NovelToon NovelToon
RAMALAN I’M Falling

RAMALAN I’M Falling

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Enemy to Lovers
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Tinta Selasa

Soraya adalah gadis paling cantik di sekolah, tapi malah terkenal karena nilainya yang jelek.
Frustasi dengan itu, dia tidak sengaja bertemu peramal dan memeriksa takdirnya.

Siapa sangka, selain nilainya, takdirnya jauh lebih jelek lagi. Dikatakan keluarganya akan bangkrut. Walaupun ada Kakaknya yang masih menjadi sandaran terahkir, tapi Kakaknya akan ditumbangkan oleh mantan sahabatnya sendiri, akibat seteru oleh wanita. Sementara Soraya yang tidak memiliki keahlian, akan berahkir tragis.

Soraya jelas tidak percaya! Hingga suatu tanda mengenai kedatangan wanita yang menjadi sumber perselisihan Kakaknya dan sang sahabat, tiba-tiba muncul.



Semenjak saat itu, Soraya bertekad mengejar sahabat Kakaknya. Pria dingin yang terlanjur membencinya. ~~ Bahkan jika itu berarti, dia harus memaksakan hubungan diantara mereka melalui jebakan ~~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tinta Selasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

Suara Claudia sedikit terdengar sampai di kelas, hingga membuat Melati mengambil izin untuk keluar. Dia mengingat Soraya diluar, dan menduga ada sesuatu yang akan terjadi. Benar saja, saat dia sampai di luar keduanya sudah saling mendorong bahu.

“Astaga, kalian ini. Hentikan!” Ucap Melati, yang masuk diantara keduanya.

Berbeda dengan Soraya, Claudia cukup segan dengan Melati, jadi dia langsung mundur. Itu semua karena Melati terkenal sebagai salah satu siswa berprestasi di sekolah, dan sangat diunggulkan guru-guru. Merupakan kebalikan dari Soraya.

“Claudia, apa kau akan ke kelas kami?”

“Mm, iya Kak. Aku mau bawa ini untuk setiap ketua kelas.” Ujar Claudia yang menunjukkan sebuah susunan kertas.

“Baiklah, biar aku yang berikan.”

Dengan ini, Melati mengambil alih kertas itu, dan dibiarkan Claudia dengan patuh. Tapi dia tampaknya belum selesai dengan Soraya, jadi sebelum pergi dia meninggalkan garam dan lemon di hati Soraya.

“Terima kasih yah Kak Melati. Sebenarnya aku mau titip ke Kak Soraya tadinya, tapi aku takut, Kak Soraya kan orangnya ceroboh dan agak bodoh, beda sama Kak Melati.”

Setelah berucap itu tanpa rasa bersalah, Claudia dengan cepat segera melarikan diri. Dia hanya senang sudah merendahkan saingan cintanya. Lagipula, dia juga berani, karena tahu Soraya hanya keras di mulut, tapi tidak bermain fisik.

Sementaraa Soraya, dia menyandarkan punggungnya dengan malas ke dinding. Kesal, karena baru setengah hari, dia sudah diejek dua kali karena kebodohannya. Sementara Melati, dia mencoba bicara. “Nggak usah dengerin Claudia, dia itu sengaja—”

“Ck, nggak usah dibahas, kan memang benar, aku bodoh dan ceroboh. Beda sama kamu!” Ujar Soraya dengan acuh tak acuh.

Rasanya setelah sekian lama, dia mulai terbiasa dibanding-bandingkan dengan Melati. Banyak orang yang mengkritik persahabatan mereka, karena kejomplangan kecerdasan diantara mereka. Pada awal-awalnya dia sedikit iri, dan beberapa kali masih mencoba untuk belajar bersama Melati. Namun entah kenapa, rasanya sulit sekali untuk mengerti penjelasan Melati.

“Kok ngomongnya gitu sih.” Ujar Melati yang merangkul leher Soraya, dan mencoba untuk bercanda. Namun melihat suasana hati Soraya yang tampak tidak membaik meski dibujuk, Melati memutuskan membahas Rex. Dalam kebiasaan mereka, Soraya selalu kembali bersemangat dalam hal ini.

