NovelToon NovelToon
Transmigrasi Arisya : Menjadi Single Mom

Transmigrasi Arisya : Menjadi Single Mom

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Single Mom / Anak Kembar / Kelahiran kembali menjadi kuat / Crazy Rich/Konglomerat / Balas dendam pengganti
Popularitas:88.7k
Nilai: 5
Nama Author: eli_wi

"Kalian siapa? Kenapa perut kalian kecil sekali? Apa kalian tidak makan?" tanya seorang perempuan dengan tatapan bingungnya, dia adalah Margaretha Arisya.

"Matanan tami dimatan cama cacing," ucap seorang bocah laki-laki dengan tatapan polosnya.

"Memang tami ndak dikacih matan cama ibu," ceplos seorang bocah laki-laki satunya yang berwajah sama, namun tatapannya sangat tajam dan ucapannya sangat pedas.

"Astaga..."

Seorang perempuan yang baru bangun dari tidurnya itu kebingungan. Ia yang semalam menyelamatkan seorang wanita paruh baya dari pencopet dan berakhir pingsan atau mungkin meninggal dunia.

Ternyata ia baru sadar jika masuk ke dalam tubuh seorang perempuan dengan status janda bernama Naura Arisya Maure. Setelah menerima keadaan, ia berupaya mengubah semuanya. Namun kedatangan orang-orang di masa lalu pemilik tubuh ini membuat semuanya semakin rumit.

Bagaimakah Arisya bertahan pada tubuh seorang janda dengan dua orang anak? Apakah Arisya bisa kembali ke tubuh aslinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Mingguan

Tok... Tok...

Permisi, paket.

Cebental...

Ceklek...

"Ndak ada yang pecan paket di cini. Ndak ada duit juga talo diculuh bayal. Tapi di cini nelima paket, tanpa bayal." celoteh seorang bocah cilik setelah membuka pintunya. Dia adalah Gheo, yang sama sekali tak melihat dulu siapa yang datang. Bahkan anak itu masih menunduk melihat remahan biskuit yang dimakannya jatuh berceceran di lantai.

Ricko yang mendengar itu hanya bisa terkekeh pelan. Celotehan Gheo dan raut wajah datar dari Theo itulah yang selalu Ricko rindukan. Bahkan rindunya melebihi rindu kepada Arisya. Ricko memposisikan tubuhnya menjadi berjongkok di depan Gheo yang masih menunduk.

"Isi paketnya Om ganteng yang datang. Nggak perlu bayar atau cek dulu, langsung bisa dimiliki sepenuhnya." ucap Ricko dengan kata-kata penuh percaya diri membuat Gheo langsung menegakkan tubuhnya. Matanya langsung membulat melihat Ricko ada di depannya.

"Icina ndak menalik, letul caja. Ganti cama Om yang lebih ganteng dan kaya," ceplos Gheo membuat Ricko memberengut sebal. Harga diri seorang Ricko yang tampan dan pengusaha sukses itu jatuh di hadapan bocah cilik.

"Ini udah paling ganteng lho, Gheo. Ndak bisa diretur, nanti Oma Nayra sedih anaknya dibalikin ke rumahnya. Coba tanya Ibumu, pasti dia bilang kalau Om paling ganteng."

"Ibu cepeltina halus pakai kacamata kuda deh talo bilang Om loyco ganteng. Macih gantengan Gheo dan Theo," ucap Gheo dengan santainya.

"Ricko, bukan royco. Dipikir Om ini penyedap makanan," gerutunya namun Ricko segera menggendong Gheo untuk masuk ke dalam apartemen.

"Main gendong dan macuk lumah olang aja. Ndak ada ijin dulu begitu," sindir Gheo namun Ricko hanya mengedikkan bahunya acuh.

Ricko adalah tamu yang seharusnya segera dipersilahkan masuk. Sang pemilik rumah juga sudah mengenalnya. Ia bukanlah orang asing yang patut dicurigai. Namun Gheo sepertinya enggan untuk mempersilahkan Ricko masuk.

