NovelToon NovelToon
Setelah 14 Tahun Berpisah

Setelah 14 Tahun Berpisah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Alfian Syafa

Alaish Karenina, wanita berusia dua puluh sembilan tahun itu belum juga menikah dan tidak pernah terlihat dekat dengan seorang laki-laki. Kabar beredar jika wanita yang akrab dipanggil Ala itu tidak menyukai laki-laki tapi perempuan.

Ala menepis semua kabar miring itu, membiarkannya berlalu begitu saja tanpa perlu klarifikasi. Bukan tanpa alasan Ala tidak membuka hatinya kepada siapapun.

Ada sesuatu yang membuat Ala sulit menjalin hubungan asmara kembali. Hatinya sudah mati, sampai lupa rasanya jatuh cinta.

Cinta pertama yang membuat Ala hancur berantakan. Namun, tetap berharap hadirnya kembali. Sosok Briliand Lie lah yang telah mengunci hati Ala hingga sulit terbuka oleh orang baru.

Akankah Alaish bisa bertemu kembali dengan Briliand Lie?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfian Syafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Mencari Keberadaan Ala

Bab 14. Mencari Keberadaan Ala

Berpisah dengan orang yang disayangi memanglah sangat menyakitkan. Kepergian Ala membuat dunia Brian berhenti berputar. Sejak Ala pergi meninggalkannya tanpa sebab, Brian jadi sering mabuk-mabukan sampai parah dan bahkan berbuat onar. Itu adalah cara Brian untuk melupakan Alaish. Nyatanya semakin Brian melupakan Ala, gadis itu semakin menghantui pikirannya.

Brian berusaha mencari cara agar Ala mau kembali tapi tetap saja gadis itu benar-benar tidak mau menemui Brian lagi. Setiap kali ada kesempatan bertemu secara tidak sengaja, Ala selalu menghindar dan pura-pura tidak kenal.

Laki-laki itu pun memilih pergi jauh dan berharap bisa melupakan Ala dari pikirannya dan mengobati luka dihati karena terlalu dalam mencintai Ala. Hanya gadis itu yang mampu membuat seorang Briliand Lie jatuh cinta.

Berkali-kali ganti pasangan ketika sudah tidak bersama Ala, nyatanya Brian tidak menemukan kenyamanan pada setiap gadis yang menjadi kekasihnya. Tetap wajah Ala yang selalu ada dalam bayangan Brian.

Pada akhirnya laki-laki itu nekat pergi ke rumah Ala, berharap gadis itu ada dan mau menemuinya.

"Ala udah kerja ke luar kota, memang nggak ngasih tau ya kalau udah nggak di kampung lagi?" ucap Ibunya.

"Nggak, Bu. Kalau begitu saya pamit," ucap Brian dengan sopan.

Tubuh Brian lemas, hatinya kecewa dan ingin rasanya menumpahkan air mata kembali ketika menerima kenyataan bahwa Ala tidak lagi tinggal dirumahnya.

Brian langsung pergi begitu saja setelah berpamitan kepada ibu Ala, sampai lupa tidak bertanya nomor Ala yang bisa dihubungi. Hatinya masih menyimpan perasaan yang dalam pada gadis itu. Berharap jika suatu hari nanti bertemu kembali.

Bertahun-tahun menunggu dan mencari keberadaan Ala, tapi sangat sulit untuk Brian menemukan gadis itu. Mencari pada akun sosial media pun tidak ditemukan. Ala benar-benar pergi tanpa meninggalkan jejak.

Andai Ala tahu, betapa dalamnya perasaan Brian untuknya. Sampai Brian disalahkan oleh kedua orang tuanya karena Ala memilih pergi. Ala sudah dianggap seperti anak sendiri oleh kedua orang tua Brian bahkan hubungan mereka pun sudah di restui.

Sayangnya takdir tidak memihak kepada mereka. Hubungan yang sedang terjalin penuh kasih sayang itu harus kandas.

"Kalau kamu mau temui aku waktu itu pasti semua akan baik-baik aja. Kamu kenapa sih tega ninggalin aku gitu aja?" gumam Brian ketika melihat langit dimalam hari.

