Menikahi Pria Koma

Semetara itu, dari kejauhan Elgara mengamati Sofian yang terlihat dekat dengan sang istri ia mengengam kuat gelas yang dia pegang sambil menahan rasa cemburunya ia hendak berjalan menghampiri Maudy.

Namun tiba-tiba seseorang menghampiri nya berpura-pura tidak sengaja menumpahkan air yang ada di tangan nya ke baju Elgara.

"Eh Astaga maaf tuan muda maaf, aku tidak sengaja apa pakaian mu basah?" tanya Mona sambil mengibas-ngibaskan jas Elgara yang tertumpah air dengan tangan nya.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri," jawab Elgara dingin dan menyingkirkan tangan Mona dari baku nya.

Mona terdiam dan menatap lekat wajah Elgara, dia tidak menyangka kalau ternyata Elgara hanya lembut dengan Maudy saja saat ini wajah Elgara terlihat merah padam dan ia terlihat sedang menahan emosi.

Mona sebenarnya sudah tau kalau Elgara sedari tadi memeprhatikan Maudy dan Sofian yang sedang berbicara jauh di pojok sana, jadi ia memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Elgara.

Namun kali ini Sofian datang karena memang dirinya adalah rekan bisnis mama Mulia bukan karena Mona dan mama nya.

"Tunggu tua muda, apa anda tidak mengenali saya?" Mona menahan Elgara yang hendak menghampiri Maudy dan Sofian.

Elgara terdiam dan menatap bingung wajah Mona yang asing, dia jelas tidak tau dan kemudian mengelengkan kepala.

"Aku Mona, kakak angkat nya Maudy," ucap Mona sambil mengulurkan tangannya.

Elgara mematung ternyata di hadapan nya saat ini adalah wanita yang semula di jodohkan mama nya namun di gantikan dengan Maudy, Elgara tau itu karena mama nya sempat bercerita tentang Maudy dan kelaurga nya.

"Aku tau pertemuan ini sangat lah tidak sopan karena aku tidak sengaja menumpahkan minuman di baju mu tuan muda, aku minta maaf," kata Mona berlagak bersalah padahal kenyataannya dia sengaja melakukan hal itu agar bisa bicara dengan Elgara.

"Tidak apa-apa, karena kau kakak nya Maudy aku maafkan, tapi jas ini tidak bisa di cuci dan aku juga tidak meminta bayaran kalau begitu pergi lah aku masih ada urusan," ucap Elgara dengan wajah galak nya.

Mona yang mendengar itu seketika melongo karena ia berfikir kalau setelah Elgara tau dirinya adalah kakak angkat Maudy Elgara akan mengetahui kalau Ia lah sebenarnya calon istri Elgara.

Namun ternyata malah sebaliknya dirinya malah di marahi karena jas tersebut ternyata adalah jas berkualitas tinggi dan tidak bisa sembarangan di cuci.

"A-anu, tuan muda bisakah kita bicara sebentar?" tanya Mona lagi-lagi dirinya berusaha menahan Elgara yang hendak pergi.

"Apa lagi?" kata Elgara dengan tatapan dingin nya ia gelisah karena Maudy terus bersama dengan Sofian.

"Tuan muda anda pasti cemburu ya melihat mereka yang kelihatan nya begitu akrab?" tanya Mona kepada Elgara sambil mengarahkan pandangan ke arah Maudy dan Sofian yang masih tak kunjung usai bicara.

"Apa maksud mu? Kau kenal laki-laki itu?" tanya Elgara mulai terpancing emosi dari Maudy.

"Ya, dia adalah mantan kekasih Maudy di SMA," kata Mona dengan santainya ia berbohong.

"Apa? Mantan kekasih?" ucap Elgara seketika kaget dan melotot.

"Iya, saat Maudy setuju untuk menikah dengan mu itu karena mama dan papa ku yang memaksa nya, dan mereka pada saat itu masih berpacaran, Maudy pasti sangat sedih ketika ia berpisah dengan Sofian," ujar Mona lagi sambil memasang tampang sedih di hadapan Elgara.

Darah Elgara seketika mendidih mendengar ucapan Mona barusan, rasa cemburunya kini bercampur dengan rasa marah.

