NovelToon NovelToon
Lily With The Cruel Husband

Lily With The Cruel Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Selingkuh / Mengubah Takdir
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ncy Jana

Love, Me Please!

Tentang Lily yang berada di antara hubungan Theo dan Shylla.

Tentang Lily yang tidak diinginkan dan dicintai oleh Theo. Hanya Shylla yang diinginkan oleh Theo tapi Lily memisahkan mereka karena suatu malam Lily menjebak Theo karena ingin memiliki Theo agar menjadi suaminya.

Pernikahan tanpa cinta, meski sudah berhasil mendapat Theo Lily tidak merasa bahagia karena dia merasa tertolak dan tidak dicintai oleh suaminya. Lily tentunya iri dan mengharapkan cinta dari suaminya namun Theo lebih mencintai Shylla.

Sakit yang Lily rasakan ketika dia bisa hidup bersama raga Theo tapi hati dan pikiran Theo tertuju pada Shylla. Sakit yang Lily rasakan saat Theo bersikap kejam padanya namun lembut kepada Shylla.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncy Jana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Mobil Navarro berhenti di Onyx Night klub sebuah klub malam yang cukup famous di kota itu. Setelah pertimbangan yang cukup panjang, kali ini Navarro memutuskan datang ke pesta Juan. Kedatangannya juga karena suatu alasan. Sudah lama Navarro tidak pergi ke tempat itu, jadi malam ini Navarro menenangkan pikirannya dengan minuman.

Sesampainya di dalam sana, Navarro sudah disambut dengan suara musik yang disuguhkan oleh DJ. Navarro memandangi orang-orang yang sedang menari, menggoyangkan tubuh mereka sesuka hati untuk sejenak melupakan permasalahan hidup. Bau rokok dan alkohol terasa pada indera penciuman Navarro saat dia semakin memasuki klub itu lebih ke dalam lagi menuju tempat Juan mengadakan pestanya yang berada di ruangan vip.

Klub ini memang selalu ramai dikunjungi oleh pelanggan, namanya juga tempat hiburan. Pemilik klub malam ini sangat pandai dalam menyediakan kebutuhan untuk para pelanggan mereka. Mereka mencari pekerja yang bagus agar dapat memberi keuntungan. Klub ini adalah bisnis sampingan Juan bersama dengan Theo.

Theo lagi. Mengingat nama itu membuat mood Navarro seketika berubah. Bahkan pemandangan wanita yang sedang melakukan pole dance di bawah gemerlapnya kilauan lampu tak mampu mengembalikan moodnya Navarro.

Kakinya yang panjang kembali melangkah menelusuri klub sesuai yang Juan arahkan melalui pesan tadi. Tanpa mengetuk, Navarro masuk begitu saja ke dalam, rupanya sudah ramai. Semuanya menoleh ke pintu dan terkejut melihat kedatangan Navarro. Semua tamu Juan adalah pria, semuanya yang ada di dalam ruangan itu terkejut, mereka tidak menyangka kalau Navarro akan datang. Mereka pikir Navarro tidak akan datang lagi seperti tahun lalu.

Yang ditatap hanya memasang wajah cuek, dia hanya mengamati sekitarnya. Setelah diperhatikan, perkataan Juan benar, Theo tidak datang.

“Navarro.” Juan menyerukan namanya, langsung mendekatinya dan menyambutnya dengan ala-ala pria pada umumnya.

“Aku tau kau bakal datang.” Navarro hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan Juan.

“Ayo, nikmati pesta ini.”

Juan membawa Navarro mendekati yang lain. Sesampainya di meja, mata Navarro tidak sengaja bertatapan dengan Roan. Keduanya saling melemparkan tatapan tajam yang tidak bersahabat.

“Kemana Christian?” tanya Navarro mengabaikan pria itu, ia baru sadar ada satu orang yang pernah dekatnya tidak terlihat di ruangan ini.