Langit malam ini begitu cerah. Bintang bertabur dan bulan menerangi malam. Ada satu bintang bersinar sendiri di dekat bulan, mengingatkan Brian kepada gadis yang sampai saat ini masih dia cintai.

"Jika memang kamu jodohku, semoga Tuhan pertemukan kita kembali."

Brian memilih masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang entah. Rasa rindu itu semakin dalam. Setiap kali dia memohon kepada sang pencipta hanya nama Ala yang selalu dia sebut. Berharap ada sebuah keajaiban yang datang.

Semua aktifitas bisa Brian lakukan dengan baik, bekerja membuatnya lupa tentang Ala. Namun, ketika sendiri? Rasa rindu itu semakin dalam. Perasaannya selalu campur aduk dan entah harus kemana lagi dia mencari keberadaan Ala.

Bagaimana keadaan gadis itu? Apa dia sudah memiliki yang baru?

Kenapa dia sangat membencinya?

Selalu pertanyaan itu muncul dibenak Brian. Berkali-kali Brian mengoreksi diri sendiri. Mengingat pertemuan terakhirnya dulu, semua baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda jika Ala ingin pergi bahkan tidak ada pertengkaran diantara mereka.

"Kamu kemana sih, La? Kenapa pinter banget bersembunyi? Sampai aku nggak tahu keberadaan kamu."

Lagi dan lagi ketika berada pada kesunyian Brian selalu bicara sendiri. Meski sudah ada gadis yang akan menjadi masa depannya, tapi tidak membuat Brian lupa dengan Ala. Dihatinya masih tersimpan nama Alaish dan bahkan Brian membuat tato pada tubuhnya dengan nama Alaish.

Itu semua Brian lakukan karena tidak mau kehilangan Alaish. Gadis itu adalah separuh jiwanya, hidup Brian terasa kosong tanpa Ala. Rasanya berat menjalani hari-hari tanpa Ala lagi.

Masih teringat jelas ketika bersama dulu. Ala selalu ikut kemanapun Brian pergi. Bermain dengan teman-temannya atau ada acara dengan teman-temannya, Ala selalu tidak pernah ketinggalan.

Brian senang dengan sikap Ala yang seperti ini. Sejak kejadian Brian selingkuh memang Ala lebih lengket padanya. Tiap hari ketemu tapi tidak membuat Brian bosan.

Brian juga menyesal karena telah menyakiti hati Ala yang sangat tulus mencintainya. Menduakan dia gara-gara hasutan gadis bernama Intan itu. Kalau saja Brian tidak tergoda, sudah pasti Brian tidak akan menduakan Ala.

"Maafin aku, La. Aku salah! Udah sakitin kamu tapi kamu masih mau mempertahankan cinta kita. Kamu benar-benar tulus sayang sama aku dan berhasil membuat aku jatuh cinta. Cuma kamu yang bisa ambil hati aku. Bahkan sampai saat ini ... Aku masih berharap kita bisa bersama."

Suara dering pada gawai milik Brian memecahkan lamunannya tentang Ala dulu. Brian menatap layar gawai itu, tertera nama Maira. Tunangannya yang sebentar lagi akan menjadi masa depan Brian.

Rasanya Brian malas untuk menjalani kehidupan dengannya. Bertemu secara tidak sengaja dan mengalir begitu saja, tapi tetap Ala yang jadi pemenangnya.

Triing ...

Pesan masuk dari Maira. Brian tidak membukanya. Hanya membaca pada notifikasi saja.

[Mas, kamu besok jadi hapus tato nama itu? Kita akan menikah loh masa iya kamu masih mikirin masa lalu kamu.]

Hati Brian sangat sakit. Rasanya berat jika harus menghapus nama Alaish yang sudah terukir indah pada bagian tubuhnya. Tepat di dada Brian.

[Nanti aku pikirkan. Kamu nggak usah mikirin aneh-aneh.]

Brian memilih memejamkan matanya saja dan mematikan gawainya karena malas meladeni Maira yang pasti akan bicara kemana-mana kalau sudah menyangkut nama yang ada di dadanya itu.

Menikah memang bukan perkara mudah. Butuh kesiapan yang benar-benar matang. Apalagi seumur hidup itu lama. Rasanya Brian juga belum benar-benar siap, tapi karena desakan jadi mau bagaimana lagi.

