NovelToon NovelToon
Our Love Journey

Our Love Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:613
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Membahagiakan memiliki sahabat yang baik dan seorang crush yang sangat perhatian. Tapi dibalik itu semua, perjalanan cinta tak selalu bahagia. Masa lalu yang belum usai menjadi ujian disaat mereka memutuskan ke jenjang yang serius.
Masa lalu yang hadir diantara mereka, juga cobaan yang silih berganti. Akankah mereka bisa mengatasi dan melaluinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14

Verlie berulang kali meyakinkan dirinya untuk baik-baik saja. Mereka hanya berteman dekat dan sesekali memerankan sepasang kekasih. Hanya berpura-pura, bukan sungguhan. Apakah sekarang Verlie justru jatuh hati? Verlie tak dapat tidur malam itu. Ia melewatkan pesta ulang tahun Naja begitu saja. Sementara Shendy pulang. Verlie tak tahu kemana Jimy dan Kefin.

Pikirannya yang tak tenang, membuat Verlie berbaring dengan gelisah. Suara musik sudah berhenti, pesta sudah berakhir. Verlie berjalan keluar kamar dan melihat sisa-sisa pesta yang berantakan, sampah berserakan.

Verlie menarik napas kasar dan ingin menangis. Pesta yang ia siapkan tak bisa dinikmati dan kini ditambah sisa pesta yang membutuhkan tenaga yang banyak. Dengan menahan tangis, Verlie meraih kantong sampah dan memunguti semua sampah-sampah, menyingkirkan piring dan gelas kotor ke westafel.

"Belum tidur?" tanya Naja mengagetkan, Verlie hanya menggeleng.

"Biar ku bantu!" Naja meraih kantong sampah lain dan ikut memungut sampah. Ia juga menyapu lantai. Naja ingin bertanya pada Verlie tapi gadis itu terlihat murung. Entah apakah dia ada salah pda gadis itu? Seharusnya dia yang marah karena gadis itu belum mengucapkan selamat ulang tahun padanya.

Naja meletakkan kantong sampah dengan kasar dan beralih menatap Verlie yang menyibukkan diri mencuci piring. Naja bersandar di dinding menatap Verlie. Verlie melihat dari ekor matanya.

"Jadi, tidak ada ucapan untukku?" tanya Naja.

"Selamat Ulang Tahun," jawab Verlie sambil menyibukkan diri merapikan tatanan gelas.

"Ck! Begitu saja?" tanya Naja. Verlie berbalik dan menatapnya.

"Lalu maunya bagaimana?" tanya Verlie.

"Seperti tidak ikhlas saja," protesnya.

"Begitukah?" tanya Verlie. Naja mengangguk dan menghampiri Verlie lalu memegang kedua pundaknya.

"Apa kau marah?" tanya Naja. Verlie hanya diam menunduk.

"Buat apa aku marah," gumam Verlie pelan.

"Ayolah, kalian bertiga tidak ada yang mengucapkannya langsung padaku," ucap Naja.

"Kamu sudah masuk ke kamar?" tanya Verlie. Naja mengernyit tak mengerti. Verlie menyuruhnya masuk ke kamar. Lalu ia berjalan ke kamar dan melihat ke dalam kamarnya. Diatas meja ada sebuh kue dengan lilin yang meleleh.

Naja tersenyum dan membawa kue itu keluar sambil tersenyum.

"Sudah?" tanya Verlie masih dengan wajah datar. Naja hanya diam meletakkan kue di atas meja makan, menggantinya dengan lilin rumahan yang terlihat mencolok karena lebih besar. Ia menghidupkan lilin lalu duduk di meja makan sambil tersenyum.

"Ayo kesini! Aku masih mau merayakannya!" perintahnya. Perlahan Verlie mendekat dan duduk di samping Naja. Naja menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan pelan dan meniup lilinnya.

Ia meraih pisau dan memotong kue yang terlihat lucu.

"Potongan pertama untukmu!" ucapnya menyerahkan potongan kue ke arah Verlie. Verlie akan meraihnya tapi Naja menahan piringnya. Ia meraih sendok dan memotongnya lalu menyuapi Verlie. Verlie menggeleng.

"Kenapa? Ayolah sedikit saja, bukankah kalian sudah menyediakan ini semua?" ucap Naja.

"Aku makan sendiri saja," ucap Verlie.

"Tidak! Ayolah, kamu merusak suasana!" ucapnya kesal. Mau tak mau Verlie membuka mulutnya dan Naja menyuapinya. Naja tersenyum manis.

"Ayo suapi aku lagi!" perintah Naja. Verlie mengambil potongan kecil di sendok dan menyuapi Naja tapi sengaja ia menggeser sedikit ke kanan hingga pipi Naja belepotan krim. Verlie tertawa senang melihatnya.