Suasana di dalam apartemen itu sedikit dingin dan kaku karena pengakuan Arisya. Sikap Gheo dan Theo sepertinya sedikit berubah. Hal itu sangat dirasakan oleh Ricko. Namun ia lebih memilih diam dan akan mencari tahunya sendiri.

"Ibumu pasti sudah rindu dengan Om, makanya Om langsung masuk saja."

"Pelcaya dili cekali, Om. Sadal dili itu penting juga lho kata Theo, Om." balas Gheo tak kalah sengit.

"Nggak cocok kamu ngomong pedas dan nyelekit gitu kaya si Theo. Mukamu terlalu polos dan terlihat suka ngebanyol. Nggak ada cocok-cocoknya jadi laki-laki dingin dan bermulut pedas," sindir Ricko yang jujur jika raut wajah Gheo sama sekali tak mendukung jika berucap pedas pada orang.

"Ngapain ke sini?" tanya Arisya yang baru saja selesai memasak makan malam untuk kedua anaknya.

Tadi ia memang menyuruh Gheo untuk membuka pintu saat ada tamu. Sedangkan Theo, ia baru mandi. Niatnya akan menyusul Gheo setelah menata makanan karena anak itu terlalu lama membuka pintu. Ia mengurungkan niatnya karena melihat Gheo masuk digendong oleh Ricko.

"Mau apel," jawab Ricko apa adanya. Tanpa diduga, Arisya langsung menyodorkan satu buah apel kepada Ricko.

"Bukan apel ini. Astaga... Mau berkunjung ke rumah calon istri dan anak. Apeeellll...." gerutunya saat paham dengan maksud Arisya memberikannya apel. Ia sampai menekankan kata apel dengan begitu tegas.

"Ibuku ndak calah lho, Om. Tadi Om bilang apel, dikacih kok ndak telima cih. Talo ndak mau, bial nanti Gheo caja yang makan." Gheo membela Ibunya yang disalahkan oleh Ricko. Ia tak terima Ibunya disalahkan.

"Apel, bukan apel. Ish... Gimana sih?" gumam Ricko yang berulangkali mengucapkan kata apel. Arisya menahan tawanya karena berhasil menjahili Ricko. Sedangkan Gheo merasa jika apa yang dilakukan oleh Arisya sudah benar.

"Om tuh cocoknya bukan mau apel, tapi mauna anggul. Ibu kan cuka nganggulin wowok macam Om Licko yang playboy," ceplos Theo yang baru saja datang ke ruang makan.

"Sembarangan, cowok ganteng ini lho. Masa dianggurin," Ricko tak terima dengan pernyataan dari Theo itu.

"Hentikan perdebatan kalian itu. Ibu malah pusing," Arisya memegang kepalanya yang sedikit berdenyut karena mendengar perdebatan terlalu lama.

Apa?

Ayo ke rumah sakit,

Ayo ke lumah cakit,

Ayo ke mall,

"Heh... Ke mall?" tanya Ricko dan Theo secara bersamaan.

Hanya tanggapan Gheo saja yang berbeda dengan Ricko dan Theo setelah mendengar kepala Arisya sakit. Hal itu membuat Ricko dan Theo menatap ke arah Gheo. Tak lupa dengan Arisya yang juga menatap bingung ke arah anaknya yang satu itu.

"Wewek biacana talo pucing, belanja ke mall. Healing dan caping," ceplos Gheo dengan tatapan polosnya.

"Shopping, Gheo. Caping mah kaya topi pelindung panas dan hujan," Ricko memperbaiki kata yang keluar dari bibir Gheo.

"Nah itu makcudna. Iya kan, Bu? Talo pucing, ke mall caja? Macak ke lumah cakit mulu, ntal dicuntik cama Pak doktel." Gheo menatap Ibunya seakan meminta persetujuan darinya.

