NovelToon NovelToon
Ambil Saja Suamiku Untukmu

Ambil Saja Suamiku Untukmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor jahat
Popularitas:288.7k
Nilai: 4.5
Nama Author: Eys Resa

Bagaimana jika di hari pernikahan setelah sah menjadi suami istri, kamu ditinggal oleh suamimu ke luar negeri. Dan suamimu berjanji akan kembali hanya untukmu. Tapi ternyata, setelah pulang dari luar negeri, suamimu malah pulang membawa wanita lain.

Hancur sudah pasti, itulah yang dirasakan oleh Luna saat mendapati ternyata suaminya menikah lagi dengan wanita lain di luar negeri.

Apakah Luna akan bertahan dengan pernikahannya? Atau dia akan melepaskan pernikahan yang tidak sehat ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Ingin Terpuruk

Pipi Luna terasa panas dan berdenyut, bukan hanya karena tamparan Rafi, tapi juga karena perih di hatinya. Air mata terus mengalir, membasahi wajahnya yang sembab. "Keluar, Mas! Keluar sekarang!" teriaknya, suaranya serak.

Rafi mencoba meraih tangan Luna. "Sayang, maafkan aku. Aku tidak sengaja. Aku lepas kendali."

"Keluar! Aku bilang keluar! Aku tidak mau melihat wajahmu!" Luna menepis tangan Rafi dengan kasar. Ia tidak ingin mendengar satu pun kata maaf. Maaf tidak akan menghapus rasa sakit dan pengkhianatan ini.

Seratus kali Rafi mencoba meminta maaf, seratus kali pula Luna menolaknya. Ia hanya ingin sendiri, ingin merenungi kehancuran yang tiba-tiba menimpa pernikahannya. Dengan kesal, karena segala "itikad baiknya" ditolak mentah-mentah, Rafi akhirnya menyerah. Ia melangkah keluar dari kamar, meninggalkan Luna yang terisak di dalam.

Di ruang tamu, Bu Endah dan Pak Doni menatap Rafi dengan cemas. Saras, istri barunya, duduk tenang di sofa, mengamati adegan itu dengan senyum tipis yang sulit diartikan.

"Ada apa, Nak? Kenapa Luna teriak-teriak?" tanya Bu Endah, pura-pura tidak tahu.

Rafi menghela napas, rambutnya acak-acakan. "Aku bertengkar hebat dengannya, Bu. Aku sampai menamparnya."

Alih-alih bersimpati, Bu Endah malah tersenyum puas. "Bagus itu! Memang harus begitu. Istri yang tidak bisa diatur memang pantas dihukum, pantas dipukul! Biar tahu rasa!"

Saras, yang sedari tadi hanya menyimak, kini tersenyum lebih lebar. Ia seperti baru saja memenangkan sebuah pertarungan tanpa perlu bertarung sedikit pun. Bu Endah segera meminta mereka untuk beristirahat dan mendinginkan pikiran.

"Sudah, istirahat saja dulu kalian. Untuk sementara, tidur di kamar tamu saja ya. Biar Luna punya waktu sendiri," ujar Bu Endah, seolah memberikan kelonggaran, padahal itu adalah strategi untuk membuat Luna merasa terasing.

Sore menjelang malam, perut Bu Endah mulai keroncongan. Ia menunggu, namun tidak ada aroma masakan yang tercium dari dapur. Bahkan, dapur itu sendiri sunyi senyap. Dengan jengkel, ia bangkit dari sofa dan melangkah ke dapur. Kosong.

Ia menghela napas kasar, lalu berjalan menuju kamar Luna. Tanpa basa-basi, ia mengetuk pintu kamar Luna pelan. Sekali, dua kali, tiga kali. Tidak ada jawaban. Kesabarannya habis. Ia mengetuk pintu itu dengan sangat keras, berulang kali, hingga suaranya menggelegar di seluruh rumah.

"Luna! Buka pintu ini! Kamu dengar Ibu?" teriak Bu Endah.

Suara ketukan dan teriakan itu membuat Rafi, Saras, dan Pak Doni keluar dari kamar tamu. Mereka menatap Bu Endah dengan bingung.

"Ada apa, Bu?" tanya Rafi.

