NovelToon NovelToon
Love In Troble

Love In Troble

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:966
Nilai: 5
Nama Author: rantingpraba

menjadi seseorang yang di tuntut untuk kuat itu hal yang melelahkan,
aku hasil dari ke egoisan orang tua,
menjadikan manusia lain selalu salah di mata,
menuntut keadaan,merasa tidak adil akan takdir, berakhir selalau sendiri, gelap, dingin mencekam tak ada tempat bersandar,
sampai akhirnya seorang gadis merubah suasana dingin ku menghangat,
tempat gelapku bersinar,
menjadikan pundaknya sandaran ternyaman saat lelahku, meski tak semudah itu perjalanan nya, namun dengan senyum maninsnya ia selalu menampakan kekuatan yang membuat aku semakin bertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rantingpraba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14

Braaakk....!!!

suara keranjang baju terjatuh dari tangan ajisa.

ia sangat terkejut dengan apa yang telah matanya tangkap. mulutnya hanya mampu melongo tak percaya.

dua insan sedang berpagut mesra itu pun tersadar dari aktifitasnya, saling melempar tatapan, dengan penuh kegugupan, dan salah tingkah karena telah kepergok adiknya.

"eh kak maaf, aji gak liat kok, beneran gak liat sii ssii lakan lanjutin, gua cuma mau ke kamar mandi, anggap aja gak ada guu guaa permisiii"

dua manusia itu masih termangu di tempatnya dengan mata terkejut masih menatap aji, yang memindik-mindik menuju kamar mandi.

"ajii!! jangan salah paham lu yaak!!" teriak meyza yang sebenarnya sedang menetralisir degup jantungnya,

"gak kak aku gak liat!!" teriak aji dari dalam kamar mandi.

seketika suasana canggung menyerua di dalam ruangan itu, hanya jeno dan meyza di sana masih dengan kegugupan tanpa bergeming.

"eee aku eee gua maauu baa lik kamar dulu"meyza dengan gugup berpamitan pada jeno.

"iii yaa, tidur nyenyak, good night" suara jeno yang berat menyerua telinga meyza membuat kegugupan semakin menjalar.

"hmmm" meyza hanya berdengung seraya mengangguk menahan senyumnya.

sesampainya di kamar. meyza masih memegangi bibirnya, mengusap kembali ranum merah itu mengingat kejadian sebelumnya.

"aaaaa gilaaa gua bisa gilaa tadi apaan, tadi gua ngapain"meyza masih mencerna kejadian beberapa menit yang lalu.

"first kiss gua! first kiss gua! di renggut jeno semudah itu! gak bener nih, ada yang gak beres!

huufft kenapa panas bgt dah huuftt tarik nafaas aaarrgghh gak bisa itu terlalu candu bangsat bibir jeno! gimana gua bisa hadapin dia besok aaargghh!" meyza berdialog sendiri.

sementara di sisi lain jeno masih setia terduduk memproses semua yang terjadi menghasilkan senyum simpul dengan ibu jari yang menempel pada bibirnya.

" heh manis" senyumnya terus berkembang menyeringai tatapan penuh ketidak percayaan.

"bang...! lo gila yah!"

"iy ji gua! gua gila banget kok bisa semanis itu!"

"begoo!"kesal aji

"iy ji gua bego" jeno masih dengan senyum yang sama.

"bang mulai besok gua gak ijinin lo tidur di rumah gua!!" ketus aji.

"lah kenapa?" tanya jeno.

"pala lo kenapa!! lo udah jadian sama kaka gua?"

"belom!"

"lo udah move on dari mantan lo bang?"

"mana mungkin secepat itu ji, walau sedikit tetap masih ada yang tertinggal"

"bangsaaat!!"aji kesal mendengar jawaban jeno bahkan kini tanganya terkepal dengan sempurna seperti bogem yang siap untuk di luncurkan.

"apa sih marah-marah"

"bang lo suka sama kaka gua!!"

"hah.. gak tau!"

"bajingaaan!!" buuuugghh...

"apa apaan sih lo!!" bentak jeno seraya menyeka sedikit darah yang keluar dari bibirnya.

