Setelah ratusan tahun mendedikasikan hidup hanya untuk berkultivasi, Li Xuan akhirnya berhasil mencapai ranah Immortal meskipun bakat kultivasinya sangatlah buruk. Masa itu adalah masa paling membahagiakan dalam hidupnya, namun kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama.
Li Xuan terpaksa terlibat dengan sekte Raja Naga, salah satu sekte besar dari aliran Putih, demi bisa menyelamatkan anak yatim piatu. Dia mengira masalah tidak akan menjadi besar, tetapi ternyata pemikiran naif itu salah besar. Tiga Immortal dari sekte Raja Naga datang dan membuatnya sekarat, pencapaiannya menjadi Immortal tidak dapat dibanggakan di hadapan lawan yang lebih kuat.
Li Xuan yang nyaris terbunuh memecahkan kristal teleportasi pemberian Gurunya, dan berakhir di sebuah tempat yang asing. Seorang gadis cantik yang mengaku sebagai Rubah Ekor Sembilan, menawarkan kekuatan untuk balas dendam.
Li Xuan tentu menerimanya. Ini adalah kisah tentang seorang Immortal yang ingin balas dendam, akankah dia berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XERA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membantai Immortal Sekte Serigala Darah
Li Xuan menciptakan jarak karena dirinya hampir mencapai batas, sulit buatnya untuk bertahan lama hanya dengan menggunakan Meridian Luar Biasa.
"Lelah... Pertarungan ini benar-benar sulit." gumam Li Xuan, menatap kelima musuhnya yang sebagian juga sudah terluka parah, "Aku harus menciptakan situasi untuk memisahkan mereka. Tapi, bagaimana?"
Dalam teknik Tujuh Pilar Dewa Perang, ada teknik Formasi yang bernama Penjara Langit Tertutup. Teknik formasi yang memungkinkan untuk memenjarakan banyak kultivator kuat sekaligus, namun untuk mengaktifkannya dibutuhkan beberapa bahan dan jelas sangat mustahil untuk dilakukannya saat ini.
"Aku hanya perlu menyederhanakannya saja!"
Tiba-tiba saja Li Xuan terpikirkan sesuatu, dia tanpa ragu langsung mengeksekusi teknik Pedang Penebas Surga ke arah lima Immortal itu. Jarak di antara mereka semakin menjauh, dan Li Xuan memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan segel tangan.
Sementara itu, Hei Yan tidak tinggal diam dan langsung menyuruh empat Tetuanya untuk menyerang. Dia sendiri tidak bergerak, dan menyiapkan teknik terlarang sekte Serigala Darah, yaitu Serigala Pemangsa Jiwa.
"Meskipun aku harus berkorban, tapi itu layak untuknya!"
Basis kultivasi Hei Yan berkurang, dari yang tadinya bintang 12 sekarang berkurang jadi bintang 10. Energi kehidupan miliknya juga terkuras, membuatnya menjadi lebih tua dari sebelumnya.
Saat dalam prosesnya, Hei Yan dikejutkan ketika sebuah kubah raksasa mengurung mereka. Dia yang masih bersiap memakai teknik Serigala Pemangsa Jiwa langsung memuntahkan darah segar dari mulutnya setelah dirinya tidak lagi bisa mengalirkan energi.
"A-apa?" Hei Yan menjadi terbata-bata, "Aku tidak bisa menggunakan Qi-ku?! Apa karena kubah ini?!"
Saat Hei Yan hendak mendongak ke atas, ia menyadari kalau seseorang sudah berada di hadapannya. Dia melebarkan matanya ketika menemukan keberadaan Li Xuan, "Kau! Mana orang-orangku?!"
Hei Yan menatap jauh ke belakang, matanya semakin melebar ketika mendapati keempat Tetua sedang jatuh ke daratan dengan kepala yang sudah terpisah.
"Tanpa energi, kalian bukan apa-apa. Berbeda denganku, setidaknya masih mampu bertahan selama beberapa waktu..." ucap Li Xuan, yang terdengar mengejek.
