NovelToon NovelToon
Silent Love

Silent Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:847
Nilai: 5
Nama Author: Hana Venya

Pria itu bertemu wanita lain di tempat asrama yang sama.

sedangkan wanita yang selalu ada mendapatinya dalam diam.

apakah si wanita akan melawan atau tidak..

yuk.. check out story ny 🙏🤝🫶

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Venya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Day by day

Penjagaan ketat oleh keempatnya masih menjadi pertanyaan besar dalam benak sriya. Bagaimana tidak, seluruh kegiatan sriya di sekolah di kawal oleh keempatnya.

Bahkan jika sriya harus ke toilet, 2 diantara keempatnya akan menjaga sriya dari luar, dengan ekspresi tampak santai.

Namun penuh waspada, hari - hari berlalu begitu saja. Dan sriya makin tak tahan akan tekanan keempatnya atas dirinya.

Akhirnya suatu hari sriya memberanikan diri menarik tangan vian dan berkata tegas.

" Katakan dengan jujur atas perintah siapa kalian menjagaku ketat seperti ini. Ucapnya tampak kesal.

Vian mendengar pertanyaanmu langsung menatapmu serius, sambil melipat tangan di dada.

" Apa kau sanggup mengetahui siapa orang di balik sikap kami padamu.. Apa kau sanggup melawannya. Tanya balik vian.

Mendengar itu awalnya sriya ragu, namun demi kenyamanan dirinya ia akhirnya berani membalas.

" Siapa orang yang menyuruh kalian menjagaku ketat seperti ini. Bahkan dari awal aku masuk sekolah ini. Balas sriya.

Setelah ucapan sriya, keempatnya berdiri di hadapanmu dengan melipat tangan di dada.

" Orang yang memerintah kami untuk menjagamu adalah kakak kandungmu sendiri. Sekarang kau sudah tahu siapa orangnya, sekarang kau mau bicara apa. Ucap aldo.

Mendengar pengakuan aldo, hati sriya cukup sakit seperti di tusuk pisau. Sriya tak menyangka bahwa kakaknya sendiri yang memerintahkan keempat seniornya menjaga di sekolah.

Sriya ingin sekali berteriak meluapkan amarahnya, namun ia tak bisa karena itu menyangkut keluarga kandungnya.

Sriya hanya bisa terdiam sesaat dan memalingkan wajah dari keempatnya dengan menahan kesal.

Ingin rasanya sriya memukulkan tangannya pada tembok. Namun keempatnya mengawasi pergerakan sriya.

Sriya dengan nada menahan amarah dan kecewa, berkata pada keempatnya.

" Tinggalkan aku sendiri. Ucapnya tetap membelakangi keempatnya.

Keempatnya saling memandang lalu mengangguk setuju, dan mundur dalam diam beberapa langkah dari sriya.

Namun tetap mengawasi sriya.

Setelah vian dan lainnya agak menjauh, sriya pun mulai menitikkan air mata, sembari mencoba menenangkan diri dengan mengatur nafas dan menghapus air matanya.

Vian dan aldo yang melihat dari jauh pun merasa empati pada sriya. Namun menahan diri untuk tetap memberikan ruang untuk sriya sendiri.

Sriya hanya bisa duduk di lantai sekolah membelakangi semua orang, sambil mengusap air matanya.

Setelah sriya merasa lebih tenang, sriya pun kembali mengikuti kegiatan sekolah dengan senyum palsu.

Sriya berpura - pura tak terjadi apapun padanya. Dan hal itu di saksikan langsung oleh keempatnya.

Melihat sikap sriya yang menutupi kesedihannya dari teman - temannya, membuat vian yang menjaga sriya dari awal,

Mulai menaruh hati pada sriya. Namun karena tugas penjagaan, vian menutupi perasaannya pada sriya.

Saat selesai kegiatan sekolah, dan memasuki jam istirahat. Sriya hanya berdiri bersandar pada dinding sekolah merasa tak semangat dengan kegiatan sekolahnya.

Sriya yang biasanya sangat exited dengan pendidikan kini tampak murung dan lebih pendiam.

Vian yang melihat perubahan kecil dari sriya akhirnya mendatangi sriya.

Vian berdiri di belakang sriya mencoba untuk mengusap rambut panjang sriya, namun vian menahan dirinya,

Lalu berpura - pura berdiri di samping sriya, pandangan vian pada wajah sriya yang tampak tak bersemangat itu.

Membuat hati vian terenyuh dan sakit, vian akhirnya memberanikan diri merangkul pundak sriya,

Lalu perlahan mengelus rambut sriya.

