Berkisah Tentang Rizan Penerus DCN corp yang kesal dengan seorang Gadis hingga membawanya pada sebuah pernikahan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fonzo manek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Periksa Kejiwaan Ibumu
Mereka tidak ingin membuat Rika sedih terutama Pak Benny. Dia begitu mengutamakan kebahagian Rika sehingga Dia selalu menyembunyikan masalah yang mereka hadapi dari Rika.
Bahkan Rika kini begitu Antusias dengan perjodohan yang sedang di rencanakan berbeda dengan Pak Benny yang terlihat begitu sedih dan tidak bersemangat.
Dia benar - benar paham situasi yang di hadapi putri kesayangannya saat ini. Di selah obrolan Dia selalu mengingatkan Rizan untuk mengembalikan putrinya jika Rizan sudah bosan.
"Ayah.... ayah tidak perlu cemas. Aku yakin Rizan bisa menjaga putri kita Ayah. David dan Arindi sahabat lamaku dan mereka orang baik. Bunda yakin dan mempercayakan putri bunda pada Rizan dan keluarganya. Kaka.... Mereka keluarga yang baik, ibu mengenal mereka dengan baik" Nasehat Rika pada Riska
Riska hanya mengangguk tanpa bisa berkata apapun.
'Huhhhh... andai saja ibu tau apa di lakukan pria ini padaku, mungkin ibu adalah orang pertama menolak perjodohan ini bahkan mungkin saat ini mereka sudah pulang karena ibu mengusirnya.
Obrolan mereka penuh dengan canda tawa. Arindi selalu memperhatikan David dan sesekali menyiku David jika Dia mencuri pandang dengan Rika.
Arindi benar - benar terbakar cemburu. Dia sangat cemas jika suaminya kembali mengingat tentang masa lalu.
Menghapus ingatin David dari Rika kemarin sangat melelahkan dan Dia tidak ingin hal itu terjadi lagi.
Rika hanya tersenyum melihat tingkah Arindi dan David. Dia paham betul situasi yang di hadapi Arindi saat ini.
Rizan sedikit tertegun melihat Reaksi ibunya dan juga ayahnya sejak tadi. Dia sedikit heran karena ibunya yang sedikit cemas serta waspada dan juga Ibu Riska yang begitu akrab dan cair saat berbicara dengan mereka seakan tidak terjadi apa - apa antara Rizan dan keluarga mereka.
Saat menjelang sore, Rizan dan keluarganya pamit pulang ke rumah. tubuh Rizan yang belum begitu Fit dan Rizan butuh waktu istrahat yang banyak demi memulihkan tenaganya membuat mereka terpaksa pulang meskipun mereka semua masih ingin berada disana.
Karena alasan kesehatan Rizan, Dokter Riska terpaksa harus ikut bersama Rizan meskipun Pak Benny sudah berusaha menahan Dokter Riska agar tetap tinggal di rumah mereka.
Sambutan Hangat dari Rika membuat mereka semua merasa nyaman. berada di Rumah Rika serasa berada di rumah sendiri.
Meskipun ada sedikit bumbu cemburu, Waspada dan sedih namun semua itu di tutupi dengan baik oleh kehangatan yang di berikan Rika.
Di perjalanan pulang Rizan yang masih penasaran langsung bertanya pada Dokter Riska
"Heiii.... Aku rasa ibumu perlu di bawah ke Dokter Jiwa untuk di lakukan pemeriksaan. bagaimana bisa Dia menyambut kami dengan begitu hangat setelah semua yang aku lakukan padamu dan ayahmu" Tanya Rizan memecah keheningan mereka di atas mobil
"Jangan berkomentar sembarang tentang keluargaku jika tidak tau apa - apa tentang keluargaku. Ayahku tidak pernah membebani kami dengan masalah yang di hadapi. Ayahku selalu berusaha menyelesaikannya sendiri tanpa melibatkan kami. senyum dan tawa kami adalah kebahagian tersendiri bagi ayahku. Ayah merahasiakan semua itu dari ibu agar ibu tidak pikiran dan keluarga kami tetap normal dan tenang. jika ibuku tau, Mungkin keluargamu sudah di usir dari rumahku bahkan mungkin akan ada pertumpahan dara di rumahku karena ibu" sahut Dokter Riska dengan nada yang cukup tinggi
"Heiii.... aku kan cuma menduga, kenapa kamu ngegas seperti itu. tidak bisakah kamu menjawabnya dengan lembut" Balas Rizan dengan tatapan kesal ke arah Riska
"aku tidak suka ibuku di hina. kamu boleh menghinaku tapi jangan ibuku" Sahut Riska dengan nada sedikit rendah namun tetap tegas
"Wah, Wah, Wah... kamu semakin berani. sepertinya melarangmu bertemu keluargamu beberapa tahun ke depan bukan ide yang buruk" sahut Rizan mengancam dengan senyum Devil
"Heiiii.... kenapa kamu selalu saja membuatku tersiksa. kenapa kamu selalu menggunakan kekuasaanmu untuk menekan ku ?" Rutuk Dokter Riska dengan Air mata yang sudah kembali menetes membasahi pipinya
"Heiii... aku hanya ingin kamu lebih sopan padaku. kenapa sejak kemarin kamu selalu saja menangis. Apa salah satu hobi kamu adalah menangis ? Dasar cengeng ?" Omel Rizan sambil membuang muka
"Bagaimana aku tidak menangis kalau kamu selalu menyiksaku" Gumam Dokter Riska sambil melihat ke Arah Luar.