“Tak lama sebelum kau datang, dia sudah pergi.” Pria yang bernama Lorenzo yang menjawab pertanyaan Navarro. Dia mempersilahkan Navarro duduk di sebelahnya.

Sementara itu Juan menuangkan vodka ke sloki lalu dia berikan pada Navarro. Seperti katanya tadi, Navarro adalah tamu spesialnya, maka dari itu dari diantara tamu yang datang hanya kepada Navarro saja secara khusus Juan mau menuangkan minuman kepadanya.

Navarro mengambilnya dan meneguknya hingga tandas, “Kemana?” tanya Navarro, sambil menyimpan sloki ditangannya ke atas meja.

“Udah ambil kamar dia,” jawab Juan.

“Pria itu masih belum berubah,” sambung Lorenzo membuat Juan tertawa kecil meresponnya.

Navarro hanya mengangguk. Meski tidak sedekat dulu, Navarro masih mengenal tabiat Christian. Pria itu paling tidak bisa menahan hasratnya kalau sudah memasuki tempat hiburan ini. Christian tipikal pria yang paling tidak tahan dengan godaan, bawaannya cepat turn on terus, membuat Navarro tidak habis pikir.

Kali ini Navarro sendiri yang menuangkan kembali vodka itu ke sloki miliknya dan meminumnya isi cairan pahit itu. Navarro mulai menikmati suasana pestanya Juan. Dia juga mulai melupakan keberadaan Roan yang sangat menganggu matanya. Sedari tadi pria itu curi-curi kesempatan menatap ke arahnya. Navarro berpikir, mungkin Roan terkejut sekaligus keheranan karena kali ini dirinya datang ke pestanya Juan.

Navarro berbisik kepada Juan, dia ingin pindah posisi ke tempat lain yang lebih nyaman. Juan mengangguk, mempersilahkan Navarro duduk di meja lain.

Navarro segera beranjak pergi bergabung ke meja yang tak jauh dari meja Juan. Navarro merasa malas saja jika terlalu lama satu meja dengan Roan.

Orang yang mengisi meja itu menyambut hangat ketika Navarro datang. Mereka adalah teman satu angkatannya, tapi mereka tidak terlalu akrab sewaktu sekolah dulu. Meskipun begitu Navarro lebih merasa nyaman duduk bersama mereka ketimbang di meja sebelumnya.

Roan Anggoro mendengus tidak suka, dia meneguk whisky hingga tandas, lalu meletakkan sloki itu di atas meja dengan hentakan yang cukup kuat.

Roan melihat ke samping, “Kenapa Theo tidak datang?” tanya Roan dengan heran.

“Dia tidak bisa datang. Katanya lagi ada jadwal khusus, jadi nggak bisa diganggu gugat.” Jawab Juan sambil memainkan gelas berisi koktail.

Dahi Roan mengernyit, “Jadwal khusus?”

“Iya. Shylla sudah kembali. Sepertinya Theo ingin menghabiskan waktunya bersama dengan Shylla.”

“Jadi dia sudah kembali lagi?” tanya Roan, dibalas anggukan oleh Juan.

“Oh begitu. Kupikir Theo tidak bisa datang karena disibukkan pekerjaan. Pantas saja dia mau datang ke sini,” seru Roan dengan suara yang sengaja dikeraskan.

“Tutup mulutmu. Jangan merusak suasana pestaku, Roan.” Tegur Juan cepat. Juan menyesal, seharusnya dia tidak perlu mengundang pria ini.

“Oke. Jangan khawatir Juan. Aku tidak akan merusak pesta ini. Aku juga butuh hiburan, jadi tidak mungkin menghancurkan pestamu. Kau ini temanku, bung.”

Juan melayangkan tatapan tajamnya. Ia tidak bisa mempercayai omongan Roan. Pria itu sangat suka membuat onar.