"Bajingan! Kau akan mati!" Hei Yan melesat maju, mengorbankan energi kehidupannya yang tersisa, "Aku tidak akan memaafkanmu, keparat!"
"Heh!" Li Xuan menyerang dengan pukulan, dan memberikan ratusan serangan dalam satu detik, "Memangnya orang-orang yang sudah kau bunuh tidak mengutukmu seperti itu juga?"
Li Xuan kembali menyerang, dia sengaja tidak memberikan serangan titik vital karena masih ingin menyiksanya. Kurang lebih, serangan yang dilakukan secara sepihak berlangsung selama satu batang dupa terbakar, dan kakek tua itu berakhir pingsan sehingga mereka secara otomatis keluar dari dimensi tersebut.
"Oh? Kita kembali, nona Bai."
Saat ini, Li Xuan kembali ke tempat mereka memasuki portal. Tepat di depan paviliun Menara Langit, dan kebetulan pelelangan telah berakhir sehingga kemunculan mereka bertiga mengejutkan semua orang di sana.
"Sialan! Apa-apaan itu!"
"D-dia pemuda yang tadi! Yang memicu kemarahan Patriark sekte Serigala Darah!"
"Tubuhnya penuh luka dan bersimbah darah, apa dia baru saja melalui pertarungan dengan mereka?"
"T-tunggu?! Siapa orang yang sedang pingsan di depannya?! Lukanya mengerikan sekali!"
"W-wajahnya tidak terlihat karena lukanya, tapi jubah yang dipakainya itu... S-sial! Bukankah itu milik Patriark sekte Serigala Darah!"
"Gila! Kau benar! Aku baru menyadarinya!"
"Sekarang aku sudah bisa menggunakan Qi lagi..." Li Xuan berkata dalam hati, melihat pergelangan tangan dan kakinya sudah tidak lagi terikat borgol, "Hm... Apa yang harus kulakukan, ya?"
Li Xuan menyapu pandangannya ke sekeliling, dan berakhir di pintu masuk paviliun. Di sana, para tamu VIP mulai keluar dan semuanya tampak terkejut melihat kehadiran dirinya.
Dari semua pihak, sebagian langsung pergi karena sepertinya mereka tahu apa yang telah terjadi dan tidak ingin berurusan dengannya. Sementara sisanya justru datang mendekati, mereka waspada tetapi juga tenang seolah tidak takut.
"Malang sekali, salah satu orang terkuat di benua ini berakhir menyedihkan." seorang perempuan cantik berkata, suaranya sangat familiar dan dia adalah tamu VIP di bilik dua. Matanya kemudian beralih pada Li Xuan, dan senyum tipis terukir di wajahnya, "Jadi, apa tujuanmu melakukan semua ini?"
"Untuk bersenang-senang." jawab Li Xuan, dan membuat tujuh Immortal dari empat bilik VIP terkejut, "Tidak, aku hanya bercanda. Tentunya karena mereka berbuat jahat. Jadi, aku pikir untuk menumpasnya."
"Berbuat jahat? Hahahaha...!"
Pria berbadan kekar dengan rambut panjang yang tampak tak beraturan seperti singa tertawa lantang.
"Apa itu lucu?" tanya Li Xuan bingung.
"Kejahatan? Tujuanmu melakukan ini untuk menghentikan mereka?" pria berbadan kekar bertanya, nadanya mengejek, "Setiap jengkal di dunia ini selalu dipenuhi kejahatan, kalau kau mau menyingkirkan semuanya maka lakukanlah dengan benar!"
"Kau benar juga, haruskah aku melakukan itu?" tanya Li Xuan, aura Immortal bintang 1 merembes keluar dari tubuhnya, "Kalian juga masuk daftar tersangka, jadi bukankah ini waktu yang tepat untuk bertanya kejahatan besar macam apa yang telah kalian lakukan?"