"lo yang apa-apaan!! lo kalau mau main-main jangan kaka gua!! gua cuma punya dia!! kalau sampai lo nyakitin dia lo berurusan sama gua!!" suara aji menggertak.

ini pertama kalinya jeno melihat aji semarah ini, ia tak menyangka anak yang selama ini ia panggil bocil itu bisa semenyeramkan itu saat marah, bahkan tatapanya tak main-main dia benar-benar serius.

"kalau sudah menyangkut keluarga gua, gua gak main-main bang! kecamkan itu!!" suara aji memberat sembari mencengkram kerah baju jeno.

"sekarang gua masih izinin lo tinggal di sini, tapi mulai besok jangan harap lo bisa menginjakan kaki di rumah ini!!" ucap aji penuh penekanan.

"kalau pada akhirnya gua jatuh cinta sama meyza gimana ji?"

"lo kira gua percaya begitu saja sama lo! gua tau ya bang udah berapa cewek yang lo mainin, tapi tolong jangan permainkan kaka gua! lo lancang sekali!! dengan beraninya lo cium kaka gua itu berarti lo udah naruh harapan pada dia! sedangkan lo!! masih mempertanyakan perasaan lo!! emang dasar bajingan!" amarah aji semakin menjadi setiap kalimatnya penuh penekanan dengan jari telunjuk yang terus ia arahkan.

"kalau tujuan lo buat mainin kaka gua! lebih baik jauhin dia! gua bisa liat mata berharapnya dia! gua gak mau kaka gua sakit!"tekan aji

"tapi gua nyaman sama kaka lo! gua merasa selalu tenang di sisi dia, dia yang selalu memeluk luka-luka gua, dia yang bisa menenangkan hari-hari gua yang berantakan ini ji! hanya dia yang bisa!!jadi jangan jauhin gua sama dia ya" ucap jeno dengan mata memohon.

"terus kalau hari dia berantakan! kalau dia sakit! dia harus kemana? gua kasih waktu lo renungi semua yang lo rasain, tanpa melibatkan kaka gua, dia sudah cukup sakit selama ini, jangan menambah bebanya, kalau lo udah yakin! lo bisa kembali kasih kejelasan! gua gak maksa lo bang, hiduplah sesuai apa mau lo, berkelana sejauh yang lo mau tapi jangan libatkan kaka gua, jangan hilangin rasa respect gua ke lo! selesaikan semua yang memberatkan lo! baru lo boleh ambil kaka gua! gua cuma ingin yang terbaik buat dia, gua cuma mau dia bahagia" final aji.

" benar kata lo ji! gak seharusnya gua melibatkan orang lain dalam hidup gua yang berantakan ini, gak seharusnya gua biarkan orang lain ikut menebus rasa sakit gua, gak seharusnya gua jadikan meyza sandaran, di saat dia sendiri butuh bersandar, maafin gua ya ji, maaf gua udah melibatkan kalian,gua akan menepi sejenak dari hidup kalian, sampai gua cukup kokoh buat jadi sandaran dia!"

dengan rasa bersalah jeno melenggang pergi.

"bang bukan gitu maksud gua! woy bang lo mau kemana!"

"gua balik apart aja ji lagian gua udah punya rumah! ssstt jangan berisik mey udah tidur, makasih sekali lagi ya ji udah sadarin gua" dengan senyum jeno melenggang pergi.

"benar kalau bahagia jangan berlebihan! siapa tau sebentar doang" lirih jeno di barengi senyum smriknya

———\*\*\*———

Pagi ini meyza dengan semangat menyiapkan sarapan, begitu harum bau masakan meyza mengganggu indra pemciuman aji yang baru saja bangun dari tidurnya.

"morning adeek" senyum meyza merekah, sembari melongok melihat ke arah belakang aji.

"wiiih acara apaan nih tumben masak banyak! mana baunya enak banget lagi" aji mendudukan dirinya pada kursi di samping meja makan, tangan nya akan meraih ayam goreng namun di tepis oleh tangan meyza.

"huss nanti dulu, mandi dulu sana" perintah meyza.

aji pun pergi menuju kamar mandi, namun meyza masih celingukan melihat ke arah kamar aji yang sampai sekarang ia tak melihat seseorang yang ia harapkan datang.

"huuufft segeer...." aji keluar dari kamar mandi dengan tangan memegang handuk yang menggosok rambut basahnya.

