Seruni, memiliki fisik yang tidak sempurna, karena cacat sejak lahir.
Sehingga kedua orang tuanya tidak menginginkan dirinya dan di minta untuk di bawa pergi sejauh mungkin.
Namun, meskipun terlahir cacat, Seruni memiliki bakat yang luar biasa, yang tidak semua orang miliki.
Karena bakatnya itu, ternyata membuat seorang CEO jatuh cinta kepadanya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini adalah fiktif dan tidak berniat untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Seruni pun sudah menyelesaikan lukisannya, kemudian Seruni meminta ibunya untuk menyerahkan nya kepada Ferry.
Kebetulan di dekat Ferry ada Mr Thomas dan raja itu sendiri. Jadi Sari langsung menyerahkan lukisan tersebut kepada raja.
"Luar biasa," ungkap raja.
Mr Thomas yang melihat lukisan tersebut pun ikut kagum. Tidak dapat di bayangkan bagaimana sulitnya melukis menggunakan kaki? Itulah yang membuat Mr Thomas merasa takjub.
"Ferry, rumah yang mereka tempati di Indonesia berikan saja kepada mereka. Biarkan mereka tinggal di rumah itu selamanya," kata Mr Thomas.
"Baik Tuan, nanti aku kabarkan kepada Pak Kosim," ujar Ferry.
Sari dan Seruni hanya terdiam, karena mereka tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan oleh mereka.
"Seruni, berhubung kamu tidak bisa berbahasa asing, nanti aku akan datangkan seorang guru untuk kamu kursus bahasa asing," kata Ferry.
"Tidak perlu Pak, nanti malah merepotkan bapak," ujar Seruni.
"Hei, perjalanan mu masih panjang, jangan sia-sia kesempatan ini. Apalagi nanti kalau kamu sudah terkenal, maka pergaulan mu bukan orang lokal saja, bahkan dari negara-negara lain juga," ungkap Ferry menjelaskan.
Seruni terdiam sejenak, apa yang di katakan oleh Ferry ada benarnya. Jangankan nanti, sekarang saja pergaulannya sudah dengan orang-orang kelas atas.
"Terserah bapak sajalah, aku akan ikut saja," kata Seruni akhirnya.
Acara pameran sudah usai, Seruni pun sudah menerima bayaran dari raja. Karena raja sangat puas dengan hasil karya Seruni, raja menambahkan seribu US Dollar lagi sebagai bonus.
"Rezeki mu Nak," ucap Kosim senang. Seruni pun tersenyum senang.
Dari kejauhan Saskia dan Farhan memperhatikan Seruni yang benar-benar mirip Sekar.
"Pa, apa mungkin mereka tertukar sewaktu di rumah sakit?" tanya Saskia.
"Entahlah Ma, semakin di perhatikan, semakin mirip dengan Sekar. 90 persen mirip Sekar dan 10 persen mirip Ridwan," jawab Farhan.
Saskia menjadi penasaran, dia mengingat-ingat di mana pernah melihat Sari? Karena sudah cukup lama, dia pun sedikit lupa.
"Aku ingat Pa, wanita itu bernama Sari bekas pelayan di rumah Sekar," ucap Saskia.
"Tidak mungkin, 'kan? Mereka menculik anak Sekar lalu menggantinya," tebak Farhan.
"Kita tidak boleh menebang sembarangan Pa, jika salah, bisa-bisa menjadi pencemaran nama baik," tegur Saskia.
Saskia kemudian menghampiri Sari, karena dia sudah ingat dengan Sari, yaitu mantan pelayan di rumah Sekar.
"Kamu Sari, kan? Aku sudah ingat sekarang," tanya Saskia.
"Iya benar, Nyonya bukankah teman nya Nyonya Sekar?" Sari balik bertanya.
Saskia mengangguk. "Bisa kita bicara? Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan."
Sari menoleh ke Kosim, kemudian Kosim pun mengangguk. Saskia membawa Sari ke suatu ruangan dan mereka hanya berdua saja.
"Ada perlu apa Nyonya?" tanya Sari.
"jangan panggil nyonya, panggil Saskia saja," jawabnya.
Sari pun mengangguk, kemudian Sari bertanya lagi keperluan apa sehingga mengajak bicara berdua saja.
"Aku ingin bertanya tentang Seruni," kata Saskia.
Sari sedikit terkejut, dia khawatir Saskia mengetahui yang sebenarnya. Padahal Sari belum siap untuk kehilangan Seruni.
"A-apa yang ingin kamu tanyakan?" Sari mulai gugup.
"Aku merasa jika Seruni itu anaknya Sekar, betul?" tanya Saskia.
Deg...
Sari semakin tidak tenang, apalagi saat ini dia seperti di interogasi oleh Saskia. Dan Saskia menyadari ketidaktenangan Sari.
