Satu demi satu kematian terjadi di sekolah.
Jika di waktu biasa, orang tua mereka akan langsung menuntut balas. Tapi bahkan sebelum mereka cukup berduka, perusahaan mereka telah hancur. Seluruh keluarga dipenjara.
Mantan anak yang di bully mengatakan, "Jelas ini adalah karma yang Tuhan berikan, atas perbuatan jahat yang mereka lakukan."
Siswa lainnya yang juga pelaku pembully ketakutan, khawatir mereka menjadi yang selanjutnya. Untuk pertama kalinya selama seratus tahun, sekolah elit Nusantara, terjadi keributan.
Ketua Dewan Kedisiplinan sekaligus putra pemilik yayasan, Evan Theon Rodiargo, diam-diam menyelidiki masalah ini.
Semua kebetulan mengarahkan pada siswi baru di sekolah mereka. Tapi, sebelum Evan menemukan bukti. Seseorang lebih dulu mengambil tindakan.
PERINGATAN MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 MUSUH DI JALAN SEMPIT
Toko swalayan di dekat NUSANTARA HIGH SCHOOL.
Semua orang mengetahui, kasirnya adalah seorang pria muda yang tampan. Tapi dalam dua hari ini mereka melihat gadis kecil yang cantik. Awalnya semua berfikir gadis itu hanyalah adik Aron, yang sengaja dibawa untuk bermain-main. Namun, karena kali ini hanya ada gadis itu sendiri. Mereka menjadi bertanya-tanya. Siapa gadis kecil ini sebenarnya.
Seseorang bertanya saat akan membayar belanjaannya. "Apa kamu pekerja baru disini, nak? Ibu sepertinya melihatmu disini akhir-akhir ini."
"Iya, benar," jawab Aria.
"Ohh,, lalu bagaimana dengan Aron, apa dia sudah dipecat?"
"Tidak, bu. Kak Aron tetap bekerja di shift pagi," Aria menjawab sambil menghitung belanjaan, "Total belanjanya 59.000, ada yang mau ditambahkan?"
"Tidak, itu saja, nak."
Aria menyerahkan kembalian, serta belanjaannya, "Terima kasih, silahkan datang kembali."
Hampir sebagian pelanggan hari ini menanyakan pertanyaan yang sama. Aria masih dengan sabar menjawabnya satu persatu.
Di tiga jam menuju toko ditutup, mulai tidak ada pelanggan, Aria memanfaatkan waktu itu untuk bersih-bersih. Awalnya hanya di sekitar meja kasir, kemudian sampai di rak-rak.
Saat itulah seorang pelanggan masuk, Aria yang mendengar pintu toko terbuka, segera bergegas menuju tempat kasir.
"Selamat datang," sapa Aria saat melewati pelanggan, tanpa melihat wajahnya.
Setelah mengembalikan peralatan kebersihan, Aria langsung berdiri di balik meja kasir. Kepalanya menoleh melihat jam, tanpa disadarinya, tinggal 30 menit lagi dirinya sudah bisa pulang. Nampaknya dia telah lupa waktu.
Melihat belanjaan di mejanya, Aria memasang senyum ramah dan mendongak, "Ada yang ingin-" dia tiba-tiba tidak bisa melanjutkan, saat melihat wajah di depannya.
"Tidak ada, itu saja, cepatlah," Alok memberi perintah.
Aria dengan cepat menahan emosi di dalam hatinya. Dia bergerak menscan benda-benda di meja. Kini tidak ada lagi senyum ramah yang biasa dia tunjukkan ke pelanggan, "Totalnya 28.000."
Alok langsung melempar selembar uang merah ke atas, "Ambil saja kembaliannya," dia langsung mengambil belanjaannya, dan keluar dari toko. Dari awal hingga akhir Dia sama sekali tidak memperhatikan gadis di meja kasir.
Aria menatap dengan dingin, musuh selalu bertemu di jalan yang sempit. Tangannya bergerak mengambil gunting di meja, menggenggamnya erat dalam tangannya.
...----------------...
Alok berjalan tanpa tergesa-gesa melewati gang yang gelap. Semakin masuk ke dalam, lingkungan semakin terisolasi dengan suara. Gang semacam ini sangat rawan menjadi tkp kejahatan. Tapi Dia berjalan tanpa takut, seperti sudah sangat terbiasa.
Sampai di ujung gang, sebuah rumah kumuh berdiri, Alok membuka pintu dengan kunci di sakunya. Setelah pintu terbuka dia tidak langsung masuk, kepalanya menoleh ke kanan, kiri, dan belakang. Memastikan keadaan di sekitarnya. Melihat semuanya masih aman diapun masuk.
Tidak jauh dari gudang, tanpa disadari oleh Alok, seseorang bersembunyi di balik pohon.
Aria yang menyaksikan kejadian itu menjadi bingung. Lingkungan sekolah memang memiliki gang-gang tersembunyi. Mirip seperti gang menuju ke kosan nya. Jarang ada yang mengetahuinya. Kebanyakan adalah penduduk setempat. Lalu apa yang dilakukan pemuda kaya untuk sampai pada gang se terpencil ini. Dia ingin mendekat untuk melihat. Tetapi terlalu berbahaya jika sampai pria itu tiba-tiba keluar.