Arisya hanya tersenyum mendengar ucapan Gheo. Memang benar, dia suka belanja dan mungkin beberapa perempuan lainnya juga. Namun suka belanja itu juga harus diimbangi dengan uang yang ada. Di tubuh ini, ia tak bisa seenaknya belanja ke mall. Uang dan apapun itu, bukanlah miliknya.

"Ayo makan," ajak Arisya mengalihkan pembicaraan.

"Habis ini kita ke mall buat healing dan caping biar kamu nggak pusing," bisik Ricko pada Arisya setelah Gheo dan Theo duduk di kursinya masing-masing. Bahkan ia menirukan ucapan Gheo.

"Nggak, udah malam. Aku mau istirahat," tolak Arisya yang tak ingin diajak pergi kemana pun oleh Ricko.

"Masih jam 6 ini. Sebentar saja, biar nggak stress di rumah mulu. Kalau bisa, kita perginya berdua aja. Biar sekalian keluar malam mingguan," ajak Ricko membuat Arisya meliriknya sinis.

"Ndak boleh beldua-duaan, nanti ada cetan lewat. Bahaya," ucap Theo tiba-tiba yang ternyata mendengar ajakan Ricko pada Ibunya.

"Kalau keluarnya bertiga, itu baru ada setannya. Masih ingat kan kalau ada orang berkata, jangan keluar bertiga nanti yang ketiganya setan." balas Ricko membuat Theo hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Gheo halus ikut dong. Nenak caja mau pelgi beldua. Pelgi belempat kita, bial ndak ada cetanna."

"Nasib pendekatan sama janda yang udah punya buntut. Pacaran aja harus diintilin bocah," gumam Ricko sambil menepuk dahinya pelan.

Arisya memilih diam. Ia tak mau terlalu dekat dengan Ricko. Ia khawatir jika nanti pemilik tubuhnya yang asli kembali dan tak menyukainya. Yang ada, ia akan menyakiti Ricko dengan menumbuhkan harapan padanya.

Jangan terlalu dekat denganku, nanti kamu sakit hati.

Janan telalu belhalap cama manucia kalena lealita tak celalu ceindah halapan,

Memangnya kalian nggak mau punya ayah baru?

Telgantung Ibu. Telcelah dia mau punya cuami balu atau ndak,

Arisya,

Tidak tahu, ikuti alur saja.

1
aku
gheo, aq hrus ketawa apa ngenes sm km sih 😭🤣
Ita Xiaomi
Dah berasa jd bpk-bpk😁
Ita Xiaomi
Ketahuan lg digosipkan 😁
Ita Xiaomi
Huwah terharu😢
DozkyCrazy
selalu dibikin ketawa sama nih bocah
Budi Rahayu
kacian gheo .... oh gheo ....😢
Dandelion
om loyco 😁😂
Ayudya
kasian banget si gheo sampai segitu traumanya dia akibat ulah seno
Ita Xiaomi
Dulukan Om Loyco ada rasa suka ama Margaretha Arisya saat menyelamatkan Oma Nay.
Ita Xiaomi
Hebohnya milih cincin😁.
Atik Marwati
semoga selamat
Atik Marwati
theo pinter banget
Ayudya
ini yg aku suka dari arysha jujur dan tegas
DozkyCrazy
bagusss,,,mending jujur
Atik Marwati
gabung thor
Penulis Eli: terimakasih kak
total 1 replies
Ayudya
lah siapa tu yg nganggu acara makan siang arisya
Ayudya
lah gheo Uda mikirin jodoh ada ada aja lah gheo ini
Dewiendahsetiowati
omong masih cadel sudah mikirin jodoh to Gheo🤣🤣.
Ita Xiaomi
Syukurlah Seno dan Bu Anjani telah menyadari kesalahan mereka. Begitu jg dgn Mariam.
DozkyCrazy
jisoo ajj yaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!