NovelToon NovelToon
Rumah Iblis Bersemayam

Rumah Iblis Bersemayam

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Spiritual / Rumahhantu / Matabatin / Iblis
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rijal Nisa

Sebuah rumah besar nan megah berdiri kokoh di tengah pedesaan yang jauh dari perkotaan. Rumah yang terlihat megah itu sebenarnya menyimpan banyak misteri. Rumah yang dikira biasa, nyatanya malah dihuni oleh ribuan makhluk halus.
Tidak ada yang tahu tentang misteri rumah megah itu, hingga satu keluarga pindah ke rumah tersebut. Lalu, mampukah mereka keluar dengan selamat dari rumah tempat Iblis bersemayam itu? Ikuti perjalanan mistis Bachtiar Purnomo bersama keluarganya!k

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rijal Nisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 1

"Pa, Mama di mana?" tanya Sisi saat melihat mamanya tidak ada di kamar.

"Mama di bawah, mungkin masih bersih-bersih di dapur." Pak Bachtiar masih terpaku dengan laptopnya.

Sisi terus melirik ke arah gorden jendela kamar yang bergerak ditiup angin malam.

"Pa, kenapa Papa enggak pindah ka---"

"Sisi!"

Panggilan sang mama membuat ucapan Sisi terpotong.

"Tuh, dipanggil mama, sana gih!" ucap pak Bachtiar.

Sisi menghela napas kecewa, ada saja orang yang memanggilnya saat dia hendak mengatakan sesuatu yang selalu mengganggu pikirannya.

Sisi buru-buru turun dari lantai dua untuk segera menemui sang mama di lantai bawah.

"Sisi!" panggilan itu terdengar lagi.

"Iya, sebentar, Ma!" seru Sisi.

"Kakak mau ke mana?" tanya Bella, adiknya yang baru saja keluar dari kamar.

"Mau ke dapur, dipanggil sama mama tadi," jawab Sisi.

"Ke dapur." Bella mengernyitkan dahinya.

"Kenapa?" tanya Sisi, dia menghentikan langkahnya dan menunggu jawaban selanjutnya dari Bella.

"Mama dari tadi di kamar aku, Kak. Mama enggak ada di dapur, mama lagi nemenin aku belajar," ucap Bella.

Deg!

Perasaan Sisi kian tidak enak, bulu di tengkuknya mulai berdiri. Dia jadi merinding setelah mendengar jawaban dari adiknya.

"Bell, tadi aku dengar sendiri loh mama manggil aku, enggak cuma aku, tapi papa juga."

"Ih, Kak Sisi enggak usah nakut-nakutin aku." Bella pergi dari hadapan kakaknya, dia pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

"Duh, padahal malam ini angin di luar kencang banget, tapi kok aku ngerasa kepanasan ya," monolog Bella, dia berjalan menuju kulkas.

"Kamu ngapain di sini, Bell?" tanya Sisi.

Bella terkejut mendapati kakaknya sudah berada di depannya saat dia menutup pintu kulkas.

"Kak, bukannya tadi kamu di depan?" Bella bertanya sambil melangkah mundur.

"Kamu enggak lihat aku di sini?" tanya Sisi. Gadis itu menyibakkan rambutnya yang panjang, dan ternyata dia...

"Aaaaa...."

Bella menjerit, saat melihat sosok Sisi yang berubah menjadi makhluk mengerikan, dengan wajah dipenuhi ulat, dan mulut penuh darah.

"Hufh!" Sisi terbangun dari tidur panjangnya, ternyata hanya mimpi.

Mimpi yang sudah tiga malam berturut-turut menghantuinya.

"Kenapa mimpi ini datang lagi? Kenapa juga aku yang menjadi Setan dalam mimpiku sendiri?" tanya Sisi bermonolog, dia tidak mengerti arti dari mimpi tersebut.

---- 

"Pa, mama sama Bella di mana?" tanya Sisi pada papanya yang saat itu sedang sibuk menekuni beberapa dokumen penting perusahaannya.

"Ada di luar, mama sama Bella lagi bersihin kebun di belakang." Pak Bachtiar melepaskan kacamatanya dan mulai memfokuskan perhatian pada sang anak.

"Pa, sebenarnya ada yang ingin Sisi tanya sama Papa," ucap Sisi.

"Papa juga pengen nanyain sesuatu sama kamu," balas sang papa.

"Soal?"

"Semalam ngapain kamu keluar malem-malem? Papa panggil-panggil juga enggak kamu jawab, kamu pergi ke mana?"

"Aku...?" tunjuk Sisi pada dirinya sendiri, dia tidak paham dengan pertanyaan pak Bachtiar, sejak kapan dia keluar rumah malam-malam. Semalam dia juga tidur lebih awal dari biasanya.

"Pa, semalam Sisi enggak ke mana-mana loh. Papa salah liat mungkin," ucap Sisi mulai was-was.

"Mama juga lihat, Si. Bukan cuma papa kamu aja," sambung mamanya yang baru selesai membersihkan kebun belakang.

"Ma, Mama beneran?"