Setiap kali melihat Maira selalu saja bayangan wajah sedih Ala yang terlintas. Apalagi nama Maira mirip sekali dengan nama Ala.

Maira Karenina Sari.

Bagaimana bisa Brian melupakan Ala? Jika nama orang yang akan menjadi masa depannya saja tersemat nama Ala. Jadi Brian serba salah sekarang. Usia hampir tiga puluh, belum menikah dan bertemu gadis yang cocok dibilang bujang lapuk. Giliran udah ketemu yang mau sama Brian, tapi hati Brian berkata lain. Rasanya masih berharap sama Ala dan entah kenapa hati Brian selalu yakin kalau bakal bertemu kembali dengan Ala.

Semua kenangan indah bersama Ala selalu hadir pada setiap mimpinya. Seakan Tuhan benar-benar ingin membuatnya gila dengan cara sulit melupakan Ala. Baru kali ini ada gadis yang benar-benar bisa merebut seluruh hatinya. Ala memang gadis istimewa untuk seorang Brian.

***

Esok harinya Brian melakukan aktivitas seperti biasa. Bekerja dengan tidak semangat. Jalani hari itu terasa berat. Kalau saja mencari keberadaan Ala itu semudah mengedipkan mata, sudah Brian lakukan sejak dulu.

Brian heran, kenapa gadis itu bisa pergi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun?

Jika ingat dia nekat pergi ke rumah Ala ketika pulang dari tanah rantau, rasanya hati Brian nyeri. Brian pulang dengan perasaan bahagia karena yakin kalau Ala ada di rumah dan semua masalah bisa diselesaikan dengan baik-baik. Malah kenyataan pahit yang Brian terima. Hingga dia kembali ke jalan yang salah.

"Mas, kamu kenapa sih susah banget dihubungi?" tanya Maira.

Gadis yang sebentar lagi akan menjadi istrinya itu tiba-tiba sudah berada di depan rumah sepagi ini.

Brian yang masih setengah sadar pun terkejut. Badannya ada di rumah tapi pikiran sudah kemana-mana. Memikirkan cara untuk bisa menemukan Ala. Mau balik ke rumah Ala lagi tapi Brian takut kalau gadis itu sudah menikah bagaimana?

"Kamu ngapain pagi-pagi ke sini?" tanya Brian santai. Merasa nggak bersalah sama sekali bahkan pertanyaan Maira saja nggak dia jawab.

"Aku kesini khawatir sama kamu. Semua pesan aku nggak dibales bahkan centang satu sampai sekarang. Aku cuma takut kamu mabuk-mabukan lagi terus berantem kayak dulu!"

Maira memang seringkali mendengar Brian menikmati minuman haram itu agar pikirannya tenang. Kalau ada yang menyenggolnya sudah pasti berantem dan akhirnya babak belur. Maira selalu datang untuk membuat Brian tenang, mengobati lukanya meski yang dipanggil bukan nama Maira melainkan nama Ala.

"Tidur, hape mati terus dicas lupa belum nyalain," jawab Brian sambil rokoan.

Kalau Ala lihat sudah pasti itu rokok langsung dibuang. Wajahnya kesal terus marah-marah nggak jelas. Meski begitu Brian tetep suka dengan tingkah Ala yang menggemaskan.

"Kenapa sih malah senyum-senyum?" Maira menajamkan pengelihatannya.

"Nggak apa-apa. Udah aku mau kerja. Kamu mau ngapain pagi-pagi kesini?" Brian bangkit dari duduknya dan bersiap untuk kerja.

"Ya mau mastiin kamu baik-baik aja lah, Mas. Terus mau ajak kamu buat hapus tato. Ayo!" Maira menarik tangan Brian.

Namun, laki-laki itu langsung menghentakkan tangan Maira. Membuat Maira kaget dan tidak menyangka dengan sikap Brian seperti ini. Bahkan wajahnya terlihat kesal seperti sedang menahan emosi.

"Nggak usah paksa-paksa! Aku bakal menghapusnya nanti bukan sekarang!"

Brian meninggalkan Maira begitu saja yang masih berdiri di teras rumahnya. Menatap motor Brian yang melaju dengan kencang meninggalkan halaman rumah laki-laki itu.

