NovelToon NovelToon
Tutorku Tunanganku

Tutorku Tunanganku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Slice of Life
Popularitas:732
Nilai: 5
Nama Author: Mashimeow

"Mulai sekarang gue yang jadi tutor lo sampai ujian kenaikan kelas."

Awalnya Jiwangga hanya butuh Keisha sebagai tutornya, itupun dia tidak sudi berdekatan dengan anak ambis seperti Keisha.

Sayang seribu sayang, bukannya menjauh, Jiwangga malah dijodohkan dengan Keisha.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mashimeow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dicegat

Suara deru mesin motor besar yang berjalan secara beriringan memasuki kawasan SMA Manggala membuat berisik lingkungan di sekitarnya. Beberapa orang menganggapnya sebagai polusi udara sebab suara knalpot dari motor sport yang mereka tumpangi. Tetapi apa mereka peduli? Tentu saja tidak. Jiwangga malah semakin kencang akan membunyikan mesin motornya di depan semua orang.

Ninja kawasaki dengan warna merah menyala terparkir apik di parkiran diikuti oleh tiga motor serupa namun berbeda warna di sebelahnya. Salah satu dari mereka mulai melepas helm full face yang sedari tadi melindungi kepala dari berbagai kotoran dan guncangan. Jiwangga memainkan kunci motornya sesaat setelah pemuda itu meletakkan helm di atas jok.

Pemuda tampan berkulit sawo matang dengan tatapan setajam netra serigala ini mengedarkan pandangan sembari menunggu teman-temannya selesai. Ia menyisir rambut sehitam arangnya ke belakang menggunakan jemari. Tingkah impulsifnya ini membuat kerumunan siswi perempuan semakin menggila.

Dia bukannya ingin tebar pesona, tetapi kalau ada yang semakin tergila-gila dengannya, jelas bukan kesalahan Jiwangga kan? Pemuda itu lantas meninggalkan area parkiran bersama River, Julian, dan Harvey. Namun, baru beberapa langkah ia beranjak, langkahnya dipaksa untuk berhenti karena kehadiran Keisha. 

“Lo kemana aja kemarin? Kenapa nggak datang ke kelas tutor? Gue nungguin sampai sekolahnya hampir tutup tahu nggak!” seru Keisha lantang. Gadis itu seakan tidak gentar sekalipun menghadapi seorang Jiwangga Abram seorang diri. Tanpa ragu ia balas tatapan mata tajam pemuda itu.

Suara keras yang dibuatnya ini mampu membuat perhatian orang-orang seketika tertuju pada keduanya. Menjadikan mereka sebagai objek tontonan menarik yang sayang sekali untuk dilewatkan. Bahkan ada yang secara terang-terangan mengarahkan kamera handphone ke arah Keisha dan Jiwangga. Seketika siaran langsung di akun orang tersebut pun berlangsung.

“Gue sibuk,” kata Jiwangga acuh lalu melewati tubuh mungil Keisha seolah keberadaan gadis di hadapannya tidak memiliki arti.

Keisha menarik tangan Jiwangga kasar sampai kuku-kuku yang sudah dipoles apik itu tanpa sengaja memberi bekas di sana. “Gue punya tanggung jawab yang harus bikin nilai lo membaik sampai ujian kenaikan kelas. Tolong lah kooperatif sedikit,” kata Keisha ketus penuh penekanan.

“Emang ada gue bilang setuju lo jadi tutor gue? Urus aja urusan lo sendiri. Gue nggak butuh bantuan lo. Berurusan sama cewek ambis kayak lo itu ngerepotin,” balas sarkas Jiwangga.

 “Jiwangga!” Keisha mendengus sebal. Rambutnya yang semula rapi kini sedikit berantakan sebab ia sigar ke belakang. Perasaan jengkel benar-benar menyelimuti hatinya saat ini.

“Apa?” tantang Jiwangga. 

“Ingat ya, gue nggak akan berhenti gitu aja sampai lo mau datang ke kelas tutor yang gue bimbing. Gue bakal menghantui lo setiap hari, setiap waktu. I don’t give a fuck kalau lo terganggu. Risih atau nggaknya itu urusan lo. Setidaknya gue cuma menjalankan tugas aja,” ancam Keisha seraya menekan jari telunjuknya pada dada bidang pemuda di hadapannya.

Jiwangga tersenyum remeh. Ia kemudian menunduk agar tingginya sejajar dengan si puan. Wajah tampan dengan garis rahang tegas itu menatap lurus pada netra indah sedalam jelaga milik Keisha tajam. “Terserah lo mau ngelakuin apa, tapi lo harus ingat juga kalau gue nggak akan datang,” balas Jiwangga.

Jiwangga lalu menegakkan kembali tubuhnya. Sekilas memandang ke arah gadis di hadapannya dengan tatapan tidak berminat. Ia meninggalkan begitu saja keributan yang sudah dibuatnya pagi ini. Pemuda itu tampak acuh dan malas menanggapi bisikan-bisikan tidak penting yang semakin menggema di sekeliling mereka.

