Sekte Kekaisaran Abadi, yang telah berdiri selama ratusan juta tahun, dihancurkan oleh para Dewa Penguasa Galaksi karena dianggap melampaui batas yang diperbolehkan. Pemimpinnya, Taixuan Dijing, menantang langit dan memimpin perlawanan sengit, tetapi bahkan kekuatannya tak mampu menahan murka Sang Dewa Pencipta.
Dalam satu genggaman, sektenya lenyap. Dipenuhi amarah dan dendam, Taixuan Dijing bertarung hingga titik darah penghabisan sebelum akhirnya gugur. Namun, sebelum mati, ia bersumpah bahwa suatu hari nanti, bahkan langit itu sendiri akan dihancurkan.
Di luar cakupan para dewa, sesuatu pun mulai bangkit dari kehampaan…
SETIAP HARI UPDATE BAB:
- 07.00 WIB
-16. 00 WIB
-18. 00 WIB
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Axellio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 BAKAT TAK TERBATAS , DEWA LUNAR
Di luar kawasan Hutan Asal Usul, bulan menggantung redup di langit, menyinari bayangan-bayangan yang bergerak cepat di antara pepohonan. Puluhan sosok berpakaian hitam melesat melewati dedaunan, mengejar dua sosok yang tengah berlari dengan napas terengah-engah.
Sang pria, yang tubuhnya berlumuran darah, menggertakkan giginya sambil menyeret langkahnya dengan susah payah. Setiap luka di tubuhnya berdenyut, tetapi ia tidak punya waktu untuk merasakannya. Di sisinya, seorang wanita dengan jubah putih yang telah ternoda darah memegang tangannya erat, menariknya agar terus berlari.
"Sedikit lagi! Kita hampir sampai di Hutan Asal Usul!" seru pria itu, matanya penuh tekad.
Namun, para pengejar mereka tidak memperlambat langkah. Salah satu pemimpin kelompok berpakaian hitam itu mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada anak buahnya.
"Jangan biarkan mereka kabur ke hutan! Jika mereka sampai di sana, kita akan kehilangan jejak!"
Salah satu dari mereka melesat ke depan dan menebas udara dengan pedangnya, mengirimkan gelombang energi tajam yang menghancurkan pepohonan di sekitarnya.
Wanita itu menggertakkan giginya dan menarik pria di sisinya untuk menghindar, tetapi energi dari serangan itu tetap menghantam mereka, menyebabkan mereka terlempar beberapa meter dan terguling di tanah.
Sang pria mengerang kesakitan, darah segar mengalir dari lukanya. Pria itu segera berdiri, matanya dipenuhi keputusasaan.
"Kita tidak bisa melawan mereka dalam keadaan seperti ini," gumamnya. Ia menoleh ke arah hutan yang menjulang di hadapan mereka.
Hutan Asal Usul bukanlah tempat biasa—itu adalah wilayah yang dipenuhi energi purba dan makhluk buas yang tidak bisa ditebak.
Namun, saat ini, itu adalah satu-satunya tempat yang bisa memberi mereka harapan.
Dengan tekad bulat, pria tua yang terluka parah membawa wanita itu "Kita harus masuk ke dalam!"
Para pengejar mereka menyeringai. "Masuklah kalau berani! Hutan Asal Usul bukan tempat yang bisa dimasuki sembarangan!"
Tanpa ragu, pria yang terluka dan berlari ke dalam kegelapan hutan, sementara para pengejar mereka saling berpandangan sejenak sebelum akhirnya mengejar tanpa ragu.
Namun, begitu mereka melewati batas hutan, udara tiba-tiba menjadi lebih berat, suhu turun drastis, Terlibat bayangan tubuh besar dari atas gunung
" Siapa yang berani memasuki wilayah ku" Gumam suara yang sangat kuat.
Dan terlihat lah mahluk seperti kera Dengan tinggi hampir menyamai gunung kecil di hadapan puluhan orang!.
Jauh di dalam hutan, sesuatu yang telah lama tertidur perlahan membuka matanya.
_________
Aula Abadi Sekte
Tiba-tiba, suara mekanis terdengar di benaknya.
["Ding! Sistem telah memindai Seseorang yang memiliki bakat yang Tidak dimiliki dewa. Data lengkap tersedia. Ingin menampilkan?" ]
Taixuan Dijing menyipitkan matanya. "Tampilkan."
Sebuah panel bercahaya muncul di depan matanya, menampilkan informasi tentang wanita muda yang sedang melarikan diri. Matanya melebar saat membaca deskripsinya.
