NovelToon NovelToon
Lovestruck In The City

Lovestruck In The City

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Keluarga / Karir / Romansa / Bapak rumah tangga / Office Romance
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Bagi beberapa orang, Jakarta adalah tempat menaruh harapan. Tempat mewujudkan beragam asa yang dirajut sedemikian rupa dari kampung halaman.

Namun, bagi Ageeta Mehrani, Jakarta lebih dari itu. Ia adalah kolase dari banyak kejadian. Tempatnya menangis dan tertawa. Tempatnya jatuh, untuk kemudian bangkit lagi dengan kaki-kaki yang tumbuh lebih hebat. Juga, tempatnya menemukan cinta dan mimpi-mimpi baru.

“Kata siapa Ibukota lebih kejam daripada ibu tiri? Kalau katamu begitu, mungkin kamu belum bertemu dengan seseorang yang akan membuatmu menyadari bahwa Jakarta bukan sekadar kota bising penuh debu.”—Ageeta Mehrani, 2024

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Begin Again

Menerima banyak sekali hadiah membuat Ageeta mendapatkan sedikit masalah. Ia tidak bisa membawa belasan paper bag beraneka ukuran itu di satu tangan, kemudian dia tenteng untuk berdesak-desakan di dalam busway. Jadi, sebagai satu-satunya solusi agar hadiah-hadiah itu bisa dia bawa sekaligus hari ini, Ageeta memutuskan untuk memesan taksi online yang ongkosnya lumayan. Di hari-hari lain, ia tidak akan rela mengeluarkan ongkos sebanyak itu. Hanya khusus hari ini saja.

Sebenarnya, Laras sudah menawarkan untuk mengantar pulang, namun Ageeta menolak dengan dalih harus mampir ke suatu tempat sebelum pulang. Well, tidak sepenuhnya salah, sebab Ageeta memang harus mampir ke petshop untuk membeli makanan dan beberapa vitamin untuk Rooney.

Sesuai kesepakatan yang sudah dibuat dengan sang driver, Ageeta diberhentikan di petshop langganan. Lalu, hanya perlu memberitahukan kedatangannya kepada sang owner, dan walla! segala kebutuhannya sudah diantarkan di depan mata.

Mengonfirmasi pesanan dan berbincang sedikit dengan sang owner yang merupakan kenalan sewaktu bekerja di kantor lama, Ageeta lantas pamit pulang. Taksi online yang dia pesan kembali dilajukan, menyatu lagi dengan kendaraan-kendaraan lain yang berjubel di jalanan.

Langit sudah sepenuhnya gelap ketika Ageeta menempuh setengah perjalanan. Meski hawanya cukup dingin, tetapi hujan sepertinya tidak akan tandang dalam waktu dekat. Itu sih kalau ramalan cuaca di ponselnya benar, ya. Kalau salah lagi, ya wassalam.

Berhubung perjalanannya masih jauh, Ageeta meminta izin kepada sang driver untuk mengenakan earphone dan mendengarkan playlist dari ponselnya sendiri. Sang driver tidak keberatan, yang penting customer nyaman dan ongkos dibayar sesuai yang tertera di aplikasi.

Biasanya, akan ada lebih banyak lagu-lagu energik yang Ageeta putar di playlist favoritnya. Tetapi malam ini, entah kenapa, dia sedang ingin mendengarkan lagu-lagu dengan tempo lambat, cenderung mendayu-dayu dan sebagian besar merupakan lagu-lagu galau.

Sambil mendengarkan lagu, sambil memandangi hal-hal yang dia lewati di sepanjang perjalanan. Lampu-lampu jalan yang menyala serempak, pedagang asongan yang masih giat menjajakan dagangan di lampu merah, pedestrian yang jalurnya diserobot pedagang kaki lima dan pesepeda motor tak punya otak, dan banyak hal lain yang sudah biasa Ageeta temui sehari-hari.

Namun, di antara banyaknya hal dan kejadian, Ageeta akhirnya menemukan sesuatu yang tidak biasa setelah mobil yang ditumpanginya melambat efek kemacetan yang mengular di depan.

Ageeta menegakkan duduknya, memicingkan mata. Untuk lebih memastikan bahwa penglihatannya tidak salah, ia sampai melepaskan earphone dari kedua telinga—walaupun itu tidak secara langsung berhubungan.

“Pak Reno?” gumamnya. Menemukan lelaki yang dikenalnya baru saja keluar dari dalam mobil yang diparkir di pelataran sebuah restoran.

Senyum Ageeta hampir saja mengembang lagi. Hanya hampir, tidak betulan terkembang karena pemandangan di seberang jalan itu tiba-tiba berubah menjadi sesuatu yang menyesakkan sekaligus menampar pipinya keras-keras.

Reno berlarian ke sisi mobilnya yang lain, membukakan pintu untuk seorang perempuan dan... anak kecil. Meski dari kejauhan, Ageeta bahkan bisa melihat dengan jelas bahwa lelaki itu tersenyum begitu lebar. Senyumnya bahkan semakin mengembang tatkala anak kecil perempuan lucu itu diangkat ke gendongan.