“Baguslah kalau Shylla sudah kembali. Kuharap Theo bisa menjaga kekasihnya dengan baik. Seperti itulah tugas seorang pria sejati. Menjaga wanitanya dengan baik, bukan membuatnya mati.”

“Apapun itu, kurasakan bukan hakmu mengurus kehidupan orang, Roan. Lebih baik kau pergi jik—”

Belum selesai Juan berbicara, suara pecahan gelas terdengar mengisi ruangan itu membuat semua pasang mata menoleh ke sumber suara.

“Ada apa dengannya?” tanya Roan, ia terlihat santai.

Di tempatnya, Navarro sedari tadi mendengar obrolan mereka. Rahangnya mengeras, dengan gerakan cepat Navarro berdiri dan meringsek maju ke hadapan Roan lalu mencengkram kerah baju Roan dengan kuat.

“Apa maksud perkataanmu barusan?”

Wajah Roan masih terlihat santai. Dia tidak takut meski Navarro menatapnya dengan marah.

“Aku tidak mengerti, perkataanku yang mana yang telah membuatmu jadi tersinggung begini. Aku merasa tidak sedang membicarakan mu.” Ucap Roan dengan mengangkat satu alisnya ke atas, kedua saling menatap satu sama lain dengan tajam, terlebih Navarro yang menatap Roan seakan ingin membunuhnya hidup-hidup.

Juan mencoba memisahkan tangan Navarro yang masih mencengkeram baju Roan.

Semua orang yang ada di ruangan itu mendekat untuk mengawasi, mewanti-wanti bila terjadi perkelahian sengit antara Navarro dan Roan.

“Pantas saja kau tidak pernah disukai, kau orangnya terlalu gampang tersinggung.” Roan mencoba melepaskan cengkeraman Navarro.

Bugh

Satu pukulan telak meluncur membuat Roan seketika tersungkur ke lantai.

“Kau pikir aku tidak mengerti apa maksud omonganmu.” geram Navarro menatap penuh amarah pada Roan.

Roan meludah, bibirnya berdarah karena pukulan Navarro. Nafasnya masih memburu karena amarahnya juga ikut tersulut, “Jadi kau merasa diceritakan oleh? Kenapa kau tersinggung, apa yang aku bilang itu sesuai dengan faktanya.” Roan menatap Navarro sinis membuat Navarro semakin geram terhadapnya.

“Sebaiknya tutup mulut busuk mu ini jika kau tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.”

Navarro semakin mencengkeram kaos Roan dan menariknya, hendak menyeretnya keluar,

“Lepas!” Roan memberontak tapi Navarro mengabaikannya.

Sedangkan Juan dengan sigap berusaha menahan Navarro tapi Navarro dengan sedikit menggeram menyuruh Juan untuk menyingkir.

“Punya telinga kan, anjing? Lepaskan!” Ujar Roan masih memberontak.

Kali ini Navarro tidak mengabaikan teriakan Roan, ia justru semakin dibuat marah. Saking marahnya, Navarro tanpa belas kasihan langsung mendorong tubuh Roan dengan kuat menuju dinding.

Orang-orang di dalam ruangan itu mencoba untuk menarik Navarro untuk menjauhkannya dari Roan, tapi telat karena Navarro sudah terlebih dahulu memukuli Roan dengan membabi buta.

“Varo. Stop!!” teriak Juan tapi Navarro tidak mendengarkannya membuat Juan semakin panik saat Navarro justru melayangkan sasaran ke arah lain dengan memukuli orang yang sedang mengganggu membasmi hama seperti Roan.

Di sisi lain, Roan yang tidak terima langsung membalasnya. Tapi dia tetap saja kalah karena Navarro seperti orang yang sedang kesetanan yang tidak ingin memberi ampunan kepada Roan. Bahkan tatapan Navarro juga terlihat mengerikan seperti ingin menguliti Roan hidup-hidup.

Setelah beberapa menit berlalu barulah Juan bersama yang lain berhasil memisahkan Navarro menjauh dari Roan.

