Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota metropolitan, adalah seorang pemuda yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan bullying. Setiap hari di kampusnya, ia menjadi sasaran ejekan teman-teman sekampusnya, terutama karena penampilannya yang sederhana dan latar belakang keluarganya yang kurang mampu. Namun, segalanya berubah ketika sebuah insiden tragis hampir merenggut nyawanya. Dikeroyok oleh seorang mahasiswa kaya yang cemburu pada kedekatannya dengan seorang gadis cantik, Calvin Alfarizi Pratama terpaksa menghadapi kegelapan yang mengancam hidupnya. Dalam keadaan putus asa, Calvin menerima tawaran misterius dari sebuah sistem Cashback yang memberinya kekuatan untuk mengubah hidupnya. Sistem ini memiliki berbagai level, mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, di mana setiap level memberikan Calvin kemampuan dan kekayaan yang semakin besar. Apakah Calvin akan membalas Dendam pada mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayya story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Langkah Besar Calvin
Setelah peningkatan kemampuan dan naik ke Level 2, Calvin merasakan perubahan besar dalam tubuhnya. Otot-ototnya terasa lebih kuat, pikirannya lebih tajam, dan dia merasa lebih waspada terhadap lingkungan sekitarnya.
[Ding! Peningkatan selesai!]
[Status Pengguna: Calvin Alfarizi Pratama]
- Usia: 21 Tahun
- Level: 2
- Saldo Cashback: Rp 4.874.290.100.000
- Kemampuan Aktif:
- Kekuatan Fisik Lv.3
- Daya Tahan Lv.3
- Refleks Cepat Lv.3
- Deteksi Bahaya Lv.3
- Insting Tempur Lv.3
- Skill Negosasi Lv.3 (hadiah dari sistem)
- Keberuntungan Lv.3
- Manipulasi Sosial Lv.3
- Total Poin Sistem: 180
Calvin tersenyum tipis. Kini ia sudah jauh lebih kuat dari sebelumnya. Tapi ini baru permulaan.
Munculnya Ancaman Baru
Di tempat lain, seorang pria berjas hitam sedang berbicara di telepon dengan ekspresi serius.
"Jadi, Calvin Alfarizi ini yang menghancurkan Gilang?" tanyanya.
"Ya, Pak. Anak itu bukan orang biasa. Dia tiba-tiba kaya raya dan berhasil menjatuhkan Gilang dalam waktu singkat. Bahkan saham perusahaan keluarga Prasetya anjlok."
Pria itu menyipitkan mata. "Menarik... Selidiki semua tentang dia. Aku ingin tahu dari mana asal kekayaannya."
"Baik, Pak."
Pria itu adalah Darren Wijaya, pewaris salah satu konglomerat terbesar di Indonesia dan teman dekat ayah Gilang. Dengan jatuhnya Gilang, ia merasa perlu turun tangan untuk memastikan Calvin tidak menjadi ancaman bagi bisnis keluarganya.
Sementara itu, Calvin duduk di kamarnya, memikirkan langkah berikutnya. Sekarang dia sudah kaya, kuat, dan memiliki Sistem Cashback yang bisa membuatnya semakin berkembang.
Dia memanggil Adrian, asisten virtualnya. "Adrian, berikan laporan bisnis terbaru."
[Ding! Laporan Bisnis]
- Investasi Properti: Keuntungan Rp 5,7 triliun dalam 2 bulan terakhir.
- E-commerce & Retail: Profit bersih Rp 1,3 triliun.
- Trading Saham & Forex: Keuntungan Rp 2,1 triliun dalam 3 bulan terakhir.
Calvin mengangguk puas.
"Bagus. Sekarang, aku ingin mulai memperluas bisnis ke sektor teknologi."
Adrian menampilkan berbagai opsi investasi. Calvin memutuskan untuk mengakuisisi perusahaan startup AI dan keamanan siber. Dengan teknologi canggih, dia bisa melindungi datanya dari siapa pun yang mencoba menyelidikinya.
Keesokan harinya, saat Calvin masuk kampus, suasana terasa berbeda. Banyak mahasiswa yang dulu menghina dan meremehkannya kini menatapnya dengan penuh rasa hormat atau ketakutan.
Beberapa orang bahkan mencoba mendekatinya, tapi Calvin hanya menanggapinya dengan datar.
Tak lama kemudian, Larissa dan Nadine menghampirinya lagi.
"Calvin, kau makin sulit didekati sekarang," ucap Larissa sambil tersenyum.