Itu... Itu adalah potret keluarga bahagia yang sering Ageeta lihat di film-film. Keluarga bahagia yang selalu ia idam-idamkan karena dirinya sendiri pun tidak memilikinya. Tapi Reno...

“Mbak, di depan ada kecelakaan deh kayaknya. Keberatan nggak kalau kita putar balik dan cari alternatif jalan lain?”

“Oh,” Ageeta terkesiap atas interupsi yang datang tiba-tiba dari driver taksi online yang dia tumpangi. Berusaha menormalkan jalan pikirnya kembali, ia lantas menjawab, “Iya, nggak apa-apa, Pak. Cari jalan yang lebih cepat aja.” Sebab ia ingin cepat sampai di rumah. Untuk merenungi banyak hal. Tentang Reno, dan keluarga kecilnya yang terlihat begitu bahagia.

...****************...

Hujan deras, mati listrik, tidak punya persediaan lilin dan playlist lagu galau. Extra combo! Dari sekian banyak hadiah yang dia terima di hari ulang tahunnya, ini adalah yang paling dahsyat sampai membuat Ageeta tak mampu berkata-kata. Memang sialan ramalan cuaca tidak berguna itu, sudah lagi-lagi berhasil menipu Ageeta dan membuatnya berakhir mengenaskan seperti sekarang.

Di atas kasur, Ageeta menggelung tubuhnya di dalam selimut, meringkuk seperti bayi. Meratap, galau berat. Entah sudah berapa kali kepala berisi otak udang miliknya dia gebuki sendiri. Sambil merutuk atas kenaifan yang dia pelihara meski umurnya sudah tidak lagi remaja.

Yah, bisa-bisanya dia berpikir seseorang yang tampan, mapan dan sudah berumur seperti Reno masih single? Hanya orang polos cenderung tolol saja memang yang akan berpikir demikian.

“Tapi Mbak Laras juga!” tiba-tiba, nama Laras pun dia bawa-bawa. Hanya pengalihan isu, sebab ia tidak mau kelihatan bodoh sendiri. Walaupun pada akhirnya itu tidak juga berhasil. Menyeret nama orang lain tidak akan membuat fakta bahwa dia bodoh akan terhapus begitu saja.

“Ya lagian kenapa tingkah lakunya enggak kayak orang udah punya anak istri, sih?” kali ini, ia merengek, persis seperti bayi yang belum diberikan jatah asi.

Di dekat kakinya, Rooney tidur bergelung dan terdengar mendengkur keras sekali. Seperti sengaja hendak mengejek—atau perasaan Ageeta saja yang tiba-tiba menjadi sensitif. Apa pun itu, Ageeta tetap tidak bisa menahan diri untuk menggencet tubuh Rooney dengan kedua kakinya. Rasanya tidak rela melihat bocah bulu itu bisa tidur nyenyak sementara dirinya harus menanggung galau ini sendirian. Berat, dia tidak akan kuat!

Rooney yang berontak adalah bensin untuk kegalauan Ageeta yang membara. Maka alih-alih berhenti, gadis itu makin-makin mengganggu Rooney. Dibawanya anak bulu itu ke dalam pelukan, dia dekap erat-erat, lalu dia ajak menangis meraung-raung di tengah gelapnya malam dan rinai hujan.

Sungguh, dalam sehari, mood Ageeta benar-benar dibuat berubah berkali-kali. Rasanya ingin mengutuk, tetapi urung karena ingat betapa manisnya ia kala memuji Tuhan sore hari tadi. Malu kalau kata-kata manisnya ditarik kembali, takut Tuhan marah lalu melimpahkan azab kepada dirinya. Membuat rumah kontrakannya dilanda banjir bandang, misalnya.

“Rooney ... aku harus gimana sekarang?” Ageeta meminta saran. Dan jelas, Rooney hanya bisa menjawab miaw miaw miaw miaw dengan intonasi yang berubah-ubah.

Sedangkan dalam kegelapan itu, di dinding yang masih mulus tanpa kelupas, sepasang cicak sedang memadu kasih tanpa rasa iba sedikit pun terhadap Ageeta. Mereka asyik bercumbu, tak menghiraukan kegalauan gadis penghuni kamar yang di hari-hari biasa sering memarahi mereka hanya karena mereka suka buang air sembarangan.

...****************...

Hampir tengah malam, Reno tak kunjung masuk kamar dan membaringkan tubuh di atas kasur. Ia malah betah sekali nongkrong di balkon, padahal udaranya dingin sekali mengingat hujan masih turun deras dan bahkan disertai petir.

Kalau dulu, pas cuaca begini dan dia sedang tidak bisa tidur, Reno pasti akan duduk di balkon sambil ditemani rokok dan sekaleng bir. Tetapi sekarang, semenjak dia memutuskan untuk memulai hidup yang lebih sehat agar bisa panjang umur, Reno cuma bisa duduk diam ditemani secangkir teh atau kopi.