" Maaf sriya, kami tak bermaksud melukaimu, kami semua hanya mendapat amanat dari kakakmu yang dimana senior kami sendiri.

Beliau menyuruh kami menjagamu karena kami berhutang banyak pada kakakmu. Karena itu sebagai balas budi, kami mengiyakan menjadi pengawalmu,

Mulai dari awal kau masuk sekolah ini, kami semua sudah di persiapkan setahun sebelum kau masuk sekolah ini.

Sekali lagi maafkan kami sriya bila hal itu melukai hatimu. Ucap vian merasa cukup terpukul melihat mata sriya sudah sembap.

Sriya tak bicara dan hanya menyandarkan kepala pada pundak vian.

Membuat hati vian sangat bahagia, namun di tutupi ekspresinya dari sriya.

Sriya pun berkata dengan suara serak,

" Tidak apa - apa kak vian. Ucap sriya. Tetap menyandarkan kepala pada pundak vian.

Aldo yang tak sengaja melihat adegan itu langsung berbalik cepat dari keduanya.

Aldo hanya menunduk dan pergi, seolah olah tak terjadi apa pun pada hatinya.

Saat pulang sekolah sriya yang tampak lelah itu berjalan sedikit menahan sakit.

Aldo yang melihat itu langsung cepat meraih tanganmu.

" Sriya, biarkan aku mengantarmu pulang. Aku tak ingin kau kenapa - kenapa di jalan.

Pegang bajuku jika kau tak nyaman memelukku di atas motor. Ucap aldo merangkulmu dan membawamu ke motornya.

Sambil memperhatikan gerak gerik sriya, dia takut jika sriya tak nyaman dengannya di atas motor.

Namun saat di atas motor, sriya menyandarkan diri pada punggung sambil memelukmu dengan kondisi tampak kurang sehat.

Aldo pun memegang tanganmu yang melingkar di pinggangnya, menahan agar sriya tak jatuh.

Selama perjalanan pulang aldo sesekali menatap sriya lewat kaca motornya, memastikan sriya aman selama di atas motor.

Tiba di depan rumah sriya, aldo membantu sriya turun dengan hati - hati dari motor. Dan mengantar sriya hingga masuk ke rumah.

Keluarga sriya yang mengetahui aldo yang mengantar pulang, tak kaget lagi, karena keluarga sriya tahu tentang tugas aldo dan kawan - kawannya dalam menjaga sriya.

Setelah mengantar aldo pun pulang berpamitan.

Hari berikutnya..

Sriya kembali ke sekolah di antar sang kakak, dan sriya di sambut oleh vian dan aldo di gerbang sekolah.

Dan gery serta arya menanti menemani sriya menuju kelas.

Sang kakak hanya memberi isyarat pada aldo dan vian. Karena berhubung hari itu di sekolah ada acara dari bupati dan pihak kementerian akan berkunjung jadi sekolah menghias tiap kelas.

Mendapat arahan dari sang kakak sriya, kedua mengangguk tanpa sepengetahuan sriya.

Hari itu aldo, vian, gery, dan arya tak sempat menjaga sriya.

Karena keempatnya adalah orang berpengaruh di sekolah.

Karena sriya melihat keempatnya sibuk, sriya pun mengambil keputusan agar tetap berada dalam jarak pandang dekat dalam pengawasan keempatnya.

Sriya hanya duduk dekat dengan area sekitar keempatnya.

Sriya pun hany menatap keempatnya sibuk dengan bupati dan menteri.

Sambil menunggu sriya duduk bersandar pada tembok sekolah, dengan wajah lelahnya.

Aldo dan vian menotice kondisi sriya yang masih lemas sejak kemarin.

Namun karena keempatnya harus berbincang pada orang penting, sriya hanya bisa tetap menanti.

Sedang di sisi lain aldo mulai sedikit gelisah karena sriya tampak lemas. Menanti mereka selesai.

Namun keempatnya baru selesai setelah jam 12 siang.

Dan di jam segitu sriya tertidur di kelas. Aldo dan vian segera menyusul sriya di kelas mereka.

Vian menghela nafas lega melihat sriya baik - baik saja, meski tertidur di meja kelas mereka.

Vian dengan cepat memberikan jaket untuk menutupi sriya yang tidur, sedang aldo merapikan rambut sriya.

Keduanya tampak lega setelah tahu sriya baik - baik saja.

1
Yunitapejuang Tangguh
bagus ceritanya ,

kak bantu dukung karyaku juga ya " One Thread Tie "

biar kita sama sama saling dukung 🫶🏻

with love
H_RV: terima kasih 🤝
total 1 replies
kairaa
greget wkwk
H_RV
keep going 💖💖🫶
H_RV
lets go.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!