Di dalam gudang kosong.
Alok melemparkan barang yang dibelinya ke tanah. Dia lalu berjalan ke sisi tempat tumpukan kayu bekas berserakan. Gudang ini memang dulunya adalah sebuah gudang penyimpanan kayu sementara. Pemilik sebelumnya memanfaatkannya untuk tempat pengolahan sisa bahan kayu. Tapi karena pemilik mengalami kecelakaan. Gudang ini akhir nya tidak ada yang mengurus.
Setelah lima tahun terlewat, jalan ini menjadi jarang dilewati oleh warga sekitar, alasannya karena ada jalan yang lebih dekat di sisi lain, akhirnya tidak ada yang mengingat ada gudang besar disini.
Alok sebenarnya tidak sengaja menemukan tempat ini. Malam itu dia baru saja mengalami hari yang buruk. Tanpa sadar dia tersesat dan menemukan gudang ini. Dan kebetulan dia membawa benda kesukaannya.
Gudang kosong tanpa ada orang, suasana hati yang buruk, semuanya benar-benar cocok, untuk menikmati benda kesukaannya.
Sejak kejadian itu, dia pun selalu datang ke tempat ini, saat suasana hatinya buruk. Bahkan dia sengaja membeli kunci gembok agar kegiatannya disini semakin aman.
Butuh sedikit upaya untuk mendapatkan benda yang telah disembunyikannya sebelumnya. Alok tersenyum gembira, "Akhirnya, aku menemukanmu sayangku."
Setelah berhasil menggali kotak hitam di tengah tumpukan kayu, dia membukanya, dan mengeluarkan isinya.
40 menit kemudian.
Alok keluar dari gudang, suasana hatinya nampak sangat jauh berbeda dari pertama datang. Tidak hanya suasana hati, energinya meningkat pesat, sangat segar seperti bangun tidur. Sebelum memutuskan untuk pergi, tidak lupa dia mengunci kembali gudang.
Setelah kepergian Alok, tak lama Aria keluar dari persembunyiannya.
Dia menunggu cukup lama untuk memastikan Alok tidak akan kembali. Aria sangat sabar menunggu, dia sama sekali tidak terburu-buru. Saat semuanya dipastikan, barulah dia mendekat ke gudang kosong.
Aria memperhatikan bagian luar, tidak ada yang spesial, hanya bangunan lama yang tidak pernah dijamah. Namun, melihat gembok yang masih mengkilap. Jelas gemboknya masih sangat baru. Sangat kontras dengan gudang lama ini.
Berbagai spekulasi memenuhi pikiran Aria. Apa yang dilakukan pemuda kaya di gudang kosong ini. Sendirian saja.
Dengan kecurigaan kuat, Aria berniat untuk masuk, Dia bisa saja mengutak-atik gembok di pintu depan. Tapi akan sangat berbahaya jika Alok tiba-tiba kembali. Maka Aria mencoba untuk mencari jalan lain.
Sayangnya setelah berkeliling dia tidak menemukan jalan lain. Hanya satu pintu di depan, dan ventilasi udara yang tinggi, membutuhkan tangga untuk menjangkaunya.
Aria terdiam lama, terlalu berbahaya untuk bergerak malam ini, pria itu bisa kembali kapanpun, dia masih harus mengawasi dengan hati-hati.
...----------------...
Keesokan harinya.
Aria berangkat sekolah seperti biasanya. Ada yang berbeda dengan rutinitas nya hari ini. Jika biasanya dia akan berdiam diri kelas saat baru datang. Maka kali ini, dia hanya menaruh tas, dan langsung keluar lagi.
Musuh sudah diidentifikasi, kini saatnya untuk merencanakan, untuk itu Aria butuh informasi yang lebih.
Cara pertama adalah mendengarkan, dimanapun tempatnya, gosip adalah pemberi informasi paling mudah didapat. Bahkan di sekolah elit sekalipun, tidak lepas dari perkumpulan kelompok yang membicarakan kekurangan dan kelebihan orang lain.
Cara kedua adalah pengamatan, dia hanya perlu berada di sekeliling musuhnya, dan mengamati perilakunya. Dengan begitu Aria bisa menemukan pola. Pola itu yang akan memudahkannya dalam mengenal musuh dan melancarkan serangan.
Cara ketiga adalah bertanya, untuk yang satu ini Aria harus berhati-hati. Dia tidak bisa membuat orang lain curiga akan niatnya, terutama membuat musuh menyadari keberadaannya. Cara ini adalah cara yang akan dia lakukan, jika dua caranya tidak dapat menemukan apapun.
Tiga cara itu yang telah Aria pikirkan tadi malam. Agar tidak membuang waktu, dia langsung bergerak pagi ini. Untuk mendapatkan gosip, ada empat tempat yang harus dikunjungi, Toilet, kantin, anak tangga, dan ruang guru.
Aria mencoret dua pilihan terakhir, dan fokus pada dua tempat pertama saja.
Di sisi lainnya.
Keira masuk ke kelas dengan semangat, matanya pertama melirik ke arah bang ku nya, dia tersenyum saat melihat tas yang dikenalnya. Kepalanya menoleh ke sekeliling berharap menemukan sosok yang dirindukan.
"Dimana, Aria?" tanyanya kecewa.