"ji itu bang jeno belom bangun?"tanya meyza

"dah pulang!"

"hah!"

"kenapa emang?"tanya aji

"gak papa" balas meyza menundukan kepalanya seraya memasukan ayam ke kotak bekal.

"dia udah beli unit kemaren, dia juga pasti mau pindahan makanya dia pulang, lagian kan pagi ini dia harus kerja"

"emang harus sepagi ini yah"

melihat gerut wajah kecewa dari meyza aji sedikit iba.

"dia pulang tadi malam"

"oowwhh" tentu saja meyza kecewa, bagaimana bisa jeno pergi begitu saja setelah ia mengambil first kiss nya.

"kenapa lo! kenapa muka lo jadi di tekuk gitu?" tanya aji

"gak papa!"

"lo suka sama bang jeno?"

"apaan sih lo! enggak lah ngawur lo!" senyum terpaksa meyza tampilkan

"lo pikir gua bego!!"

"hehe... keliatan banget yah!"

"dari awal gua ajak dia ke rumah, gua udah liat dari mata lo, kalau lo udah ngasih atensi lo buat dia"suara aji terjeda

"tapi gua minta lo jangan berharap lebih sama dia, gua kenal dia dari lama, gua lebih tau dia, jadi sebelum semakin dalam lebih baik lo selamatin hati lo " lanjut aji.

"apaan sih lo! udah ah gak usah bahas itu, nih bekel lo! gua berangkat dulu,udah di tungguin taxi online! gua bawa rara riri ?" sembari memberikan aji bekal meyza melenggang pergi.

"hati-hati kak"

———\*\*\*———

Kini jeno sedang berkutik di meja kerjanya, berkas yang begitu menumpuk, menumpangkan kepalanya pada tangan sebelah kanan, menyeruput kopi di pagi hari adalah cara ia menyangkal rasa capeknya.

"jen... jeenn lo harus liat ini!!" dengan tergesa mika berlari memasuki ruangan jeno membawa sebuah berkas.

"ada apa dengan ravera kenapa tiba-tiba dia menolak kerja sama ini! jen kita harus gimana, sedangkan 2minggu lagi launching RA.BEAUTY" dengan raut frustasi mika mencecar jeno.

"coba kita hubungi ulang managernya"

"gak bisa jen! managernya yang nganterin langsung berkas ini! gua udah mencoba negosiasi tapi di tolak! kita harus gimana gak mungkin kita ganti model kan? ravera sudah jadi branding terbaiknya RA.beauty"

" lo gak usah panik gua akan usahain narik ravera kembali!!" ucap jeno.

"lo yakin? gimana kalau lo adalah alasan dia menolak ini!"

"kenapa gua!"

"ya karena lo putusin dia"

"apa maksud lo! dia yang selingkuhin gua!!" amarah jeno memuncak.

"apa apaan kalian! mau berantem lagi?"

tiba-tiba doni dari arah pintu masuk menimbrung percakapan kedua saudara itu.

"gua pastikan! gua bakal bawa ravera kembali jadi BA kita! gimanapun caranya!!catat itu!!" dengan raut amarah jeno menyambar kunci mobil nya lalu keluar dari ruanganya.

"lo gak seharusnya bawa-bawa masalah pribadi dia!" doni bersuara

"sorry... gua kelepasan! gua gak bermaksud seperti itu"rasa bersalah mika mulai menyelimuti.

———\*\*\*———

Dengan tatapan penuh amarah jeno melajukan mobilnya, di tengah kemacetan metropolitan.

"sialaan!! kenapa semua orang selalu saja menekan gua untuk sempurna! apa gua gak berhak buat kesalahan!!

bahkan di saat orang lain yang salah! gua tetap diam! tapi kenapa di mata semua orang gua selalu jadi pihak yang salah!

se gak pantas itukah gua di cintai!!"

jeno terus-terusan menyumpah serapahi dirinya sendiri tanpa ia sadari kemudinya hampir menyerempet mobil lain namun ia berhasil mengubah haluan secara drastis ke tepi jalan, menghentikan laju mobilnya secara mendadak, telinga berdengung, kabut seakan menutupi, kepala dengan berbagai isi berbisik secara bersamaan , kalap, kalang kabut tak terhindar dari ramainya isi otak yang kini, hanya mampu ia nikmati rasa sakitnya.

