No action
No romansa
Masuk ke dalam novel❎
Melompati waktu karena penyesalan dan balas dendam ❎
Orang stress baru bangun✅
*****
Ini bukan kisah tentang seorang remaja di dunia modern, ini kisah pangeran tidur di dunia fantasi yang terlahir kembali saat ia tertidur, ia terlahir di dunia lain, lalu kembali bangun di dunianya.
-----------------
"Aku tidak ingin di juluki pangeran tidur! Aku tidak tidur! Kau tau itu?! Aku tidak bisa bangun karena aku berada di dunia lain!" -Lucas Ermintrude
******
Lucas tidak terima dengan julukan yang di berikan oleh penulis novel tanpa judul yang sering ia baca di dunia modern, ia juga tidak ingin mati di castil tua sendirian, dan ia juga tidak mau Bunda nya meninggal.
-------------------
"Ayah aku ingin melepaskan gelar bangsawan ku, aku ingin bebas."-Lucas Ermintrude
"Tentu saja, tidak."-Erick Hans Ermintrude
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lucapen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1
Lucas Ermintrude adalah seorang pangeran di sebuah kekaisaran Aetherlyn, ia Anak ke lima dari lima bersaudara. Lucas adalah anak kandung kaisar dan permaisuri di kekaisaran Aetherlyn.
Ia sangat di sayang dan di lindungi oleh keluarganya, itu satu tahun yang lalu sebelum kedua orang tuanya mengadopsi seorang anak perempuan yang bernama Anastasia.
Kehidupan Lucas berubah drastis setelah muncul Anastasia dalam hidupnya, ia tidak pernah menerima pujian, tidak ada yang membela nya, bahkan ia sering di tuduh sebagai biang kerok dari semua hal yang di lakukan oleh Anastasia.
Hingga suatu ketika, Anastasia tidak sengaja membunuh burung kesayangan milik kaisar Erick Hans Ermintrude, Ayah kandung nya Lucas.
"Kak! Apa yang Kakak lakukan?!" tanya Lucas yang tidak sengaja melihat Kakak angkat nya menjatuhkan sangkar burung milik sang ayah.
"A— apa maksud mu?" tanya Anastasia berbalik tanya, gadis berusia 6 tahun itu nampak ketakutan.
"Kakak memantulkan sihir Kakak ke arah sangkar burung!" jawab Lucas berlari ke arah sangkar burung yang sudah jatuh di lantai.
Luciana Gold Ermintrude, ibunya Lucas dan juga permaisuri kekaisaran Aetherlyn. Wanita tersebut memasuki tempat istirahat kaisar dan langsung melihat putra bungsunya itu memegang sangkar burung milik kaisar.
"Apa yang terjadi?" tanya Luciana melihat ke dua anak-anak di depan nya.
"Bunda! Aku tidak melakukannya, Lucas yang menjatuhkan nya hingga burung itu mati!" adu Anastasia pada Luciana.
"Lucas apa yang kau lakukan?" tanya Luciana menatap jengah ke arah putra bungsunya itu.
Bocah lima tahun yang tidak tau apa-apa itu hanya bisa menatap Bunda nya lekat, ia tidak tau harus memberitahu apa, karena Bunda nya tidak akan pernah percaya pada dirinya.
"A— aku tidak melakukannya, Bunda! Kakak yang bermain dengan sihir nya dan memantulkan nya ke arah sangkar!" Walaupun begitu, Lucas tetap berusaha membela diri.
"Lucas! Bunda sudah sangat muak dengan tingkah mu! Bahkan anjing pun tidak senakal dirimu. Bunda lebih menyukaimu yang diam, tidak bergerak dan tidak menggonggong lebih dari pada anjing!" seru Luciana, wanita itu sudah sering mendengar laporan kenakalan putra bungsunya, jadi ia kadang tidak bisa mengontrol mulut nya saat marah.
Seketika hati Lucas teriris hingga melukainya di ujung hati paling dalam bocah tersebut, hari ini ke empat kakak nya juga memarahi nya, bahkan mengumpati nya, dan hari ini juga Ayah nya menolak untuk mendengarkan ocehan nya dan menyuruh bocah tersebut untuk diam.
