Kayesa terjebak dalam pernikahan semalam demi menyelamatkan nyawa ibu yang sedang terbaring di rumah sakit. Pernikahan dengan laki-laki kaya yang sama sekali tak dikenal Kayesa itu merupakan awal dari penderitaan Kayesa.
Pernikahan semalam membuat Kayesa hamil dan diusir ibu, Kayesa pergi jauh dari kota kelahirannya. Lima tahun kemudian dia bertemu dengan laki-laki ayah anaknya, hanya saja Kayesa tidak mengenalinya. sementara laki-laki itu mengetahui kalau Kayesa wanita yang dinikahinya lima tahun yang lalu.
Bagaimana kehidupan Kayesa selanjutnya, saat laki-laki bernama Zafran mengetahui kalau Kiano merupakan darah dagingnya dan Zafran menginginkan anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Siang
Part 25
Malika dan Kayesa terkejut, keduanya spontan menoleh kearah Zafran. Kedua bertanya-tanya dalam hati. Apakah Zafran mendengar percakapan mereka barusan.
"Eh.. ti-tidak apa-apa," jawab Kayesa gugup.
"Kamu habis menangis?" Tanya Zafran menatap intens wajah Kayesa. Pertanyaan Zafran membuat Kayesa semakin gugup.
"A-anu Tuan. Kayesa ingat orang tuanya," jawab Malika ngasal, paling tidak jawabannya menyelamatkan Kayesa.
"Oh. Kamu ingat ibu. Kenapa tidak kamu cari saja ibumu," ujar Zafran, seraya menyentuh bahu Kayesa.
Malika tertegun saat melihat Zafran, begitu bersimpati pada Kayesa, karena menurut Malika, ini adalah pemandangan dan kejadian langkah, Zafran peduli dengan orang lain. Sementara Zafran jadi merasa bersalah, Kayesa diusir ibunya, karena mengandung anaknya yang dikira ibunya anak luar nikah.
"Aku belum siap, bertemu ibuku. Tuan."
"Sudah! Jangan sedih lagi. Jika kamu sudah siap nanti kita cari bersama. Kiano pasti senang bertemu neneknya," ujar Zafran.
"Kiano! Tuan Zafran bahkan tahu anak Kayesa, atau jangan-jangan..." Malika tidak meneruskan praduganya. Dia takut ketahuan Zafran, jika dia berpikir macam-macam tentang atasannya itu, bisa-bisa hidupnya klar.
"I-iya Tuan." Kayesa mengangguk.
"Apa tuan ke sini. Mencari ini." Malika mengacungkan benda pipih milik Zafran.
"Iya."
Zafran kembali turun keruang meting karena ponsel pribadinya tertinggal, tadi Ruhi sudah menawarkan diri untuk mengambil, tapi ditolak Zafran, karena dia ingin menemui Kayesa dan mengajaknya menjemput Kiano untuk makan siang.
"Maaf Tuan. Kopi belum saya buatkan," ujar Kayesa merasa bersalah.
"Lain kali saja."
"Malika! Kamu dibantu yang lain saja ya. Saya ada perlu dengan Kayesa."
"Baik, Tuan!"
"Ayok! Kita jemput Kiano," ujar Zafran seraya mengambil ponselnya dari Malika, lalu menarik tangan Kayesa, menuju lift.
"Kiano! Emang Kiano di mana? Harus dijemput?" Tanya Kayesa begitu sudah berada di lift. Dia tidak mengerti apa maksud Zafran.
Zafran pun menjelaskan pada Kayesa, kalau tadi dia menelepon Maeka, suruh siap-siap, karena sebentar lagi Zafran akan menjemput mereka untuk pergi makan siang bersama.
Begitu lift terbuka, Zafran dan Kayesa keluar, tangan Zafran masih menggandenga tangan Kayesa. Entah sengaja atau tidak dengan apa yang Zafran lakukan. Kayesa sudah berkali menarik tangannya agar terlepas dari genggaman Zafran. Namun, Zafran semakin mempererat pegangannya.
"Tuan! Lepaskan! Tidak enak dilihat karyawan lain," bisik Kayesa.
Spontan Zafran melepaskan genggaman tangannya. Dia baru sadar kalau dari tadi jadi sorotan orang satu kantor. Benar saja, dalam hitungan detik gosip mulai menyebar, entah siapa yang diam-diam memoto, lalu mengupload.