["Nama: ??? Bakat: Tak Terbatas (Bahkan para Dewa tidak memilikinya) Potensi: Tidak terukur Status: Dicari oleh kekuatan misterius"]
Taixuan Dijing menghela napas panjang. "Menarik... sangat menarik."
Kemudian, sistem berbunyi kembali.
["Ding! Quest baru: Rekrut sebagai murid! Hadiah: Besar menanti tuan!"]
Taixuan Dijing tersenyum tipis. "Sepertinya aku akan mendapatkan murid baru hari ini."
Tanpa ragu, ia melangkah ke depan, dan dalam sekejap, tubuhnya menghilang dalam pusaran energi. Ia menuju Hutan Asal Usul, di mana nasib baru akan ditentukan.
Namun sebelum itu, ia mengirimkan perintah langsung ke seluruh penjaga sekte melalui suara yang menggema di seluruh Sekte Kekaisaran Abadi.
"Phoenix Hantu Merah Darah, Serigala Bintang Tujuh, Naga Hitam Penjaga Waktu, segera menuju ke lokasi Kera Raja Langit. Waktunya telah tiba untuk menunjukkan keagungan Sekte Kekaisaran Abadi."
Di puncak gunung tertinggi sekte, seekor burung api raksasa dengan bulu merah darah membuka matanya yang membara. Ia mengepakkan sayapnya sekali, dan langit di sekitarnya bergetar hebat, seolah-olah dunia tak kuasa menahan eksistensinya.
Di tengah hutan berbintang, seekor serigala besar dengan tujuh titik cahaya biru menyala di dahinya melompat dari bayangan. Setiap langkahnya membuat ruang di sekitarnya bergetar.
Di sebuah danau hitam yang sunyi, naga raksasa dengan sisik hitam mengilap membuka matanya. Ia mengangkat kepalanya, dan waktu di sekelilingnya tampak melambat sebelum akhirnya ia menghilang dalam pusaran bayangan.
Sementara itu, di Hutan Asal Usul, Kera Raja Langit yang baru saja bertarung dengan Qin Wushuang kini menghadapi puluhan sosok berjubah hitam yang mengejar seorang wanita muda dan pria paruh baya yang terluka parah. Kera itu menggeram rendah, matanya bersinar penuh amarah.
Namun, sebelum ia bisa bergerak, langit tiba-tiba berubah. Awan berkumpul dengan cepat, dan pusaran hitam raksasa terbuka di angkasa.
Dari dalam kehampaan, Void Dragon yang maha besar mulai muncul perlahan. Hanya kepalanya saja yang keluar dari celah ruang, tetapi aura mematikan yang terpancar darinya sudah cukup untuk membuat makhluk-makhluk di bawahnya bergetar ketakutan.
Langit bergetar saat Void Dragon sepenuhnya keluar dari kehampaan. Kepalanya yang masif menembus dimensi, menciptakan pusaran energi yang menggetarkan ruang di sekitarnya.
Dengan setiap tarikan napasnya, udara seakan bergetar, dan tekanan yang ia pancarkan cukup untuk membuat para kultivator tingkat tinggi pun gemetar ketakutan.
Para pria berjubah hitam yang mengejar wanita itu berhenti seketika. Mata mereka melebar saat melihat naga raksasa yang turun dari langit, menampakkan dirinya dengan kemegahan yang tak terlukiskan.
Sementara itu, Kera Raja Langit yang sedang bertarung dengan para pengejar juga menoleh ke atas dan membungkukkan tubuhnya, menunjukkan rasa hormat.
Dari atas Void Dragon, Taixuan Dijing melangkah turun dengan tenang, tangannya tetap berada di belakang punggungnya. Begitu kakinya menyentuh tanah, tekanan luar biasa seketika memenuhi udara.
Seketika, semua orang merasakan ketimpangan kekuatan yang sangat besar, seolah-olah mereka hanyalah semut di hadapan eksistensi yang berada di puncak dunia.
"Siapa dia...? Kenapa auranya terasa begitu... menakutkan?" pikir salah satu pria berjubah hitam dengan tubuh bergetar.
Saat itu, sistem di benak Taixuan Dijing berbunyi kembali.
["Ding! Identitas kelompok ini telah terungkap. Mereka berasal dari Asosiasi Pembunuh Langit Hitam, organisasi bawah tanah di Benua Tengah yang dikenal dengan pembunuhan tanpa jejak dan perburuan target bernilai tinggi."]