"Ini anak kurang ajar! Sudah sore begini belum keluar dari kamar dan masih nggak ada makanan! Dapur kosong melompong!" Bu Endah menunjuk pintu kamar Luna dengan marah.

Tak lama kemudian, pintu kamar Luna terbuka. Luna berdiri di ambang pintu, menatap santai ke arah ibu mertuanya, seolah tak terpengaruh sedikit pun dengan kemarahan Bu Endah. Dia sudah berdamai dengan keadaan yang menimpa nya dan saatnya dia bangkit, tanpa tangisan. Karena apa yang menimpanya ini tidak perlu di tangisi hanya buang-buang energi.

"Ada apa Ibu mengetuk pintu kamar ku begitu keras? Memangnya ada kebakaran?" tanya Luna dengan nada dingin.

Bu Endah terkesiap. Ia tidak menyangka Luna akan membalas dengan nada setenang itu. Wajahnya memerah padam. "Kamu ini kenapa?! Kamu tidak lihat sudah jam berapa?! Cepat sana masak untuk makan malam! Kita semua lapar!"

"Kenapa saya yang harus masak? Kan ada istri muda dan menantu kesayanganmu itu. Dia juga menantu di rumah ini kan? Toh dia juga seorang manajer keuangan, pasti lebih pintar mengurus rumah daripada saya yang hanya di rumah saja," balas Luna dengan senyum sinis, mengulang perkataan Bu Endah sebelumnya.

Bu Endah melotot, tak percaya dengan perkataan Luna. "Luna! Jangan kurang ajar kamu!"

Namun, Luna tidak menghiraukan. Dengan santainya, ia menutup pintu kamarnya dengan sangat keras, tepat di hadapan wajah Bu Endah. Suara bantingan pintu itu membuat semua orang terdiam.

Rafi yang melihat itu ikut kesal. Ia berjalan ke arah pintu kamar Luna dan menggedornya. "Luna! Buka pintu ini! Jangan kurang ajar kamu!"

Dari balik pintu, terdengar suara Bu Endah yang memaki-maki Luna dengan kata-kata kasar, "Dasar menantu tidak tahu diri! tidak tau terima kasih! Tidak punya tata krama!"

Luna hanya diam di dalam, tak sedikit pun berniat membuka pintu. Rafi akhirnya menyerah. Dengan napas terengah-engah, ia menatap Saras.

"Saras, tolong kamu masak makan malam untuk kita semua. Aku lapar."

Saras menatap Rafi dengan bingung. "Mas, aku... aku tidak bisa masak. Aku tidak pernah masak."

Rafi mengernyit. "Tidak bisa masak?! Lalu selama ini kamu makan apa?!"

"Ya makan di luar, atau dibelikan makanan," jawab Saras polos.

Mereka semua menghembuskan nafas kasar mendengar ucapan Saras. Akhirnya, Bu Endah yang sudah sangat lapar dan kesal, dengan terpaksa melangkah ke dapur. Ia mulai memasak makan malam untuk semua orang sambil menggerutu di sepanjang prosesnya.

Suasana makan malam terasa sangat canggung. Bu Endah dan Pak Doni makan dalam diam, sesekali melirik ke arah pintu kamar Luna. Rafi dan Saras juga tidak banyak bicara.

Tiba-tiba, pintu kamar Luna terbuka. Semua mata tertuju padanya. Luna berjalan keluar dengan santai, mengabaikan tatapan mata mereka.

"Mau ke mana kamu?!" bentak Bu Endah. "Tidak tahu diri! Kami semua kelaparan, kamu malah enak-enakan di kamar! jangan bilang kamu keluar dari kamar karena kelaparan ya! tidak ada makanan untukmu disini."

Luna tidak menjawab tidak juga menoleh kepada mereka sedikit pun. Ia terus berjalan keluar rumah. Tak lama kemudian, ia kembali dengan sebuah bungkusan makanan di tangannya. Aroma nasi goreng dan sate ayam menyeruak. Luna berjalan melewati mereka, masuk begitu saja ke dalam kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Bu Endah mengepalkan tangan, menahan amarah. "Dasar tidak punya sopan santun!"

