Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keiden
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecewa
Saat sampai di rumahnya, tuan Li terlihat sangat bahagia sekali. Ia membuka pintu, di tangannya menenteng kantong belanjaan. Saat memasuki ruang keluarga ia disambut oleh Hana serta kedua anaknya, Noah dan Reino.
Rumah tuan Li tidak kalah mewah dan besarnya, namun masih besar rumah nona Avril dengan banyak fasilitas yang jarang digunakan.
"Ayah datang.." Kedua anak itu berhamburan berebut memeluk tuan Li.
"Hei kalian.." tuan Li menyambut pelukan kedua anak itu. Ia meletakan kantong berisi bingkisan di sampingnya yang ia beli saat pulang tadi. Kemudian memeluk anak-anaknya.
Tuan Li tidak lepas senyumannya, ia bahagia sekali karena rumah yang sudah lama sepi, kini terasa hangat dengan keberadaan anak-anaknya, juga Hana.
"Ayah" Sapa Hana yang juga tersenyum pada tuan Li. Ia mencium tangan Li dengan penuh hormat.
"Bu" ucapnya kemudian mencium kening Hana.
Anak-anak itu kembali duduk di sofa untuk main game di ponselnya. Tidak ingin mengganggu momen ayah dan ibunya. Sepertinya mereka senang sekali saat ibu dan ayahnya bersama.
"Hei, kalian tidak ingin mengobrol dengan ayah?"
"Tidak, ayah"
"Hah yasudah" Li tidak keberatan.
Hana hanya tersenyum.
"Kau tidak mengganti sandi rumahmu" Hana teringat dengan saat tadi siang ia baru sampai disana dan mencoba membuka pintu dengan sandi yang dulu dipakai, ternyata masih sama sampai saat ini.
"Aku sengaja, aku selalu berharap kalian pulang ke rumah ini kapanpun kalian mau, seperti saat ini" jawabnya. Ia begitu bahagia mengatakannya.
"emm, iya Ayah" Hana tersenyum malu, ternyata tuan Li selalu mengharapkannya selama ini.
Tapi kenapa kau tidak pernah menghubungiku dan mengatakan itu. Batin Hana.
Notabene seorang wanita ya, mereka ingin dirayu, dimanja dan diperhatikan lebih lagi. Seperti ayo kejar, kejar kalau kau benar benar tulus dan mau. Wanita akan kembali luluh setelah lelaki berhasil menaklukannya. Jadi jangan menyerah begitu saja, seperti tuan Li ia yakin Hana akan kembali padanya suatu saat nanti, ia hanya membiarkannya pergi karena memang keadaan yang memaksa.
Ternyata Hana lupa, sewaktu dulu setelah resmi berpisah. Tuan Li pernah mengatakan kalau Hana dan anak-anak boleh kerumah ini kapanpun mereka mau. Namun Hana menganggapnya hanya angin lalu, saat itu dia tidak berniatan sama sekali untuk kembali kesana dan melupakannya.
Tentu saja tuan Li tidak pernah mengatakan hal yang sama dua kali karena ia tidak pernah main-main dengan kata-katanya.
Tuan Li memberikan kantong bingkisan itu pada Hana
"Untukmu dan anak-anak" ucapnya.
"Terimakasih, ayah" Hana menerimanya dengan senang hati.
"Sama-sama Bu"
Li berjalan ke arah kamarnya, terlihat sangat lelah sekali saat ini.
"Aku mau mandi dulu" ucapnya
"Perlu aku siapkan semuanya?"
"Siapkan saja pakaianku, ya" ia melanjutkan langkahnya masuk ke kamar.
"Baik ayah" Hana meletakan kantong bingkisan itu diatas meja makan. Kemudian berjalan menyusul tuan Li.
"Noah, Reino, jangan main game terus, coba lihat apa yang dibawa ayah" tunjuknya ke meja makan.
"Iya Bu sebentar " ucap Noah, ia masih asik main game. Begitu juga dengan Reino.
"Simpan ponselnya!" sedikit bentakan sambil berdiri di ambang pintu kamar.
"Iya" kedua anak itu menurut langsung meletakkan ponselnya di meja.
"Kalau sudah selesai, segera tidur!" tegasnya.
"Baik Bu"
Mereka segera berlari ke arah meja makan. Berebutan makanan kesukaan mereka sampai berantakan sambil becanda.
Di dalam kamar, Hana mempersiapkan pakaian tidur untuk tuan Li. Lalu menyimpannya di atas kasur.
Ia duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Beberapa pesan masuk dari karyawannya menanyakan kapan Hana kembali ke Amerika.
Tua Li keluar dari kamar mandi dengan memakai bathrobe. Ia melihat istrinya sedang fokus pada ponselnya.
Tuan Li memakai baju tidurnya. Ia tersenyum saat itu, mengingat Hana yang selalu begitu telaten merawatnya, merawat rumah juga anak-anak. Sepertinya kejadian itu akan segera terjadi kembali, Tuan Li sangat mengharapkannya.
