Selena wanita yang begitu mencintai Jhonatan Alberto. Dia bahkan melakukan apa saja demi Jonathan agar mencintai, hingga suatu hari dia merencanakan untuk menjebak Jhonatan dan berhasil mengandung benihnya. Bukannya Jhonatan mencintainya justru membencinya sekalipun ada anak di dalam perutnya.
"Aku tidak akan mengakui anak itu kalau perlu gugurkan saja karena anak itu hanyalah kesalahan dan aku sudah memiliki anak dengan Julia. Jadi aku hanya mengakui anak ku dengan Julia." Jhonatan Alberto.
Bagaikan di tikam dengan pisau, begitu sakit dan menyiksa. Selena pun menggunakan segala cara untuk menyakiti Julia hingga Jhonatan mengetahuinya dan demi menghukunya, Jhonatan memaksa Selena menggugurkan kandungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33
"Sudah aku harus pulang," ucap Selena. Dia sudah selesai merawat luka Jhonatan dan tidak ingin berlama-lama hingga meninggalkan gosip baru. Seandainya saja bukan karea Julia, dia tidak akan datang.
Drt
Selena melihat ponselnya, terlihat nama Kenzo yang menghubunginya. Kedua anaknya telah memang memiliki ponsel, siapa lagi kalau bukan Jhonatan pelakunya. Pria itu selalu memanjakannya bahkan sekarang ponselnya begitu di sayangi.
"Mommy, Mommy kemana?"
"Sayang Mommy ada di kantor Uncle."
Selena menjauhkan ponselnya, putranya sedang melakukan vidio call.
"Waw, aku mau kesana. Mom kenapa tidak mengajak kita."
"Benar, Mommy tidak asik," ucap Keysa. Kembaran itu saling mengangguk. "Pokoknya sekarang kita mau kesana."
"Kan ada Daddy Jay?"
"Aku tidak mau, aku mau kesana," ucap Keysa. Selama ini ia selalu menahan keinginannya untuk tidak ikut Jhonatan. Ibunya selalu melarangnya padahal ia sudah berjanji tidak akan merepotkan Jhonatan.
Selena kalah masalah wajah Keysa dan Kenzo yang terlihat sedih. "Baiklah, biar sopir yang mengantar kalian kesini."
"Aku keluar sebentar," ucap Selena. Dia merasa jenuh berada di ruangan ini. Setiap sudut ruangan ini selalu mengingatkan bagaimana Jhonatan mengabaikannya. Sudah bertahun-tahun berlalu, namun kenyataannya ia sama sekali belum bisa melupakan kenangan yang sakit itu.
"Kau mau kemana? Kenapa tidak di sini." Ia ingin Selena berada di sini sambil menunggu kedua anaknya.
"Kau tau, setiap aku memasuki ruangan ini. Aku tidak bisa melupakan kau bagaimana kau dulu." Selena memutari meja kerja Jhonatan. "Aku menaruh sebuah bekal di sini dan kau membuangnya."
"Maafkan aku."
Selena tak menggubris, dia melangkah keluar dan Jhonatan tak bisa menahannya. Ia melihat sekeliling ruangannya. Ia berniat untuk mengubah ruangan ini agar Selena bisa betah berada di ruangannya. "Kemal, keruang ku sekarang."
"Kemal pun datang, dia memberikan hormat."
"Renovasi ruangan ini." Titahnya.
"Kenapa Tuan?"
"Tidak perlu tanya kenapa," ucap Jhonatan. Pria itu sama sekali tidak ingin menjelaskan panjang lebar.
...
Julia tersenyum, ia tidak pulang dan berniat menunggu Jhonatan sampai pulang. Siapa sangka Selena mendatangi Jhonatan. Sejak tadi ia sudah menahan amarahnya. "Rupanya kau keluar juga."
Selena menatap wanita di sampingnya. "Ternyata kau sama sekali tidak berubah."
"Bagaimana aku bisa berubah Selena? Sedangkan kau tidak berubah dan masih saja seperti perempuan ular yang mendekati Jhonatan."
Selena terkekeh, dia melipatkan kedua tangannya. "Aku tidak berubah, tapi sepertinya cinta Jhonatan tidak berubah untuk ku."
Julia mengepalkan kedua tangannya. Dia menghampiri Selena dan hendak menamparnya, namun Selena menahan tangannya.
"Aku tidak akan membiarkan mu menyentuh ku."
Selena medorong tubuh Julia hingga jatuh ke lantai.
"Jhonatan."
Selena menoleh, dia melihat pria itu dengan wajah datarnya menghampirinya. Dia sudah menduga pasti akan membantu Julia berdiri.
"Selena apa kau baik-baik saja?"
Julia tak terima. Jhonatan bukannya membelanya dan kasihan padanya tapi malah menanyakan keadaan Selena. "Jhonatan kau masih peduli padanya padahal dia wanita yang kasar."
"Selena ayo kita pergi, si kembar menunggu mu."
Selena mengangguk, dia pun mengekori Jhonatan dan menatap tangannya yang di genggam oleh Jhonatan.
"Arkh! Sialan! Selena aku tidak akan pernah melepaskan mu. Lihat saja, kau yang akan mengorbankan Jhonatan." Julia teringat pada anak Selena. Sepertinya ia harus membuat pelajaran pada Selena melalui kedua anaknya.