"Katakan saja, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kamu menukar anak Sekar," tuduh Saskia agar Sari mau cerita.
"Tidak, aku tidak menukar anak nyonya Sekar, tapi nyonya dan tuan yang tidak menginginkan anaknya," ucap Sari keceplosan.
"Maaf, seharusnya aku tidak mengatakan itu," imbuh Sari lalu bangkit dari duduknya.
"Bisa kamu ceritakan? Aku tidak akan beritahu siapa-siapa."
Sari menghentikan langkahnya, lalu berbalik dan menggeleng cepat. "Aku tidak percaya, aku menyayangi Seruni seperti anak kandungku sendiri," ucap Sari lirih.
Saskia mendekat lalu memeluk Sari. "Sekar sudah memutuskan persahabatan kami, jadi jangan takut, aku tidak akan bongkar rahasia ini," bujuk Saskia.
Saskia membawa Sari kembali duduk, Saskia meminta Sari untuk tenang. Baru setelah itu bercerita.
Sari menghela nafas panjang sebelum memulai bercerita. Tapi sebelum itu Sari meminta Saskia untuk berjanji agar merahasiakan semuanya. Saskia pun mengangguk setuju.
Sari pun mulai menceritakan kejadian yang sebenarnya. Sari juga mengatakan jika mereka tidak memiliki anak.
Saskia yang mendengar cerita itu pun mengepalkan tangannya kuat. Sedih, marah menjadi satu.
Namun dia mau melampiaskan nya kepada siapa? Saskia hanya bisa menahan diri. Dia juga tidak menyangka jika sahabat yang selama ini di kenal baik bisa begitu tega pada anaknya sendiri.
Yang lebih membuat Saskia marah, Sekar lebih memilih merawat anak orang daripada anak kandungnya sendiri.
"Nyonya dan tuan malu memiliki anak cacat seperti Seruni," kata Sari.
Sekar, Sekar. Sekian lama kamu menutupi masalah ini dari aku. Jika aku tahu sejak awal, aku yang akan merawat anak itu," batin Saskia.
"Terima kasih Sar, sekarang aku mengerti sifat buruknya," ujar Saskia.
Saskia merasa sedih karena Sekar sudah membuang putrinya, juga merasa senang, karena putranya mencintai orang yang tepat.
"Ayo kita bergabung dengan mereka," ajak Saskia.
Sari menghapus sisa-sisa air matanya agar tidak ketahuan oleh Seruni. Karena Seruni cukup peka kalau ibunya habis menangis.
Saskia sekarang bertekad untuk mendukung Jovan mengejar Seruni. Saskia akan membuat Sekar menyesal karena sudah menyia-nyiakan berlian berharga.
Saskia menghubungi Jovan, namun ponsel Jovan tidak aktif. Kemudian Saskia menghubungi Aldi, sama, ponsel Aldi juga tidak aktif.
"Ke mana nih anak? Saat di perlukan malah tidak aktif ponselnya," gumam Saskia.
"Sudah selesai? Bagaimana?" tanya Farhan setelah Saskia menghampirinya.
"Nanti aku ceritakan," jawab Saskia.
Sementara Sekar dan Ridwan sudah berada di hotel. Besok mereka akan kembali ke tanah air.
Ponsel Ridwan berdering pertanda panggilan masuk. Ridwan melihat nama pemanggil tidak ada nama tertera di situ. Hanya nomor asing yang tidak di kenalnya.
Ridwan pun membiarkan nya saja. Hingga panggilan tersebut mati dengan sendirinya.
Kemudian ponselnya kembali berdering, Ridwan melihat dari nomor yang sama. Akhirnya Ridwan pun menjawab panggilan tersebut.
"Halo, siapa ini?" tanya Ridwan.
"Maaf pak, apa benar ini Pak Ridwan?"
"Benar, saya sendiri. Ini siapa?"
"Saya dari kepolisian Pak, putri bapak yang bernama Anita tertangkap. Sekarang berada di kantor polisi."
"Apa?! Bagaimana bisa?"
Ridwan dan Sekar kaget mendengar putrinya berada di kantor polisi. Keduanya seakan tidak percaya, karena yang mereka ketahui, putri mereka adalah anak baik-baik.
"Tidak mungkin Pak, putri saya orang baik-baik, tidak mungkin tertangkap."
"Silakan Pak Ridwan datang ke kantor polisi untuk lebih jelasnya."
Kemudian panggilan telepon pun terputus secara sepihak. Ridwan terduduk lesu di lantai.
Kemudian ia bangkit dan meminta Sekar untuk bersiap-siap, karena mereka akan pulang hari ini juga.
semangat /Heart//Heart//Heart/
semangat
02
11.10
09
2138
lanjut lagi kak up
semangat, sehat selalu /Heart//Heart//Heart/