NovelToon NovelToon
Satu Milyar Untuk 30 Hari

Satu Milyar Untuk 30 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Tya

zea perempuan cantik yang harus menikah kontrak selama 30 hari dengan leon pengusaha kaya raya.
di dalam perjanjian pernikahan kontrak mereka tidak boleh saling jatuh cinta.
namun berjalannya waktu zea mulai ada rasa dengan Leon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Malam itu, setelah menikmati makan malam yang lezat, Zea dan Leon sama-sama memasuki kamar mereka. Zea langsung duduk di sofa dan asyik memainkan ponsel barunya, mencoba memahami berbagai fitur yang ada.

Sementara itu, Leon duduk di meja kerja dan fokus menatap layar laptopnya, menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda di kantor.

"Tuan Leon," panggil Zea dengan lembut.

Leon mengangkat kepalanya dari layar laptop dan menoleh ke arah Zea. Ia tersenyum melihat Zea yang begitu bahagia bermain dengan ponsel barunya. Leon mengambil ponsel dari tangan Zea dan mengajari Zea cara mengambil foto diri atau selfie.

Setelah berhasil mengambil foto selfie yang sempurna, Zea kembali asyik dengan ponselnya. Ia membuka aplikasi Instagram dan mulai menjelajahi dunia maya, hanya berteman dengan orang-orang yang ia kenal dan mengikuti akun-akun yang menarik baginya.

"Tuan Leon, besok mau dimasakin apa untuk sarapan?" tanya Zea sambil menaruh ponselnya di meja.

Leon menghentikan pekerjaannya sejenak, merenung sebelum menjawab, "Bagaimana kalau kita coba menu baru? Mungkin Nasi Goreng Spesial atau Roti Bakar Keju? Aku yakin kamu bisa membuatnya dengan lezat."

Zea tersenyum gembira mendengar ide sarapan dari Leon dan segera mencatatnya di ponselnya. Keesokan paginya, Zea akan mengejutkan Leon dengan hidangan sarapan yang lezat dan istimewa.

Zea duduk di sofa dengan posisi menyandar, matanya terasa berat dan ngantuk yang menguasai tubuhnya.

Dia menguap panjang, berusaha menjaga kesadarannya namun kedua matanya seakan menolak untuk tetap terbuka. Akhirnya, Zea tak mampu lagi melawan rasa kantuknya dan tertidur pulas di sofa itu.

Sementara itu, Leon masih asyik dengan pekerjaannya di meja yang tak jauh dari sofa. Ia begitu fokus hingga tak menyadari bahwa Zea sudah terlelap. Keringat mengucur di keningnya, membuatnya merasa haus.

"Zea, ambilkan aku minum," seru Leon tanpa menoleh. Namun, tak ada jawaban dari Zea yang sudah terlelap dalam tidur. Leon menunggu beberapa saat sebelum akhirnya menyadari ada yang janggal. Ia menoleh ke arah Zea dan tersenyum tipis melihat istrinya yang sudah terlelap.

"Sudah tidur ternyata," gumam Leon pelan. Ia merasa sayang untuk membangunkan Zea, jadi ia memutuskan untuk mengambil minum sendiri di dapur. 

Dengan langkah pelan, Leon beranjak dari meja kerjanya, berusaha untuk tidak membuat suara yang akan membangunkan Zea yang sedang tidur pulas.

Bibik yang sedang membersihkan ruang tamu, melihat Tuan Leon berjalan menuju dapur. Matanya terbelalak saat menyaksikan tuannya mengambil sendiri gelas air putih dari lemari.

Biasanya, Leon akan meminta bantuan Bibik untuk mengurus segala keperluan seperti itu."Non Zea, kemana Tuan?" tanya Bibik dengan nada khawatir dan bingung.

Namun, Leon hanya menatapnya sejenak tanpa memberikan jawaban. Wajahnya tampak lesu, dan langkahnya terhuyung-huyung.

Bibik merasa cemas melihat kondisi tuannya yang jelas tidak baik.

ceklek.

Leon perlahan membuka pintu kamarnya dan menutupnya kembali. Ia merasa sangat lelah dan pegal di seluruh tubuhnya.

Tanpa berpikir panjang, ia menarik selimutnya dan langsung terlelap dalam tidurnya.

**

Pagi berikutnya, sinar matahari menerobos masuk melalui jendela dapur. Zea, istri Leon, sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk suaminya.

Aroma masakan yang menggugah selera mulai menyebar ke seluruh rumah.Sementara itu, Leon baru saja terbangun dari tidurnya. Kedua matanya terasa berat dan mengantuk, namun ia mencoba untuk bangkit.