Sisi masih tidak percaya hingga akhirnya Bella datang dan membenarkan semua perkataan kedua orangtuanya.

"Mama dan Papa benar, Kak. Aku juga ngelihat Kak Sisi keluar semalam," tambah Bella. Seketika raut wajah Sisi berubah pucat, keringat dingin mulai membasahi keningnya.

Dia merinding, tidak mungkin yang dikatakan oleh adik dan kedua orangtuanya itu bohong.

Sisi mulai berpikir kalau keanehan-keanehan itu mungkin cuma dia yang merasakan seorang diri.

"Tapi... Benarkah semalam aku yang keluar?" tanya Sisi dalam hatinya.

"Si, jangan bengong gitu. Nanti kesambet Setan loh," ucap sang mama.

"Ma, masa iya aku yang keluar. Kalau memang aku yang keluar seharusnya pas kalian panggil aku, ya aku jawab dong. Kalau aku enggak jawab dan langsung pergi gitu aja, itu artinya bukan aku," bantah Sisi.

Mereka semua saling pandang, apa yang dikatakan Sisi benar.

"Terus, kalau bukan Kakak, siapa dong?" tanya Bella, gadis itu mulai merasa ada yang tidak beres juga di rumah baru mereka.

"Sudah ah, jangan pikir yang bukan-bukan! Kalian berdua cepat ganti baju, kita pergi ke kebun teh sebentar lagi." Pak Bachtiar menatap istrinya dengan tatapan sengit.

"Kamu mau ngapain lagi ke sana, Ma?"

"Pa, ada sesuatu yang perlu aku tanyakan sama mereka." Anggun bangkit sambil membawa kulit jeruk yang bertumpuk di atas meja.

"Ma, mau ke mana?" tanya Sisi.

"Mau buang kulit-kulit jeruk ini," ucap mamanya dan berlalu pergi.

"Pa, kita sudah sebulan tinggal di sini. Masa iya Papa tidak pernah ngerasain ada hal aneh," ucap Sisi kembali ke topik awal setelah mamanya pergi.

"Kak, kamu jangan bahas masalah gituan terus dong. Hari ini hari kamis, nanti malam Jumat. Kamu tahu kan maksud aku," ucap Bella sembari menaikkan sebelah alisnya.

__ 

Tiba di kebun teh, Anggun segera menemui bi Iren, sedangkan Sisi dan Bella memilih berkeliling perkebunan bersama Rendra, cucunya bi Iren. Pak Bachtiar sendiri sibuk dengan kegiatannya yang saat itu sedang memberikan gaji para pekerjanya.

"Maaf, Bu. Ada apa ya Ibu manggil saya untuk bicara di sini? Kenapa enggak di sana aja, di sini kan tempatnya jauh dari keramaian." Bi Iren melemparkan pandangannya ke seluruh area perkebunan, tempat mereka berada sekarang terbilang sepi. Bi Iren terlihat takut, tapi kenapa? Sebenarnya apa yang disembunyikan wanita tua itu.

"Bi, saya mau tanya soal keluarga suami saya. Tentang perkebunan ini---"

"Iren, ngapain kamu di sana?"

"Eh, Bapak sudah kembali? Bukannya tadi masih sama pak Bachtiar?" tanya bi Iren pada sang suami.

Melihat wajah sangarnya suami bi Iren, Anggun hanya bisa diam tanpa berani bicara apa-apa lagi. Entah kenapa dia juga takut sama suaminya bi Iren. Lelaki tua itu punya aura yang berbeda, tatapan matanya begitu dingin.

"Ayo pulang! Jangan lupa ajak Rendra sekalian, jangan sampai dia pulang sendiri."

"Maaf, saya harus pulang dulu, Bu. Lain kali aja kita bicara lagi," ucap bi Iren sedikit menunduk.

Anggun hanya mengangguk pelan, lalu dia memalingkan wajahnya ke arah lain karena tidak berani menatap tajamnya tatapan ki Seto.

"Pak, lain kali jangan bersikap dingin seperti itu di depan istrinya pak Bachtiar," ucap bi Iren menegur suaminya. Meski jarak mereka sudah sedikit jauh, namun Anggun masih bisa mendengar kata-kata bi iren itu.

"Peduli apa aku, Bu? Mereka manusia, kita juga manusia. Aku tidak mau kejadian puluhan---"

"Kejadian apa?" Anggun mencoba menajamkan pendengarannya, tapi sia-sia. Wanita itu tidak bisa mendengar lagi pembicaraan bi Iren dan suaminya.

"Mama, ayo kita pulang!"

"Ya ampun, Bell. Kamu bikin mama kaget aja deh." Anggun memegang dadanya karena kaget, dia bisa merasakan sendiri jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Ya maaf, Mama sih sore-sore gini malah ngelamun, mana tempatnya sepi lagi."

1
Aksara L
Luar biasa
Aksara L
Biasa
Kakak Author
lanjut .. bagus banget ceritanya .../Pray/mampir ketempat aku dong /Ok/
🎧✏📖: semangat, kalo boleh baca ya judul baru 🤭
🥑⃟Riana~: iya kk
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!