“Gila ya berani banget loh ngusik anak-anak Chaos Brotherhood, apalagi Jiwangga.”

“Kalau gue jadi dia sih mikir-mikir lagi anjir.”

“Keisha sih emang kayak gitu orangnya. Gue nggak heran juga. Sekali punya keinginan harus dia kejar terus.”

“Tapi mereka tuh lucu nggak sih? Interaksi yang aneh saling benci gini ternyata nanti ujung-ujungnya juga suka terus pacaran.”

“Kisah mereka kayak percintaan di cerita au yang sering gue baca di twitter. Ceweknya anak ambis sedangkan si cowok berandalan penguasa sekolah.”

Keisha pun tidak ingin menanggung malu lebih lama lagi akhirnya pergi masuk ke kawasan kelas. Ia menulikan telinga agar tidak mendengar hal yang seharusnya tidak ingin didengar. Menjalin hubungan dengan si biang onar Jiwangga Abram? Semua itu hanya mimpi buruk yang tidak akan pernah menjadi nyata.

*** 

Jiwangga, River, Julian, dan Harvey bukannya pergi menuju kelas masing-masih malah membelokkan langkahnya menuju kantin belakang. Kawasan dimana anak-anak kelas tertinggi biasanya menghabiskan uang mereka. Hanya beberapa kalangan saja yang bisa menjangkau tempat itu, dan Chaos Brotherhood salah satu yang terpilih untuk menggunakan kantin belakang sesuka mereka.

Sesampainya di sana ada Joshua yang sedang menyalin tugas, Tristan menikmati satu piring nasi kuning sebagai sarapan, dan Lucas asik menyebarkan polusi dari asap rokok yang dihembuskan dari belah bibirnya. Jiwangga langsung bergabung dengan Lucas saat jemari pemuda itu sudah mengapit sebatang rokok di tangan. 

“Bagi korek dong,” kata Jiwangga.

Tristan melemparkan korek api elektrik dari saku celananya pada Jiwangga. “Tumben lo datang agak telat begini,” kata Tristan.

“Ada yang nyegat dulu tadi,” celetuk Harvey.

“Ibu, mie ayam baksonya udah ada belum? Kalau udah ada mau satu.” River mendekat ke kios mie ayam yang juga menjual berbagai makanan berat di kantin belakang.

“Buset masih pagi lo udah makan mie aja,” cibir Julian. “Sekalian pesanin gue nasi uduk pakai telur ceplok setengah matangnya dua, Ver,” pinta pemuda itu dengan cengiran lebar. Meskipun menghina tetapi pemuda itu juga yang meminta bantuan.

River memberikan tatapan sinis pada sahabatnya. “Nasi uduk pakai telur ceplok setengah matangnya dua Bu. Ditotal aja semuanya sama bakwan jagung dan tahu isi nanti si Julian yang bayar ya Bu,” kata River lalu mencomot bakwan jagung yang masih hangat juga beberapa tahu isi dalam satu piring.

“Siap Mas River,” ucap Ibu Kantin.

River mengambil tempat di sebelah kanan Joshua sambil membawa piring berisi gorengan. Mulutnya sibuk mengunyah bakwan jagung dan cabai rawit. “Kata gue sih ya terornya si Keisha udah mulai dari kemarin pas lo nggak masuk, Jiw,” ucap River membuka pembicaraan.

“Sumpah kemarin waktu lo bolos tuh Keisha juga nyegat gue, River, Lucas, sama Harvey di lapangan,” sahut Joshua. 

“Ngapain?” tanya Jiwangga.

“Kalau bukan perkara tutor juga ngapain dia bela-belain berurusan sama geng kita. Gokil tuh cewek nekat juga,” kekeh Lucas. Ia menekan ujung rokoknya pada asbak agar hangus tak bersisa. 

“Pakai acara nuduh segala katanya kita nyembunyiin lo dari dia,” sambung Harvey. 

“Dia bisa berbahaya. Hati-hati aja kalau lo nanti kepincut sama pesonanya.” Julian berkata lalu mengambil wadah sate-satean di sebelah Jiwangga.

“Jangan samain gue sama lo lah yang rela bikin second account buat stalking Keisha doang karena lo demen. Nggak bakal gue suka sama modelan perempuan kayak dia. Lo pada tahu juga tipe gue gimana. She’s not my style,” bantah Jiwangga. 

“Anjing lo malah nyerang balik,” umpat Julian tidak terima.

Jiwangga memilih untuk tidak peduli. Ia terlalu sibuk menghisap lintingan nikotin yang selalu membuatnya candu. Belum ada yang bisa menggantikan tugas benda berbahaya yang sialnya terlalu menggoda untuk dilewatkan. Pemuda itu selalu mengalihkan semua permasalahan pada benda kecil namun mematikan tersebut. 

1
bayusetyawan
aku pengen gabung ke chaos brotherhood thor
Cheng Lin2194
Terhibur banget!
Mashimeow: terima kasih udah suka sama ceritaku^^
total 1 replies
Juárez Márquez Odette Margarita
Ngakak dosa!
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!