Pendekar Pedang Dewa Iblis

Pada waktu bersamaan, saat Long Guan menarik pedang hitam dari sarungnya, sebuah kejadian aneh terjadi di seluruh Benua Bintang Bersinar.

Tempat dimana Long Guan dan yang lainnya dinamakan Bintang Benua Bersinar, sebuah tempat yang ditinggali oleh manusia dan para kultivator. Tetapi juga ada makhluk lain seperti bangsa iblis dan siluman yang bersembunyi dengan tertutup.

Hari dimana langit tiba-tiba ditutupi oleh awan gelap yang disertai angin kencang, membuat para kultivator yang sedang mengalami pelatihan tertutup terpaksa harus mengakhirinya.

Di atas langit, cuaca yang tiba-tiba berubah menimbulkan banyak pertanyaan. Bagi masyarakat biasa, mereka langsung bersujud dan memohon berkah para dewa agar tidak diturunkan bencana. Sementara bagi para pemuka aliran kepercayaan, mereka buru-buru mengadakan upacara persembahan demi menjaga amarah langit agar tidak turun ke bumi.

Bahkan para pemimpin Sekte, termasuk Li Yuan dan para Tetua Sekte berdiri tegak memandang ke arah langit kelam.

"Ketua, pertanda apa ini?" Tanya seorang Tetua Paviliun dengan cemas.

Tujuh orang Tetua yang memiliki kekuatan pendekar dewa dan juga ranah setengah langkah itu serasa kecil, mereka yang merupakan pilar keagungan sebuah Sekte besar, merasakan jika jiwa mereka seperti tertekan pada titik dimana muncul kegelisahan besar.

"Ini adalah kehendak alam, entah apa yang terjadi saat ini sepertinya telah muncul seorang pendekar kuat yang muncul setiap 1000 tahun sekali" Ucap Ketua Li Yuan tanpa berkedip memandang langit.

Bagi seorang kultivator ranah keabadian seperti dirinya, membaca fenomena langka seperti ini adalah bagian dari pemahaman spiritual mendalam. Ia sendiri tampak ragu, namun ada jejak kekhawatiran yang lebih besar jika orang tersebut berjiwa jahat. Awan hitam acap kali disandingkan dengan sesuatu yang buruk, oleh karenanya ia memiliki ekspresi yang rumit pada saat ini.

Sementara kejadian serupa juga tidak luput dari perhatian 6 orang Tetua cabang Sekte Awan Hitam. Bersama pimpinan mereka yang bernama Xu Liong, kejadian aneh ini membawa kesan berbeda di hati mereka.

"Ketua, apakah ini menandakan kemunculan seseorang yang dikatakan legenda itu?" Tanya Shi Gofei selaku ketua cabang pertama.

"Benar, ini adalah fenomena itu. Tapi dari pusarannya, itu seharusnya berada di sekitar Sekte Pedang Langit" Jawab Xu Liong yang memperkirakan lokasi kemunculannya.

"Benar-benar bencana bagi kita" Ujar ketua cabang lainnya yang bernama Gu Xiao.

Mendengar perkataan Gu Xiao, wajah para petinggi Sekte Awan Hitam terlihat muram. Mereka jelas memikirkan tentang situasi yang tidak bersahabat akibat perselisihan yang berkepanjangan.

Meski selama beberapa tahun belakangan terlihat tenang di permukaan, namun para Sekte kecil yang terlibat aliansi dengan Sekte Pedang Langit melakukan serangkaian gangguan pada Sekte Awan Hitam.

Sekte yang sudah berdiri selama ratusan tahun itu dikatakan sebagai terlibat dengan aliran sesat, berpihak pada bangsa iblis dan melakukan serangkaian pembunuhan kejam pada masyarakat tidak berdosa.

Bahkan di Dinasti Song sendiri terkenal sebuah kelompok perampok sadis mengatasnamakan pendukung Sekte Awan Hitam, dalam setiap aksinya mereka sering menggunakan simbol-simbol Sekte seolah mereka memang memiliki hubungan.

Pihak Sekte Awan Hitam sendiri membantahnya, namun opini publik yang sudah terlanjur berkembang liar membuat nama Sekte Awan Hitam semakin buruk di mata masyarakat. Bahkan setiap murid yang dikirim untuk menjalankan misi penyelidikan kelompok perampok tersebut, selalu hilang dan pernah kembali dengan selamat.