Taixuan Dijing menyipitkan matanya. "Asosiasi Pembunuh Langit Hitam... Jadi kalian berani menginjakkan kaki di wilayahku?"
Mendengar kata-kata itu, para pria berjubah hitam tersentak. Salah satu dari mereka, yang tampaknya pemimpin kelompok itu, melangkah maju. "Bagaimana kau tahu siapa kami?!"
Taixuan Dijing tidak menjawab. Ia hanya menatap mereka dengan dingin, seolah-olah keberadaan mereka tidak layak untuk penjelasan lebih lanjut. Ketegangan di udara semakin meningkat ketika tiba-tiba, tiga sosok besar muncul di sekeliling mereka.
Phoenix Hantu Merah Darah, Serigala Bintang Tujuh, dan Naga Hitam Penjaga Waktu tiba dalam formasi yang menggetarkan bumi. Meskipun kedatangan mereka tidak se agung Void Dragon, tekanan yang mereka berikan tetap cukup untuk membuat para pengejar merasa sesak napas.
Phoenix Hantu Merah Darah mengepakkan sayapnya yang membara, menciptakan badai api yang menghanguskan udara di sekitarnya. Serigala Bintang Tujuh melangkah maju dengan sorot mata dinginnya yang bersinar seperti bintang di malam hari.
Sementara itu, Naga Hitam Penjaga Waktu mengeluarkan raungan rendah yang membuat waktu di sekitar sedikit melambat, menandakan kekuatannya yang dapat mengendalikan aliran waktu.
Melihat pemandangan itu, wanita muda yang sebelumnya dikejar segera berlari ke arah Taixuan Dijing.
Napasnya terengah-engah, tubuhnya dipenuhi goresan luka, dan matanya yang jernih memancarkan harapan. "Tolong... selamatkan aku!" suaranya terdengar memohon.
Namun, Taixuan Dijing hanya meliriknya sekilas dengan ekspresi dingin. Ia tidak menjawab, tidak bergerak, bahkan tidak menunjukkan sedikit pun niat untuk menolongnya.
Wanita itu terkejut. Ia berharap pria ini akan segera bertindak, apalagi dengan kekuatan luar biasa yang ia miliki. Namun, sikapnya yang tak peduli membuatnya merasa cemas.
Sementara itu, para pria berjubah hitam mulai menata kembali formasi mereka.
Pemimpin mereka menatap Taixuan Dijing dengan ekspresi waspada. "Aku akan bertanya sekali lagi, bagaimana kau bisa tahu siapa kami?" suaranya bergetar, menunjukkan bahwa meskipun ia mencoba tetap tenang, tekanan yang ia rasakan terlalu besar.
Taixuan Dijing akhirnya menghela napas pelan, seolah lelah dengan percakapan ini. "Aku tidak perlu menjelaskan pada orang-orang yang sudah mati."
Saat kata-kata itu diucapkan, Void Dragon mengangkat kepalanya, dan langit tiba-tiba menjadi gelap.
Angin berhenti berhembus, dan dunia seakan-akan menahan napasnya, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Aura mengerikan menyelimuti seluruh area, menekan semua makhluk yang berada di bawahnya.
Para pria berjubah hitam yang masih tersisa merasakan tekanan yang tak tertahankan. Salah satu dari mereka mencoba melangkah mundur, namun tubuhnya seolah membeku di tempat. Keringat dingin membanjiri wajah mereka, dan napas mereka semakin tersengal-sengal.
"A-Apa ini?!" salah satu dari mereka berteriak panik, matanya membelalak ketakutan.
Void Dragon mengeluarkan raungan rendah yang mengguncang langit. Dari rahangnya yang menganga, gelombang energi hitam yang menyatu dengan kekuatan kehampaan mulai berkumpul. Seketika, tanpa peringatan, ledakan energi melesat dari mulutnya, menyapu para pembunuh dengan kecepatan yang tidak dapat dihindari.
"TIDAK—!"
Suara jeritan mereka terhenti dalam sekejap. Dalam waktu yang sangat singkat, tubuh para pembunuh itu menghilang tanpa jejak, seolah-olah mereka tak pernah ada. Yang tersisa hanyalah kabut darah yang menyebar di udara, melukiskan betapa mengerikannya kekuatan yang baru saja dilepaskan.
Hening.
