NovelToon NovelToon
Tumbal Jenazah

Tumbal Jenazah

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Iblis / Hantu / Tumbal
Popularitas:42.3k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Gita, putri satu-satunya dari Yuda dan Asih. Hidup enak dan serba ada, ia ingat waktu kecil pernah hidup susah. Entah rezeki dari Tuhan yang luar biasa atau memang pekerjaan Bapaknya yang tidak tidak baik seperti rumor yang dia dengar.

Tiba-tiba Bapak meninggal bahkan kondisinya cukup mengenaskan, banyak gangguan yang dia rasakan setelah itu. Nyawa Ibu dan dirinya pun terancam. Entah perjanjian dan pesugihan apa yang dilakukan oleh Yuda. Dibantu dengan Iqbal dan Dirga, Dita berusaha mengungkap misteri kekayaan keluarganya dan berjuang untuk lepas dari jerat … pesugihan.

======
Khusus pembaca kisah horror. Baca sampai tamat ya dan jangan menumpuk bab
Follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 ~ Nasihat Dirga

Gita keluar dari kelasnya, mengusap wajah dan gegas menuju kelas Ikbal. Nyatanya sudah bubar, menghubungi ternyata sudah berpindah ke ruang lain. Ia susul dan menunggu di luar, hampir dua puluh menit menunggu akhirnya Ikbal keluar meski kelas belum usai.

“Ada apa, kelasku masih lama. Kamu sakit, Git?” cecar Ikbal saat melihat wajah Gita yang terlihat lelah.

“Aku nggak bisa tidur,” jawab Gita. Bagaimana bisa tidur, setelah melihat sosok yang muncul juga di kosannya. Sudah hampir tiga tahun ia tinggal di situ, belum pernah mendengar hal aneh terutama yang berhubungan dengan hal mistis. Apalagi penghuni kosan sering mengadakan kajian. “Mas Dirga bilang tugasku sudah selesai, antar aku temui dia.”

“Aduh Git, kamu aja deh. Habis kelas aku ngumpul, ada rapat pengurus mapala.”

“Terus aku gimana?”

“Ya tinggal temui aja, janjian di mana gitu. Jangan di kosan dia. Nggak usah takut juga, Mas Dirga orangnya baik.”

“Ya udah, tapi nanti sore mampir ya. Ada yang mau aku ceritakan.”

Ikbal hanya mengangguk lalu pamit kembali ke kelasnya sedangkan Gita menuju parkiran. Sebelum melaju ia hubungi Dirga menanyakan tempat mereka untuk bertemu. Agak jauh dari kampus karena Dirga ada urusan dengan tempat kerja freelance nya.

Sudah parkir di basement, Gita menunggu di lobby kantor tersebut. menunggu sambil memainkan ponselnya setelah mengabarkan kalau ia sudah berada di lobby. Sempat juga berbalas pesan dengan ibunya yang khawatir karena Gita belum menghubunginya dari kemarin.

“Gita.”

Gita pun menolak dan berdiri. Agak pangling dengan penampilan pria itu. sebelumnya bertemu dalam keadaan santai hanya mengenakan kaos oblong dan celana pendek. Saat ini Dirga terlihat rapi dengan kemeja tangan panjang yang dilipat sampai siku dan celana panjang bahan lengkap dengan sepatu. Tampan, sudah pasti.

“Sorry, lama nunggu ya.”

“Oh, nggak Mas.”

“Lo buru-buru nggak, setengah jam lagi urusan gue selesai. Kita bisa ngobrol masalah tugas lo di tempat lain.” Jujur Dirga agak tertarik dengan wanita itu, ingin agak lama berbincang. Apalagi ia melihat aura negatif mengikuti Gita, penasaran juga dengan hal tersebut.

“Hm, boleh.”

“Oke, lo tunggu di sini.”

Dirga meninggalkan Gita yang kembali fokus dengan melanjutkan pencarian tentang pesugihan di ponselnya. Sepertinya tidak akan lagi membaca atau mencari hal yang berbau mistis malam hari, khawatir ada penampakan seperti semalam.

Sempat tidak bisa tidur karena takut sosok yang muncul di jendela kamarnya masuk ke dalam, ia khawatir kalau malam ini akan diganggu lagi.

“Hah, kayaknya aku dilarang cari tahu masalah bapak deh. Ada aja gangguannya,” gumam Gita.

Pilihan berikutnya ia membuka aplikasi e-commerce, menambah keranjang belanja dengan pilihan produk yang menarik. Terlalu asyik sampai tidak menyadari saat Dirga datang dan memanggilnya.

“Eh,” pekik Gita terkejut saat Dirga menyentuh bahunya.

“Dipanggil cuek aja. Ngelamun?”

“Nggak tahu mas, lagi fokus aja kali.”

Dirga mengajak ke cafe agar lebih nyaman untuk berdiskusi, karena ia membawa motor sendiri Gita pun mengekor laju motor Dirga.