Hanya Xu Liong yang paling berjiwa besar, untuk mengatasi hal semacam itu ia mengirim putrinya sendiri untuk melakukan pembersihan atas nama Sekte. Namun justru ia difitnah sebagai iblis rubah sembilan dan dikatakan memiliki peran dalam pengembangan aliran iblis yang menyimpang.

Untungnya Long Aiguo selaku pria yang paling bertanggungjawab atas keselamatan Xu Yan'er telah menyusul bersamanya, namun hidup dan mati keduanya tidak pernah terdengar lagi sejak tiga tahun lalu.

*****

Reruntuhan Makam Rahasia...

Long Guan yang sudah berhasil menguasai ilmu-ilmu beladiri tingkat Dewa pun menghela napas lega, hari dimana ia harus kembali pulang sudah tiba. Namun ia tidak memilih kembali ke Sekte Pedang Langit, ia akan pergi mencari ayah serta identitas ibu kandungnya.

"She Mao, mari kita pergi" Ajak Long Guan pada hewan spiritual jenis Musang Bulan itu.

"Cit.. Cit"

She Mao bersuara pelan, lalu menggelengkan kepalanya dengan enggan.

"Kenapa? Apakah kamu ingin menetap di hutan mati?" Tanya Long Guan dengan sedikit terkejut.

"Ciiittt.."

Musang Bulan itu mengangguk pelan, ekspresi sedih terpancar dari wajah imutnya.

"Baiklah jika seperti itu, namun bagaimana aku harus mencari mu kelak? Tanya Long Guan dengan sedih.

Hening....

She Mao tidak bersuara ataupun menunjukkan reaksi apapun, ia hanya terdiam seolah tidak tahu harus berkata apa. Sebagai hewan spiritual yang sebenarnya merupakan peliharaan dari kultivator keabadian di makam rahasia ini, ia sudah menjalankan pesan dari tuan sebelumnya.

She Mao sudah menemukan penerus yang layak, selama 3 tahun mengenal Long Guan secara lebih dekat maka ia yakin jika pemuda tersebut memiliki jalan yang lurus serta keteguhan hati yang kuat.

Long Guan tidak berkata apa-apa lagi, ia memeluk She Mao dan menyentuh hidung hewan spiritual itu dengan lembut.

"Kamu jangan khawatir, aku tidak akan melupakan tempat ini. Nanti aku akan kembali datang membawa banyak buah-buahan untuk mu" Kata Long Guan mencoba mencairkan suasana.

"Cit.. Cit.. Cit"

Musang Bulan tersebut kembali mencicit dengan riang, sepertinya ia sudah menemukan kecocokan dengan Long Guan dan ingin sesekali ditemui di tempat ini.

Untuk beberapa saat berikutnya keduanya tampak bercengkrama dengan santai, bahkan di sela-sela waktu tersebut Long Guan tidak lupa membuatkan pemakaman bagi tulang belulang kultivator keabadian yang tidak ia ketahui namanya itu.

Sebelum berpamitan, Long Guan juga mengambil botol yang berisikan air yang menetes dari bebatuan yang menggantung. Sebelumnya ia sudah menyiapkan hal itu, meski tidak banyak namun hal itu tentunya sangat berguna bagi perjalanannya yang penuh bahaya.

"Baiklah sampai jumpa lagi" Ucap Long Guan dengan Pedang Hitam yang menggantung di punggungnya.

"Cit..Cit.." Balas She Mao dengan nada enggan.

Keduanya pun berpisah, dengan mengikuti petunjuk jalan yang diberikan She Mao akhirnya Long Guan bisa keluar dari tempat tersebut setelah menekan sebuah batu kecil.

Meski tidak keluar di dalam Gua seperti sebelumnya, Long Guan pada akhirnya tetap berada di kedalaman hutan mati.

"Huhhh..."

Long Guan menghela napas panjang, merasakan pemandangan yang sepertinya sudah lama ia rindukan. Jika menghitung hari, sebenarnya Long Guan baru sekitar 10 hari berada di reruntuhan makam rahasia.

Tetapi waktu 10 hari tersebut telah mengubah segalanya, pandangannya tentang hidup telah membuatnya semakin dewasa meski usianya baru menginjak 17 tahun.