NovelToon NovelToon
Jejak Kelabu

Jejak Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lili

Tetesan-tetesan air hujan meninggalkan jejak basah kilau bening di pucuk-pucuk daun mahoni ditambah semburat cahaya mentari yang mulai meredup bak permata.... indah itulah dipengelihatanku.
Kumengadah ke atas kelabu itu sudah beranjak pergi berganti cahaya kemerahan di sana....kuhirup perlahan aromanya sambil memejamkan mata masih terasa segar....
Ku buka mata....masa itu... kenapa tiba-tiba menyergap ku....kuraba hatiku....masa yang selalu menghantui hidupku....apakah jejak kelabu dihatiku kan berganti ataupun sudah terkikis? kata hatiku berkata....aku rindu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Flashback 6 Tahun Yang Lalu: Mengurai Benang Kesalahpahaman (1)

...•...

...•...

...•...

...~Selamat Membaca~...

...°°...

Tampak di depan kantor progam studi sudah menjalar antrian. Antrian sudah tampak panjang. Liona dan kedua sahabatnya segera masuk ke dalam antrian dengan urutan Farika, Eka, dan Liona berada di belakang kedua sahabatnya itu.

Kedua sahabat Liona tampak diam sudah dari awal masuk lift. Mereka tampak gelisah. Tidak seperti biasanya yang selalu ceria dan selalu membuka obrolan seru. Mereka seperti menyembunyikan sesuatu atau memang mereka gugup karena memikirkan besok pagi sudah wisuda.

Ketika Liona menanyakan apakah ada masalah yang dialami oleh kedua sahabatnya itu. Agar tidak menimbulkan rasa kecurigaan Liona mereka menjawab bahwa mereka baik-baik saja mereka memberikan alasan tidak sabar untuk segera wisuda. Liona tampak mempercayai jawaban kedua sahabatnya itu.

Farika dan Eka menutupi kegelisahannya dengan mengajak Liona mengobrol selama mereka mengantre. Berjalan sedikit demi sedikit tak terasa baris antrean mulai memendek.

Antrean mereka mulai mendekat di area kantor program studi mereka. Sampai pada akhirnya sampailah waktu mereka. Petugas menanyakan nama masing-masing setelah itu segera mengambil dan menyerahkan toga dan surat undangan wisuda sesuai dengan nama dan catatan. Ketika mereka sudah mendapatkannya menjauh dari area kantor dan mencari tempat yang sedikit lenggang.

Sebenernya Farika dan Eka ingin duduk di gazebo. Mencari dan memilih gazebo untuk duduk yang sekiranya cukup untuk mereka duduk tapi sayang di sekitarnya sudah penuh. Akhirnya mereka memilih menuju teras depan lokal dekat gazebo yang cukup lenggang.

Ketika mereka akan duduk. Suara panggilan menghentikan mereka. Dengan posisi masih berdiri Liona dan sahabatnya berhenti dan menoleh ke arah sumber suara. Farika dan Eka saling lirik-lirikan. Ternyata Auralah yang memanggil mereka.

Kedua sahabatnya memang orang yang humble. Mereka pernah sesekali berkomunikasi dengan Aura sedang Liona pernah juga tapi jarang interaksi mereka bisa dihitung dengan jari. Aura meminta izin kepada Liona bahwa dia ingin berbicara dengan 4 mata dengannya. Lionapun menyanggupinya.

Kedua sahabatnya itu akhirnya segera menjauh untuk memberikan tempat dan waktu agar baik Aura dan Liona bisa berkomunikasi dengan lancar. Hingga akhirnya mereka berdua.

Liona penasaran apa tujuan Aura mengajaknya mengobrol. Meskipun keduanya adalah teman sekelas tapi mereka kurang dekat. Suasana terasa kaku dan keduanya kikuk. Lionapun memulai membuka suara.

"Duduk di sini tidak apa-apa." kata Liona sambil menunjuk ke arah teras

"Oh, iya tidak apa-apa." jawab Aura

Liona mengawali duduk di teras lalu diikuti Aura duduk. Berjarak namun tidak terlalu jauh. Mereka mengawasi pemandangan disekitarnya. Beberapa menit waktu telah mereka lewati. Suasana kikuk dan sungkan menjalari keduanya. Dengan masih memandang pemandangan di depan Aura akhirnya bersuara memecah keheningan mereka berdua.

"Gimana kabarmu." Biasanya suara Aura yang biasa terdengar oleh Liona adalah suara yang terdengar centil dan mendayu-dayu namun sekarang suara Aura pelan yang memasuki indera pendengarannya, agak kaget Liona sebenarnya tapi tidak sampai Liona menoleh kearah Aura. Dia juga sama memandang pemandangan di depan.