Sebagian dari mereka dan juga Lorenzo pergi membawa Roan keluar dari ruangan itu, sementara itu Navarro sudah diamankan oleh Juan yang dibawa kembali menuju meja untuk menenangkan emosi Navarro.

***

Theo dan Shylla baru saja selesai makan malam. Tidak ingin langsung kembali mengantarkan Shylla ke rumah, Theo malah membawa Shylla berkunjung ke apartemennya, tempat yang biasa mereka singgahi saat pacaran dulu sebelum badai datang menggoncang hubungan mereka.

Setelah sampai dan sudah menutup pintu apartemen, Theo tiba-tiba mencium bibir Shylla dengan menyudutkan tubuhn Shylla ke tembok.

Shylla dibuat terkejut, dia menerima serangan tidak terduga dari Theo, dia tidak menolak dan mencoba membalas ciuman Theo. Shylla meraup udara ketika Theo mengakhiri ciumannya, dia masih mengatur nafasnya masih menderu-deru.

Setelah itu Theo membawa Shylla menuju ke sofa dan membaringkan tubuhya di sana. Kemudian Theo kembali mencium bibir Shylla dengan tangan yang kini mulai meraba-raba perut Shylla membuat perempuan itu larut dalam suasana hingga tidak sadar dirinya nyaris telanjang akibat ulah tangan Theo.

Shylla menatap Theo yang berada di atasnya, dia tahu seperti apa akhir dari kegiatan mereka saat ini. Theo masih mengunci tubuh Shylla, mencium bibir Shylla hingga Shylla merasa tidak sanggup lagi untuk menerimanya. Shylla seakan kehabisan nafas karena Theo melumat bibirnya dengan kasar dan terburu-buru. Shylla sendiri merasa kewalahan menyeimbangi ciuman Theo.

Ketika bibirnya mereka sudah terlepas, Shylla dibuat terkejut dengan sikap aneh Theo yang tiba-tiba menarik diri menjauh dari Shylla dan pergi meninggalkan Shylla sendirian yang masih dalam keadaan terengah-engah, dan setengah naked di atas sofa. Meski pelan, Sebelum pergi, samar-sama Shylla dapat mendengar Theo mengeluarkan kata umpatan.

Dari tempatnya Shylla hanya bisa memandangi tubuh Theo yang pergi menuju ke arah dapur. Perlahan Shylla mengubah posisi duduk sambil membetulkan pakaiannya yang berantakan. Dengan dahi yang mengkerut, memikirkan perubahan sikap Theo yang mendadak. Shylla tidak mengerti entah apa yang terjadi pada Theo.

Sementara itu Theo yang berada di dapur langsung mengeluarkan ponselnya dan menelpon Darek. Ia meminta Darek untuk datang ke tempatnya dan memintanya untuk mengantarkan Shylla pulang. Theo menutup telponnya lalu terkejut dengan kedatangan Shylla yang menyusulnya ke dapur.

1
Isma Nayla
semoga secepatnya lily pergi dari theo,dn tlong thor jng kembalikn lily pd theo bila suatu saat theo menyesal.gk rela aq thor 😤
dyah EkaPratiwi
selidiki shyla Theo blm kau menyesal
Makaristi
nanti tiba waktunya bakalan bucin sama lily kamu theo..
ditunggu yah author kebucinan theo 😂😃😍🫢🫢
dyah EkaPratiwi
jahat banget Theo,ayo kabur aja lyly
Dwi Defirza
bikin penasaran
Makaristi
theo klu tau lily di antar navvarro mulut nya bisa setajam silet dah 😃😁😁🤭🫢
CikCintania
pelik cinta mati sangatkh sampai sanggup d siksa..?
Gwatan
Penulisnya jenius! 🌟
Grindelwald1
Saya sangat terkesan dengan perkembangan karakter yang konsisten.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!