Melihat beberapa postingan di media sosial. Zafran mulai geram. Bukannya Zafran tidak terima, dia tidak bisa membiarkan Kayesa dihujat netizen. Makanya dia menelepon Rayzad untuk menghentikan fotonya yang menyebar.
"Siap! Tuan!" Rayzad menutup panggilan telepon.
Setelah menelepon Rayzad. Zafran langsung ke parkir, membuka pintu mobil untuk Kayesa. Zafran sengaja meminjam mobil Rayzad, agar dia bisa bebas berkeliaran di luar sana. Karena di luaran sana mobil miliknya selalu jadi sorotan.
"Saya duduk di belakang saja. Tuan."
"Belajarlah untuk tidak membantah," ujar Zafran datar, tapi serius.
Kayesa tak bicara dua kali, dia pun masuk dan duduk di depan. Begitu Kayesa masuk, Zafran menutup pintu mobil, dia memutar dan duduk di belakang stir. Menekan pedal gas, meluncur menuju jalan raya.
Sepanjang perjalanan, tak ada obrolan. Kayesa dan Zafran sibuk dengan pikirannya masing-masing. Zafran tatapannya fokus ke depan, begitu juga dengan Kayesa, dia seperti serius memperhatikan orang lalu lalang.
Dua puluh menit kemudian, Zafran menepikan mobilnya di depan mini market, Maeka dan Kiano sudah menunggu di sana. Setelah memarkir mobilnya, Zafran turun.
"Ayah!" Bocah laki-laki itu berlari ke arah Zafran. Zafran berjongkok menggapai tubuh mungil Kiano. Zafran mencium kedua pipi Kiano.
Seperti biasa Kiano melingkarkan kedua tangan kelehernya, lalu memeluknya erat. Sambil menggendong Kiano, Zafran membuka pintu mobil di samping Kayesa, lalu mengangkat tubuh Kiano, mendudukkan di pangkuan Kayesa. Sementara Maeka duduk di kursi belakang.
"Ayah! Kita mau ke mana?" Tanya Kiano, seraya menoleh ke arah Zafran yang baru masuk.
"Pergi makan," jawab Zafran seraya menekan pedal gas dan meluncur.
Mobil meluncur dengan cepat di jalan raya, perjalan kali ini sangat berbeda dari tadi. Kini di mobil saat riuh dengan kicau pertanyaan-pertanyaan dari Kiano.
"Bunda! Kita kapan punya mobil, cupaya (supaya) bica (bisa) jalan-jalan?"
"Bunda kan udah punya motor, kita bisa jalan-jalan pakai motor," jawab Kayesa.
"Kulang celu (kurang seru) pakai motol (motor) bica (bisa) kena hujan," ujar Kiano lagi.
"Pintar banget ngomongnya anak bunda. Nih." Kayesa gemas dan memegang kedua pipi Kiano.
Kayesa tak habis pikir, bocah kecil seumuran Kiano bisa bicara begitu, seperti ada yang mengajari saja.
"Apa ayah dari putraku jenius dan pintar, hingga Kiano kalau bicaranya suka nyerocos kayak kaleng bocor," batin Kayesa.
"Ihhhh, Kenapa aku jadi kepikiran laki-laki itu," batin Kayesa lagi, seraya menepis pikirannya.
"Bunda! Tuyun (turun) sudah sampai." Seru Kiano.
Suara panggilan Kiano, membuat Kayesa tersentak kaget, menyadarkan dia dari lamunan. Kayesa tidak tahu kalau mobil Zafran sudah berhenti, bahkan Kiano sudah berada digendongan laki-laki itu.
"Kenapa Zafran berpenampilan seperti itu," batin Kayesa.
Zafran keluar dari mobil, dengan penampilan berbeda, dia menggunakan kacamata hitam dan masker. Sengaja menyamarkan dirinya.
Dengan cepat Kayesa menjulurkan kaki, turun dari mobil. Setelah menutup pintu mobil, menyusul Kiano yang sudah masuk bersama Zafran dan Maeka.
"Silakan. Tuan dan Nona," ujar pelayan yang menyambut kedatangan Zafran, Maeka dan Kiano.
"Silakan Nona," ujar pelayan lagi kala melihat Kayesa.
"Apa aku masih terlihat muda?" Tanya Kayesa pada pelayan, saat dirinya dipanggil nona.
"Masih cocok disebut nona. Nyonya," ucap pelayan itu teesenyum. Kayesa pun ikut tersenyum menanggapinya.