"Kabarku baik, kabarmu bagaimana?" ujar Liona

"Baik"

"Gimana kegiatan kuliahmu akhir-akhir?" tanya Aura lagi

"Lancar, gimana sama kamu?" kata Liona

"Lancar juga kok." Jawab Liona

Waktu kembali terjeda menemani mereka.

"Ehm, aku tahu kita tidak cukup dekat untuk bercara seperti ini, namun hari ini aku ingin memberitahu sesuatu kepadamu, ini penting untukku dan dia nggak menurut kamu bagaimana." ujar Aura pelan

"Dia siapa." Batin Liona namun Liona masih diam menyimak apa yang ingin disampaikan oleh Aura selanjutnya.

"Aku berjumpa dengannya pertama kali saat ospek. Dia membuatku terpana dia adalah tipe yang selama ini kucari. Saat itu aku juga sudah memiliki kekasih. Tapi segera aku mengakhiri hubunganku dengannya. Sejak saat itu aku mencari segala cara agar dapat menarik perhatiannya."

"Aku bahagia saat itu, mengetahui kami ternyata satu kelas. Dia orang yang pertama kali memperlakukanku dengan dingin padahal ku tahu selama ini semua orang apalagi laki-laki bisa membuat mereka bertekuk lutut padaku. Itu menarik egoku untuk bisa membuat dia seperti laki-laki yang pernah didekatku."

"Aku tidak peduli dia mengabaikanku asal aku bisa dekat-dekat dengannya aku bahagia. Antara cinta dan obsesi aku tak tahu atau keduanya bercampur."

"Hingga segala macam usahaku membuatnya luluh dia tidak selalu mengusirku walaupum tetap mengabaikan. Aku kira saat itu akan memberikan peluang bahwa dia mulai tertarik denganku. Namun saat kutahu dia ternyata tertarik dengan orang lain selain aku, aku sedih dan marah. Apalagi dia menaruh minat dengan orang yang berada di dekat jangkauanku. Aku menghalalkan segala cara agar hanya aku saja yang memilikinya."

"Sampai ada satu waktu ketika kegiatan kuliah telah selesai sore itu. Entah kamu masih ingat atau nggak waktu setelah mata kuliah pak Zaini berakhir. Aku beralasan meminta waktunya sebentar mengobrol berdua dengannya sebenarnya dia sudah menolak."

Liona mulai paham "dia" yang diceritakan oleh Aura ini dia diam menunggu sampai Aura selesai bicara.

"Aku memberitahunya jika permintaanku ini disanggupinya aku tidak akan mengganggunya akhirnya dia menyetujui itu. Hingga akhirnya ketika teman-teman sekelas kita keluar. Aku berjalan mendekat kepada. aku menyatakan perasaanku padanya, sayang perasaanku ditolaknya." Dia tertawa mengejek sedih.

"Saat aku mendengar langkah kaki mendekati ruangan. Aku tahu siapa datang itu. Tapi aku sengaja segera aku memeluknya dan mengalungkan tanganku ke lehernya aku mencoba mencium........."

Belum selesai Aura berbicara Liona segera bangkit dari duduk. Dia tak tahan lagi dan kuat mendengarnya .Saat ia ingin berjalan menjauh tangannya ditahan oleh Aura. Tangannya dipegang dengan erat.

"Mohon dengarkan sampai selesai berbicara dulu Liona, aku mohon sangat kepadamu, ini demi kebaikanmu."

"Demi kebaikanku? Demi kebaikanku apa kebaikan kalian? Apa urusan denganku tentang hubunganmu dengan Lionel kepadaku tidak ada Aura." kata Liona menekan perasaannya.

Aura diam meresapinya. Dengan tetap memegang tangan Liona dia kembali melanjutkan bicaranya.

"Benar Liona ini demi kebaikanmu agar kamu tidak salah paham. Aku tahu itu kamu Liona. Saat kamu datang. Dengan membuatmu cemburu dan terluka, aku menarik tubuh Lionel, dan mungkin kamu mengira kami saling berpelukan tapi pada kenyataannya tidak."

"Aku memaksa Lionel untuk berpelukan dan mencoba menciumnya. Mungkin karena kaget atas kelakuanku Lionel diam membeku. Saat bibirku mau menyentuh dirinya aku mendengar suara jejak kaki yang keras. Lionel tersadar dan dia segera mendorongku menjauh."

"Dia tahu kalau itu kamu Liona, dia menututimu ketika aku mengejarnya. Aku tahu dia sangat ingin mendekatimu walaupun dia tidak berani melakukannya."

"Aku tersadar perbuatanku waktu itu tidak hanya menyakitiku, tapi juga menyakiti Lionel bahkan juga dirimu."

"Sejak saat itu dia memblokir semua yang berhubungan denganku. Dia semakin dingin dan permintaan maafku sampai saat ini belum diterimanya."