Calvin hanya mengangkat bahu. "Aku masih sama seperti dulu."
Nadine tersenyum kecil. "Tidak juga. Kau berubah, dan jujur saja, aku menyukai perubahan itu."
Calvin hanya tersenyum tipis. Tapi tiba-tiba, Dita datang dan berdiri di hadapan mereka.
"Calvin... aku ingin bicara," katanya dengan nada lembut.
Larissa dan Nadine saling pandang, lalu menatap Calvin untuk melihat reaksinya.
Calvin menatap Dita dengan dingin. "Aku tidak punya waktu untuk itu."
Dita menggigit bibirnya, tampak frustrasi.
"Aku... aku ingin meminta maaf. Aku tahu aku salah telah meninggalkanmu. Aku menyesal, Calvin..."
Larissa mencibir.
"Oh? Sekarang setelah Calvin kaya, kau baru sadar kalau dia berharga?"
Dita menunduk, tidak bisa membantah.
Calvin menghela napas.
"Dita, aku tidak menyimpan dendam. Tapi aku juga tidak punya alasan untuk kembali ke masa lalu."
Dita menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Tapi Calvin sudah berbalik dan pergi.
Di malam hari, Calvin menerima notifikasi baru dari sistem.
[Ding! Misi Baru: Waspada terhadap Darren Wijaya!]
Deskripsi: Darren mulai menyelidikimu. Bersiaplah menghadapi ancaman dari orang-orang yang lebih berbahaya.
[Hadiah: 200 Poin Sistem + Skill Bela Diri Lv.3]
Calvin menyipitkan mata. "Jadi, permainan baru benar-benar dimulai..."
Calvin menatap layar notifikasi dari sistem dengan ekspresi serius.
> [Ding! Misi Baru: Waspada terhadap Darren Wijaya!]
> Deskripsi:Darren mulai menyelidikimu. Bersiaplah menghadapi ancaman dari orang-orang yang lebih berbahaya.
> Hadiah: 200 Poin Sistem + Skill Bela Diri Lv.3]
"Darren Wijaya, huh?" gumamnya pelan.
Nama itu tidak asing. Darren adalah pewaris keluarga Wijaya, salah satu konglomerat terbesar di Indonesia. Jika dia mulai tertarik pada Calvin, berarti ancaman yang datang bukan main-main.
"Adrian, kumpulkan semua informasi tentang Darren Wijaya."
[Ding! Informasi ditemukan.]
- Nama: Darren Wijaya
- Usia: 27 tahun
- Latar Belakang: Pewaris utama Wijaya Group, salah satu konglomerat terbesar di Indonesia.
- Keahlian: Mahir dalam bisnis dan memiliki koneksi kuat di dunia bawah.
- Karakteristik: Licik, penuh perhitungan, dan tidak segan menggunakan cara kotor untuk mencapai tujuannya.
- Kaitan dengan Gilang: Sahabat dekat keluarga Prasetya, berpotensi menargetkan Calvin sebagai musuh.
Calvin mengetuk-ngetukkan jarinya di meja.
"Jadi dia tidak hanya seorang pengusaha, tapi juga punya jaringan di dunia bawah?"
Jika Darren mulai menyelidikinya, kemungkinan besar dia akan mencoba mencari tahu sumber kekayaannya.
"Adrian, perkuat sistem keamanan dataku. Pastikan tidak ada yang bisa melacak sumber kekayaanku."
[Ding! Sistem Keamanan Ditingkatkan ke Level Maksimal.]
Calvin mengangguk puas. Sekarang, bahkan hacker terbaik pun tidak akan bisa mengakses informasi pribadinya.
Rencana Baru Mengembangkan Sayap Nya
Setelah memahami ancaman yang akan datang, Calvin menyadari satu hal penting dia tidak bisa terus bergerak sendirian.
Dia butuh tim.
"Adrian, buat daftar individu berbakat yang bisa direkrut untuk bisnis dan keamananku."
Beberapa nama muncul di layar:
Arman Satria – Mantan anggota pasukan khusus, ahli strategi tempur dan keamanan.
Michael Santoso – Ahli keuangan dan investasi, pernah bekerja di Wall Street.
Siska Wijaya – Pakar hukum bisnis, pernah menangani kasus-kasus besar perusahaan multinasional.
Rudi Pratama – Mantan hacker black-hat yang kini bekerja sebagai konsultan keamanan siber.
Calvin tersenyum. "Aku akan menemui mereka satu per satu."
Calvin mengatur pertemuan dengan Arman Satria di sebuah kafe mewah di pusat kota.