Ia meregangkan otot-ototnya yang masih kaku, lalu beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah membersihkan diri dari kamar mandi, Leon mengenakan pakaian kerjanya yang telah disiapkan oleh Zea. Pakaian itu tampak rapi dan sesuai dengan tubuhnya yang atletis. Dia berdiri di depan cermin dan membetulkan dasi yang melingkar di lehernya.

"Aku emang tampan," gumam Leon sambil tersenyum puas melihat penampilannya yang sempurna.

Leon mengambil tas kerjanya dan ponselnya yang berada di atas meja, lalu berjalan keluar dari kamarnya. Begitu pintu kamar terbuka, Zea sudah menunggu di luar sambil tersenyum ramah.

"Selamat pagi, Tuan Leon," sapa Zea dengan suara lembut."Pagi," sahut Leon dengan nada dingin, seolah tak ingin terlalu akrab dengan Zea.

"Idih, langsung kek kulkas lagi, perasaan tadi malam udah mencair deh," sindir Zea sambil mengejek sikap dingin Leon yang berubah-ubah.

Leon hanya menatap Zea dengan wajah datar, seakan tak terpengaruh oleh sindiran itu. Dia duduk di meja makan dan mulai menyantap nasi goreng spesial buatan Zea. Aroma nasi goreng itu menggugah selera, membuat Leon tak bisa menahan laparnya.

Zea duduk di depan Leon, menatapnya dengan ekspresi jengkel yang terselubung. Meski begitu, di dalam hatinya, Zea tahu bahwa di balik sikap dingin Leon, ada sisi lain yang lebih hangat dan lembut. 

Namun, untuk saat ini, Zea harus sabar menunggu hingga Leon mau menunjukkan sisi tersembunyi itu.

"aku berangkat dulu ya," ucap Leon sambil tersenyum dan menggenggam tas yang siap berangkat ke kantor.

"Oke, hati-hati di jalan," balas zea 

"Ini uang belanjamu" sambil memberikan uang belanja pada istrinya. Setelah Leon  berpamitan, zea segera bersiap-siap untuk pergi berbelanja ke pasar bersama bibiknya. Ia mandi dan memilih outfit yang akan dikenakannya hari ini.

Dalam balutan busana yang sederhana, Zea terlihat semakin cantik dengan riasan wajah yang natural. Di lehernya, melingkar sebuah kalung berlian yang menambah kesan mewah pada penampilannya. 

Anting-anting yang dikenakannya pun tak kalah mewah, menghiasi telinga Zea dengan sempurna. 

Setiap gerak langkahnya terasa begitu anggun dan elegan, seolah menunjukkan bahwa Zea adalah seorang wanita yang penuh kebahagiaan dan keberuntungan dalam hidupnya.

Dengan penuh semangat, Zea pun bersama bibiknya menuju pasar untuk membeli kebutuhan dapur dan menyiapkan hidangan istimewa bagi suaminya nanti malam. 

Setiap langkahnya diiringi senyuman yang merekah, menunjukkan betapa ia sangat menikmati kehidupan rumah tangganya bersama Leon.

Mobil yang sudah siap di depan rumah, Zea dan Bibik langsung masuk ke dalamnya. Pak Sopir dengan cekatan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, melewati jalan-jalan yang familiar di mata mereka.

"Pak, ke pasar tradisional saja," seru Zea, antusias ingin merasakan suasana berbeda saat berbelanja

"Tapi, Non, disuruh Tuan ke supermarket," sahut Bibik, ragu akan keputusan Zea

"Gak papa, nanti aku yang bilang ke Leon," jawab Zea dengan yakin, memegang tangannya, meyakinkan Bibik.

"Baik, Non," akhirnya Bibik menyerah dan mengangguk.Pak Sopir pun mengganti arah, melajukan mobilnya menuju pasar tradisional.

Sepanjang perjalanan, Zea dan Bibik asyik mengobrol tentang rencana belanja mereka, membandingkan harga, dan berbagi tips memilih bahan makanan yang baik.

Setibanya di pasar tradisional, Zea langsung keluar dari mobil dengan semangat, diikuti oleh Bibik yang mengikuti langkahnya. Mereka berdua mulai menjelajahi lorong-lorong pasar, mencari barang-barang yang sudah mereka rencanakan sebelumnya. 

Suasana pasar yang ramai dan penuh dengan suara tawar-menawar membuat Zea merasa gembira, terlebih saat dia berhasil mendapatkan barang dengan harga yang lebih murah daripada di supermarket.

***

1
Dewi
👍
Rike
cwok gk besyukur🤦
Dewi
ceritanya sangat bagus
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa
Ivana Make Up
awal yg bagus😍aku suka baca novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!