"Kamu tahu Lionel itu menyukaimu Liona dan akupun merasakan kamu juga memiliki perasaan yang sama."

"Jadi maksud pembicaraanku kali ini menegaskan aku dan Lionel sejak awal tidak memiliki hubungan apa-apa. Perasaanku hanya aku yang memilikinya sendiri sedang Lionel tidak merasakan hal yang sama padaku."

"Jangan coba lari dari Lionel, Liona. Kamu tahu betapa dia juga merasakan sakit saat kamu menjauh. Kamu memang sulit dijangkau tapi sejak kejadian itu kamu, kamu semakin sulit untuk didekati. Aku harap kamu percaya Liona apa yang aku sampaikan tadi benar adanya"

Setelah mengeluarkan uneg-uneg Aura. Melepaskan genggaman tangan dari Liona. Aura segera bangkit dari duduknya. Menepuk bahu Liona perlahan.

"Jika hari ini kamu bertemu dengan Lionel dan Lionel mengajakmu berbicara aku mohon turuti permintaan agar kamu tahu cerita yang sebenarnya dari sudut pandangnya. sampaikan permohonan maafku padanya."

Saat Aura berjalan menjauh. Liona mengucapkan sesuatu kepada Aura.

"Apakah kamu masih mempunyai perasaan padanya?"

"Entahlah, tapi kamu jangan khawatir dan jangan kasihan padaku."

"Btw, aku sudah memiliki kekasih sekarang dan aku tidak mau kehilangannya."

Setelah itu Aura segera berjalan menjauh. Liona masih diam membeku di tempatnya. Energinya seperti terserap habis. Mencerna apa yang baru saja didengarnya. Meraba hatinya menanyakan diri sendiri apakah rasa terhadap Lionel masih ada atau mulai mereda.

Setelah Aura pergi kedua sahabat Liona menghampirinya. Apa yang tadi dibicarakan oleh Aura. Liona enggan menjawabnya. Seperti paham akan suasana hatinya tapi mereka harus menyampaikan sesuatu Liona.

"Na maaf kami tahu setelah mengobrol dengan Aura suasana hatimu tidak baik-baik saja. Tapi tidak ada waktu lagi aku dan Eka ingin menyampaikan sesuatu kepadamu." kata Farika

"Apa?" jawab Liona lemah

"Tadi Lionel mengirim pesan kepada kamu, Lionel ingin bicara berdua denganmu. Dia memohon-mohon kepada kita." kata Eka

"Tapi kalau kamu tidak mau, aku akan bilang ke Lionel." kata Eka lagi

"Aku mau, dimana?" tanya Liona.

"Di samping halaman gedung Adiyaksa." jawab Farika

"Kalau kamu ingin ditemani, kami siap Na."

"Nggak perlu, terimakasih kalian sudah sangat membantuku." Liona menolak tawaran itu dengan halus.

"Kalian kan juga harus prepare untuk acara wisuda besok. Sekarang kalian pulang istirahat ya. Aku bisa menemuinya sendiri." Kata Liona meyakinkan kedua sahabatnya.

"Baiklah kalau gitu."

"Kami pulang ke kosan dulu ya."

"Hati-hati."

Hingga akhirnya mereka berpisah. Liona segera menuju tempat yang telah disampaikan oleh Farika dan Eka. Liona tersenyum miring ternyata selama ini hanyalah kesalahpahaman. Hari ini benang-benang kesalahpahaman mulai terurai.

1
Lili
I have everything I need to be happy right now. Walau belum sesukses orang lain, tapi cukup kok.


Bukan karena cepat puas. Justru karena tujuanku besar yah aku belajar menikmati apa yg aku punya hari ini sambil berjuang untuk mimpi-mimpi berikutnya.


Rasa cukup ini yang bikin hati semakin luas.

I have everything I need to be happy right now. Walau belum sesukses orang lain, tapi cukup kok.


Bukan karena cepat puas. Justru karena tujuanku besar yah aku belajar menikmati apa yg aku punya hari ini sambil berjuang untuk mimpi-mimpi berikutnya.


Rasa cukup ini yang bikin hati semakin luas.
Lili
💪💪💪
Lili
semangat
Lili
semangat terus jangan malas-malasan
Lili
ayo terus berkarya
Lili
tetap berkarya
Lili
tetap fighting
Lili
jangan menyerah
Lili
semangat 💪💪💪
Lili
semangat ya 😇
Lili
👍💜💙💚♥️💛
Lili
semangat jangan pantang menyerah
Lili
💛💪
Lili
terus berkarya ya
Lili
💪💪💪💪
Lili
semangat jangan menyerah
Lili
jangan malas-malasan
Lili
harus benar-benar kuat
Lili
semangat ya
Lili
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!