Lucas tersenyum kecut, ia hanya bisa pasrah, bocah laki-laki berusia lima tahun itu nampak nya sudah lelah dengan semua hal, hingga rasanya, bahkan setelah di hujami kata-kata menyakitkan bocah itu tidak merasakan apapun, ia masih tersenyum manis ke arah Bunda nya.
Luciana menghela nafas berat menenangkan dirinya. "Pergi lah ke kamar mu Lucas, dan merenung lah untuk masalah ini," titah Luciana memijat pelipisnya lelah.
"Iya, Bunda," jawab Lucas menaruh sangkar burung yang sudah mati ke lantai, lalu berlenggang pergi dari sana.
Malam nya.
Lucas malam-malam menggali burung yang telah di kubur di belakang Paviliun pelayan, bocah itu tidak ingin ayah nya sedih karena burung kesayangan nya mati, ia juga tidak ingin bunda nya marah pada nya karena hal tersebut.
"Aku akan menyembuhkan mu," seru Lucas mulai mengeluarkan kekuatan healing nya.
Bocah itu sangat berbeda dengan keluarganya, ia memiliki kekuatan healing yang di sebut kekuatan paling lemah, karena kekuatan itu tidak bisa di gunakan untuk bertarung.
Lucas memang tidak pernah bisa memegang pedang dengan benar, bahkan ia tidak memiliki tenaga lebih untuk berlatih pedang.
Perlahan sayap indah burung di dalam telapak tangan Lucas mulai bergerak serta burung itu kembali mengeluarkan suara beberapa kali.
Lucas tersenyum bahagia melihat hal tersebut, kekuatan healing bocah itu berbeda dengan kekuatan healing yang di gunakan oleh healer, bocah itu bisa menghidupkan kembali makhluk yang telah mati dan menyembuhkan segala penyakit, namun sayangnya itu berefek pada kehilangan banyak tenaga dan melemah nya tubuh untuk waktu yang cukup lama, itu setara dengan apa yang di berikan kekuatan nya.
Hanya Lucas yang tau tentang kekuatan nya, kedua orang tua bocah itu tidak tau tentang hal itu, karena Lucas tidak mengunakan kekuatan nya, ada healer di istana.
Namun sayangnya Lucas tidak tau bahwa kekuatan nya berbeda dengan healer, karena penyihir tingkat master menara sihir hanya berkata kekuatan bocah itu biasa saja.
Lucas langsung masuk ke dalam ruang istirahat kaisar untuk mengembalikan burung Ayah nya, setelah menghidupkan kembali burung sebelumnya, tanpa sadar di dalam ke gelapan ruang itu, kaisar hanya memperhatikan putranya dari jauh.
"Aku juga membawakan sedikit gadum untuk mu," bisik Lucas mengeluarkan butir gandum yang ia curi di dapur dan memasukkan nya ke dalam sangkar burung.
Setelah menutup kembali sangkar burung, Lucas turun dari kursi yang ia naiki untuk bisa mencapai sangkar burung yang cukup tinggi.
Bruk!
Tiba-tiba tubuh Lucas terjatuh karena mulai merasakan efek lemas nya, namun sayangnya bocah itu tetap berusaha untuk bangkit dan pergi dari sana.
Kaisar Erick Hans Ermintrude hanya diam lalu berjalan melihat ke dalam sangkar burung nya saat melihat sang putra sudah pergi dari ruang istirahat nya.
"Benar-benar hidup," monolog kaisar Erick saat melihat burung nya yang bisa bergerak dan berkicau kembali.
Lucas berjalan cepat ke arah kamarnya, sesampainya di dalam kamar Lucas langsung tidur dengan wajah kotor terkena tanah dan kaki nya juga kotor, ia cukup lelah untuk memikirkan kebersihan.
Di dalam kamar kaisar.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Kaisar pada istrinya yang nampak sendu di depan cermin rias.
"Sepertinya, aku menyakiti hati Lulu, seharusnya aku tidak memarahi nya," lirih Luciana, wanita berambut kecoklatan, bertubuh sempurna dengan wajah awet muda, kulit putih mulus dengan mata bermanik hazelnut dan memiliki rupa bak dewi Yunani.
