Seorang gadis muda yang masih kuliah serta bekerja sebagai Dokter termuda di Rumah Sakit, Karena harus menerima perjodohan dari sang Papa demi kerja sama perusahan Xavier kalau tidak menerimanya Alexa akan diusir dari rumah. Hanya masalah sepele dengan terpaksa Alexa menerima perjodohan itu serta mengajukan syarat untuk kedua orang tuanya.
"Baik, aku menerima perjodohan ini.. namun kalian harus bisa menyetujui syarat dariku," ucap Alexa tegas dihadapan keluarganya dan keluarga Xavier yang datang untuk melamar Alexa.
Pemuda itu Alvaro anak kedua dari Tuan Alex dan Almira , Alvaro mengalami kecelakan hebat hingga membuat kedua kakinya lumpuh total. Ia juga terpaksa menerima perjodohan dari kedua orang tuanya demi mencapai tujuannya.
apa syarat yang diajukan oleh Alexa kepada orang tuanya? dan apa tujuan Alvaro sebenarnya?
ikuti kisahnya yuk💙
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novan Fardhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Selamat membaca💙
⬇️
⬇️
⬇️
Merasa ada yang menyentuh wajahnya, Alexa dengan perlahan membuka matanya dan melihat sosok yang kini sedang menatap dirinya penuh arti.
"Kau sedang apa?" tanya Alexa penuh selidik.
Alvaro nampak gelagapan saat Alexa tiba-tiba bangun. Ia mencoba untuk tetap tenang walau dalam hati mengagumi kecantikan yang dimiliki oleh Alexa.
"Ti-Tidak ada!" bantah Alvaro dengan mengalihkan pandangannya.
"Awas saja kalau berbuat macam-macam denganku! Akan ku habisi kau!" ancam Alexa tanpa sadar ia juga melakukan kesalahan tadi malam.
"Lalu bagaimana denganmu kenapa ada di kamarku? Apa yang telah kau perbuat pada diriku yang masih suci ini?" Alvaro menatap tajam pada Alexa.
"Tidak ada!" sanggah Alexa sedikit ketus.
"Gue hanya menyembuhkan demam lo.. Semalam lo mengigau dan terus menyebut SHIRO, SHIRO JANGAN BUNUH SHIRO! sampai badan lo panas gara-gara Shiro kan?"imbuh Alexa dengan menirukan Alvaro saat mengigau semalam.
Alvaro nampak diam ia tidak menyangka akan ketahuan kebiasaan buruknya saat malam hari. Bahkan sampai demam Alexa yang turun tangan sendiri untuk merawat dirinya.
"Terimakasih sudah menjaga Gue semalaman! Gue akan bantuin Lo balas dendam sampai tuntas," ucap Alvaro pelan dengan menundukan kepalanya.
Alexa terkekeh melihat Alvaro mengucapkan terima kasih dengan menundukkan kepalanya beda jauh saat dia terlihat arogan dan dingin.
"Tentu saja lo harus ngelakuin itu!" Alexa pun pergi meninggalkan kamar Alvaro. Waktu sudah semakin siang dan ia terlambat untuk datang ke kampusnya. Karena hari ini ada pertemuan penting.
Melihat kepergian Alexa, Alvaro pun melanjutkan aktifitasnya seperti biasa.
"Tuan Muda" panggil Brian saat sudah sampai didepan pintu kamar.
"Masuklah dan cepat bantu aku!" perintah Alvaro pada Brian. Seperti biasa setiap pagi Brian akan membantu Alvaro untuk bersiap.
Tak selang beberapa menit Alvaro sudah siap dengan pakaian formalnya yaitu Jas berwarna hitam serta celana dengan warna senada tak lupa dasi yang juga warna senada. Terlihat sangat gagah Alvaro menggunakan setelan jas hitam apalagi memakai kacamata menunjukkan kesan tegas, dan dingin.
Alvaro Xavier
"Semuanya sudah siap Tuan Muda," kata Brian lalu mendorong Alvaro menuju lift untuk turun ke bawah.
Sampai di meja makan seperti biasa mereka akan duduk dengan tenang saat makan, namun Alvaro menyadari ada yang kurang dengan anggotanya. Ternyata bangku Alexa kosong.
"Dimana Nona Alexa,Kirana?" tanya Brian yang tiba-tiba juga menyadari ada yang kurang.
Alvaro nampak lega Brian mengerti apa yang sedang ia pikirkan. Jadi tidak perlu untuk bertanya pada Kirana.
"Oh Lexa sudah pergi sejak tadi, dia hanya makan sepotong sandwich karena terburu-buru katanya," ucap Kirana di sela makannya.
Brian menoleh kearah Alvaro yang nampak diam hanya memainkan sendok tanpa menyuapkan makanan kedalam mulutnya.Lalu ia kembali bertanya pada Kirana," Apa kau tahu Nona Alexa pergi kemana?"
Kirana sekilas melirik Alvaro yang nampak diam sejak tadi ia pun memiliki ide jahat untuk mengerjai temannya itu.
"Katanya sedang terburu-buru ingin bertemu dengan seseorang!" Kirana sengaja memancing emosi Alvaro dengan begitu pasti Alvaro akan melakukan hal itu dengan Alexa. Bayangan Kirana didalam pikirannya.
"Kita berangkat sekarang!" ucap Alvaro tegas lalu meninggalkan meja makan tanpa memakan apapun. Mood Alvaro sedang tidak baik-baik saja.
