Anggi Saraswati adalah seorang ibu muda dari 3 anak. Awal mula pernikahan mereka bahagia, memiliki suami yang baik,mapan,dan tampan merupakan sebuah karunia terbesar baginya di tengah kesedihannya sebagai yatim piatu penghuni panti.
Tapi sayang, kebahagiaan itu tak bertahan lama,perlahan sikap suami tercintanya berubah terlebih saat ia telah naik jabatan menjadi manajer di pusat perbelanjaan ternama di kotanya . Caci maki dan bentakan seakan jadi makanannya sehari-hari. Pengabaian bukan hanya ia yang dapatkan, tapi juga anak-anaknya,membuatnya makin terluka.
Akankah ia terus bertahan ?
Atau ia akan memilih melepaskan?
S2 menceritakan kisah cinta saudara kembar Anggi beserta beberapa cast di dalamnya dengan beragam konflik yang dijamin menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.28 Shock Therapy part II
"Anggi sayang." panggil Adam lirih
Deg ..
Tiba-tiba Anggi tersentak saat mendengar panggilan itu. Ia sangat familiar dengan suara itu. Suara seseorang yang pernah menjadi pendampingnya selama 8 tahun ini. Suara seseorang yang pernah memberinya cinta dan kebahagiaan. Suara seseorang yang menghancurkannya menjadi sehancur-hancurnya. Meremukkan hatinya, menorehkan luka teramat dalam. Walau tak pernah ia ungkapkan pada siapapun, tapi ia benar-benar trauma saat mendengar suara itu.
Dan apa tadi, ia melirihkan namanya dengan kata sayang? Hello, kamu pikir satu kata sayang bisa langsung mengobati luka menahun yang telah kamu torehkan, deliknya dalam hati.
Perlahan Anggi tolehkan kepalanya ke sumber suara. Senyum sinis tersungging di bibir Anggi. Kenapa tiba-tiba lelaki pengkhianat ini memanggilnya sayang di hadapan orang banyak. Gila, mungkin dia sudah benar-benar gila, monolog Anggi dalam hati.
"Ya, ada apa tuan? Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Anggi dengan senyum tipis penuh arti membuat Adam ternganga.
Bagaimana tidak, dari pertanyaan yang dilontarkan Anggi, ia seolah-olah tak mengenal Adam sebelumnya.
"Nggi, ini aku Adam, suamimu." ucap Adam lagi, "Jangan berpura-pura tak mengenalku, Nggi " ucapnya lagi
Anggi terkekeh mendengar ucapan Adam.
"Halo tuan, maaf, mungkin Anda butuh psikiater untuk memeriksa kesehatan mental Anda, bisa-bisanya Anda mengira saya istri Anda, sedangkan orang se-Indonesia saja tau kalau saya seorang janda." Anggi tergelak sesudah mengucapkan itu. "Maafkan saya tuan kalau Anda tersinggung, tapi serius saya bukan istri Anda. Saya ini seorang janda anak 3, bagaimana bisa tiba-tiba Anda mengatakan saya ini istri Anda. Kalau Anda tak percaya, ini lihat KTP saya, bisa Anda baca bukan status saya?" ucap Anggi serius seraya menunjukkan KTP-nya
"Hei bung, kalo gila jangan disini, bisa-bisanya datang-datang ngakuin Anggi istri loe. Ck... bener-bener nggak waras." cibir salah satu pengunjung Angkasa mall yang juga penggemar Anggi
"Om, jauh gih, gangguin orang mau foto-foto aja " delik pengunjung lainnya yang sedang antri ingin berfoto dengan Anggi
"Idih, kayaknya tuh orang udah terobsesi sama mbak Anggi deh jadi dia ngaku-ngaku suami Anggi. Dasar laki nggak waras." ejek yang lain
"Duh, jangan-jangan dia mau pansos atau cari sensasi biar terkenal, ya nggak!" delik yang lain
"Huh, dasar laki nggak tau malu!"
Telinga Adam tiba-tiba memanas setelah mendengar cibiran demi cibiran orang-orang. Tangannya mengepal, wajahnya merah padam hingga ke telinga. Giginya pun bergemeletuk menandakan emosinya yang tengah memuncak.
"Jaga ucapan kalian, aku bicara yang sesungguhnya, dia memang istriku." teriak Adam emosi
Anggi memutar bola matanya malas dan mendengus kesal, bagaimana orang gila itu yang jelas-jelas telah menalaknya dan menandatangani surat cerai tiba-tiba mengakuinya istri. Rasanya ingin sekali Anggi mencakar-cakar wajah pria tak tahu malu itu.
"Ada apa ini?" tiba-tiba ada suara tegas yang menginterupsi kericuhan itu.
Ternyata itu pak Robi, asisten tuan Aglian. Anggi mengusap dada dan mengucap syukur dalam hati, ia yakin pak Robi datang untuk menjemputnya karena ini sudah sedikit melewati jam pertemuannya.
Robi memutar bola matanya ,memindai sekitar, ia tadi memang sempat memantau kedatangan Anggi lewat CCTV. Dan sedikit banyak ia juga melihat alasan Anggi sedikit terlambat naik ke lantai 5 ,tempat ruang kerja Tuan Aglian.
Tak mendapat jawaban atas pertanyaannya, Robi pun beralih memberi perintah agar Adam kembali ke tempatnya.
"Adam, apa yang kau kerjakan di sini? Cepat kembali ke tempatmu kalau tidak mau hari ini jadi hari terakhir kamu bekerja di sini." titah Robi dengan nada penuh ketegasan
Takut terhadap ancaman sang asisten pribadi atasannya itu, pelan-pelan Adam mengundurkan diri. Dengan perasaan kecewa , Adam pun membalikkan badannya untuk kembali ke tempat ia semestinya.
"Bu Anggi, maaf atas ketidaknyamanannya. Mari ikut saya, tuan Aglian sudah menunggu di atas." ucap Robi sopan sambil mempersilahkan Anggi berjalan terlebih dahulu melewati para penggemarnya.
Deg...
Lagi-lagi Adam tersentak saat mendengar apa yang diucapkan asisten pribadi atasannya tersebut. Posisinya belum terlalu jauh, jadi ia masih bisa mendengar apa yang diucapkan asisten pribadi atasannya itu. Otaknya mencoba mencerna dan berpikir keras, untuk apa atasannya itu bertemu dengan Anggi. Bahkan ia sampai menitahkan asisten pribadinya untuk menjemput Anggi.
"Apakah.....?"
***Halo para readers yang Budiman, terima kasih sudah mampir, membaca, memberi like, dan komen, ada juga yang vote. Sekali lagi makasih banyak ya. Hari ini D'wie nggak terlalu sibuk jadi bisa crazy up, tapi besok-besok nggak bisa janji ya! Yang pasti bisanya 1 bab perhari, mohon dimaklumi, soalnya sambil momong baby sama balita. Sekali lagi makasih.
HAPPY READING 😘***
hello Dam .. dulu itu apa yg km lakukan sm Anggi dihina perempuan udik lusuh bahkan di tampar sampe di dorong hingga pingsan dan terluka .. kanan bilang km amnesia ..
mimpi mu ketinggian