Kehidupan Ke-2 Mafia Kejam

Hari ini author tambah satu bab yah buat para reader's tersayang author yang sudah kasih semangat dan memberi author support mumpung lagi senggang

thank you my beloved readers 💗💗👉💗👈🥰

HAPPY READING SAYYY!!!!

###################################

"aku tidak suka mendengar orang seperti mu mengoceh terlalu lama,sebaiknya kamu selesaikan bersama ibu ku di sana"ucap Valen lalu Valen berbalik sekejap pelayan itu merasa panas yang begitu layar biar dan membuat tubuhnya hangus menjadi debu.

"selesai"ucap Valen.

"a-apa itu??!putri menguasai sihir kegelapan??!" batin seseorang yang berdiri Akku di dekat patung di taman itu.

"putri sangat menyeramkan,aku tidak akan mencari masalah dengannya" batin orang itu.

Lalu Valen pergi dari sana namun baru beberapa melangkah Valen berhenti karena ia merasa ada yang sedang mengawasinya namun saat menatap ke arah patung di taman tidak ada siapa-siapa di sana.

Valen tersenyum tipis karena tidak merasa aura membunuh dari orang tersebut.

Valen pergi dari sana menuju istana kediamannya dan mengabaikan orang yang sembunyikan di balik patung itu dengan sangat gugup dan takut.

-

-

-

kini Valen sampai di kamarnya dan melihat Leti yang sedikit demi sedikit mempelajari jurus taekwondo yang ia berikan.

"kenapa begitu sulit??"ucap leti

"tidak, tidak. aku pasti bisa dan aku harus bisa agar bisa melindungi Putri"ucap leti

Prok

Prok

Valen masuk dan bertepuk tangan.

"semangat yang bagus"ucap Valen.

"Putri?? sejak kapan Putri di sana??"ucap Leti.

"entahlah"ucap valen.

Tok

Tok

Leti lalu berjalan mendekati pintu dan melihat seorang prajurit datang.

"ada apa??"ucap Leti.

"ada seseorang datang,ia berkata mengantarkan gaun pesanan tuan putri"ucap prajurit itu.

"biarkan dia datang kemari"ucap Valen karena teringat akan janjinya dengan Calista beberapa hari yang lalu.

"baik tuan putri"ucap prajurit itu.

Tak beberapa lama prajurit itu kembali dengan Calista bersamanya.

"salam hormat kepada yang mulia putri sang permata Luminus, semoga cahaya Luminus menerangi yang mulia putri"ucap Calista sambil membungkuk.

"hormat mu ku terima Calista,bangkitlah"ucap Valen.

"terimakasih tuan putri"ucap Calista.

"apa gaunnya sudah jadi??"ucap Valen.

"sudah putri,ini hasilnya"ucap Calista sambil mengambil sebuah kotak berisi gaun pesanan Valen.

Valen berdiri dan mendekat melihat hasil karya Calista.

"INI GAUN YANG KU INGINKAN!!!" ucap Valen kegirangan tidak ada lagi wajah kaku dan datar kini hanyalah wajah yang berseri-seri menatap gaun yang ada di tangannya.

"kau sangat luar biasa Calista, jahitannya sangat rapi"ucap Valen.

"ahaha tuan putri terlalu menyanjung hamba"ucap Calista.

"tapi putri apakah tidak masalah gaunnya tanpa korset??itu sangat aneh"ucap Calista lirih.

Valen tersenyum tipis.

"akan ku tunjukan keindahan dari gaun aneh yang kau jahit ini"ucap Valen lalu berjalan menuju kamar mandi dan memakainya.

beberapa saat kemudian Olen keluar dengan gaun indah yang melekat di tubuhnya.

calista dan leti terpesona karena keimutan yang dimiliki Valen saat menggunakan gaun yang dijahit oleh Calista.

"cantik"ucap Calista dan leti bersamaan tanpa mereka sadari.

"lihatlah Calista, gaun ini sangat indah. aku bisa bergerak dengan leluasa tanpa perut yang terlilit korset"ucap Valen.

"Putri akhirnya aku tahu ternyata gaun juga sangat indah tanpa korset"ucap Calista

"hm"ucap Valen menganggukkan kepalanya.

Valen lalu berjalan menuju kursi yang ada di ruangan itu.

"silakan duduk calista, ada yang ingin ku bicarakan denganmu"ucap Valen.

Calista duduk di kursi di depan Valen.