Pelayan itu kemudian mengantar Zafran ke ruang VIP yang sudah diboking Malika. Diiringi Maeka dan Kayesa. Di sana sudah terhidang beberapa menu andalan resto ini.
Suasa ruangan sangat mewah dan elegan. Zafran menarik sebuah kursi, menurunkan dan mendudukkan Kiano, lalu dia menarik kursi di samping Kiano dan mendudukkan bokongnya.
Melihat perlakuan Zafran pada Kiano, membuat Kayesa mulai memperhatikan Zafran.
"Apa perlakuan Zafran pada Kiano, murni bentuk kasih sayangnya, karena dia menyukai Kiano seperti yang dia katakan. Atau ada sesuatu di balik semua ini," batin Kayesa, matanya tak lepas memperhatilan kedua laki-laki yang sedang bercengkrama itu.
Kayesa menarik nafas panjang, sebelum mengambil posisi di sebelah kiri Kiano, sementara Zafran di sebalah kanan Kiano. Sudah seperti keluarga yang lengkap.
"Hemmm. Menunya terlihat aneh," celetuk Maeka, jujue Maeka belum pernah masuk resto swmewah ini.
Mata Kayesa menatapi satu persatu menu yang terhidang. Hors d'oeuvres berupa makanan ringan pembuka, salad, first main course berupa olahan daging putih, second main course dibuat dari daging merah sapi premium. Kayesa mengetahui semua menu-menu ini, Karena dia selalu diajak Shaga makan di reato mewah.
"Kita coba saja," bisik Kayesa.
Setelah Kayesa dan Maeka duduk, dua orang pramusaji datang membawa sebuah troli, di dalam troli itu ada berbagai menu masakan daerah di Indonesia.
"Silakan dipilih menu tambahannya Nyonya, Nona dan Tuan," ujar salah seorang pramusaji.
"Mau es clim krim)." Kiano menunjuk es krim strawberry arnaud.
Mata Kayesa terbelalak saat putranya menunjuk es krim strawberry arnaud. Harga es krim itu, biasa untuk hidup Kayesa satu bulan. Belum sempat Kayesa mencegah Keinginan Kiano, Zafran meminta pramusaji memberinya tiga porsi es krim strawberry arnaud.
"Wah... Mau juga," seru Maeka bernafsu, selama ini dia cuman bisa lihat di dunia maya. Dan sekarang Maeka tidak menyia-nyiakan kesempatan langka ini.
"Hemmm, sempurna," guman Maeka.
Zafran tersenyum melihat eksfresi Maeka dan Kiano yang sedang menikmati ea krim mahal itu, terbersit rasa iba di hati Zafran, melihat putra kecilnya yang antusias untuk bisa menghabiskan es krimnya.
Sementara Kayesa hanya menatap Maeka dan Kiano. Dia menelan salivanya kasar, sebenarnya pengen juga memcoba. Namun, dia malu dengan Zafran, takut dikatain anak dan bunda sama rakusnya.
"Kok cuman dipandang. Dicobalah," ujar Zafran, menyodorkan gelas es krim ke arah Kayesa. Kayesa hanya menggeleng.
"Bunda! Minta dicuapi (disuapi) Yah!" Bisik Kiano, seraya menarik rambut Zafran agar merunduk.
"Baiklah," ujar Zafran, lalu mengangkat gelas ea krim, menyendok es krim dan menyodorkan ke mulut Kayesa.
"Tidak," ujar Kayesa, lagi-lagi menggeleng.
Melihat bundanya tidak mau, Kiano mengambil sendok di tangan Zafran, lalu menyodorkan ke mulut Kayesa. Kayesa yang tidak ingin melihat Kiano kecewa akhirnya membuka mulut.
"Enak nggak. Bun?" Tanya Kiano dijawab anggukan Kayesa.
Tangan mungil Kiano memasukkan kembali sendoknya ke gelas, kali ini dia menoleh ke Zafran, dan menyodorkan sendok itu.
"Ini untuk ayah," ujar Kiano, memaksa Zafran membuka mulut. Akhirnya terjadi suap-suapan.
Tanpa disadari, di sudut restoran ada sepasang mata yang melihat adegan itu dengan sedih.
😅😅😅
Di anggap Adek aja kenapa?
Maeka kan juga baik,kalo gini rasanya kayak ada jarak yang jauh, antara majikan dan pengasuh.