Hanya suara Void Dragon yang mengalirkan napas beratnya yang terdengar. Sisa-sisa energi kehampaan masih bergemuruh di udara, menciptakan celah ruang yang perlahan menutup kembali. Tanah yang mereka pijak bergetar, menandakan betapa besar dampak dari kekuatan yang telah dilepaskan.
Di tengah kekacauan itu, hanya dua sosok yang tersisa selain Taixuan Dijing. Pria paruh baya yang berlumuran darah dan wanita muda yang sejak tadi bersembunyi di balik tubuh pengawalnya. Mata mereka membulat ketakutan, tubuh mereka masih gemetar akibat tekanan luar biasa yang baru saja melanda mereka.
Pria paruh baya itu, dengan sisa-sisa kekuatannya, segera berlutut. Napasnya tersengal, darah masih menetes dari luka-luka di tubuhnya, namun ia memaksakan dirinya untuk tetap tegak.
"T-Tuan..." suaranya serak, hampir tak terdengar. "Terima kasih atas penyelamatan Anda... Kami tidak tahu bagaimana membalas kebaikan ini..."
Wanita muda yang berada di belakangnya pun ikut berlutut, meski tubuhnya masih lemas. Matanya yang jernih menatap Taixuan Dijing dengan penuh harapan dan ketakutan yang tersisa. Ia mencoba mengatur napasnya, lalu berbicara dengan suara lirih, "Kami... tidak tahu siapa Anda, tapi... tanpa Anda, kami pasti sudah mati... Kami berhutang nyawa kepada Anda."
Taixuan Dijing tidak langsung menanggapi. Ia tetap berdiri dengan ekspresi dingin, tatapannya tetap pada mereka. Seakan-akan ia sedang menilai apakah mereka layak untuk diberi perhatian lebih. Void Dragon di belakangnya mengepakkan sayapnya perlahan, seolah menunggu perintah lebih lanjut.
Wanita itu menggigit bibirnya. Ia tampak ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya memberanikan diri berbicara lagi. "Tuan... Aku Sangat berterimakasih atas bantuannya!."
Taixuan Dijiing Tidak memperdulikan ucapannya. Namun Pandangannya tertuju pada wanita muda itu, seolah menilai apakah quest ini layak untuk diambil atau tidak.
Sementara itu, pria paruh baya yang masih berlutut merasakan hawa dingin merambat di tubuhnya.
Ia tahu bahwa sosok di depannya bukanlah orang biasa. Bahkan para pembunuh dari organisasi bayangan yang paling ditakuti di Dunia Tengah pun lenyap begitu saja tanpa bisa melawan.
Lalu, bagaimana mungkin ia bisa menghadapi sosok ini dengan kekuatannya yang hampir habis?
Dengan tekad yang tersisa, ia menundukkan kepalanya lebih dalam. "Jika Tuan berkenan... Saya bersedia menyerahkan nyawa saya sebagai balasan atas pertolongan ini... Namun, mohon... lindungilah nona saya..."
Taixuan Dijing tetap diam, matanya tetap tertuju pada wanita muda di hadapannya. Tatapannya bukan sekadar menilai, melainkan menembus jauh ke dalam jiwanya, seolah mencoba membaca segala rahasia yang tersembunyi di balik sosok itu.
Wanita muda itu, yang awalnya ketakutan dan penuh ketegangan, kini justru merasa jantungnya berdetak lebih cepat karena tatapan tersebut. Wajahnya yang sudah pucat karena kelelahan, kini berubah kemerahan, bukan karena ketakutan, melainkan karena perasaan yang tak dapat dijelaskan.
Saat itu juga, suara mekanis yang sudah sangat dikenal Taixuan Dijing bergema dalam benaknya.
["Ding! Sistem telah menganalisis target."]
Sebuah panel bercahaya muncul di hadapan Taixuan Dijing, menampilkan informasi yang terperinci tentang wanita tersebut:
Nama: Bai Lingxue
Usia Tulang: 22 Tahun
Bakat: Kelahiran Kembali Dewa Lunar (Bakat yang bahkan para Dewa pun tidak memiliki)
Tingkat Kultivasi: Alam Inti Puncak
Status: Diburu oleh Asosiasi Pembunuh Malam Abadi
Alasan Diburu: Pewaris garis keturunan kuno dari Klan Bai, yang dikabarkan memiliki rahasia kuno yang dapat membangkitkan 'Kitab Lunar Abadi'. Asosiasi Pembunuh Malam Abadi mengincarnya untuk mendapatkan warisan tersebut.