Entah kenapa melihat Wajah Rizan membuat Dokter Riska selalu saja sakit hati dan menangis. Mungkin juga ini pengaruh Hormon karena Dokter Riska saat ini sedang datang bulan sehingga emosinya tidak begitu stabil.
Rudy yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Dia begitu heran dengan Bos'nya yang kini sangat bawel setelah kehadiran Riska di dekatnya.
Suasana Di dalam mobil kembali hening. tidak ada obrolan lagi hingga mereka tiba di rumah.
Sepertinya membuat Dokter Riska menangis menjadi salah satu hobi Rizan saat ini. Dia selalu saja menggoda Dokter Riska hingga Dokter Riska menangis barulah Rizan berhenti menggodanya.
Ada keanehan antara David dan Arindi. semenjak bertamu ke rumah Dokter Riska, Arindi semakin menempel dan manja pada David.
Hal itu sedikit membuat Rizan heran mengingat selama ini ayahnya yang selalu bermanjaan pada ibunya tapi saat ini malah kebalikan.
Rizan menyimpan semua rasa penasaran itu dan menunggu momen yang tepat untuk menanyakan keanehan yang di lihatnya saat ini.
Dokter Riska juga menganjurkan Rizan untuk segera beristrahat untuk memulihkan kembali tenanganya.
Bahkan Dokter Riska memastikan sendiri dengan mengantar Rizan hingga ke kamarnya .
Ancaman mencabut Lisensi Dokter miliknya membuat Dokter Riska merasa cemas sehingga berusaha sebisa mungkin menjaga kesehatan Rizan agar lukanya cepat mengering.
Setelah memastikan Rizan sudah beristrahat, barulah Dokter Riska kembali ke kamarnya.
Dengan pikiran yang tidak menentu, Dokter Riska menjatuhkan dirinya di tempat tidur dengar kasar.
Mungkin karena kelelahan dan kurang tidur semalam, Hanya butuh beberapa menit bagi Dokter Riska untuk tidur nyenyak.
Dokter Riska sangat kaget ketika bangun hari sudah menjelang malam. Dia segera buru - buru mandi dan hendak membantu Arindi menyiapkan makan malam buat mereka namun Dokter Riska kaget ketika tiba di Dapur sudah ada lebih dari 4 ART yang sedang sibuk menyiapkan makan malam buat mereka lengkap dengan kostum.
Mereka semua langsung tunduk hormat ketika melihat Dokter Riska di balas canggung oleh Dokter Riska dan segera kembali ke kamarnya. Terlebih dahulu Dokter Risa singga di kamar Rizan untuk mengecek Rizan yang ternyata masih tertidur pulas.
Karena jenuh dan tidak ada aktifitas, Dokter Riska memilih menonton di ruang keluarga sembari menunggu jam makan malam.
Ternyata disana sudah ada Arindi dan David. Melihat di sana ada David dan Arindi, Dokter Riska ingin kembali ke kamar namun cepat di cegat oleh Arindi.
Arindi memanggil Dokter Riska untuk bergabung bersama mereka. Dia juga ingin mengobrol bersama Dokter Riska wanita yang akan menjadi calon menantunya.
"Tidak ku sangka ternyata kamu adalah anak kak Rika" Arindi membuka pembicaraan ketika Dokter Riska sudah duduk
Riska hanya membalas dengan senyum canggung, Dia sangat bingung harus memulai dari mana mengobrol bersama Arindi dan David.