Terjerat Gairah Sang Pembantu

∆

Seperti biasa setiap pagi Cani akan memasak untuk sarapan, kali ini menu nasi goreng dengan ayam sebagai lauknya. Cani mencuci piring sambil memanaskan air untuk membuat susu, sesekali ia melihat kearah tangga. 

“Kenapa belum bangun? Tumben,” Cani ingin melihat tapi ia ingat kalau masih marah dengan Lucas. 

“Bodoamat deh!” Akhirnya segala cucian bekas Cani memasak tadi akhirnya selesai juga. Kini Cani membuat susu untuk Lucas, setelah itu meletakkannya dimeja makan. 

Suara langkah kaki membuat Cani melihat keasal tangga, ia lihat ada Lucas yang berjalan menuruni tangga sembari memakai jam tangan mahal. Tidak dipungkiri oleh Cani kalau Lucas memang sangat tampan meskipun sudah menginjak usia 30 tahun. 

“Dia tampan sekali..” Puji Cani di dalam hati. 

“Pagi, Cani imut..” Sapa Lucas, ia tersenyum manis kepada Cani yang sama sekali tidak menghiraukan dirinya. 

Senyuman Lucas perlahan memudar, ia lupa kalau Cani kan lagi marah karena kejadian tadi malam. Lucas duduk disamping Cani, ia mengambil piring. Disaat itulah Cani menyajikan hasil masakannya kepada Lucas, meskipun wajahnya masih terlihat kesal. 

“Dia lucu sekali.. Marah tapi masih mau melayaniku, sangat berbeda dengan Zoya.” gumam Lucas didalam hati. 

“Masih marah ya?” tanya Lucas dengan senyuman manisnya, jari telunjuk Lucas menyentuh pipi Cani yang memang sedikit chubby. Tapi, cepat sekali Cani menyingkirkan jari Lucas dari pipinya. 

“Jangan sentuh aku!” ucap Cani dengan sangat ketus, ya meskipun apa yang Cani katakan sangat ketus. Tapi, Lucas senang sudah mendengar suara lembut Cani lagi. 

Lucas menghela napas panjang, sebenarnya Cani marah wajar saja. Karna bagaimanapun hasrat yang datang digantungkan membuat kepala menjadi sakit. Bagaimana Lucas bisa tahu itu? Karena selama dengan Zoya Lucas selalu merasakan hal seperti itu. 

“Aku minta maaf, Cani. Bukan maksudku menunda hal yang kemarin, karna memang waktunya sangat sedikit. Durasi cepat untuk berhubungan itu bukan gayaku,” Lucas berusaha menjelaskan. 

Cani hanya mengangguk. “Terserah mau alasan apapun, maafkan aku.. Sudah memaksamu untuk menjalani hubungan itu,” Respon dari Cani membuat Lucas sedikit terkejut. 

“Sebaiknya lupakan saja apa yang aku katakan kemarin malam, anggap saja kalau kemarin malam hanya angan. Aku menarik kata-kata ku kembali,” Jelas Cani lebih detail. 

Lucas meletakkan sendok di tangannya dengan sedikit kuat hingga suara dentingan itu mengejutkan Cani. 

“Kau kira semudah itu menarik kata-kata?” tanya Lucas dengan suara beratnya. 

“Kenapa tidak? Aku merasa kalau Tuan tidak akan bisa menyelingkuhi nyonya, apa penilaian ku itu salah?” tanya Cani balik. 

“Aku hanya seorang pembantu, mungkin saja kau menganggapku rendah karena hal apa yang kita lakukan kemarin. Hingga kau tega menggantungkan semua_” Cani tidak melanjutkan ucapannya lagi, ia lebih memilih untuk diam. 

“Itu sebabnya aku mengambil kesimpulan.. Jika kau tidak akan melanjutkan semua ini, maafkan aku sudah menggodamu, Tuan..” Cani menunduk hormat kepada Lucas yang masih menatapnya. 

Ntah mengapa Lucas tidak suka dengan fakta bahwa Cani sudah menarik kata-kata kemarin serta janji itu. Lucas tidak mau hal itu terjadi, ia suka dengan segala bentuk tingkah menggoda dari Cani. 