Di dalam kamarnya, Luna duduk di lantai, bersandar di dinding. Ia membuka bungkusan makanan itu dan mulai makan dengan lahap. Rasa lapar yang ia tahan sepanjang hari kini terpuaskan. Setelah makan, ia mengeluarkan ponselnya. Ada sebuah nama yang sudah lama tidak ia hubungi.

"Halo, Rian?" sapanya, setelah panggilan tersambung.

"Luna? Ya ampun, apa kabar? Lama tidak dengar kabar!" jawab suara di seberang sana, terdengar senang.

"Aku baik. Kamu bagaimana? Aku mau mengajakmu bertemu besok siang. Ada yang ingin aku bicarakan."

"Tentu saja! Di mana? Kapan?"

"Besok siang di kafe biasa. Aku akan ceritakan semuanya," kata Luna, suaranya terdengar lebih bersemangat.

Setelah menutup telepon, Luna tersenyum tipis. Mungkin, ini saatnya ia mengambil tindakan. Ia sudah terlalu lama diam dan menderita. Ada rencana yang mulai terbentuk di benaknya, sebuah rencana untuk keluar dari neraka ini dan merebut kembali kehidupannya. Ia tidak akan membiarkan dirinya diinjak-injak lagi.

1
FiaNasa
selamat ya Rafi & Yuni semoga rumah tangga kalian samawa ya,,Rafi..jadilah ayah yg baik untuk citra & suami yg bisa meratukan istrinya.
Rahma Inayah
akhrnya sah juga semoga menjdi pelabuhn terakhr mu rafi.siap2 unboxing jgn di lewarkn ..🤭🤭🤭 masa yg ono bahagia sdh pny kel dan mau pny baby ke dua sedgkn rafi gk .gk adail dong hrs sm2 bahagia
FiaNasa
kok end sja nih..kan Rafi belum nikah nih penasaran kita mah
FiaNasa: ok...ditunggu slalu thor
total 2 replies
Rahma Inayah
knp langsg end gk lait rafi nikah dan punya ank dl ...kan lbh seru
Eys Resa: kirain ga suka ceritanya Rafi 🤭
total 1 replies
Ayudya
lah kok Uda end aja kak
Eys Resa: udah bahagia semua kak. bingung nulis alurnya
total 1 replies
Aqella Lindi
keluarga lucnut wk wk
Indriani Kartini
Yuni adalah jodoh kamu Rafi, jangan terlalu memendam trauma mu dan kamu harus berubah jadikn semua pelajaran dlm hidupmu dlm membina lgi rumah tangga Rafi, semangat
FiaNasa
jika kau bersungguh² aq dukung 500% fi..ayo jgn pikir lama lagi,nanti keburu dia pergi & kau akan menyesalinya.,
Rahma Inayah
ayo rafi turuti kata hatimu dan dengarkan apa kata ibu mu.
Titin Maryati
semoga jodoh nya Rafi
Rahma Inayah
cie..cie...rafi.mulai pedekate sdh mulai berni.ceritq tng kehidupan dqn gagal nya rumah tangga yg le 2 kali semoga yg ke 3 langgeng ya
Rahma Inayah
perlahan tapi pasti semoga rafi bs mengubur luka lama dan membuka lembaran baru.dan semoga klu jd dgn yuni rafi bs menerima anknya dgn tulus
FiaNasa
sabar y Bu Endah biarkan Rafi pelan² membuka hatinya kembali,,klau jodoh tak kemana
Melisa Satya
semangat 😍
FiaNasa
critanya Bu Endah mau jadi Mak comblang ini 😅😅
FiaNasa: dukung gak ya 😅😅
total 2 replies
Rahma Inayah
rafi.jgn suka marah2 akhrnya benci..dan benci.sm.cinta bedà tipis lo..
Eys Resa: setipis tisu
total 1 replies
Rahma Inayah
bau2 nya bu endah sdh ada niat buat jodohin rafi sma yuni ni...
Rahma Inayah
yg ada dijodohkn pula sm si rafi si yuni janda ank 1
FiaNasa
nah kan kan kan...pasti Bu Endah punya rencana mau jodohin mereka nih secara perlahan 😅
Ariany Sudjana
semoga Rafi sudah lebih bijak dan semakin dewasa, seiring berjalannya waktu. ya semoga saja benar Yuni akan jadi calonnya Rafi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!