"Tunggu pembalasan ku."
...
"Mommy." Keysa dan Kenzo memeluk Selena bergantian.
"Uncle membelikan beberapa mainan untuk kalian. Bagaimana kalau kita main," ucap Jhonatan.
Keysa mengangguk, dia mengambil boneka berwarna pink tersebut sedangkan Kenzo mengambil mobil-mobilan.
Jhonatan terkekeh, Keysa menyuruhnya menjadi opa untuk anak mainannya itu. Sedangkan Kenzo akan menjadi sopir anaknya. Entah dari mana ide gila tersebut. Tapi ia merasa senang, ia akan menuruti kemauan kedua anaknya.
Selena tersenyum melihat anak dan ayah itu bersama-sama. Seandainya saja dulu Jhonatan dengan tegas memilihnya, mungkin semuanya tidak akan terjadi.
Kenzo menoleh, dia duduk di samping Selena. Seperti sesuatu yang di pikirkan olehnya. Dia menatap Jhonatan yang begitu senang bermain dengan Keysa.
"Kenzo lelah?"
Kenzo mengangguk, dia menunduk. "Mommy kenapa Uncle Jho bukan ayah Kenzo. Seandainya Uncle Jho ayah Kenzo pasti Kenzo senang."
Selena meneguk ludahnya susah payah. Hatinya merasa perih dan sakit. "Kenapa? Bukannya sudah ada Daddy Jay?"
"Rasanya berbeda, lebih senang dengan Uncle Jho."
Selena tak menjawab, seandainya kedua anaknya tau mungkin saja mereka akan terus menempel pada Jhonatan. Akankah kedua anaknya senang jika dia mengatakan sejujurnya.
"Hah!" Jhonatan membuyarkan pikiran Selena. Dia duduk di bawah sambil menyandarkan kepalanya di kedua pah4 Selena.
"Kelihatannya Uncle Jho lelah."
Pinggangnya terasa sakit, Keysa memintanya menjadi kuda untuknya dan bonekanya.
"Mommy lihat dahi Uncle Jho, cepat usap."
Selena mengambil sebuah tisu dan mengusap dahi Jhonatan. Sedangkan Jhonatan ia mengubah tubuhnya dan langsung menghadap ke arah Selena.
Selena menatap wajah Jhonatan. Dia kembali melanjutkan untuk mengusap keringat Jhonatan.
Kenzo menghampiri Keysa, kedua menatap dan mengangguk. Dia pun menjauh dan tak ingin mengganggu keduanya.
"Kakak aku ingin Uncle Jho jadi ayah ku."
"Aku pun berpikir begitu," ucap Kenzo. "Tapi aku kasihan Daddy Jay, dia baik pada kita. Aku tidak ingin menyakitinya."
Keysa dan Kenzo melihat ke arah luar jendela sambil memikirkan Jayden.
...
Jhonatan berpindah, dia duduk di samping Selena dan membaringkan kepalanya ke pangkuan Selena. "Aku merindukan mu. Dulu kau memaksa ku untuk tidur di pangkuan mu. Kau menawarkan untuk memijat kepala ku. Tetapi begitu bodohnya aku menolak mu. Mungkin saat itu kalau aku tidak menolak mu, aku akan tidur terlelap."
Selena mengingat masa lalunya, dia mengusap kening Jhonatan. Memang inilah yang dulu ia inginkan, kedua tangannya dengan lembut memijat kepala Jhonatan. Dia meraba lukanya dan tersenyum.
Jhonatan menggenggam tangan Selena dan memejamkan kedua matanya. Rasanya sangat lelah dan ia ingin segera tidur.
Selang beberapa saat, kedua mata indah Jhonatan terlihat rapat. Selena melambaikan tangannya dan ia yakin Jhonatan sudah tidur.
"Mommy."
Selena memberikan isyarat pada Keysa untuk tidak bersuara lantang. Keysa mengangguk, dengan perlahan Selena mengangkat kepala Jhonatan dan menaruhnya di bantal sebelahnya.
Dia melihat sekeliling ruangan dan membuka sebuah pintu ruangan yang di khususkan untuk beristirahat.
"Mommy." Kenzo memandang takjub. Dia melihat sebuah foto ibunya dan Jhonatan. "Bukankah ini Mommy dan Uncle."
Kedua netra Selena melihat sekeliling ruangan yang tidak pernah berubah. Dia sendiri yang menaruh foto dirinya dengan Jhonatan di ruangan ini. Ternyata pria itu tidak membuangnya dan mengubahnya.
"Mommy dan Uncle Jho menikah ya?" tanya Keysa. Dia memberikan sebuah figura kecil pada Selena. Tadi dia melihatnya di atas nakas.
😁😁😁
ko jhonatan mlh amnesia sih????
mnang bnyk dong tu nnek sihir....
Tp kl dia cma pura2,bleh lh....asl jgn bkin ank2nya sdih aja....
Andreas mst brjuang lg y,biar ortumu mau maafin..kli aja kl udh bnrn psah sm nnek sihir,mreka jg mau nrima km jd anknya lg.....smngttt....