10jt Dollar mengandung Bayi untuk Bos Mafia!!!??
Memutuskan untuk menjadi ibu pengganti ketika sebuah tawaran dari seseorang tak dikenalnya hingga iming-iming uang jutaan dollar, membuat Laila menerima tawaran itu dalam keadaan masih perawan dan terdesak?
Laila Aplebarry, wanita energik yang rela menjadi ibu pengganti untuk pasangan suami-istri. Namun naasnya, dia tidak tahu bahwa yang dia tolong adalah pasangan Mafia yang seharusnya dijauhi. Dan lebih parahnya lagi, mau tak mau Laila yang tidak tahu apa-apa malah memilih Parsial Surrogate Mother / Surrogasi Tradisional yang membuatnya one night stand dengan Donovan Stone-Brooks— si mafia bengis dan terkenal kejam yang berperan sebagai ayah adopsi.
Keadaan nya semakin rumit, saat Laila malah membawa kabur anaknya usai melahirkan karena tak tega bila harus memberikannya kepada orang lain dan itu membuat nyawanya hampir melayang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ABftMB — BAB 26
KUNCI JAWABAN
Melihat kepergian mobil Donovan, tentu saja anak gaun dari pria asing tadi hendak mengejarnya, namun Austin dan dua anak buah Donovan menghalaunya dengan menabrak keempat pria tadi meski mereka menembaki mobil Austin.
Chhiiittttt!!!
Suara decitan ban mobil ketika Austin mencoba menabrak orang-orang tadi agar mereka tidak bisa mengejar bos-nya ataupun naik ke mobil mereka.
Sementara dari spion, Laila menoleh ke belakang. “Ada seseorang yang mengejar kita!” ucap Laila masih ragu saat dia mengamatinya lebih jelas.
Donovan melirik sekilas ke spionnya dan menginjak gas mobilnya lebih kencang lagi hingga kecepatan mobilnya benar-benar dilewat batas maksimum.
“Apa yang kau lakukan? Kita bisa tewas!” panik Laila saat pria itU menyetir bak kerasukan setan.
Darr!! Tembakan hampir saja mengenai Laila namun untungnya Donovan berhasil mengelak mobilnya sehingga tembakan itu meleset.
Sungguh, Laila tak pernah berpacu adrenalin seperti ini. Terkahir kali dia melihat hal seperti ini ketika dia menolong seorang wanita di Washington saat itu.
“NO!!!!” teriak Laila saat dia melihat pembatas jalanan yang akhirnya diterobos oleh mobil Donovan. Tentu saja semuanya porak poranda sampai Donovan membelokkan mobilnya ke sisi kiri yang mengarah ke ladang tandus.
Tak ada lagi musuh yang mengikutinya, namun kejadian tadi benar-benar membuat Laila jantungan. “Hahh... Hahhh... Hahhh... ” Napas Laila memburu hingga dia bersandar.
Sementara Donovan mencoba melihat lewat pantulan spion, dia berkerut alis saat tidak lagi melihat musuh dadakannya itu.
“Siapa mereka?” tanya Laila menoleh ke pria yang kini nampak terdiam.
“Musuh.” Jawab singkat Donovan malah membuat wanita itu terheran.
Jika bukan untuk Aurora, maka Laila akan melarikan diri dan kabur dari pria sialan dengan kehidupan gelapnya yang sialan itu juga.
Tit! [“Tuan, Anda baik-baik saja? Kami sudah berhasil menyingkirkan anak buah Ramos.”] Ucap Austin lewat panggilan yang saat ini Donovan lakukan di layar mobilnya.
[“Kau yakin tidak ada yang mengikuti?”] Tanya Donovan.
[“Ya. Anda bisa kembali ke Mansion. Apa ada sesuatu?”]
Donovan terdiam, begitu juga dengan Laila yang masih mencoba mencerna pembicaraan antara bos dan asisten.
Percakapan nya dengan Austin membaut Donovan semakin yakin bahwa yang mengejarnya bukanlah orang yang sama. Melainkan orang lain.
“Kenapa?” tanya Laila.
Pria itu tak membalasnya dan kembali menyetir mobil dengan wajah garang dan serius sehingga Laila tak berani bila bertanya ataupun membuka pembicaraan di situasi saat ini.
...***...
“Aku yakin Donovan menyukai permainan ini. Jika dia mengetahuinya, maka semuanya akan menghancurkan nya! Aku jadi tidak sabar!” ucap seorang wanita cantik yang tengah berdiri di dekat meja bar mengenakan dress merah seksi dan tersenyum miring menatap ke arah pria bernama Caleb Esposito.
Pria itu beranjak dari duduknya sembari membawa secangkir berisi setengah beer.
“Ini masih belum seberapa. Ada banyak hal mengejutkan lainnya yang akan datang dan aku akan menjemput adikku!” ucap Caleb meneguk minumannya lalu tangan kanannya merangkul pinggang wanita cantik tadi hingga tubuh mereka saling berdempetan.
Terlihat bagaimana wanita cantik itu tersenyum senang.
“Dan kita akan merayakannya bersama!” lanjutnya seraya menyentuh hidung mancung dan bibir merah si wanita.
Sementara di Mansion Stone-Brooks, Donovan dan Laila baru saja tiba, namun pria itu langsung bergegas menemui seseorang. Ya! Seseorang yang ada di mansion itu juga.