...****************...

"huuufft hampir aja gua mati, huuh huuuh aarrkkhh kepala gua! aakkhhh dieem bajingan gua capek!!" dengan keras jeno berulang kali memukul kepalanya yang terasa sangat brisik itu, bahkan ia sampai memukulkan kepalanya di atas kemudinya mengasilkan gores pada keningnya membiarkan sedikit darah keluar begitu saja, ia mencoba meraih kotak obat yang ia selalu bawa,meminum beberapa butir dengan tergesa,seketika ketenangan pun menjalar pada dirinya.

setelah memastikan dirinya telah di kuasai kesadaran jeno meraih ponselnya menelfon seseorang.

​Jeno : dimana lo!!

​Ravera : akhirnya kamu telfon aku juga, aku kangen sayang

​jeno : stop panggil gua sayang kita udah putus.

​Ravera : gak kita belum putus!! aku gak gak nerima permintaan putus kamu.

​jeno : gak tau diri! lo yang selingkuhin gua! masih punya muka lo ngomong gitu.

​Ravera : tapi aku masih sayang sama kamu jen! aku pilih kamu!

​jeno : shut up ! dimana lo sekarang?

​Ravera : aku di agensi! kamu mau samperin aku?

​jeno : ok gua kesana.

jeno pun mematikan panggilannya, kembali melajukan mobilnya menuju VA.entertaiment.

sesampainya jeno di tempat itu, ia di sambut oleh pelukan ravera yang begitu erat. sepertinya jeno sangat malas menanggapi manja nya vera, dengan jengah ia menyingkirkan tangan vera pada pelukanya.

"jeen aku kangen looh, kamu kemana aja? kenapa nomor aku di blok?" cecar vera

"gua kesini bukan mau ngomongin masalah hubungan kita! bagi gua semua sudah selesai" muka datar nan dingin yang tak mampu jeno sembunyikan lagi.

"gak ..! gak...!! jen kita belum selesai!!"

"cukup vera!! gua gak pernah semarah ini sama lo! cukup... cukup.. gua udah muak" suara jeno meluruh.

tatapan mata vera sudah di penuhi cairan bening yang siap di tumpahkan, matanya memerah memohon kalau ia ingin kembali pada kekasihnya, ia sangat menyesal.

"jeno sayang jangan gini yah aku mau lakuin apa aja asal kamu kembali lagi sama aku, jen maafin aku, kita perbaiki lagi hubungan kita, hhiikkss... hhikss... aku gak mau kehilangan kamu" air matanya berakhir tumpah menyelimuti rasa bersalah vera menggenggam tangan jeno.

"ver udah yah!

I beg you that we are done, there is nothing that needs to be repaired, our relationship has been damaged for a long time, hanya saja kita baru saja menemukan celah untuk saling keluar dari relationship ini...cukup yah.. kamu bisa bahagia lagi kan? dengan orang lain, bukan aku!" suara lembut jeno menyertai setiap kata yang rasanya menyakitkan ini, 3tahun ia bertahan dengan hubungan toxic ini, namun selama ini jeno tak mampu melepasnya karena ia begitu sangat mencintai wanita ini, bohong kalau ia sudah tak memiliki perasaan lagi 3tahun bukan hal yang singkat untuk menjalani sebuah hubungan, rasa tertinggal itu masih ada hanya sudah tak utuh lagi.

I LOVED YOU iyaa dulu....

TO BE CONTINUE......

1
Selfi Selfi
Lanjutkan Thor... semangat 🔥


~saling suport yuk
Aja
Gelut Mulu heran
Aja
jangan di gantungin kelamaan Jen, ayo jadian
Aja
ajisa😭
Aja
lanjut
Aja
ceritanya keren bikin penasaran setiap part ayo cepat up lagi kak
Aja
aduh di bikin penasaran sama jeno dan mika sebenarnya ada apa😭
Aja
baper🥴
Aja
sedih banget deh
Má lúm
Tolong update cepat, jangan biarkan aku mati penasaran 😩
Min meow
Terima kasih sudah menulis cerita yang sangat menghibur dan memikat hati kita semua!
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Terharu banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!