"Kau tidak bercanda kan?" tanya Elgara ia sekali lagi mengepalkan tangannya.

"Mana mungkin aku bercanda, lihat lah mayur sangat merindukan Sofian sepertinya sampai-sampai ia tidak mau meninggalkan Sofian dan mereka terus mengobrol.

"Tunggu saja," ucap Elgara yang kemudian melangkah pergi, amarah nya tak tertahankan ia pergi dari pesta tersebut tampa menghampiri Maudy dan meminta penjelasan.

"Yes! Aku berhasil memicu keretakan di antara mereka."batin Mona bersukacita atas usaha jahatnya.

"Bagaimana?" tanya mama Lolita yang ternyata barusaja keluar dari persembunyiannya.

"Astaga mama membuat aku kaget saja, aku berhasil ma, kelihatan nya tuan muda Elgara sangat marah," kata Mona bertepuk tangan kecil.

"Anak mama yang paling pintar," puji Lolita kepada sang anak.

"Tentu saja," kata Lolita sambil tersenyum miring.

Singkat cerita jam pun berlalu begitu cepat, tepat pukul dua belas acara pun hampiri selesai.

"Di mana mas El ya? Kenapa aku tidak melihat nya? Aku sudah mencarinya selama satu jam tapi kenapa sepertinya dia tidak ada di aula pesta?" ujar Maudy yang sedari tadi mencari Elgara.

"Ada apa sayang? Acara nya sudah mau selesai kalau kau ingin istirahat pergilah ke kamar mu sekarang," ucap mama Mulia menghampiri Maudy yang sedari tadi kelihatan sangat bingung.

"Anu ma, aku sedang me mencari mas El di mana ya? Apa mama melihat nya? Tamu-tamu sudah banyak yang pulang tapi kenapa dia tidak kelihatan?" kata Maudy menjelaskan.

"Eh, tapi mama lihat dia masuk kamar duluan, mama pikir dia sudah ijin dengan mu, dia bilang kepala nya sedang sakit jadi ingin istirahat duluan," jelas mama Mulia.

"Begitu ya ma? Kalau begitu aku ke kamar duluan ya ma," Maudy yang khawatir bergegas menaiki tangga menuju lantai atas sambil sedikit terburu-buru ia mengangkat separuh gaun nya agar tidak menggangu langkah kaki nya.

Sesampai nya di kamar, Maudy bingung karena sebelumnya mama Mulia mengatakan kalau Elgara istirahat di kamar namun kamar tersebut gelap gulita tidak terlihat kalau ada orang di dalam nya.

"Mas," panggil Maudy.

Krang ...

Kaki Maudy tampa sengaja melanggar sesuatu dan menimbulkan bunyi botol yang bergulir.

"Apa ini?" ucap Maudy membungkuk dan meraba-raba botol tersebut.

Tak lama ia berhasil meraih botol itu dan memegang lalu mencium aroma dari botol tersebut yang ternyata adalah botol bir.

"Astaga,bir?" ucap Maudy segera berdiri, ia kemudian berjalan cepat menuju kontak lampu dan segera saja ia langsung menyalakan lampu kamar tersebut.

Terlihat ada beberapa botol bir kosong yang telah berserakan di lantai kamar dan Elgara yang duduk di atas lantai kamar sambil bersandar di pinggiran ranjang.

"Mas apa-apaan ini?" tanya Maudy sambil menghampiri Elgara dengan marah.

Elgara terlihat mabuk dan dia menatap mayur dengan tatapan tajam.

"Kenapa kau masuk ke kamar ku? Keluar!" ucap nya setengah berteriak.

"Mas, apa yang membuat mu jadi begitu ayo bangun sudah jangan minum lagi," Maudy hendak mengambil botol bir yang ada di tangan Elgara.

Namun dengan cepat Elgara mendorong Maudy sehingga kaki Maudy tergelincir dan ia jatuh terduduk di hadapan Elgara.

"Sudah aku bilang jangan ganggu dan biarkan aku sendiri," ucap Elgara dengan suara dingin nya.

Maudy kebingungan melihat sifat Elgara yang berubah terhadap nya, ia menatap Elgara seolah tak percaya kalau Elgara akan sekasar ini dengan nya walaupun sedang mabuk.

Bersambung ....