“Ageeta happy banget, Pak. Sampai dipeluk-peluk banget itu kado dari Bapak.”

Reno tersenyum mengingat kembali penuturan Laras sore tadi. Sebelumnya, ia merasa khawatir Ageeta akan berusaha sedemikian rupa mengembalikan kado pemberiannya mengingat sifat gadis itu yang tidak enakan dan merasa enggan mendapatkan sesuatu secara cuma-cuma. Syukurlah kalau kadonya benar-benar diterima dan gadis itu pun senang menerimanya.

“Ren,”

Suara lembut itu menginterupsi pikiran Reno yang baru akan melambung ke udara. Bayangan wajah Ageeta berserta dengan dengung suara cerianya seketika buyar, tergantikan dengan potret wajah wanita lain yang kini berdiri di ambang pintu balkonnya.

“Nggak tidur?” tanya wanita itu.

“Sebentar lagi,” jawab Reno. Senyumnya tak luntur, apalagi kala menemukan sorot teduh dari kedua netra wanita itu.

Sang wanita mengangguk mengerti. “Jangan kelamaan di luar, nanti kamu sakit. Terus jangan lupa kunci pintu balkonnya kalau kamu mau tidur nanti,” ucapnya. Seraya merapatkan piama yang ia kenakan setelah angin dingin menerpa tubuhnya cukup kencang.

“Iya.” Reno menjawab singkat.

Lalu setelah mengucapkan selamat malam dan menjatuhkan satu kecupan di pipi Reno, wanita itu pergi. Kemudian setelah ditinggalkan sendiri, Reno kembali mengarungi pikirannya. Kali ini lebih jauh. Bukan lagi hanya seputar Ageeta, melainkan Scarlett dan hal-hal lain yang terjadi dalam kehidupannya.

Bersambung....

1
F.T Zira
lha... gak sadar main nyelonong😅😅😅..
ninggalin 🌹 dulu buat ka author✌️✌️✌️
Zenun
Tidur aja, Renonya lagi kena pelet masa lalu😁. Tapi dia lagi di obatin sama Noa sama Laras kok
nowitsrain: Atuh nggak bisa goyang
Zenun: ehehehehe, digoyangin aja
total 5 replies
Zenun
tuh dengerin Ren
nowitsrain: Iyaaa
Zenun: ya ampun, se-rombeng itukah kuping Reo
total 5 replies
Dewi Payang
Untung bukan roh jahat🤣🤣
Dewi Payang: wkwk🤣
nowitsrain: Roh jahat mah udah dipaten sama Pak Ruben
total 2 replies
Dewi Payang
Sisa hidup kamu Ren.... ingat kata2 itu Ren....😄😄
Dewi Payang: 😄😄😄😄😄
nowitsrain: Iya tuuu
total 2 replies
Dewi Payang
Jangan, tar kamu jadi kuda lumping Ren
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣
nowitsrain: Wkwk mau debus dia kak
total 2 replies
Alesha Qonita
baca judulnya mirip sama drakornya babang ichang dan mami Ji-won 😂, Yangyang couple 🤭
Dewi Payang
sepupuan yaa saama si Laras?
nowitsrain: Bukan Kak hehe
total 1 replies
Dewi Payang
Untuk selalu ada? What? Aduh Ren....
Dewi Payang: 🥺🥺🥺🥺🥺🥺
nowitsrain: Sebagai sesama manusia 😭
total 2 replies
Nana Hazie
kenapa teresa nggak suka banget ma clarisa ya
Aresteia
good
esterinalee
luar biasa
Zenun
tuh kan tuh kan
nowitsrain: Salahhhhhh sayangkuuu
Zenun: iiiihh bener itu
total 5 replies
Zenun
setelin lagi last child coba
Zenun: penantian😄
nowitsrain: Wkwk lagu yang mana nih yang cocok untuk menggambarkan suasana suram ini
total 2 replies
Zenun
ada mah, di dengkul hehe
Zenun: hihihihi
nowitsrain: Wow, pantes...
total 2 replies
Zenun
lagi begulet jangan-jangan
Zenun: nyok 🏃‍♀️
nowitsrain: Astaghfirullah... ayo kita grebek!
total 2 replies
Zenun
Omelin mak. Reno masih aja bermain-main sama masa lalu hihihi
Zenun: Reno sukanya nyari kuman nih
nowitsrain: Emang sukanya nyari penyakit
total 2 replies
Dewi Payang
Ren.... Ren... bisa ga sih, ga usah pake peluk2 gitu.....
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣👍
nowitsrain: Bener sih ini...
total 6 replies
Dewi Payang
Seperti Clarissa bakalan lama deh Mam,🤭
nowitsrain: Betul...
Dewi Payang: Dia memang gak jahat kak, tapi situasi akan membuat dia terlihat jahat karena berada diantara Reno dan Ageeta, iya gak kak....
total 7 replies
Dewi Payang
Baru baca fikirannya si Mami, kok udah buat aku antipati sama si Clarissa🤭
nowitsrain: 😌😌 begitulah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!