Stacey yang baru keluar dari ruangan lain, wanita itu hanya menatap penuh tanya saat melihat Donovan melangkah dengan wajah marah.
“Apa yang terjadi?” tanya Stacey menatap ke arah Laila yang nampak kebingungan sendiri.
“Aku tidak tahu. Musuhnya mengejar kami dan menyerang— ”
Tak selesai bicara, wanita berambut sebahu itu langsung bergegas mengikuti langkah Donovan, begitu juga dengan Laila yang hendak mengikutinya namun langkahnya terhenti saat dia mendengar suara kecil memanggilnya. “Mom!” panggil Aurora.
Tentu saja, siapapun seorang ibu yang dipanggil anaknya akan menoleh bukan. Laila benar-benar terkejut mendengar Aurora memanggilnya ibu.
Anak itu menghampirinya, sementara Erika menjaga jarak namun mengamati nona kecilnya.
Aurora menyentuh tangan kanan Laila yang mana wanita cantik itu masih menatap lekat wajah putrinya dengan penuh haru. Senyuman lebar Aurora seakan-akan anak itu menerima dirinya.
“Kau akan menjadi ibuku?” tanya Aurora dengan penuh harap.
Laila terdiam dengan berlinang air mata, lalu tersenyum. “Kau tahu dari mana?”
Anak itu hanya menatapnya dengan senyuman lebar seolah dia menyembunyikan sesuatu yaitu... Membuka pintu ruangan Donovan diam-diam dengan dibantu Erika atau Stacey. Anak yang cerdik.
BRUAKK!!!
Pintu kamar terbuka dengan kasar hingga suara desahan Connie dan Alan seketika terhenti saat Donovan masuk dan langsung menarik kasar lengan Connie dari atas tubuh Alan dalam keadaan telanjang bulat.
Brugh! “Akkhh!” pekik kesakitan Connie ketika Donovan menyudutkan punggung Connie hingga membentur ke dinding.
“Siapa yang Marlon temui dua hari sebelumnya? Aku tahu kau mengetahuinya, jangan memaksaku untuk menyiksamu.” Gertak Donovan menatap tajam.
Alan yang baru saja mengenakan bathrobe putih, pria itu beranjak dari duduknya dan terlihat bingung.
“Aku tidak tahu maksudmu, kau menanyakan kepada orang yang salah Mr. Donovan!” balas Connie malah menyeringai.
Tak bisa menahan amarah. Donovan langsung membenturkan kepala Connie ke dinding dua kali. Brugh! Brugh! “Aahhhh...” wanita itu menahan rasa sakitnya hingga keningnya berdarah.
“HENTIKAN! APA YANG KAU LAKUKAN??!” sentak Alan yang menyentuh pundak kanan Donovan dan menariknya, namun— Bugh! Alan malah mendapat pukulan dari Donovan sampai dia hampir tersungkur ke lantai.
“Stacey!” panggil Donovan tanpa banyak basa-basi.
Stacey yang berada di ambang pintu segera masuk dan langsung menahan Alan untuk tidak ikut campur di saat Donovan benar-benar marah.
Pria itu kembali mencengkram lengan Connie yang terduduk di lantai dengan kepala pusing akibat benturan keras di dinding. “Akan aku tanyakan sekali lagi padamu. Siapa dan apa yang kau tahu?” tanya Donovan yang kali ini suaranya penuh penekanan.
Connie menatap lekat mata silver itu lalu berpaling. “Caleb Esposito! Marlon mengatakan dia ada pertemuan dengan pria itu hari ini.” Jawab Connie yang masih teler.
Sementara Alan yang mendengarnya masih mencoba menebak. Kenapa Connie yang harus ditanyai, apakah wanita itu juga berhubungan dengan Marlon?
“Who is Caleb Esposito? (Siapa Caleb Esposito)?”
Connie masih diam hingga Donovan menjambak kasar rambutnya sampai wanita itu mendongak. “Katakan!”
“Aku tidak tahu. Marlon tidak mengatakannya dengan jelas! Aku hanya tahu bahwa pria itu selalu membahas bekas wilayah yang pernah di kuasai oleh Scarpelli. Seterusnya aku tidak tahu.” Jelas Connie yang kali ini dia tidak main-main.
Mendengar itu, Stacey ikut terkejut dan penasaran. Sedangkan Alan nampak terdiam.
Donovan kembali berdiri dengan napas berat saking kesalnya. “Marlon sudah tewas, seseorang membunuhnya di Australia.” Ucap Donovan yang seketika membuat Alan terkejut akan berita kematian ayahnya.
Sedangkan Connie langsung menangis dan sedikit membuka mulutnya saking terkejutnya. Sungguh! Dia benar-benar memiliki hubungan dengan Marlon setelah kematian Roger. Dan kini dia merasa kehilangan untuk yang kedua kalinya.
Usai mengatakannya, pria itu dan Stacey pergi meninggalkan Connie dan Alan.
tetap semangat, ditunggu kelanjutannya kak.
penasaran apa yg akan terjadi selanjutnya...
kayaknya musuh nya mengincar keturunan Stone-Brooks..
...hanya kak othor yg tau.
double up thorrr /Smile//Smile/