Mata Taixuan Dijing menyipit. "Kelahiran Kembali Dewa Lunar? Bakat yang bahkan para dewa pun tidak miliki...? Menarik."
Bai Lingxue yang masih berlutut perlahan menegakkan kepalanya, mencoba menatap pria yang telah menyelamatkannya. Namun, saat matanya bertemu dengan tatapan tajam Taixuan Dijing, tubuhnya seketika membeku. Ia merasa seakan seluruh dirinya telah terbuka tanpa ada sedikit pun yang bisa disembunyikan.
Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan perasaan aneh yang tiba-tiba muncul. "Tuan..."
suaranya terdengar ragu, namun ada sedikit harapan dalam nada suaranya. "Aku... aku tidak tahu siapa dirimu, tetapi tanpa pertolonganmu, aku pasti sudah mati di tangan mereka... Aku..."
Sebelum ia bisa melanjutkan, pria paruh baya di sampingnya, yang masih berlutut dengan tubuh berlumuran darah, kembali bersujud lebih dalam.
"Jika Tuan berkenan... Saya bersedia menyerahkan nyawa saya sebagai balasan atas pertolongan ini... Namun, mohon... lindungilah nona saya...!"
Suasana menjadi hening. Hanya suara angin yang berhembus perlahan dan aura Void Dragon yang masih berdenyut di udara, menyisakan tekanan yang belum sepenuhnya hilang.
Taixuan Dijing tetap tidak berbicara. Sebaliknya, ia menatap Bai Lingxue dengan lebih mendalam. Sesaat kemudian, ia berbicara dengan nada datar namun memiliki kekuatan yang tak terbantahkan.
"Mengapa aku harus melindunginya?"
Bai Lingxue terkejut. Ia tak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu.
Namun, ketika ia kembali melihat pria itu, pria yang telah membantai seluruh pembunuh tanpa sedikit pun bergerak, ia sadar bahwa dunia ini tidak seadil yang ia harapkan.
Ia mengepalkan tangannya, matanya bersinar dengan tekad. "Aku tidak tahu bagaimana cara membalas budi yang sebesar ini... tetapi jika Tuan berkenan melindungiku, aku bersumpah bahwa seluruh hidupku akan menjadi milik Tuan!"
Taixuan Dijing masih diam. Bai Lingxue semakin gugup, wajahnya semakin merah, namun ia tidak menundukkan kepalanya lagi.
Ia menatap langsung ke mata pria itu, menunjukkan tekadnya.
Namun, sebelum Bai Lingxue bisa melanjutkan perkataannya, suara batuk parah terdengar di sampingnya. Tubuh pria tua yang berdiri di sampingnya tiba-tiba berguncang hebat.
"Ughh...!" Pria tua itu terbatuk keras, dan darah segar menyembur dari mulutnya, membasahi jubahnya yang sudah penuh dengan noda merah. Tubuhnya yang kurus bergetar hebat, seolah-olah ia hanya tinggal sehelai napas dari kematian.
"Penjaga Zhou!" Bai Lingxue langsung berbalik, wajahnya dipenuhi kepanikan. Dengan cepat, ia meraih tubuh pria tua itu dan membopongnya. "Penjaga Zhou, bertahanlah! Aku... aku akan mencari cara untuk menyelamatkanmu!"
Zhou Lao, pria tua yang setia melindungi Bai Lingxue, hanya tersenyum lemah. Tangannya yang bergetar terangkat dan menyentuh pundak Bai Lingxue dengan penuh kasih sayang.
"Nona muda... sudahlah... jalanku sudah berakhir di sini..." Suaranya serak dan lemah, nyaris tak terdengar.
"Tidak! Tidak! Jangan bicara seperti itu! Aku akan mencari tabib! Aku akan... aku akan melakukan apa pun untuk menyelamatkanmu!" Bai Lingxue berusaha tetap tenang, tetapi air mata sudah mulai menggenang di matanya.
Taixuan Dijing tetap diam, matanya menatap pemandangan itu dengan tenang, seakan-akan ia sudah memahami bahwa kematian pria tua itu adalah hal yang tak terelakkan.
Zhou Lao menggeleng pelan, batuk darah sekali lagi sebelum akhirnya berbicara dengan suara serak. "Nona... aku sudah tidak memiliki banyak waktu... Aku hanya punya satu permintaan terakhir..."
"Apa pun itu, aku akan melakukannya!" Bai Lingxue menjawab tanpa ragu, suaranya bergetar.
