Pembantu Somplak Mr. Arrogant

Seperti biasa Clara akan berangkat ke kampus bersama Rafi. Karna kampus dan kantor Rafi searah Rafi dengan berbaik hati memberi tumpangan kepada Clara. Lumayan sebelum mengahadapi pekerjaan kantor yang begitu menumpuk Rafi bisa menyenangkan diri dengan mengerjai Clara.

"Clara! Kamu sudah siap belum" teriak Rafi mengedor kamar Clara yang kini sudah pindah ke kamar tamu.

Mension Rafi sangatlah luas dan memiliki empat kamar utama dan juga tiga kamar tamu. Jadi jika di pakai satu oleh Clara tidak akan merugikan Rafi.

Bughh...

Arghh....

Ringis Clara ketika jidatnya mencium pintu kamar mandi saat keluar karna buru buru keluar.

"Kamu kenapa?" ucap Rafi langsung masuk ketika mendengar suara rintihan Clara.

"Tuan kenapa asal masuk" ucap Clara menutup tubuhnya yang hanya di baluti handuk.

"Kamu tidak usah takut seperti itu. Aku tidak akan melakukan apapun! Lagian aku tidak akan nafsu melihat tubuh wanita menyebalkan sepertimu" ucap Rafi ketus sambil menatap kening Clara yang membiru.

"Nasip kamu sangat malangnya" ucap Rafi tersenyum kecil.

"Maksud, Tuan?" ucap Clara mengerutkan keningnya bingung.

"Biasanya para wanita akan mendapatkan ciuman dari pria di keningnya, sebagai tanda cinta dari prianya. Tapi, kamu malah setiap hari mendapat ciuman dari pintu" ucap Rafi tersenyum kecil.

"Tuan mengataiku? Tuan juga jomblo" ucap Clara tidak terima.

"Aku jomblo karna aku memang tidak mempercayai wanita. Jika aku mau aku bisa mendapatkan sepuluh wanita sepertimu sekaligus"

"Sombong amat" ucap Clara memicingkan matanya lalu melangkahkan kakinya menuju lemari pakaiannya.

Tapi, saat Clara melangkah tidak sengaja handuk yang melilit di tubuhnya tersangkut. Dengan sekejap handuk di tubuhnya terlepas dan memperlihatkan tubuh polosnya. Rafi yang melihat pemandangan indah itu langsung membulatkan matanya sambil menelan ludahnya kasar.

Clara yang sadar dengan tatapan Rafi langsung menutup dada dan aset berharganya mengunakan tangannya lalu berusaha menutup tubuhnya kebali. Melihat Clara sudah menutup tubuhnya Rafi melangkahkan kakinya mendekati Clara sehingga membuat Clara melangkah mundur.

Melihat wajah Clara yang panik senyuman di wajah Rafi langsung terukir indah. Dia tidak menyangka jika wanita angkuh dan keras kepala di depannya bisa ketakutan juga. Langkah Clara yang sudah terhalang dinding membuat Clara menghentikan langkahnya.

Rafi meletakkan satu tangannya di dinding lalu menatap lekat wajah Clara. Rafi mendekatkan wajahnya ke wajah Clara dan membisikkan sesuatu.

"Ternyata tubuhmu sangat indah" bisik Rafi tersenyum tipis.

Mendengar ucapan Rafi, Clara menunduk sambil menyembunyikan wajah tomatnya. Melihat wajah Clara yang merah merona membuat Rafi semakin tertarik untuk mengodanya.

"Cepat kenakan pakaianmu! Atau aku akan mengunci kamar ini dan melahapmu hidup hidup" ucap Rafi menoel hidung mancung Clara lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar Clara.

"Memangnya aku ini makanan bisa di makan" ucap Clara menghela napasnya kasar lalu mengenakan pakaiannya.

Setelah keluar dari kamar Clara, Rafi berusaha mengatur napasnya yang tidak beraturan. Sudah lima tahun dia tidak lagi merasakan gairah ketika melihat wanita. Tapi, saat bersama Clara Rafi merasakan ada gejolak yang berbeda apalagi ketika melihat tubuh indah Clara yang begitu mengoda.

"Huff... Kamu tenang saja. Kamu akan mendapatkan sarangmu secepatnya" ucap Rafi tersenyum tipis sambil menatap juniornya yang terbangun ketika membayangkan wajah cantik Clara.

Karna jam terus berjalan Rafi memilih untuk menunggu Clara di dalam mobil. Dia memainkan jarinya sabil melirik jam tangannya berapa kali. Sudah berapa menit dia menunggu tapi Clara tak kunjung datang juga.

Tin.. Tin..

"Clara!" teriak Rafi.

Bughh....

