NovelToon NovelToon
Dokter Cantik Penyelamat Bos Mafia

Dokter Cantik Penyelamat Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Percintaan Konglomerat / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Dokter
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sylvia Rosyta

Seorang dokter muda yang idealis terjebak dalam dunia mafia setelah tanpa sadar menyelamatkan nyawa seorang bos mafia yang terluka parah.
Saat hubungan mereka semakin dekat, sang dokter harus memilih antara kewajibannya atau cinta yang mulai tumbuh dalam kehidupan sang bos mafia yang selalu membawanya ke dalam bahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Kegelapan malam menyelimuti perjalanan mereka. Rafael, Liana, dan Luca melangkah cepat, tubuh mereka lelah setelah pelarian panjang, namun semangat mereka tetap teguh. Setiap langkah terasa berat, setiap desiran angin malam menjadi lebih menyusup, namun mereka tahu bahwa tujuan mereka sudah dekat. Di depan mereka, di bawah bayangan gunung yang memuncak, terbentang sebuah pintu batu besar yang tersembunyi di balik pepohonan lebat. Bunker yang mereka cari akhirnya tampak di depan mata.

“Ini dia,” bisik Rafael, suaranya hampir tidak terdengar di tengah hutan yang sunyi. “Bunker rahasia.”

Liana menatap pintu batu itu dengan pandangan ragu. Seperti yang telah diceritakan Darius, tempat ini adalah satu-satunya harapan mereka untuk mengakhiri kekuasaan Adrian yang telah merajalela begitu lama. Tapi di balik harapan, ada satu hal yang masih menggantung di udara—apa yang sebenarnya tersembunyi di dalam bunker ini? Apakah ini benar-benar senjata yang mereka cari?

Luca mendekati pintu dengan langkah hati-hati, matanya memeriksa sekeliling, menilai kemungkinan jebakan atau pertahanan lain yang bisa saja dipasang. “Pintu ini... ada sesuatu yang aneh,” katanya, menatap sekilas ke arah teka-teki yang terpampang di permukaan batu.

Rafael berjalan mendekat dan mengamati lebih teliti. Di pintu itu, terdapat deretan simbol yang sepertinya saling berhubungan, mengelilingi sebuah ukiran berbentuk roda yang sangat rumit. Di tengah roda itu ada satu lingkaran kosong, sebuah tempat yang tampaknya membutuhkan sesuatu untuk membuka jalan masuk.

“Ini pasti bagian dari teka-teki,” gumam Rafael. “Victor tidak akan meninggalkan sesuatu yang mudah diakses begitu saja.”

Liana mendekat, mencoba mencerna makna simbol-simbol tersebut. Matanya memindai setiap detail. “Apa ini? Sebuah kode?” tanyanya dengan suara rendah.

Luca mengangguk. “Sepertinya begitu. Mungkin kita harus menemukan sesuatu yang bisa dipasang di lingkaran itu. Mungkin kunci atau artefak dari masa lalu Victor.”

Rafael merogoh sakunya, mencari sesuatu yang bisa membantu, tapi tidak menemukan apa-apa. “Kita tidak punya banyak waktu,” katanya, wajahnya mulai serius. “Adrian bisa saja mengetahui lokasi ini dalam beberapa jam. Kita harus memecahkannya sekarang.”

Liana merasa gelisah. Ia tahu betapa pentingnya tempat ini bagi masa depan mereka, namun perasaan takut terus menghantui. Di tengah ketegangan ini, ia berusaha menenangkan dirinya. "Mungkin kita hanya perlu berpikir lebih keras," katanya, berusaha membangkitkan semangat.

Luca mengangkat alisnya. “Berpikir keras? Hei, mungkin kita hanya perlu mencari pola dari simbol-simbol ini. Lihat, ada beberapa yang berulang. Ini bisa jadi petunjuk.”

Dengan hati-hati, Luca mulai memeriksa setiap simbol yang terukir di sekitar roda. Sambil menganalisis pola-pola yang ada, ia mulai menghubungkan beberapa simbol dengan sesuatu yang lebih familiar, sebuah bahasa kuno yang pernah ia pelajari sebelumnya.

“Aha!” serunya setelah beberapa saat, matanya menyala penuh keyakinan. “Ini! Simbol ini berulang, dan yang ini menunjukkan sesuatu yang mungkin bisa digunakan untuk membuka pintu.”

Liana mendekat, penasaran. “Apa yang kamu temukan?”

Luca menunjuk ke arah simbol yang lebih besar di tengah roda. "Simbol ini adalah lambang dari kekuatan alam. Mungkin itu menunjukkan arah yang harus kita ambil.”

