika tidak, papa dan mama akan mengetahui semuanya!" katanya.

Membaca pesan itu, pikiranku berkecamuk, pusing, dan tidak tahu harus berbuat apa. Berita itu sangat mendadak, jam makan siang tinggal beberapa jam dari waktu saat itu. Itu terlalu mendadak. Bagaimana aku harus menghadapi pria yang baru pertama kali ku temui sambil bersandiwara di depan papa dan mama? Tidak ada persiapan sama sekali!

"Nona Regina! Saya akan membantu anda merias diri!" beberapa pelayan datang menghampiri ku.

"Bagaimana dengan dapur?"

"Para koki sudah mulai bersiap memasak hidangan yang akan disajikan kepada tuan Gelio Allegra,"

"Bagus lah, lakukan sebaik mungkin. Aku butuh bantuan kalian!"

Semuanya terlihat sibuk begitu kabar kedatangan Gelio ke rumah saat jam makan siang. Padahal saat papa dan mama pulang, suasana rumah tidak seheboh saat itu. Memangnya seberapa hebatnya keluarga Allegra itu?

...----------------...

Beberapa saat kemudian, papa dan mama pulang ke rumah dengan ekspresi heboh mereka (walau yang heboh sebenarnya hanya mama).

"Regina! Bagaimana bisa kau tidak memberitahu kami mengenai siapa calon suamimu itu? Dia dari keluarga Allegra, benar?" tanya mama begitu sampai di rumah.

"Kenapa mama sangat heboh? Memangnya kenapa jika dari keluarga Allegra? Bukankah itu bagus karena Allegra terkenal akan bisnis farmasi mereka? Jika digabungkan dengan keluarga kita yang unggul dalam produk teknologi, ini akan menjadi sebuah kombinasi yang sempurna," kataku.

"Itu masalahnya! Kenapa kau tidak memberitahu kami lebih awal? Jika kami mengetahuinya, kami akan mencoba untuk lebih dekat lagi sebagai keluarga besan-"

"Rina, berhentilah! Allegra tidak semegah itu, sampai kau bereaksi seperti itu! Priyanka dan Allegra itu setara, bahkan mungkin Priyanka lebih hebat dari Allegra," kata papa yang tidak mau mendengar mama terlalu mengagung-anggungkan keluarga Allegra.

"Ah, mama tidak bermaksud seperti itu! Papa mengertilah, anak kita akan menikah dengan putra sulung keluarga Allegra!"

"Saat calon menantu kita kemari, jangan perlihatkan sikapmu yang seperti itu! Itu hanya akan mengundang rasa bangga yang berlebihan dari keluarga Allegra, perlihatkan lah jika kita itu sebenarnya setara! Tidak, kita lebih dari Allegra!"

Mendengar mereka sibuk membicarakan tentang keluarga Allegra, aku hanya bisa terdiam memikirkan sehebat apa pria yang akan ku nikahi nanti. Sampai-sampai orang tuaku bereaksi seperti itu, aku semakin ingin segera mengetahuinya!

Waktu terus berjalan dengan cepat, jarak pertemuan ku dengan Gelio Allegra semakin mendekat. Akankah pertemuan ini berjalan dengan lancar?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!