"Aku tidak menyangka kau seberani ini, atau mungkin lebih tepatnya tindakanmu yang sekarang itu bodoh?"
Seorang pria tua berambut putih sepanjang punggung berkata, wajahnya tegas dan dia punya sepasang pupil mata berwarna biru cerah.
"Bodoh?" Li Xuan mengangkat alisnya, lalu menginjak kepala Hei Yan, "Kalau aku bodoh, mana mungkin aku membantai habis mereka."
"Bodoh dan kuat itu berbeda, apa kau pikir mampu menanggung konsekuensinya?"
Pria tua berambut putih itu tampak tidak senang, aura Immortal bintang 8 merembes keluar dari tubuhnya. Menelan aura Immortal Li Xuan dalam sekejap.
"Kalau kami semua bekerja sama, apa kau yakin bisa menang dalam kondisi seperti itu?" lanjutnya dengan nada mengintimidasi.
"Kau benar." Li Xuan langsung menarik aura Immortalnya, "Aku tidak boleh membiarkan nona Bai ikut campur dan membunuh kalian."
Pria tua itu diam, perhatiannya dan Immortal yang lain beralih pada gadis cantik berambut putih dengan pupil mata merah menyala. Mereka semua tahu bahwa Rong Baihu punya kekuatan yang tidak dapat diukur, awalnya aliansi sementara di antara mereka bisa saja terjalin sampai Li Xuan berhasil dihabisi tetapi niat itu diurungkan karena keberadaan gadis cantik tersebut.
"Heh! Kau beruntung. Pasukan Menara Langit sudah tiba." pria tua itu mendengus, menatap ke langit dan sejumlah Immortal mengamati mereka dengan tenang, "Aku pergi. Kalian bisa urus keparat ini jika diperlukan."
Pria tua itu pergi dari sana, diikuti sebagian besar orang lainnya. Yang tersisa adalah seorang Immortal dari bilik VIP dua beserta rombongannya yang melihat dari kejauhan.
"Jadi, apa yang harus kulakukan supaya kau tidak perlu repot-repot datang ke tempatku?" tanya perempuan cantik itu tenang, "Sebelum itu, namaku adalah Meng Hua. Matriark dari Seribu Gunung Abadi."
Meng Hua adalah pemimpin dari salah satu sekte besar aliran Putih. Mereka adalah sekte tertutup, tetapi dirumorkan masuk jajaran tiga sekte besar terkuat.
"Aku mengajukan tiga pertanyaan dan kamu menjawab semuanya. Itu saja." jawab Li Xuan tenang, "Dosa di masa lalu, dosa di masa sekarang dan dosa terbesarmu. Kamu hanya perlu menjawabnya, dan aku sendiri yang akan menilai."
"Ho... Jadi, kau sekarang berperan sebagai dewa keadilan, huh?" Meng Hua tertawa kecil, jelas itu terdengar lucu.
"Tidak bisa kupungkiri..." Li Xuan menjawab, lalu mendongak ke atas dan melihat empat Immortal dari Menara Langit yang menunggu dalam diam, "Usai merasakan ketidakadilan akibat ketidakmampuanku, dan juga melihat kejahatan yang dilakukan oleh sekte Serigala Darah. Aku hanya merasa sekte besar seperti kalian hanyalah sekumpulan sampah, itulah mengapa aku ingin menguranginya..."
"Hah! Baiklah, kurasa itu adil. Kekuatan adalah segalanya. Mau apapun keinginanmu selama kau punya kekuatan, itu bisa saja terjadi." ujar Meng Hua, bisa menebak peristiwa macam apa yang telah dilalui pemuda itu, "Aku akan menjawabnya, tapi sebelum itu..."
Meng Hua menjentikkan jarinya, lingkaran kuno tercipta tepat di bawah kaki mereka. Detik berikutnya, ia bersama Li Xuan dan orang-orang yang berkaitan dengan mereka menghilang dalam sekejap dari sana.