Hati Maira terasa nyeri. Kenapa selalu saja Brian marah ketika Maira meminta nama itu dihapus lalu diganti dengan namanya?

Sebenarnya Alaish itu siapa? Kenapa begitu istimewa untuk Brian?

Maira terus bertanya-tanya dalam hatinya. Ingin sekali mencari tahu tentang masa lalu Brian dan juga Alaish itu. Namun, Maira tidak tahu harus kemana dia bertanya? Sedangkan teman dekat Brian saja Maira tidak kenal.

Mau nanya sama kedua orang tua Brian juga sungkan. Lagipula mereka sudah tidak ada di rumah sekarang.

"Lho, Nduk, kamu disini? Brian udah berangkat kerja kayaknya."

Maira menoleh, ada seorang wanita yang berusia sekitar empat puluh tahun menghampiri dirinya sambil membawa keranjang belanjaan. Maira tebak wanita itu baru saja belanja sayur.

Dia adalah saudara Brian. Adik ibu Brian lebih tepatnya. Brian memanggilnya dengan sebutan Lek Nemi.

Maira mencium punggung tangan wanita itu, lalu tersenyum hangat dan melirik ke arah pintu rumah Brian yang sudah terkunci.

"Iya, Mas Brian udah berangkat tadi. Ini saya mau pulang, Lek," kata Maira.

"Mampir ke rumah Lek yuk, sekali-kali main," ajaknya.

Maira diam sejenak. "Apa aku tanya aja ya sama Leknya Mas Brian?" batin Maira.

"Lek, boleh tanya sesuatu?"

Maira pun memberanikan diri untuk bertanya tentang siapa Alaish itu. Jika dugaannya benar, maka Maira akan benar-benar bertindak kali ini. Maira tidak mau ada orang ketiga dalam hidupnya nanti. Apalagi pernikahan dengan Brian tinggal beberapa bulan lagi.

Masa iya Brian masih saja mengenang masa lalunya? Sementara Maira saja sudah tidak lagi mengenang masa lalunya bersama sang mantan. Seindah apapun jika sudah tidak bersama bukankah harus berusaha untuk dilupakan?

"Ayo mampir, kamu mau tanya apa?"

Lek Nemi dan Maira pun berjalan menuju rumah yang ada di sebelah rumah kedua orang tua Brian.

Duduk di kursi panjang yang ada di teras. Sementara Lek Nemi meletakkan keranjang belanjaan di dalam. Hati Maira gelisah, merasa tindakannya ini salah atau tidak.

"Ada apa to, Nduk? Kok kelihatannya gelisah sekali?" tanya Lek Nemi.

"Alaish itu ... Siapa ya, Lek?" Pertanyaan itu akhirnya lolos dari mulut Maira.

Lek Nemi yang mendengar nama itu pun berpikir sejenak. Mengingat-ingat nama yang tidak asing. Maklum lah pasti Lek Nemi sudah lupa apalagi itu kan sudah lama sekali.

Maira yang menunggu jawaban dari Lek Nemi itu harap-harap cemas. Seakan sedang menunggu hasil ujian kelulusan.

"Oh, Ala ya? Itu ... Mantan Brian. Dulu sering kesini. Mereka ini pacaran lama malah sama-sama saling menyayangi. Duh bikin iri orang-orang sini dulu, tapi nggak tahu apa masalahnya kok tiba-tiba mereka pisah."

Mendengar jawaban itu rasanya Maira ingin menangis. Jadi nama yang di ukir pada dada Brian adalah mantannya. Dugaan Maira benar. Brian masih mencintai mantannya itu. Lalu bagaimana perasaan Brian terhadap Maira? Apalagi hubungan mereka sudah mau ketahap yang serius? Kenapa Brian tega melakukan ini padanya?

Bersambung....

Jangan lupa, like, komen dan subscribe ya kakak" syg.