Brian hanya menghelas nafas melihat tingkah absurd majikannya. Perutnya sangat lapar namun pekerjaan lebih penting.
"Gue harus minta traktir sama Tuan Muda! Mana ini perut bunyi terus baru aja makan beberapa suap sudah di suruh berangkat," Gerutu Brian yang berjalan di belakang Alvaro.
"Gue kasih Lo jatah makan setelah menyelesaikan 1 kerjaan!" ucap Alvaro yang sepertinya membaca pikiran Brian.
Tentu saja Brian sangat antusias mendengar itu," Tugas apa lagi Tuan? Pasti saya akan menyelesaikannya dengan baik."
Lalu Alvaro menyuruh Brian untuk mendekat dan membisikan sesuatu ditelinganya. Tentu saja Brian sangat menyetujuinya dengan begitu 1 pekerjaannya bisa terkurangi.
"Baiklah nanti akan aku sampaikan padanya," jawab Brian dengan tegas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di Kampus...
Kini Alexa sedang duduk sendirian di kantin sembari menyantap makan siangnya karena tadi pagi hanya sarapan sepotong sandwich.
"Lo selama ini kemana aja, Lexa?" tanya Celin yang tiba-tiba datang dengan membawa satu mangkok bakso.
"Biasa urusan penting," Alexa menjawab seadanya. Ia tidak ingin ada yang tahu siapa jati dirinya yang sebenarnya. Hanya Pak Abi dosen sekaligus guru yang mengajari Alexa dunia medis.
"Kebiasaan Lo selalu menghilang tanpa kabar, kemarin lo di cariin sama Pak Abi," kata Celin.
Alexa menjawab," Aku akan pergi keruangan Pak Abi, kamu makanlah." Lalu beranjak dari bangku kantin dan pergi meninggalkan Celin. sendirian di kantin.
"Nah kan kebiasaan banget main ninggal aja!" gerutu Celin lalu melahap baksonya dengan sekali hap. Sehingga pipi Celin nampak penuh karena satu bakso ukuran sedang di makan langsung.
Alexa berjalan menuju ke ruang dosen. Namun di saat perjalanan Alexa di hadang sekelompok geng ciwi yaitu Orchid Park Gril.
"Anak cupu buru-buru amat mau kenapa?" tanya Chesy sedikit ketus. Yup Chesy 1 kampus dengan Alexa namun berbeda jurusan. Alexa mengambil jurusan kedokteran sedangkan Chesy mengambil jurusan psikologi.
Chesy merupakan ketua geng Orchid Park Gril. Dengan gayanya yang centil,alay membuatnya jadi ketua geng dengan beranggotakan 5 orang.
Alexa malas meladeni saudaranya ia pun menabrak Chesy yang menghalangi jalannya. Dengan langkah tegas Alexa menerobos 5 orang itu.
"Aaawww..." Chesy merintih kesakitan karena Alexa menabrak dengan kuat.
" Gila si Lexa berani mendorong ketua kita," ucap Angel salah satu anggota geng Orchid Park Girl.
"Kalian harus membalaskan dendam perbuatan Alexa hari ini." teriak Chesy dengan menunjuk punggung Alexa yang sudah pergi jauh.
"Kamu tenang saja,Bos! Pasti kami akan membuat si udik itu sengsara karena mencari gara-gara dengan kita," timpal Giska dengan emosi.
Chesy tersenyum jahat saat para gengnya begitu memuliakan dirinya. Dengan begini Chesy tidak perlu turun tangan langsung untuk menyakiti Alexa, karena ada para gengnya yang siap membantu.
"Lakukan yang terbaik!" titah Chesy dengan tegas lalu pergi menuju kelasnya.
Kini Alexa sudah sampai di ruang guru, ia mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam.
Tok
Tok
Tok
"Ya masuk!" perintah seseorang dari dalam.
Alexa pun membuka daun pintu dan maju berjalan dengan pelan. Ia melihat sosok paruh baya sedang memandangi sebuah foto.
"Pak Abi mencariku?" tanya Alexa dengan sopan. Alexa sudah menganggap Pak Abi seperti keluarganya. Karena pertolongan di masa lalu Pak Abi membantu Alexa menggapai impiannya.
"Kemarilah ada yang ingin aku sampaikan padamu! Dan tidak perlu memanggilku dengan sebutan itu. Panggil aku seperti biasanya Papa!"perintah Pak Abi.
Alexa terkekeh pelan lalu berjalan mendekati meja Pak Abi tak lupa menutup pintu terlebih dahulu agar privasinya tidak terbongkar.
"Bagaimana kabarmu? Apa semuanya baik-baik saja? bagaimana sikap suamimu? Apa dia memperlakukanmu dengan baik?" Pak Abi memberondong banyak pertanyaan. Karena baginya Alexa adalah putri kandungnya.
"Semuanya baik Pa, Al sangat baik kepada bahkan dia sudah membantuku untuk menyelesaikan rencanaku," jawab Alexa dengan tenang.
"Syukurlah Papa bisa tenang.. untuk sementara Papa akan kembali ke kampung halaman, di dalam sini ada sesuatu yang pasti kamu butuhkan Lexa." ucap Pak Abi sambil menyerahkan sebuah kotak kayu yang nampang usang.
"Apa ini Pa?" Alexa mengambil kotak itu.
☆bersambung☆