"aku ingin bekerja sama denganmu, aku akan memberimu desain ah maksudnya gambaran sedangkan kamu menjahitnya"ucap valen.

"apakah Putri ingin membuatnya secara besar-besaran??"ucap Calista

"ya, dan hasil penjualannya nanti kita akan bagi dua bagaimana??"ucap valen.

"jika kamu keberatan kamu bisa mengajukan beberapa syarat aku akan mendengarkan nya"tambah Valen

Calista tersenyum, selalu menggelengkan kepalanya.

"aku tidak memiliki syarat apapun Putri, bekerjasama dengan tuan putri sudah sebuah keajaiban yang tidak bisa digapai oleh rakyat biasa seperti kami"ucap Calista

"baiklah, aku ingin kita menulis kesepakatan kerjasama di atas hitam dan putih"ucap Valen.

keduanya lalu membuat surat kerjasama dan menandatanganinya.

setelah selesai menandatangani surat itu Calista menatap ke arah Valen.

"ada yang ingin kau katakan??"ucap Valen.

"Putri, aku kan berjuang agar bisnis kita menjadi berkembang pesat"ucap Calista

Valen tersenyum lalu berjalan mendekati Calista.

"aku percaya denganmu, ambil ini dan carilah beberapa karyawan untuk membantumu"ucapan sambil memberi sekantong koin emas kepada Calista.

"putri ini terlalu banyak"ucap Calista

"anggap saja itu bonus untukmu karena sedang menyelesaikan gaun ini dengan cepat dan juga rapi, lihatlah tanganmu bahkan terluka karena membuat gaun"ucap Valen.

"ehh??"cerita sang terkejut karena Valen dapat mengetahui jika tangannya terluka karena terkena jarum saat menjahit gaun itu.

"jangan lupa untuk mengobati luka Mu nanti"ucap Valen sambil memberikan sebuah salep.

BRUK

tiba-tiba Calista bersujud di lantai di depan Valen.

"ada apa denganmu??"ucap Valen sambil mengerutkan dahinya bingung.

"hamba tidak pantas mendapat obat dari tuan putri"ucap Calista.

Vallen memutar isi otaknya mencari hal yang bersangkutan tentang itu sampai akhirnya ia mengingat ada sebuah peraturan yang menyatakan bahwa rakyat jelata maupun bangsawan tidak berhak mendapatkan obat atau alat medis dari keluarga Kerajaan.

"peraturan kampret itu, aku baru mengingatnya. apa aku harus cepat membunuh raja Luminus yang bodoh itu??" batin Valen.

"huff tentu saja tidak bisa" batin Valen.

Valen mendekati Calista dan membantunya untuk berdiri.

Valen memberikan salep itu ke dalam genggaman tangan Calista.

"jangan mendengarkan peraturan konyol seperti itu, terimalah ini adalah perintah"ucap Valen.

"tapi Putri.."ucap Calista

"aku tidak menerima bantahan, sekalipun raja sendiri yang menentang ku maka akulah yang kembali menentangnya"ucap valen.

tiba-tiba air mata keluar dan membasahi pipi Calista.

"aku tidak mencongkel matamu, kenapa kamu harus menangis??"ucap Valen.

"hiks hiks tentu saja Putri,karena untuk pertama kali hamba sebagai rakyat biasa mendapat perlakuan istimewa dari salah satu keluarga Kerajaan"ucap Calista sambil terisak.

"cengeng"ucap Valen.

"huaaaa ini bukan cengeng,ini air mata terbaru putri"ucap Calista.

"hm,terserah kamu saja"ucap Valen.

Beberapa saat kemudian, cerita pamit untuk undur diri.

-

-

-

"leti, bawakan uangku,sore ini kita menyelinap keluar istana"ucap Valen.

"ehh??memang tidak bahaya putri??"ucap Leti.

"tentu saja tidak"ucap Valen.

"tapi bagaiman jika ada orang Kamri dan tidak menemukan kita,raja pasti marah"ucap Leti.

ctak

Valen menjentikkan jarinya dan dua bongkah tanah berubah menjadi duplikat keduanya.

"aku menaruh separuh kesadaranku di dalam boneka tanah ini"ucap Valen.

"jadi jika ada orang yang masuk ke dalam sini aku bisa menjawabnya, dan kita juga dapat kembali ke istana dengan cepat jika terjadi sesuatu"ucap Valen.

"wanhh putri sangat hebat"ucap Leti.

TBC