NovelToon NovelToon
Menjahit Luka Dengan Benang Khianat

Menjahit Luka Dengan Benang Khianat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Selingkuh
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Penasaran dengan cerita nya lansung aja yuk kita baca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13: Jarum Patah dalam Lipatan

Kehadiran Damar malam itu meninggalkan aroma parfum kayu cendana yang familiar sekaligus menyesakkan di studio Arini. Arini mencoba mengabaikan debaran aneh di dadanya; ia tidak boleh terdistraksi oleh masa lalu di saat masa depannya sedang dipertaruhkan. Informasi dari Damar tentang pengkhianatan Maya yang lebih jauh—pencurian pola desain—adalah alarm bahaya yang tidak bisa ia abaikan.

"Rendra, aku butuh kau melacak alamat IP yang mengakses server desain cadangan kita dalam 48 jam terakhir," perintah Arini melalui telepon, suaranya kembali dingin dan penuh otoritas.

"Ada masalah?" tanya Rendra di seberang sana, terdengar suara gesekan kertas yang menandakan ia sedang lembur di kantor hukumnya.

"Maya. Dia belum selesai. Dia mencoba menjual koleksi 'Winter Elegance' kita ke pihak kompetitor di Milan. Jika desain itu bocor sebelum kita mendaftarkan hak ciptanya secara internasional, kita akan kehilangan jutaan dolar dan kredibilitas kita akan tamat," Arini menjelaskan sembari memeriksa tablet digitalnya.

Arini tahu, Maya memiliki akses ke folder rahasia itu karena dialah yang mengatur jadwal pemotretan prototipe. Benar kata Damar, Maya bukan sekadar benang yang lepas; dia adalah jarum patah yang masih tertanam di dalam lipatan kain, siap menusuk tangan siapa pun yang menyentuhnya.

Keesokan paginya, Arini melakukan langkah yang sangat berani. Ia tidak hanya menunggu hasil pelacakan Rendra, ia justru memancing Maya keluar dari persembunyiannya. Ia mengunggah sebuah cerita di akun media sosial resmi butiknya: sebuah sketsa busana yang tampak sangat megah namun sebenarnya memiliki "cacat desain" yang hanya diketahui oleh penciptanya.

"Menyiapkan mahakarya terakhir tahun ini. Sesuatu yang akan mengubah standar mode dunia," tulisnya sebagai caption.

Strategi Arini sederhana: ia memberikan "umpan" berupa desain palsu yang terlihat sangat menguntungkan. Jika Maya memang sedang mencoba menjual karya Arini, dia pasti akan tergoda untuk mencuri desain terbaru yang dianggapnya sebagai "senjata pamungkas" Arini.

Sore harinya, saat Arini sedang meninjau produksi di lantai bawah, asisten barunya berlari menghampiri. "Mbak Arini, ada seseorang yang mengirimkan paket tanpa nama. Katanya ini sangat penting."

Arini membawa paket itu ke ruangannya. Di dalamnya terdapat sebuah kaset rekaman lama dan secarik kertas bertuliskan: 'Maya ada di sebuah gudang tua di pelabuhan. Dia bertemu dengan perwakilan dari firma mode pesaingmu jam sembilan malam ini. Jangan datang sendirian.'

Tulisan tangan itu milik Damar. Arini meremas kertas tersebut. Ia benci harus berutang budi pada pria dari masa lalunya, namun ia juga tahu bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan untuk menangkap Maya dengan bukti yang tak terbantahkan.

Arini menghubungi Rendra dan meminta bantuan tim pengamanan swasta. Ia tidak akan membiarkan polisi bertindak terlebih dahulu; ia ingin melihat wajah Maya saat wanita itu menyadari bahwa semua rencananya telah gagal total.

Pukul delapan malam, Arini sudah berada di dalam mobilnya, menatap pelabuhan yang gelap dan suram. Angin laut bertiup kencang, membawa aroma garam yang tajam. Ia mengenakan jaket kulit hitam, rambutnya diikat kuda dengan kencang. Ia tampak siap untuk berperang.

"Kau yakin ingin melakukan ini sendiri di depan?" tanya Rendra yang duduk di sampingnya, memeriksa peralatan perekam tersembunyi.

"Aku yang memulai ini dengan mempercayainya, Rendra. Aku pula yang harus mengakhirinya," jawab Arini tegas. "Dia pikir dia bisa menjahit hidupnya dengan benang curian. Akan kutunjukkan padanya bahwa benang itu hanya akan menjerat dirinya sendiri."

Saat mereka mendekati gudang yang dimaksud, Arini melihat bayangan dua orang sedang bercakap-cakap di balik jendela yang pecah. Salah satunya adalah Maya, yang tampak sedang memegang sebuah perangkat penyimpanan data (flashdisk).

Arini melangkah keluar dari mobil. Setiap langkah kakinya di atas beton yang retak terasa seperti dentuman genderang perang. Menjahit luka memang menyakitkan, tapi mencabut jarum patah yang berkarat membutuhkan keberanian yang jauh lebih besar. Dan malam ini, Arini tidak akan membiarkan jarum itu melukainya lagi.

1
Yulitajasper
Cerita yang 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!