Ketika pria itu datang, Calvin langsung tahu dia bukan orang biasa. Arman memiliki postur tegap, tatapan tajam, dan aura seseorang yang telah mengalami banyak pertempuran.
"Kau Calvin Alfarizi?" tanya Arman sambil duduk.
"Benar. Aku ingin menawarkan pekerjaan padamu," jawab Calvin langsung.
Arman menyeringai tipis.
"Kau anak muda yang sedang ramai dibicarakan di dunia bisnis. Kenapa mencari orang sepertiku?"
Calvin menatapnya tajam.
"Karena aku butuh seseorang yang bisa menangani keamanan pribadiku. Aku tahu kau mantan pasukan khusus yang keluar dari militer karena suatu insiden. Aku tidak peduli masa lalumu, aku hanya ingin tahu apakah kau bisa bekerja untukku."
Arman menatapnya beberapa detik, lalu tertawa kecil.
"Kau lebih to the point daripada kebanyakan pengusaha muda. Baiklah, aku tertarik. Tapi aku butuh bukti kalau kau memang seseorang yang layak aku lindungi."
Calvin tersenyum. "Ikuti aku."
Mereka menuju lantai atas gedung, tempat parkir yang sepi. Calvin berdiri di tengah dan berkata,
"Serang aku."
Arman mengerutkan kening. "Kau yakin?"
"Serang aku dengan niat membunuh," kata Calvin tegas.
Arman mendecak, tapi dalam sekejap, dia menghilang dari pandangan.
BRUK...!
Arman melompat ke arah Calvin dengan pukulan cepat. Namun, sebelum tinjunya mengenai Calvin, tubuhnya tiba-tiba berhenti.
Matanya membelalak.
Calvin sudah menghindar dengan kecepatan luar biasa dan kini berdiri di belakangnya.
"Apa—?"
BUK..!
Sebuah tendangan ringan di punggung membuat Arman terdorong ke depan. Bukan tendangan kuat, hanya peringatan.
Arman terdiam beberapa saat, lalu tertawa. "Menarik! Aku terima pekerjaan ini!"
Calvin tersenyum puas. "Bagus. Aku butuh seseorang sepertimu di timku."
Pertemuan Kedua yaitu menemui Michael Santoso
Setelah mendapatkan Arman sebagai kepala keamanannya, Calvin bertemu dengan Michael Santoso, mantan analis keuangan yang pernah bekerja di Wall Street.
Michael adalah pria berkacamata dengan gaya santai, tapi matanya menunjukkan kecerdasan tinggi.
"Jadi, kau ingin aku mengelola investasimu?" tanyanya sambil menyeruput kopi.
"Bukan hanya itu," jawab Calvin.
"Aku ingin seseorang yang bisa membantuku membangun kerajaan bisnis. Bukan sekadar menghasilkan uang, tapi memastikan semuanya berjalan dengan strategi yang tepat."
Michael tertawa kecil.
"Banyak orang kaya muda berpikir mereka bisa menaklukkan dunia bisnis dengan uang saja. Kau berbeda."
Calvin tersenyum. "Jadi, kau tertarik?"
Michael berpikir sejenak, lalu mengulurkan tangan. "Aku suka tantangan. Aku ikut."
Calvin juga menjelaskan jika dia punya Dua tim,yaitu Aldo dan Samuel yang saat ini mengelelola Alfarizi Group miliknya.
Sementara Calvin membangun timnya, di sisi lain, Darren Wijaya mendapat laporan dari anak buahnya.
"Tuan, kami belum bisa menemukan asal kekayaan Calvin. Semua data tentangnya terlindungi dengan keamanan tingkat tinggi."
Darren menyipitkan mata. "Menarik... Seorang anak muda tiba-tiba menjadi kaya dan memiliki sistem keamanan selevel perusahaan multinasional? Dia pasti menyembunyikan sesuatu."
Dia lalu tersenyum dingin. "Kalau tidak bisa diselidiki dengan cara biasa, maka kita gunakan cara lain..."
Pertarungan Baru Akan Dimulai
Calvin kini semakin siap menghadapi dunia bisnis dan ancaman yang datang. Dengan Arman sebagai kepala keamanannya dan Michael sebagai penasihat keuangan, dia semakin percaya diri untuk menghadapi Darren dan siapa pun yang mencoba menghalangi jalannya.
Namun, Darren tidak akan diam saja.
Pertempuran besar antara pengusaha muda kaya raya dan konglomerat lama akan segera dimulai!
*Bersambung…*