Suasana cafe nyaman dan tidak terlalu ramai, setelah memesan Dirga mengeluarkan laptop dari tasnya. Gita masih membisu hanya memperhatikan gerakan Dirga, terkesima dengan penampilan pria itu. Bahkan saat Dirga mulai menjelaskan tugas yang sudah diselesaikan, Gita hanya sanggup manggut-manggut.

“Gita, lo ngerti nggak?” tanya Dirga menyadarkan lamunan Gita.

“Eh, iya. Ngerti kok, mas.”

“Kalau ngerti, kenapa nggak bikin sendiri.”

“Lagi nggak bisa konsen, jadi nggak bisa mikir,” sahut Gita.

“Ada yang mau ditanyakan nggak?” tanya Dirga sambil menikmati cemilan dan minuman yang dia pesan.

“hm, kayaknya belum ada.”

“Muka lo kenapa, kayak orang habis begadang,” ujar Dirga asal, agak sedikit kepo dengan perempuan di hadapannya.

“Iya, semalam nggak bisa tidur.”

“Kenapa gitu, ada gangguan? Kosan lo horror?”

Gita menggelengkan kepala, ragu untuk menceritakan apa yang terjadi semalam dan mungkin saja ada hubungannya dengan Bapak.

“Kalau diganggu yang kasat mata, banyakin ibadah. Lo bisa ngaji ‘kan?” tanya Dirga dan dijawab Gita dengan anggukan kepala. “Ya udah lo bacakan aja ayat suci.”

“Tapi Mas, apa hantu bisa pindah tempat yang jauh. Bisa ngikutin orang kemanapun?”

“Bisa aja sih.”

“Naik apa dia,” gumam Gita dan Dirga terbahak mendengar hal itu.

“Lo lihat apaan dan nggak usah bohong karena kelihatan di wajah,” ungkap Dirga sambil menunjuk wajah perempuan di hadapannya.

“Pocong, mas. Bukan kali ini aja, waktu di rumah aku juga lihat. Apa iya dia bisa ngikut sampai kosan aku?”

Dirga terdiam menatap wajah Gita lalu menghela pelan, entah bagaimana ia menyampaikan kalau sosok yang muncul itu seperti menempel karena perjanjian gaib yang mungkin saja dilakukan oleh keluarganya.

“Lo baca ayat ini kalau sosok itu muncul lagi,” titah Dirga mengetik di layar ponsel lalu mengirimkan pada Gita.

“Nanti dia hilang atau teriak, mas. Aku takut loh.”

“Astaga,” ucap Dirga sambil mengusap wajahnya.

“Jangankan buat baca ayat itu, aku nggak bisa gerak pas lihat sosok itu. Sumpah, tubuhku seperti patung.”

“Yang gue bilang tadi, banyakan ibadah. Itu hanya refleks dari tubuh lo yang kaget.”

“Gimana nggak kaget, tampangnya menyeramkan bikin merinding. Kalau tampangnya kayak Mas Dirga sih bukannya takut apalagi lari, aku samperin dan langsung aku peluk.”

“Masa, sekarang aja lo peluk.”

“Eh.”

 

 \=\=\= chapter ini gak bikin merinding ya, ikuti terus sampai tamat yess😍🥰

 

 

1
maya ummu ihsan
baru ingat sama Tuhan
Rinisa
👍🏻👍🏻👍🏻
Rinisa
Syerem
Rinisa
Di Mulai teror nya...
Rinisa
judul & gambar nya bikin merinding, aku baca karya ini terakhir. . 🙊🙈
Rinisa
Seru & menenangkan...👍🏻
Rinisa
Horor terakhir yg blm ku baca...
🥰Siti Hindun
Aamiin..
🥰Siti Hindun
tegang euyyy
🥰Siti Hindun
demen banget sih tatap²an sama poci, Git🤭
🥰Siti Hindun
jadi inget celetukan ponakan aku waktu kecil, dia pernah nanya gini sama aku. bi kalo ada setan yg nama'y kuntilanak berarti ada juga dong kuntilindung?🤣🤣🤣🤣
🥰Siti Hindun
seru loh kak, untung aku baca'y jam segini. g kebayang gimana jadi'y kalo aku baca malem²
🥰Siti Hindun
begitulah manusia. ketika kita susah dn membutuhkan bantuan dari mereka yg kita dapat malah hinaan dn cacian.
🥰Siti Hindun
tatap-tatapan sama poci? siapa berani🤣🤣
🥰Siti Hindun
coba minta bantuan ma tu pocong Yud, jan cuma liatin doang😅
🥰Siti Hindun
baru mampir aku kak
estycatwoman
very nice 👍💯😊
Wisell Rahayu
baru mampir thoor masih menyimak😀
Hariyanti Katu
Aamiin🤲🤲
Hariyanti Katu
mantaf
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!