1
Fa'iqoh Siti Elok
idih si mair sok iyes banget aktingnya, nggak bakalan mempan kah sama bang bri,
Alaish Karenina: hahah maira memang menyebalkan
total 1 replies
Muhammad Fadil
ya elah pengen rasanya getok kepala author nya biar up 5 bab sehari /Scream//Scream/
Alaish Karenina: jangan nanti aku hilang ingatan 😭
total 1 replies
Fa'iqoh Siti Elok
mbak ala dengarkanlahlah isi hatiku
cintanya mas bri udah stuk di kamu
Alaish Karenina: haha iyaaa memang udah mentok di Ala. kisah mereka mengharu biru.
total 1 replies
Muhammad Fadil
up thorr /Chuckle//Chuckle/
Alaish Karenina: sip.kak ☺️
total 1 replies
Fa'iqoh Siti Elok
cie cie yg lagi kasmaran nih
Fa'iqoh Siti Elok
omo omo omo modus si bang bri
Fa'iqoh Siti Elok
idih bener kan alanih sok jual mahal, padahal mah masih bucin akut, nggak ada kabar dari bang bri jg rasanya rinduu
Alaish Karenina: 🤣🤣🤣 Ala memang gitu sok jual mahal.
total 1 replies
Muhammad Fadil
up thorr
Alaish Karenina: iya kak ☺️
total 1 replies
Fa'iqoh Siti Elok
wah sama sama melow ini judulnya, kapan kapan di buat nggak sengaja ketemu terus dibuat ala ala india biar kocak, wkwkwkekkk
Fa'iqoh Siti Elok: iya dong
Alaish Karenina: sambil hujan-hujanan ya kak ,🤣🤣
total 2 replies
Lee Mba Young
ya kl cinta gk mungkin pacaran ma wanita lain, pasti ttp setia. giliran maria berkhianat Brian nguber ala lagi. coba si calon pengantin gk berkhianat pling juga ala ttp di tinggal kawin. laki mbladhus itu kl ala balikan ya bodoh bnget. batal nikah bukan krn cinta ma ala tp krn di khianati. karma lah.
Alaish Karenina: mbladus itu apa kak?
total 1 replies
Fa'iqoh Siti Elok
wkwkwkk Brian pasti shok liat perubahan ala
Alaish Karenina: Kejang-kejang malahan, Kak.
total 1 replies
Lee Mba Young
Aneh memang perempuan, dah putus masih ngarep balikan, kyak gk ada laki lain saja. masih mending putusnya pas pacaran drpd dah nikah mlh cerai. pdhl si laki dah moveon dn hampir nikah ma wanita lain,si wanita masih ngarep.br kena WA mantan dah klepek klepek kepikiran 🤣.oalah alah. cm perempuan bodoh yg cinta ma pacar melebihi cinta ma Tuhannya. coba kl gk cinta mati pasti dah move on. kl balikan sayang bnget cantik cantik cm balikan ma mantan.
Alaish Karenina: cowoknya juga belum bisa move on kok, Kak. Mereka masih sama-sama saling mencintai.
total 1 replies
Fa'iqoh Siti Elok
ih sok polos dasar si mair, sebel sama mair
Alaish Karenina: sabar kak sabar
total 1 replies
Fa'iqoh Siti Elok
aah ala mah sok jual mahal padahal sih hatinya lagi soraksorai gem bira sampai bikin parti disco gitu yakan
Alaish Karenina: iya bener, bahagianya banget-banget tp sok cuek
total 1 replies
Fa'iqoh Siti Elok
makin penasaraaaaan
Fa'iqoh Siti Elok
wah, ini dari sudut pandangnya bri ya, menarik, lanjut kakak
Alaish Karenina: iya kak ☺️
total 1 replies
Fa'iqoh Siti Elok
aaahh makin suka sama ceritanya bikin deg deg eh
Fa'iqoh Siti Elok: jangan lupa lanjuuut
Alaish Karenina: terima kasih kak syg 😊
total 2 replies
Fa'iqoh Siti Elok
aaah so sweet sekaliii
Alaish Karenina: hihi ... Brian memang sweet
total 1 replies
Fa'iqoh Siti Elok
ah begitulah cinta deritanya tiada akhirnya, tapi bahagia apabila sama2 dirasa
Alaish Karenina: iyaa memang, kak. sakitnya nggak main-main
total 1 replies
Fa'iqoh Siti Elok
cintanya sama sama dalam, makin penasaran sama kisah mereka,
semangat kakak,
Alaish Karenina: siap kak syg 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!