"Apa Lucas pernah berkata sesuatu tentang kekuatan nya?" tanya Erick menyelidik.
"Tidak ada, dia tidak terlalu banyak berbicara akhir-akhir ini," jawab Luciana menghela nafas berat, wanita itu bangkit dari duduknya beranjak duduk di samping sang suami, yang sedang berbaring setengah duduk menatap dirinya.
"Sepertinya ada yang tidak kita ketahui tentang nya, besok aku harus mengajaknya bermain, umur nya akan berusia enam tahun, satu bulan lagi. Apa ia menyukai bunga?" tanya Erick menyuruh istrinya untuk tidur dalam dekapannya.
"Eum, ya," jawab Luciana pelan merebahkan tubuhnya ke dalam dekapan sang suami.
"Aku juga harus meminta maaf pada Lulu kecil ku, dia tampak kecewa dengan ucapan ku tadi," ujar Luciana menghela nafas kasar, perasaan wanita itu tidak enak setelah menghujami sang anak mengunakan kalimat yang menyakitkan.
"Eum ... tidurlah," jawab Erick perlahan memejamkan matanya. Luciana yang nampak kelelahan pun terlelap tidur.
*****
Keesokan harinya.
Di siang yang cukup cerah itu, bak di sambar petir, Luciana tidak bisa meminta maaf karena Anak nya itu benar-benar tidak bisa berbicara dan bergerak lagi.
Apa permintaan wanita itu di kabulkan? Entahlah.
Semua terjadi begitu tiba-tiba, Lucas terkena dua serangan sihir es salah sasaran, di tempat latihan kesatria. Bocah itu ke sana untuk berlatih pedang, usianya hampir enam tahun, jadi ia harus belajar mengunakan pedang.
"Enggak! Enggak!" Luciana kelagapan memegang tubuh Lucas yang terbaring tidak berdaya dalam pangkuannya.
Erick langsung ke tempat latihan kesatria saat mendengar hal tersebut.
"Ra— rambut nya," lirih Luciana memeluk tubuh Anak nya yang kini tidak bergerak dan menggonggong lagi seperti yang ia pinta.
Rambut Lucas yang berwarna hitam satu persatu berubah menjadi putih.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Erick.
"A— aku tidak sengaja Ayah," ujar Jonathan Van Ermintrude, Anak ke-tiga Erick dan Luciana.
"Sudah Ayah katakan, jangan pernah mengunakan sihir saat berlatih pedang," tegur Erick mengangkat tubuh Lucas yang semakin dingin.
Erick berusaha memanaskan tubuh anaknya mengunakan sihir api, namun itu hanya berhasil memanaskan tubuh sang Anak beberapa menit lalu kembali dingin.
"Sial!" umpat Erick saat melihat Lucas bernafas dengan sangat pelan, pria itu langsung membawa putra nya tersebut ke depan tungku api, dan memanaskan tubuh bocah itu, sembari menunggu healer datang.
Namun naas nya, tidak ada hal baik yang terjadi, apa yang di lakukan oleh Erick hanya menghentikan rambut putra nya itu untuk memutih.
Dia belum mengajak sang putra untuk bermain, ia juga belum bertanya apa yang di inginkan oleh putranya itu saat hari ulang tahun bocah itu tiba.
"Luca, tolong bangun. Bunda hanya bercanda berharap Luca tidak bergerak seperti sekarang." Luciana benar-benar berharap ia tidak pernah mengucapkan kalimat menyakitkan nya itu kepada sang anak. Bukankah sekarang keinginan wanita itu terkabul kan? Anaknya tidak bergerak, tidak berbicara dan tidak melakukan apapun lagi.
Sedangkan Jonathan sangat syok, bocah laki-laki berusia 8 tahun itu nampak tidak percaya apa yang baru saja ia lakukan.
Luciana terus berusaha memanggil nama Lucas namun tetap tidak ada jawaban dari bocah yang kini sudah tidak bergerak lagi.
[TBC]