“Tidak pernah aku menganggapmu rendah, Cani. Andai kau tahu.. Kau sangat sempurna dimataku,” ucap Lucas dengan sejujurnya. 

“Aku serius.. Kemarin malam aku menunda murni karna waktu yang mepet, aku bersumpah akan itu!” Ucap Lucas yang tidak lelah untuk tetap menyakinkan Cani. 

Lucas menarik tangan Cani hingga duduk di pangkuannya, ia mencium leher yang jenjang itu. Lucas meraih dagu Cani hingga keduanya saling tatap satu sama lain, terlihat jika wajah Cani masih terlihat kesal. 

“Jadi tolong jangan tarik kata-katamu kemarin ya..” Pinta Lucas. 

Bagaimanapun apa yang dilakukan Lucas kemarin malam benar-benar tidak bisa Cani maklumi lagi. Cani merasa kemarin malam sangat menyinggung hatinya, ia memaksa untuk turun dari pangkuan Lucas. Tentu saja Lucas tetap memaksa Cani untuk duduk, tapi Cani tetap bersikukuh ingin bangkit. 

“Semua yang kau katakan itu bohong, Tuan. Kau saja rela berpenampilan sangat tampan serta rapi hanya untuk.. Menjemput istrimu itu,” Ujar Cani dengan ekspresi wajah yang dua kali lebih kesal dari yang pertama. 

Langsung saja Lucas ternganga mendengar apa yang Cani katakan. “Cani sayang.. Aku memang seperti ini berpakaian setiap harinya.. Karna aku seorang CEO,” Jelas Lucas sembari menahan tawa. 

Cani terdiam sebentar karna merasa apa yang dikatakan Lucas benar. “Iya juga, tidak mungkin dia memakai pakaian gembel. Karna dia kan…Ah tidak tidak! Intinya dia seperti itu karna ingin tebar pesona dengan Zoya!” Ucap Cani di dalam hati dengan perasaan kesal yang teramat. 

Tangan Cani bersedekap didada menatap tajam Lucas yang tertawa kecil. “Kalau cemburu gemesin banget si..” Ujar Lucas sembari menarik gemas hidung mancung milik Cani. 

“Terserah! Intinya semua ini tidak akan berlanjut!” Cani kesal, tidak pernah sekalipun Lucas men seriusi apa yang ia katakan. Malah tertawa lepas karna merasa jika Cani sedang cemburu, benar-benar memalukan. 

Kepergian Cani membuat Lucas langsung tersenyum tipis, tidak pernah ia diperlakukan seperti ini sebelumnya. Memang Cani sangat berbeda, sudah banyak memberikan kesan pertama kepada Lucas. 

“Dia menggemaskan..” Ucap Lucas sembari melanjutkan sarapannya. 

~

Zoya baru saja sampai di kota Jakarta, ia pulang tanpa bersama dengan Saka. Mengingat pria itu banyak sekali pekerjaan hingga mau tidak mau Zoya harus pulang sendiri tanpa ditemani pria itu. Sebenarnya tidak terlalu salah juga, bagaimanapun Zoya harus menjaga Lucas agar tidak curiga. 

Mata Zoya mengelilingi orang-orang yang datang, disaat itulah ia melihat Lucas yang berjalan kearahnya. Pria itu memakai kemeja hitam polos dengan bawahan celana yang berwarna sama. Benar-benar tampan dan gagah, sebenarnya Zoya tidak tahu hal apa yang membuatnya tidak bergairah dengan Lucas. 

Zoya langsung berlari ke dalam pelukan Lucas, ia memeluk pria itu sangat erat. “Aku merindukan mu, Lucas..” ucap Zoya sembari menikmati setiap hujaman ciuman dari Lucas diatas pucuk kepalanya. 

Lucas melera pelukannya, ia menatap intens Zoya yang tersenyum manis padanya. “Aku kira sudah ada pria lain disana.. Hingga kau tidak merindukan aku,” Apa yang Lucas katakan membuat ekspresi Zoya langsung berubah. 

“Gawat! Apa Lucas tahu kalau aku…” Zoya berdebar, ia takut sekali kalau Lucas mengetahui semua itu. Maka sudah pasti semua karir yang sudah Zoya susun rapi sedari remaja akan hancur begitu saja.