hidup dengan tekanan dan di cintai oleh kakak angkat sendiri membuat Vanya hanya bisa pasrah, dan menerimanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fajrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penyelamat ku
**
"Kamu jangan macam-macam ya fer lepasin nggak aku sudah mulai memberontak.
Namun Ferdi malah semakin kencang memegangi kedua lengan ku.
Didorongnya tubuhku hingga aku terjatuh di sebuah kasur single tersebut.
Ferdi dengan segera mengungkung tubuh ke tepat di atas nya,
Aku sudah keringat dingin ketakutan itu malah membuat tubuh ku lemas,
Namun sekuat tenaga aku beru saha mendorong ferdi, tak kubiarkan bibir nya yang berusaha men cium ku, kugelengkan terus menerus kepalaku, sambil berteriak,
"Lepasin,, ferdi beneran telah hilang kendali,
"Lepasin aku fer,, tolong,, teriakku dengan sisa tenaga yang ku miliki,
"aku rasa ini adalah ahir dari masa remajaku, aku benar benar takut jika ferdi berhasil merusak masa depan ku,,
Namun tiba tiba terdengar suara gebrakan pintu, yang sangat keras,
Seketika aku melihat bayangan kak vano, yang terlihat begitu marah,
Tanpa bertanya lagi kak vano menghajar ferdi dan menarik nya dengan keras, dari atas tubuh ku,
Kak vano terus me***kul ferdi dengan membabi buta, sampai verdi, babak, be**lur di buat nya. Tanpa memberi nya ampun,
Setelah ferdi tumbang, kak vano beralih menatap ku yang sudah acak acakan dengan gaun yang robek di beberapa bagian.
Dibukanya jaketnya kak vano lalu dia menutupi bahuku yang terekspos,
Tanpa bertanya dan berkata kata kak vano langsung mengangkat ku dan menggendong nya lalu membawanya keluar,
Aku mengalung kan tanganku di leher nya
Dan menyembunyikan wajahku di dada kak vano,
Namun kak vano tidak langsung membawaku pulang dia malah membawaku sebuah rumah kecil yang terlihat kosong namun bersih,
"Di mana ini kak kata aku masih belum merasa tenang,
"Di markas jawab nya,
"Markas apaan kak kataku lagi,
"Udah lebih baik kamu diam tenangkan dulu dirimu karena aku tidak mungkin membawamu dalam kondisi seperti ini untuk pulang ke rumah,
Kak vano benar dengan kondisiku yang berantakan papa akan merasa sangat khawatir jika berpapasan denganku nanti,
Aku beneran diam seperti apa yang kak vano bilang.
Terlihat kak vano masuk ke ayah dapur dan mengambilkan khusus botol air mineral di dalam kulkas,.
Entah rumah siapa ini sepertinya rumah ini kosong namun terawat.
Disadarkannya sebotol air kepadaku yang telah dibuka kan segel nya,
"Minum dulu ucapkan masih terlihat dingin,
Setelah aku agak tenangan kak vano lalu duduk di sampingku,
"Masih mau kamu berhubungan dengan laki-laki brengsek seperti itu ucap kak vano padaku,
Aku dengan segera menggeleng karena aku benar benar sangat membenci Ferdi sekarang.
"Kak vano meraih tanganku dan digenggamnya.
Tantangan sebelahnya kembali meraih pipiku dan mengusap jejak air mata sisa aku menangis tadi,
"Di mana saja pria brengsek itu menyentuh mu tanya kak vano,
"Aku menggeleng karena memang Ferdi belum menyentuhku,
"Aku besok mau balik ujar kak vano namun tangannya masih setia membelai pipiku,
Aku memberanikan diri menatap nya,
Dan tatapan kami saling bertemu.
"Apa kak vano marah padaku tanyaku,
"Kenapa nggak panas sangat cuek, saat datang kemarin,
Terlihat kak vano memalingkan wajah nya,
"Ya Aku kecewa padamu karena kamu tidak mendengarkan ku ucap kak vano,
Aku diam sejenak karena mengerti dengan ucapan kak vano yang melarangku untuk berpacaran,
"Tapi Vania kenapa dia boleh berpacaran kataku lagi,
"Aku tidak sedang membahas Vania Vanya aku membahas kamu, ucap kak vano tanpa mau didebat,
"Iya maaf aku salah kataku tanpa mau lagi membantah,
Lalu kak fana kembali menatapku dia mendekatkan wajahnya dan mencium keningku, dengan sangat lama,
Ditariknya tubuhku ke dalam pelukannya dan di dekatnya dalam diam,
Aku hanya diam saja saat mendapatkan perlakuan hangat kembali dari kak vano yang jujur saja memang aku rindukan,
Hatiku sakit dan sedih ketika kak vano bersikap cuek dan dingin terhadapku,
"Kita balik kata kak vano saat sekian lama telah memelukku,
Papa akan meng khawatirkan mu,
Aku mengangguk saja dan ikut ke mana kak vano membawa ku,
Kali ini kak vano membawa sebuah mobil,
Tumben sekali Dia tidak membawa motor nya,
"Tunggu,! Dari mana kak fana bisa tahu aku ada di klub malam tanya aku penasaran saat aku baru ingat jika aku tidak berpamitan untuk ke klub malam itu.