Dia menggoda Soraya soal kedatangan terlambat keduanya bersama-sama. Namun Soraya, yang kini telah beralih fokus pada Sean, tidak menanggapi lebih. Dia masih tertawa dan baper mengingat kejadian tadi pagi. Namun menahan diri, ketika Melati mengajaknya untuk menonton pertandingan persahabatan sepulang sekolah.

“Nggak dulu deh Mels, nanti aja.”

“Eh, tumben banget. Nggak mau liat ayang Rex nih ….”

Soraya menggeleng, “Belum dulu. Aku harus pulang cepat soalnya.”

Melati pada dasarnya orang yang cerdas, jadi dia bisa melihat perubahan pada sikap Soraya tanpa berlama-lama. Dengan ini, dia tentu saja menjadi sangat penasaran, dan memaksa Soraya mengutarakan perasaannya. Namun Soraya yang masih terikat pada rasa takut terhadap ramalan, memilih menyimpan hal itu untuk dirinya sendiri. Begitu pula dengan idenya terhadap Sean.

“Sora, kau ini sakit atau gimana sih? Nggak kayak biasanya banget. Lagian nih, kalau kau tidak pergi, nanti si Claudia atau cewek-cewek lainnya bakalan deketin ayang Rex-mu loh.”

Mendengar ini, Soraya memanyunkan bibirnya ke depan. Tentu saja dia gemas mendengar hal ini. Namun karena dia telah menentukan fokus untuk pertama kalinya, maka dia berusaha untuk tidak terpengaruh. “Nggak dulu. Aku ada urusan sepulang sekolah.”

“Urusan apa?”

Soraya memanyunkan bibirnya, “Nanti deh, aku beritahu. Masuk dulu sana.” Dorong Soraya, agar Melati kembali ke kelas.

Mendengar, melihat dan menilai, Melati langsung tahu bahwa saya menyembunyikan sesuatu darinya. Dan tentu saja, ini segera membuatnya tidak nyaman.

•••

DINGG. DONGG. DINGG. DONGG.

Berhubung ini adalah hari Jumat, jadi hari sekolah berakhir lebih awal. Soraya yang sedang dalam proses hukuman, akhirnya bisa menurunkan tangannya lega, mendengar bel yang berbunyi.

Sang wali kelas yang memperhatikan dari dalam sejak tadi, menggeleng kepalanya heran. Dia cukup terkesan dengan kebodohan Soraya, yang setia mengangkat tangannya sesuai dengan perintah. Padahal kalau dipikir-pikir, Soraya bisa saja berdiri diluar tanpa harus melakukan hal itu.

“Soraya, ayo masuk. Akan ada titipan pembagian nilai dari Pak Allan sebelum pulang.”

Mendengar ini, baik Soraya dan sang wali kelas, sama-sama masam wajahnya. Berdua mereka sama-sama tahu, betapa buruk nilai Soraya meski belum dibagikan.

Benar saja seperti biasa, heran tapi tidak mengherankan. Soraya ada dalam urutan tiga dari belakang, saat Melati ada urutan pertama.

Jadi saat murid-murid hampir semuanya hampir keluar, Soraya harus berhadapan dengan sang wali kelas. “Sora, Ibu bilang tadi, bahwa Ibu akan mengirim panggilan ke rumah kamu bukan?”

Soraya menggeleng tanpa malu, “Tidak, aku tidak ingat tuh Bu.”

Mendengar ini, sang wali kelas hanya bisa menarik nafas panjang. “Ini sudah pertengahan semester, dan sebentar lagi ujian akhir. Nilai kamu semuanya buruk, jadi Ibu ingin bicara lagi sama orangtua kamu.” Ujar sang wali kelas, sambil kembali melihat lembar lembaran nilai.

Tidak mendengar Soraya memberi jawaban apapun, dia akhirnya tidak tahan untuk bicara lagi. “Lagipula, Ibu tuh heran sama kamu. Bisa-bisanya kamu temenan sama juara kelas, tapi nggak ketularan cerdasnya sama sekali. Ya kalo nggak mau belajar, minimal nyontek lah sama Melati.”

Mendengar ini, alis Soraya bertemu. Bukannya tidak pernah mencoba mencontek pada Melati, hanya saja, entahlah. Dia bahkan hampir lupa, alasan kenapa tidak menyontek pada Melati.