“Jadi kita harus mencari sesuatu yang bisa mewakili kekuatan alam?” tanya Rafael, sedikit bingung.

“Ya, seperti kunci yang menggambarkan elemen-elemen alam. Api, air, tanah, udara. Itu mungkin bisa membuka pintu ini,” jelas Luca.

Rafael mengangguk, berpikir keras. “Kita harus mencari benda-benda yang mewakili elemen-elemen itu. Tapi dari mana kita bisa mendapatkannya?”

Liana tiba-tiba teringat sesuatu. “Victor... ayahku... pernah bercerita tentang benda-benda yang dia sembunyikan di sekitar tempat ini. Mungkin kita bisa menemukannya di sekitar bunker.”

Mereka bertiga berpencar untuk mencari barang yang bisa digunakan untuk mengisi kekosongan lingkaran itu. Rafael mencari di sekitarnya, memeriksa batu-batu besar yang ada di sekitar pintu, sementara Luca berkeliling untuk melihat jika ada tanda-tanda lain yang tersembunyi.

Liana berjalan ke arah sisi lain bunker. Beberapa langkah dari sana, ia menemukan sebuah kotak kayu kecil yang tersembunyi di bawah batu besar. Dengan hati-hati, ia membuka kotak itu dan mendapati empat benda yang sangat sesuai dengan petunjuk Luca—sebuah batu merah yang menyerupai api, sepotong kaca biru yang tampak seperti air, sebuah fragmen batu yang mengingatkan pada tanah, dan sebuah bulu halus yang melambangkan udara.

“Rafael! Luca! Aku menemukannya!” seru Liana dengan suara penuh harapan.

Mereka segera mendekat, dan setelah memeriksa barang-barang yang ditemukan Liana, mereka menyadari bahwa itu adalah elemen-elemen yang mereka butuhkan untuk membuka pintu bunker. Dengan hati-hati, mereka menempatkan benda-benda itu ke dalam lingkaran kosong yang ada di pintu batu.

Ketika benda terakhir, bulu udara, dimasukkan, suara bergema terdengar. Pintu batu itu perlahan bergerak, terbuka dengan suara berderak, meninggalkan ruang gelap di baliknya. Rafael, Liana, dan Luca saling bertukar pandang, rasa penasaran dan ketegangan menyelimuti mereka.

Namun, sebelum mereka sempat melangkah maju, terdengar suara berat dari luar, langkah kaki yang mendekat.

“Cepat!” Rafael berbisik dengan tegas. “Masuk sekarang!”

Mereka segera melangkah ke dalam, dan pintu berat itu menutup dengan sendirinya, mengisolasi mereka dalam kegelapan yang pekat. Tanpa waktu untuk berbicara lebih banyak, mereka berlari masuk ke lorong yang gelap, hanya berbekal cahaya samar dari lampu kecil yang terpasang di dinding.

1
Verlit Ivana
ikut tegang, takut, ngeri. keren author bikin narasi suasana mencekamnya.
Erlin
udah mampir, semangat yaaa, jangan lupa mampir di cerita barukuuu
Vanettapink Fashion
Luar biasa
Abz
💪💪💪💪💪💪
Sri Siyamsih
pantesan aj sll ketemu Adrian, ternyata Dr Anton to penghianstnya
Putri Sylvia
mengsedih😭
Rahma Rain
cerita nya bagus
jiwen
Liana, mungkin kamu bisa memejamkan mata dan membayangkan muka walid 😔
jiwen
setelah baca sampai bab ini bener-bener suka banget sama gaya penulisannya, rapi dan apik sekali kak, bisa bikin kita seolah-olah ikut merasakan dan ada di situasi yang dialami Rafael dan Liana 😭👐🏻
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin ya kakk
total 1 replies
inggrilolaamelia
dibagian ini aku bayangin adegan di film film😄
inggrilolaamelia
yaampunn aku jdi ikutan dagdigdug, smpe smpe bacanya sambil tahan napas😭
Hye Kyoe
ceritamu menarik🤩
Elizabethlizy
lanjuttt ceritanya bagusss
Erlin
mampirrr balikk
Erlin
semangat bikin ceritanyaaaa
Erlin
bagussss
Serenarara
Liana, dibayar berapa kamuu? Kenapa ikhlas banget?/Sob/
Serenarara
Aku takut sm Adrian yg ini... /Gosh/
Putri Sylvia
ayo Liana kamu jangan takut sama mereka,ikut saja sama Rafael dan luca.
Nyonya Mafia
aku udah mampir kakak
Nyonya Mafia: iya sama sama
Sylvia Rosyta: iya kak makasih udah mampir 🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!