"Aw... Ini lantai kenapa cari masalah, sih? Tidak lantai tidak pintu semua sama saja. Bahkan pemiliknya juga begitu" omel Clara sambil merapikan buku bukunya yang terjatuh ke lantai karna dia kepeleset.

"Clara! Ayo cepat. Sudah menumpang tapi lelet amat" teriak Rafi kesal.

"Ia, Tuan!" ucap Clara kembali melangkahkan kakinya.

"Lama sekali! Sekali lagi kau seperti ini maka siap siap jalan kaki" ucap Rafi kesal ketika melihat Clara telah duduk di sampingnya.

"Maaf, Tuan" ucap Clara memayunkan bibirnya.

Cup...

Rafi yang gemas dengan bibir Clara langsung menciumnya dengan rakusnya. Melihat kelakuan Rafi yang main sosor saja Clara langsung membuatkan matanya terkejut.

"Ciuman pertamaku" ucap Clara memegang bibirnya yang basah karna ulah Rafi.

"Manis sekali" ucap Rafi mengelap bibirnya dengan ibu jarinya.

"Jika kau menginginkannya lagi maka silahkan membuat ulah lagi" ucap Rafi tersenyum tanpa dosa lalu melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan mensionnya.

"Tuan harus tanggung jawab" ucap Clara menatap tajam Rafi.

"Tanggung jawab apa?" ucap Rafi polos.

"Karna tuan sudah mengambil ciuman pertamaku"

"Aku juga bisa membuka segelmu" ucap Rafi menatap nakal tubuh Clara.

"Apa!" ucap Clara repleks menutup tubuhnya dengan telapak tangannya.

"Haha... Aku tidak akan mau melakukannya. Melihatmu saja aku sudah napsuku langsung menurun" ucap Rafi terkekeh kecil.

Mendengar ucapan Rafi, Clara hanya bisa melemparkan tatapan tajamnya. Melihat tatapan Clara yang begitu menakutkan Rafi langsung diam menunduk. Dia berusaha menelan ludahnya kasar ketika melihat tatapan Clara yang begitu menakutkan.

"Ternyata bukan hanya menjengkelkan, ternyata dia juga menakutkan" batin Rafi mengusap lehernya kasar.

Setelah sampai di perkarangan kampus Clara, Rafi langsung menepikan mobilnya. Dia menatap Clara yang sibuk membawa buku bukunya yang begitu banyak.

"Terima kasih, Tuan!" ucap Clara ketus lalu keluar dari mobil Rafi.

"Dasar wanita aneh! Sudah untung aku berbaik hati mau mengantarmu" ucap Rafi berdecak kesal menatap punggung Clara.

"Walaupun sering membuatku kesal tapi jika di perhatikan dia cantik juga. Apalagi tubuhnya yang sangat indah" gumam Rafi tersenyum kecil membayangkan tubuh polos Clara.

Setelah melihat Clara sudah berajalan jauh Rafi langsung melajukan mobilnya. Dia meninggalkan perkarangan kampus Clara sambil tersenyum senyum sendiri. Semenjak bertemu dengan Clara dia merasa hidupnya yang telah mati kini tumbuh segar kembali.

...----------------...

"Ternyata wanita miskin tidak ada malunya ya. Demi uang dia rela menjadi wanita pajangan pengusaha kaya" ucap Rania menatap sinis Clara yang berjalan di depannya.

Clara yang mendengar sindiran Rania memilih untuk diam tidak memperdulikannya. Clara terus berjalan tanpa memperdulikan ocehan Clara yang terus mencari masalah denganya.

"Ternyata wajahmu polos ya. Tapi, kelakuanmu sangatlah buruk" ucap Rania menghalangi jalan Clara sambil menatap tubuh Clara dengan dengan tatapan jijik.

"Maksudmu apa?" ucap Clara mengerutkan keningnya tidak mengerti apa yang di maksud Rania.

"Aku tau siapa pria kaya yang selalu mengantarmu. Dia adalah Rafi Alexander si pria brengsek yang suka keluar masuk lobang. Aku tidak menyangka kau rela melakukan hal yang menjijikkan hanya demi uang"

"Maaf aku sedang sibuk. Aku tidak ada waktu mengurusi ocehanmu yang tidak berguna itu" ucap Clara melangkahkan kakinya meningalkan Rania.

"Awas! Penjual aset lewat" ucap Rania tertawa renyah sehingga membuat semua orang yang ada di sana ikut menertawakan Clara.

"Cantik cantik pelacur"

Tidak terima mendengar hinaan Rania, Clara langsung berbalik arah dan menatap tajam Rania. Dia berjalan mendekati Rania tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"Bercerminlah terlebih dahulu sebelum kau mengoreksi kehidupan orang lain. Apa jangan jangan kau tidak punya cermin ya di rumah mewahmu itu?"

Bersambung....