Begitulah akhirnya, Soraya menerima pemberitahuan pemanggilan orang tua, dan beberapa kritik atas ketidakmampuannya. Baik dalam belajar, atau memanfaatkan peluang.

Dia keluar dari kelas dengan wajah malas, namun berganti tertegun ketika melihat Rex dan Melati di luar.

Melati mengembangkan senyumnya menghampiri Soraya dengan ekspresi nakal. Dia yakin kedatangan Rex akan mengembalikan Soraya, yang tampak tidak biasa sejak tadi pagi.

“Dicari Ayang Rex mu tuh,”

Benar saja, semburat merah tidak bisa ditahan dari pipi Soraya. Dia segera mengambil langkah mendekati Rex tanpa malu-malu, “Duh ayang, tumben banget cariin aku.”

Rex yang melihat cara Soraya sama seperti kemarin-kemarin, tanpa sadar membuang nafas lega. Memang tidak salah, kali ini dia memang datang untuk mencari Soraya sendiri.

“Cantik, aku ingat kamu kan nggak bawa motor. Jadi aku pikir—”

“Jadi ayang mau antar aku pulang gitu?” Potong Soraya yang mendapat anggukan Rex.

“Ahhhh, ayang … jadi salting aku!” Ujar Soraya, dengan kaki menyentak. Dia benar-benar salah tingkah sekarang.

“Tapi kalau bisa setelah nonton aku lomba. Tapi kalau tidak bisa, ya nggak apa-apa, biar aku antar pulang duluan.”

Soraya semakin merona dibuat. Rex memang selalu baik padanya, tapi belum pernah sebaik ini. Kalau saja dia tidak terikat dengan kecemasan ramalan, tanpa diminta pun dia akan bersedia menonton pertandingan Rex.

Namun karena rencana terdesak di sisi lain, dimana dia harus memastikan kedekatan Sean dan Taira tidak terlanjur, Soraya sudah mengambil rencana untuk pergi ke Rumah Sakit dan mengunjungi Ibu Sean, meski dia enggan.

“Ayang aku akan menangis di jalan pulang loh karena ini.” Ujar Soraya, yang mendapat wajah heran Melati dan Sean.

“Soalnya, aku nggak bisa nonton pertandingan kamu. Aku ada urusan penting setelah ini, Kakak aku bakal jemput.”

Mendengar ini dahi Melati mengernyit dalam. Dia mengenal Soraya lebih dari yang lain, dan tahu, bahwa gadis itu tidak akan menolak Rex, bahkan untuk Rafael kakaknya sendiri. Ya, Melati yakin sekali. Jadi fakta Soraya menolak ini, membuatnya semakin bertanya-tanya.

Begitu juga Rex, ada keterkejutan dalam hatinya. Sudah dua kali Soraya menolak niatnya seharian ini. Namun karena Soraya menolak oleh karena akan dijemput Kakaknya, Rex tidak memaksa.

“Sora, kamu sakit deh, kok bisa nolak ajakan Rex?” Tanya Melati, manakala Rex pergi.

Namun belum juga dijawab, Melati sudah dibuat kebingungan dengan Soraya yang sudah mulai terisak tertahan. “Eh, eh, Sora bodoh, jangan nangis lah. Kenapa hah?”

“Mels, ujian Kimia kita kapan ya?”

“Lah udah lewat.” Jawab Melati bingung, yang mendapatkan anggukan mantap Soraya.

“Benar udah lewat, dan nilaiku jelek disitu. Karena memang aku payah dalam Kimia. Keinginan memiliki dia.”

“Wait apa? Ngomong apa, … ah Tuhannn!” Melati butuh beberapa detik untuk mengerti, bahwa kimia yang dimaksud Soraya bukan pelajaran, tapi kepanjangan kata-kata galau. Tentang dirinya yang tidak bisa memiliki Rex.

1
Esti Purwanti Sajidin
wedewwww lanjut ka sdh tak ksh voteh
Nixney.ie
Saya sudah menunggu lama, cepat update lagi thor, please! 😭
Ververr
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
Oralie
Masuk ke dalam kisah dan tak bisa berhenti membaca, sebuah karya masterpiece!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!