Namun kak fana terlihat enggan untuk menjawabnya,
Ya sudah kalau tidak mau jawab kataku kecewa,
Namun tetap saja kak vano benar-benar tidak menjawab,
Hingga saat kami tiba di rumah kami,
"Aku mengikutimu, karena filing ku mengatakan Ferdi itu lelaki yang brengsek dan akan hanya mencelakaimu, kata kak vano tiba tiba menjawab pertanyaan ku yang sudah aku lupakan tadi,
Aku pun turun bersama dengan kak vano dan memasuki rumah,
"Lhoh, kok malah bareng sama kakakmu kata papa yang masih duduk di ruang tengah,
Kami kebetulan bertemu pah, jawabku,
Ya sudah sana masuk ke kamar kalian ini sudah malam perintah papa,
Kami pun menaiki tangga juga ber sama sama,
Saat sampai di depan pintu kamarku kak vano pun menghenti kan langkah nya,
"Makasih kak ucapku sekali lagi,
Tanpa bermaksud menawarkan kak vano untuk masuk ke kamar aku membuka handle pintu dan buru buru aku menutup nya,
Karena aku ingat betul bagaimana kak fana suka masuk ke kamarku semuanya,
Sekilas aku melihat kak vano tersenyum sebelum pintu ku tutup dengan rapat,
Entah apa yang membuat nya lucu sehingga membuat kak vano tersenyum tingkahku atau apalah itu aku juga tidak tahu.
Aku segera membuka dress ku yang tadi dan mengguyur tubuhku di bawah air kran,
Jika diingat lagi aku benar benar merasa ji**k pada Ferdi,
Usai mandi aku pun melakukan ritual skin care ku setiap malam,
Dan Aku menoleh saat mendengar notif tanda pesan masuk di ponselku,
"Siapa, kulihat, ternyata kak vano yang mengirim kan pesan untukku di apk hijau.
Kurebahkan tubuhku dengan tengkurap di atas kasur dan aku pun membuka pesan dari,
Vano "Sudah tidur,,?
Aku "Belum,,!
Ting, pesan masuk lagi,
Vano "rindu gak,,
Aku "apa sih kak,,
Vano " tapi aku rindu,,
Aku" udah kok rindunya kan udah ketemu,
Vano"selalu,,
Aku " gak jelas, tidur gih kata ya besok bakik,
Vano" ikut ya,
Aku "gak bisa, dan gak mau,
Vano" nanti nyesel,
Aku" gak bakal,
Aku" udah ah, aku mau tidur, kayak orang pacaran saja mai chat chatan,
Vano" memang iya,
Aku" aku matiin ya aku mau tidur,
Aku" malam kak vano.
Aku segera menonaktifkan ponselku,
Aku tidak lagi menanggapi kak vano karena lama lama terlihat aneh,
"Apa Iya kak vano beneran suka padaku,! Tapi sejak kapan,? Kami tumbuh bersama, dan perlakuannya juga sama terhadapku dengan Vania, terus di mana rasa yang berbedanya,
"Ah sudahlah aku tak mau memikirkannya lagi,
Aku memutuskan untuk tidur malam itu karena aku yakin kak vano tidak akan menggangguku lagi,
***
Prov vano.
Perasaanku pada Vanya semakin menjadi,
Aku benar-benar jatuh cinta padanya,
Saat aku kuliah,
Aku bela belain jarang jarang menghubungi orang rumah karena pikiranku selalu dipenuhi oleh Vanya,
Saat dapat cuti kuliah, aku bergegas pulang walau hanya beberapa hari,
Namun sungguh di luar ekspektasiku,
Aku malah disambut soalnya yang datang bersama pacarnya,
Sungguh perasaanku sangat kecewa ingin sekali aku mengumpat dan menonjok si Ferdi sialan itu,
Tapi aku harus tetap menjaga sikap sebagai seorang kakak di mata orang orang,
Dan saat aku tahu kalau Vanya dibawa ke pesta oleh si Ferdi
Filing ku sudah tidak enak,
Aku berencana mengikutinya, dan benar-benar mengikuti vanya ke mana dia pergi,
Sesuai dugaanku Ferdi membawanya ke klub malam dengan alasan perayaan ulang tahunnya diadakan di sana,
Kutunggu beberapa saat,
Sampai dirasa pestanya sudah usai namun Vanya belum juga keluar.
Aku menerobos masuk dan mencari tahu kepada keberadaan ferdi,
Benar sesuai dugaanku aku melihat Ferdi hendak melecehkan Vanya,
Tanpa pikir panjang ku buat baper di babak belur, dan memberi pelajaran yang setimpal.
Kubawa Vanya dalam gendonganku,
Terlihat dia mengalungkan tangan di leherku dan menyembunyikan wajahnya di dadaku,
Kubiarkan hanya begitu karena aku sangat menyukaimu,
Sungguh tubuhnya terasa sangat enteng,
Padahal dia tidak terlalu kurus juga.
Tanya yang kulihat saja pertama kali bertemu setelah 2 tahun,
Dia tumbuh menjadi gadis tambah cantik dan anggun, membuat aku semakin jatuh cinta padanya,
Bukalah cinta monyet atau cinta anak kecil yang terjadi di usia remaja,
Kini usiaku sudah 21 tahn bukan waktunya lagi untuk jatuh cinta dengan main.main,
Aku benar benar mencintai Vanya hanya saja terkendala dengan Restu papa,
Aku sudah bertekad untuk belajar lebih giat lagi agar aku bisa cepat lulus dan bisa hidup mandiri dengan mapan,
Saat itu tiba tidak akan ada lagi yang bisa menghalangiku untuk memiliki vanya,
Jika dikatakan aku terobsesi terhadap nya,
Itu memang benar Tapi aku juga benar benar mencintai nya dan cintaku ini harus ingin memiliki diri nya.