Zhou Lao tersenyum lemah. "Klan Bai... telah dihancurkan... Aku tidak bisa melindungi keluargamu... Aku gagal..."
"Tidak! Kau tidak gagal! Kau telah melindungiku sejauh ini! Kau telah mempertaruhkan nyawamu untukku!" Bai Lingxue menggenggam tangannya erat, air matanya jatuh di pipinya.
"Tolonglah, nona muda... Jadilah kuat... Hanya kekuatan yang dapat membalas kehancuran klan Bai..." Zhou Lao menarik napas dalam, tatapannya mulai kehilangan fokus. "Aku hanya ingin melihatmu bertahan... dan suatu hari... membalas kehancuran klan kita..."
"Aku... aku berjanji!" Bai Lingxue berseru, menggigit bibirnya untuk menahan tangis. "Aku akan menjadi lebih kuat! Aku akan menuntut balas atas apa yang telah mereka lakukan!"
Senyum kecil terukir di wajah Zhou Lao. "Bagus... Itu... itu adalah nona muda yang kukenal..."
Napasnya semakin melemah, tubuhnya semakin dingin. Mata tuanya perlahan mulai tertutup, dan senyum terakhirnya tetap terukir di wajahnya saat nyawanya perlahan menghilang dari dunia ini.
"Penjaga Zhou...!" Bai Lingxue memanggil namanya dengan suara bergetar, mengguncang tubuh pria tua itu dengan lembut, tetapi tidak ada jawaban. Kesunyian yang menyakitkan menyelimuti tempat itu.
Bai Lingxue menundukkan kepalanya, air matanya jatuh tanpa henti ke tanah. "Aku bersumpah... Aku akan membalas dendam ini... Aku tidak akan membiarkan pengorbananmu sia-sia..."
Taixuan Dijing tetap diam, matanya masih menatap Bai Lingxue dengan ekspresi tak terbaca. Dalam hatinya, ia bisa merasakan kobaran tekad dalam diri gadis itu.
Ia menatap Bai Lingxue yang masih menangis dalam diam, tangannya menggenggam tubuh tak bernyawa Zhou Lao dengan erat. Setelah beberapa saat, ia akhirnya berbicara.
"Bangunlah."
Suara itu terdengar dingin dan penuh wibawa, namun juga mengandung kekuatan yang tak terbantahkan. Bai Lingxue mengangkat kepalanya, matanya yang merah karena tangis bertemu dengan mata tajam Taixuan Dijing.
"Kau ingin balas dendam?" tanyanya.
Bai Lingxue mengepalkan tangannya, menatapnya dengan penuh tekad. "Ya!"
Taixuan Dijing menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya berbalik. "Ikuti aku."
Bai Lingxue menatapnya dengan bingung, tetapi kemudian ia mengangguk. Ia menatap tubuh Zhou Lao sekali lagi, lalu dengan perlahan, ia berdiri dan mengikuti langkah Taixuan Dijing, meninggalkan tubuh pelindungnya yang setia di belakang.
Hari itu, seorang gadis yang kehilangan segalanya mengambil langkah pertama menuju balas dendamnya. Dan Taixuan Dijing, pemimpin Sekte Kekaisaran Abadi, telah mengambil keputusan.
Ia akan membentuknya menjadi sesuatu yang lebih kuat dari yang pernah dibayangkan dunia ini.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
PROFIL PENGGUNA
Nama: Taixuan Dijing
Ras: Entitas Abadi yang Terlupakan
Bakat: Tidak Terbatas
Tingkat Kultivasi: Puncak Alam Transenden
(Batas Dunia Fana) (Ditekan)
Status : Master Sekte Kekaisaran Abadi
Murid : Qin Wushuang (Jenius Abadi), Bakat: Matahari Penjaga, Ranah : Alam Jiwa Awal, Status : Murid langsung Master Sekte
Penjaga Sekte : Naga Hitam Penjaga Waktu,Serigala Bintang TujuhPhoenix Hantu Merah Darah, Kera Emas Langit
Tetua Sekte : Bai Ruying - Huo Sheng - Mo Jian,-Xuan Lu - Gu Tie -
Sekte tingkat 1 : 500/10000 Poin
NOTE: Haloo semua terimakasih ya sudah mau mampir di Novel ke dua ku , ohh ya untuk novel pertama Alurnya mati ya , udh engk aku lanjutkan, jadi sekarang fokus ke novel ini dulu aja lahh, Wajar masih pemula ,nulis sesuai mood aja hahah