"Sayang" Li menghampiri Hana, merebahkan tubuhnya di sofa dengan kepalanya berada dipangkuan Hana.
Hana tidak keberatan dan dengan senang hati membiarkan tuan Li tidur dipangkuannya.
"Iya, ayah" Hana tersenyum dan meletakkan ponselnya disamping. Mereka saling menatap dan melempar senyuman.
"Rumahmu masih sama seperti dulu ya, tidak ada yang berubah sama sekali"
"memangnya apa yang mesti aku ubah? Ini sudah lebih dari cukup"
"Mm. Iya, aku pikir akan jauh lebih berbeda setelah aku pergi"
"Aku tidak mau mengubahnya, kalau kau mau suasana baru aku bisa merubahnya, atau kita beli rumah yang baru?"
"Eenggak usah" Hana terkesiap mendengar ucapan Li, karena bukan begitu maksudnya, tuan Li.
"Aku suka rumah ini" ucapnya meyakinkan.
"Jangan sungkan sayang, aku bisa memberikan apapun yang kau mau"
"Tidak, aku tidak perlu" Hana menggelengkan kepalanya.
"Katakan saja kau mau apa" Li mencari kenyamanan dengan membenamkan wajahnya di perut Hana. Nampak sudah mengantuk.
"Aku tidak perlu apapun"
"Hmm"
"Apa kau selalu sibuk?"
"Iya"
"Apa sudah mau tidur? Aku mau bertanya beberapa hal"
"Aku mengantuk, kita bicara besok"
"Besok aku pulang ke Amerika"
"Apa!" Li mengernyitkan keningnya, menatap tak percaya pada Hana.
"Aku hanya mampir sebentar ke sini, karena anak-anak yang minta" Meski begitu, Hana juga tidak keberatan dan ikut senang bisa kesini.
Ya sewaktu kemarin selesai liburan di Turki, Noah dan Reino merengek pada Hana, mereka meminta untuk berkunjung ke tanah air walau hanya sebentar.
"Aku pikir kau akan tetap disini" nampak raut wajah kecewa dari Li.
"Aku kan masih ada kerjaan di sana, tidak mungkin kutinggal begitu saja"
Cihh.. Kerjaan! paling seberapa penghasilan mu itu!. Li masih kesal, ia kembali membenamkan wajahnya diperut Hana. Perut yang ramping dan hangat.
"Apa yang mau kau tanyakan?" terdengar sedikit ketus.
"Bagaimana keadaan nona?" Hana mengusap kepala Li dengan lembut, terasa sedikit basah karena tidak memakai pengering rambut.
"Dia, baik-baik saja"
Mungkin. Batinnya.
Li jadi kepikiran, pasalnya nona tadi muntah-muntah dan sedang tidak sehat.
Ah sepertinya besok akan menjadi hari yang panjang, nona akan bertanya banyak hal. Batinnya. Ia menarik nafas cukup berat.
"Syukurlah.." Hana masih terus mengusap kepala itu.
"Kemana Bi idah dan penjaga yang dulu bekerja di sini?, apa ayah tidak khawatir rumah tidak ada yang jaga?"
Bi idah adalah pembantu yang bekerja di rumah tuan Li.
"Mereka aku pekerjaan di rumah nona, itu lebih baik. Aku akan meminta bi idah kesini saat diperlukan membersihkan rumah" suaranya pelan.
"Ooh.. Memangnya kau jarang dirumah?"
Jika bi idah tidak tinggal 24 jam dirumah ini, berarti tuan Li juga jarang di rumah, begitu mungkin pikir Hana.
"Iya, aku sangat sibuk. Sering pergi keluar kota, mengurus ini itu, termasuk mengurus nona"
"emm,, iya iya aku faham"
Tentu saja seperti itu.
"Terus kenapa rumahmu tidak ada penjaga? Apa tidak khawatir pada rumah sebesar ini?"
"Bicara apa. Dari dulu kan rumahku menggunakan teknologi canggih dan sudah pasti aman" jelasnya.
"Baiklah ayah, kau benar. Jadi tidak perlu khawatir bukan"
"Hmm"
"Aku mau periksa dulu anak-anak, sudah tidur apa belum"
"Diamlah, mereka pasti tidur" Li menahan tubuh Hana.
"Tapi.."
"Aku ngantuk"
"Ya tidur di kasur ayah"
"Aku mau seperti ini. Aku sudah menjawab pertanyaanmu bukan?, jadi diamlah"
Tuan Li memejamkan matanya, ia mulai terlelap dengan tenang.
"Baiklah ayah, tidur ya" Hana terus mengusap lembut kepala Li memberikan kenyamanan. Sampai akhirnya ia juga tertidur sambil bersandar, rasanya tidak nyaman tapi ia terlelap juga.
kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...