"Awas kamu ya!" ucap Naja. Verlie hanya tertawa.

"Maaf, aku tak sempat memberikan kejutan meski kami sudah menyiapkan semuanya. Ternyata ada yang lebih dulu melakukannya," ucap Verlie dengan nada sedikit kecewa.

"Maafkan aku! Aku juga terkejut dengan kejadian tadi," ucap Naja.

"Jadi dimana yang lain?" tanya Verlie.

"Aku tidak tahu, saat aku dan Lea..." Naja terdiam dan tak lagi melanjutkan perkataannya. Begitu juga Verlie, keadaan menjadi canggung.

"Ya sudah, tidurlah! Ini sudah malam. Sekali lagi selamat ulangtahun," ucap Verlie sambil tersenyum.

"Sebentar! Temani aku sebentar saja, boleh?" tanya Naja.

"Tapi... Ya sudah, sebentar saja," kata Verlie.

Naja membawanya ke lantai atas, Verlie belum pernah pergi ke atas sini. Ternyata ada taman berbentuk persegi dengan dua buah kursi taman yang saling berhadapan. Sekelilingnya diberi pagar dan beberapa pepohonan. Seketika Verlie menyukainya. Naja melihat gadis itu tersenyum menatap langit.

"Tadinya aku mau merenung di sini sendiri," ucap Naja. Verlie hanya mencebik mendengar penuturan Naja.

"Aku tidak percaya," ucap Verlie sambil terkekeh.

"Ya sudah, terserah kamu. Aku tidak ingin ada acara apapun di hari ulangtahunku. Lebih baik mengingat diri, melakukan hal-hal baik, memperbaiki kesalahan," ucap Naja serius.

"Tapi teman-temanmu ingin kamu bahagia," ucap Verlie.

"Termasuk kamu! Terimakasih untuk semuanya," kata Naja tulus.

"Hmmm... Sama-sama. Aku tidak tahu kamu ulangtahun, ini semua ide Kefin dan Jimy," ucap Verlie.

"Kamu juga ada andil di dalamnya. Oh ya, aku mau minta maaf kalau tadi seolah aku mengabaikan kamu, sebenarnya aku kaget dengan surprise dari Lea dan temannya," kata Naja.

"Oh ya tidak apa-apa," jawab Verlie pendek.

"Kamu marah?" tanya Naja. Verlie menggeleng pelan.

"Siapa Lea?" tanya Verlie. Naja sedikit gugup saat ditanya.

"Dia teman," jawab Naja.

"Apa kita juga harus berpura-pura jadi sepasang kekasih atau tidak?" tanya Verlie. Naja tercekat kaget. Ia tak tahu harus berkata apa untuk menjelaskannya pada Verlie. Juga tentang siapa Lea sebenarnya.

"Uhmmm... Aku rasa kita... Berteman saja. Tidak perlu pura-pura," ucap Naja.

"Oh gitu, baiklah," jawab Verlie. Kini ia mengerti, sudah saatnya mereka menyudahi sandiwara selama ini. Verlie cukup mengerti arti perempuan bernama Lea itu bagi hidup Naja. Bagi Verlie ia cukup tahu tanpa harus bertanya banyak hal pada Naja. Toh mereka kenal juga belum lama. Sebaiknya ia mengubur angannya untuk bisa dekat dengan Naja.

"Maaf tapi ini semua bukan seperti yang kamu pikirkan," kata Naja.

"It's Ok Naja! Aku tidak berpikir apa-apa," kata Verlie.

"Tapi..."

"Sudahlah, kenapa membahas hal itu? Yang lain saja, kalau tidak aku akan turun," kata Verlie.

"Temani sebentar lagi!" kata Naja memukul paha Verlie sedikit keras.

"Awwww... Sakit!" kata Verlie membalas dengan memukul lengan Naja. Sedihnya teralihkan oleh sikap Naja malam ini. Mereka bercerita banyak hal, tentang mimpi yang belum tercapai,masa-masa lugu di masa lalu, bagaimana ia bisa seperti sekarang. Naja sudah mulai terbuka pada Verlie tentang banyak hal.

Cuma satu yang menjadi hal mutlak yang harus diingat Verlie. Naja menganggapnya tak lebih dari teman dekat. Hal itu membuat sedikit hatinya tercubit. Sakit.

Apakah ia benar menyukai Naja? Ia tak pernah menyadari hal ini. Tapi ia merasa bahagia bila ada Naja. Ia merasa tersipu malu bila Naja memujinya. Ia akan mencari bila tak menjumpai Naja. Apakah benar ia jatuh cinta? Lalu Naja?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!